Anda di halaman 1dari 8

KEPEMIMPINAN BAPAK SHOLAHUDDIN, S.Sos. M.Pd.

DI MADRASAH ALIYAH MANBA’UL A’LAA PURWODADI


oleh :Mukhamad Rokim

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat menarik
untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan itu
esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk
diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban umat manusia. Terlebih
pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin
sulit mencari pemimpin yang baik (good leader).
Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai sasarannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan pekerjaannya
sesuai dengan sasaran yang diharapkan . Kepemimpinan adalah sebuah alat/sarana atau suatu
proses dalam organisasi untuk membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita dalam mencapai sasaran organisasi.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk menggerakkan dan
mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu
ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan adanya ancaman, maka bawahan akan
takut dan mematuhi semua perintah atasan. Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas
daripada kekuasaan karena kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar
melakukan apa yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan / sasaran organisasi .
Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalam
suatu kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu konflik atau perselisihan antara
orang-orang dalam kelompok tersebut, maka pemimpin organisasi mencari alternative
pemecahannya supaya terjadi kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati bersama.
Kepemimpinan dalam sebuah lembaga pendidikan harus dilaksanakan dengan baik dan
benar untuk mmendapatkan hasil yang baik pula. Seorang pemimpin dala sekolah atau kepala
sekolah harus mampu menangani mempimpin kelancaran kegiatan dalam sekolah, baik
pembelajaran, guru, siswa, sarana prasarana dan lingkungan. Di samping itu endidikan
memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia.Mengingat pentingnya pendidikan bagi
kehidupan manusia, maka Is- lam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, memberikan
perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia.1
Dalam paper ini penulis mengungkapkan sekilas tentang kepemimpinan di Madrasah Aliyah
Manba’ul A’laa Purwodadi
Pendidikan merupakan ladang investasi terbesar dalam membangun dan membentuk
manusia seutuhnya (insanul kamil). Sentuhan pendidikan di- yakini mampu membentuk
sumberdaya manusia (human resources) yang beradab dan berkualitas. Keluarga sebagai
lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak, memiliki peran yang cukup besar dalam
mewujud- kan cita-cita tersebut.2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kepemimpinan Kepala Sekolah di Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa
Purwodadi sesuai dengan teori kepemimpinan ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan model dari kepemimpinan di lembaga Madrasah Aliyah
Manba’ul A’laa Purwodadi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui model kepemimpinan di Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa
Purwodadi
2. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan model dari kepemimpinan di
Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa Purwodadi

1
Luis Ma and others, ‘(Kajian Kritis Terhadap Pemikiran Muhammad Abduh Dan Muhammad Iqbal)’,
3.1(2016).
2
Hasan Baharun, ‘Pendidikan Anak Dalam Keluarga; Telaah Epistemologis’, Pedagogik, 3.2 (2016), 96–
107.
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kepemimpinan


Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seorang
pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan
tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju dan
bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat
kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan
kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga
pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih
mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan
kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi
kepentingan anggota lainnya dalam kelompok.3
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai
kinerja untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya.4 Kepemimpinan
adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu
tertentu.
Harbani mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk
menggerakkan orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati
bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu.5 Kepemimpinan diartikan sebagai proses
mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota
kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai
strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk
mencapai tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi,
memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi.

3
Bass, B.M. 1985. Leadership And Performance Beyond The Expectations. Hlm. 21
4
Rensis Linkert, 1961, New Patterns Of Management, New York: Mcgraw Hill.Hlm. 30.
5
Harbani, Pasolong. 2008. Kepemimpinan Birokrasi, Bandung : CV.Alfabeta. Hlm. 5
Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam
memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada bawahannya 6

Kepemimpinan dalam organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam membangun
hubungan antar individu dan pembentuk nilai organisasi yang dijadikan sebagai pondasi dasar
bagi pencapaian tujuan organisasi.7
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka
mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan
menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan
yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan juga merupakan proses
menggerakkan grup atau kelompok dalam arah yang sama tanpa paksaan. Dalam paper ini
dijabarkan pola kepemimpinan di Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa Purwodadi sesuai
dengan teori-teori kepemimpinan.

B. Kepemimpinan di Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa Purwodadi


Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa Purwodadi merupakan salah satu lembaga yang
berdomisili di Jl. Kolonel Sugiono Gg II No. 19 Purwodadi Kabupaten dalam proses
pembelajaran dan kinerja semua guru tenaga kependidikan secara umum dapat dikatakan
berjalan dengan baik dan lancar. Namun dari segi kepemimpinan apabila dikaitkan dengan
teori-teori kepemimpinan yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Teori Sifat
Teori sifat dalam kepemimpinan menitikberatkan pada “keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik maupun psikologis.
Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri kepribadian yang bukan saja
bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar”. Seseorang dapat menjadi
pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Teori sifat
adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang
membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan
yang berada di Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa Purwodadi yang berada di bawah
kepemimpinan bapak Sholahuddin, S.Sos. M.Pd., beliau merupakan sosok seorang yang
penyabar, mudah menerima masukan dari luar, selain itu ketika menghadapi suatu masalah
6
Hasan Baharun, ‘Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem Kepemimpinan Kepala Madrasah’, At-
Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah, 6.1 (2017), 1–25.
7
Hasan Baharun, ‘Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem Kepemimpinan Kepala Madrasah’, At- Tajdid:
Jurnal Ilmu Tarbiyah, 6.1 (2017), 1–25.
bapak Kepala Madrasah kami tidak pernah merasa gugup atau takut dalam menghadapinya.
Ada perasaan tenang dalam dirinya. Walaupun terkadang bapak kepala sekolah ini jika tersi
nggung dengan suatu masalah terkadang juga memiliki sifat marah namun masih dalam
kategori dapat mengendalikan. Sehingga dari segi sifat memang termasuk salah satu sosok
yang memiliki bakat untuk menjadi pemimpin dan memiliki wibawa tersendirri di hadapan
guru lainnya.
2. Teori Great Man
Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak seseorang lahir. Bennis & Nanus
menjelaskan bahwa teori ini berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan. Kekuasaan
berada pada sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan
memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk menempati posisi sebagai
pemimpin. “Asal Raja Menjadi Raja” ( Anak raja pasti memiliki bakat untuk menjadi raja
sebagai pemimpin rakyatnya.8 Sedangkan kepala sekolah di lembaga ini secara tidak
langsung sudah sesuai dengan teori ini dimana beliau merupakan salah satu anak dari
pengasuh pesantren setempat. Yaitu sosok seorang pemimpin, pengasuh, bapak, dan guru
bagi santri-santri yang berada di pesantren tersebut
3. Teori Big Bang
Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin. Mengintegrasikan
antara situasi dan pengikut. Situasi merupakan peristiwa besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi. Pengikut adalah orang yang
mengokohkan seseorang dan bersedia patuh dan taat. Dalam teori ini kepala madrasah
bukan terasuk kategori pemimpin sebagaimana yang ada dalam teori ini.
4. Tingkah Laku
Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak
dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah (instruksi), cara
memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara
membimbing dan mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara
menegur dan memberikan sanksi.
Dalam memimpin madrasah di lingkungannya bapak kepala Madrasah tidak
cenderung menempatkan diri sebagai pemimpin. Bahkan sering tertawa bersama, guru

8
Warren Bennis and Burt Nanus, 1990, Leaders (Strategi For Taking Charge), Hlm. 7
yang lain. Sehingga guru tidak merasa takut dengan kepala sekolah. Sehingga tercipta
keharmonisan dalam kantor madrasah.
5. Teori personal situasional
Kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian
pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada
kelompok. Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan sebelumnya
memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal ini tidak mungkin setiap
organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan tunggal untuk segala situasi
terutama apabila organisasi terus berkembang atau jumlah anggotanya semakin besar.
Sifat kepemimpinan dari kepala Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa Purwodadi selama
menjadi kepala mencerminkan seorang yang memang layak untuk dituakan atau dijadikan
pemimpin dalam lembaga ini. Secara umum beliau mampu mengondisikan suatu masalah
dan menyelesaikannya serta mampu berinteraksi dengan semua guru dengan baik. Guru-
guru dan tenaga kependidikan secara umum bias menerima keberadaan bapak kepala
madrasah menjadi seorang pemimpin di kalangan mereka. Selain itu ada keterbukaan
antara beliau dengan semua guru sehingga dapat menciptakan kepercayaan n tersendiri
bagi guru terhadap pemimpin.
Wajar masih ada guru satu atau dua yang terkadang tidak bias atau kurang puas
menerima keputusan kepala madrasah yang terkadang harus diambil sikap secara
mendadak dan tidak memerlukan pertimbangan dari pihak lain. Hal ini terkadang
membutuhkan skill kepemimpinan yang diharapkan. Sebagaimana ketika menghadapi
tamu yang kelihatan seperti tamu terhormat memenuhi kepala madrasah namun pada
intinya hanya sebatas mencari makan dengan menipu pihak-pihak sekolah untuk
kepentingan pribadi. Hal ini terkadang sering muncul apabila di lingkungan sekolah
merupakan lingkungan perkotan atau dekat dengan jalan raya.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai
tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan di lembaga
Madrasah Aliyah Manba’ul A’laa dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki nasab
atau keturunan seorang pemimpin. Dibalik sifatnya yang mudah menerima masukan dari
pihak manapun kepala madrasah selaku pemimpin juga mudah bergaul dengan semua
teman atau bawahannya. Selain itu kepemimpinannya cenderung kuat karena ada
keterbukaan nantara pemimpin dan yang dipimpin. Namun dibalik itu semua sebenarnya
ada sifat keras yang dmiliki oleh kepala sekolah. Namun tidak mempengaruhi
kepemimpinannya.
Dari kepemipinan seperti ini, terlalu terbuka dengan anak buah, kepemimpinan yang
beda tipis antara pemimpin dan yang dipimpin, jika seorang pemimpin tidak memilikii sifat
ketegasan yang cukup maka akan berakibat fatal dalam organisasi. Sebaliknya jika
pemimpin terlalu dekat dengan yang dipimpin dan terbuka namun tetap ada kektegasan
yang dilakukan dalam menghadapi suatu masalah maka akan memperkuat posisi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Baharun, Hasan, ‘Pendidikan Anak Dalam Keluarga; Telaah Epistemologis’, Pedagogik, 3 (2016),
96–107
‘Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Sistem Kepemimpinan Kepala Madrasah’, At- Tajdid:
Jurnal Ilmu Tarbiyah, 6 (2017), 1–25
Bass, B.M. 1985. Leadership And Performance Beyond The Expectations. Bennis.Warren and
Burt Nanus, 1990, Leaders : Strategi For Taking Charge Harbani, Pasolong. 2008.
Kepemimpinan Birokrasi, Bandung : CV.Alfabeta.
Linkert.Rensis, 1961, New Patterns Of Management, New York: Mcgraw Hill.XMa, Luis, Al
Munjid, Al Mu, Kajian Kritis, Muhammad Abduh, and Muhammad Iqbal, ‘(Kajian Kritis
Terhadap Pemikiran Muhammad Abduh Dan Muhammad Iqbal)’, 3 (2016)

Anda mungkin juga menyukai