Anda di halaman 1dari 29

RMK PENGAUDITAN II

“Pengauditan Siklus Persediaan dan Penggudangan”

Dosen Pengampu:
Anak Agung Ngurah Agung Kresnandra, S.E.,M.S.A.,Ak.,CA.

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Ida Ayu Ratih Weda Dwijayani (2007531155)
Ni Putu Mila Purwitasari (2007531217)
Ni Putu Cahyani Wipagandhi (2007531247)
Ayu Cantika Amanda (2007531259)
I Gde Made Dhiyo Mahautama (2007531283)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
A. Fungsi - Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan yang Berlaku
Persediaan memiliki berbagai macam bentuk, tergantung sifat entitasnya. Untuk
mempelajari siklus persediaan dan penggudangan, kita akan menggunakan perusahaan
manufakur sebagai contoh, yang dimana persediaannya meliputi bahan baku, perlengkapan
(supplies) dan suku cadang untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses yang
masih akan diolah lebih lanjut, dan barang jadi yang diap untuk dijual.

Gambar 17-1

Pada gambar 17-1 berikut menggambarkan aliran fisik barang dan aliran biaya dalam
siklus persediaan dan penggudangan untuk sebuah perusahaan manufaktur. Bisa
diperhatikan pendebetan atas akun T persediaan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik untuk melihat bagaimana siklus persediaan dan penggudangan berkaitan
dengan siklus pembelian dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.
Keterikatan langsung dengan siklus penjualan dan penerimaan piutang terjadi pada saat
barang jadi berkurang (dikredit) dan pembebanan (pendebetan) ke akun harga pokok
penjualan (HPP). Terdapat 6 fungsi yang membentuk siklus persediaan dan penggudangan
yang akan dibahas yaitu sebagai berikut.
1. Pembuatan Order Pembelian
Siklus pembelian dan penggudangan dimulai dengan adanya permintaan bahan
baku untuk diproduksi. Permintaan pembelian adalah formular yang digunakan untuk
meminta agar bagian pembelian memesan persediaan. Permintaan ini bisa diinisiasi
oleh pegawai gudang ketika bahan baku dibutuhkan, atau oleh perangkat lunak
komputer yang secara otomatis akan memesan barang ketika persediaan mencapai
tingkat tertentu, yang dimana akan dipesan ketika ada permintaan untuk kebutuhan
produksi atau dipesan secara rutin setelah dilakukan perhitungan persediaan periodik.
2. Penerimaan Bahan Baku
Penerimaaan bahan baku juga merupakan bagian dari siklus pembelian dan
pembayaran yang meliputi inspeksi atas barang yang diterima untuk memeriksa
kebenaran jumlah maupun kualitasnya. Bagian penerimaan membuat laporan
penerimaan barang yang akan menjadi salah satu dokumen yang diperlukan sebelum
pembayaran bisa dilakukan. Setelah diperiksa, bahan baku akan dikirim ke gudang dan
copy dari laporan penerimaan barang atau electronic notifications berkenaan dengan
penerimaan barang biasanya dikirim juga ke bagian pembelian, bagian gudang, dan
bagian utang usaha. Pengawasan dan pertanggungjawaban diperlukan pada setiap
pengiriman atau perpindahan barang.
3. Penggudangan Bahan Baku
Setelah bahan baku diterima, biasanya bahan baku akan disimpan di dalam
gudang. Apabila bagian lain memerlukan bahan baku untuk produksi, pegawai bagian
produksi akan mengirimkan permintaan bahan baku yang telah mendapat otoritas dari
kepala bagian produksi, perintah kerja, atau dokumen serupa itu, yang dimana
menyebutkan jenis dan jumlah material yang diperlukan. Dokumen perintah ini
digunakan untuk memutakhirkan master file persediaan perpetual dan mencatat
pengiriman dari bahan baku ke akun persediaan barang dalam proses. Pada entitas yang
memiliki manajemen persediaan terintegrasi dan menggunakan sistem akuntansi
berkomputer, pemutakhiran ini berlangsung secara otomatis.
4. Pengolahan Barang
Proses pengolahan barang ini sangat bervariasi antara perusahaan satu dengan
perusahaan lainnya. Perusahaan menentukan barang yang akan diproduksi berdasarkan
pesanan tertentu dari konsumen, perkiraan penjualan, tingkat persediaan yang
ditetapkan di muka, atau atas dasar lainnya. Biasanya perusahaan memiliki bagian
khusus yang bertanggungjawab untuk menentukan jenis dan kuantitas barang yang
akan diproduksi
Suatu sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian yang penting
untuk fungsi pengolahan barang pada semua perusahaan manufaktur. Sistem akuntansi
biaya ini nantinya akan menghasilakn informasi untuk perncanaan dan pengawasan
manajemen dan penilaian persediaan untuk penyusunan laporan keuangan. Terdapat
dua jenis sistem akuntansi biaya, yaitu: sistem harga pokok pesanan (job cost system)
dan sistem harga pokok proses (process cost system). Dalam sistem akuntansi biaya
pesanan biaya akan dikumpulkan menurut pesanan individual pada saat bahan baku
dipakai dan biaya tenaga kerja terjadi. Sedangkan, sistem akuntansi biaya proses, biaya
akan dikumpulkan per proses dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan
pada produk sepanjang proses yang dilaui.
Dalam sistem akuntansi biaya ini ada yang dinamakan catatan akuntansi biaya
yang dimana terdiri dari master files, spreadsheets, dan laporan yang mengumpulkan
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik per pesanan atau proses ketika
biaya-biaya tersebut terjadi. Saat pesanan atau produk selesai, biaya pokok yang
bersangkutan akan ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi berdasarkan
laporan bagian produksi.
5. Penyimpanan Barang Jadi
Setelah barang jadi selesai, barang tersebut akan disimpan di gudang dan
menunggu pengiriman ke konsumen. Di perusahaan yang memiliki pengendalian
internal yang baik, persediaan barang jadi berada dalam pengawasan fisik di lokasi yang
terpisah, yatu di area yang hanya bisa dimasuki oleh petugas tertentu saja. Pengendalian
atas barang jadi sering dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penerimaan
piutang.
6. Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan
piutang. Pengiriman barang ke konsumen dalam pertukaran dengan kas atau aset
lainnya, seperti misalnya piutang usaha, menciptakan pertukaran asset yang diperlukan
untuk memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Pada kebanyakan transaksi penjualan,
pengiriman sebenarnya menjadi penyebab terjadinya pengakuan piutang usaha dan
penjualan dalam sistem akuntansi. Oleh karena itu, pengiriman barang jadi harus
diotorisasi dengan menggunakan dokumen pengiriman barang yang tepat.

Adapun catatan yang berlaku dalam siklus persediaan ini, yaitu:

a. Master File Persediaan Perpetual


Master file persediaan perpetual ini adalah salah satu catatan yang biasanya secara
khusus digunkan untuk bahan baku dan barang jadi. Master file persediaan
perpetual biasanya berisikan informasi tentang jumlah unit yag dibeli, dijual, dan
sisa dalam persdiaan. Untuk pembelian bahan baku, master file persediaan
perpetual dimutakhirkan secara otomatis ketika pembelian persediaan diproses
sebagai bagian dari pencatatan pembelian. Sebagai contoh, apabila sejumlah unit
dan biaya per unit setiap pembelian material dimasukkan ke sistem komputer,
informasi ini digunakan untuk memutakhirkan master file persediaan perpetual dan
juga jurnal pembelian dan master file utang usaha. Sedangkan untuk persediaan
perpetual barang jadi biasanya berisi informasi yang sama dengan perpetual bahan
baku tetapi lebih kompleks karena selain biaya juga disertai dengan unitnya. Biaya
pokok barang jadi terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik, yang seringkali memerlukan pengalokasian dan pembukuan yang
rinci.
Berikut merupakan gambar yang meringkas terkait fungsi - fungsi bisnis dan aliran fsik
persediaan sejak dari pembelian bahan baku hingga ke pengiriman barang jadi ke
konsumen serta memberikan gambaran dokumen - dokumen yang lazim digunakan untuk
mendukung fungsi - fungsi tersebut.

Gambar 17-2

*dilakukan perhitungan fisik persediaan dan dilakukan pembandingan dengan catatan


perpetual dan pembukuan pada setiap tahapan dalam siklus. Disini auditor harus
memastikan bahwa pisah batas pencatatan dokumen sesuai dengan lokasi fisik persediaan.
Penghitungan biasanya dilakukan sekurang - kurangnya sekali dalam setahun. Apabila
sistem persediaan perpetual beroperasi dengan baik, hal ini bisa dilakukan berdasarkan
siklus sepanjang tahun.
+ Sudah termasuk biaya untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

B. Bagian - Bagian dalam Pengauditan Persediaan


Tujuan dari keseluruhan pengauditan siklus persediaan dan penggudangan adalah untuk
memberikan asurans bahwa laporan keuangan menyajikan bahan baku, barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi secara wajar. Audit atas siklus persediaan dan
penggudangan ini dibagi menjadi lima aktivitas dalam siklus sebagai berikut.
1. Pembelian dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
Bagian audit ini mencakup 3 fungsi, yaitu pembuatan order pembelian,
penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (seperti ilustrasi gambar 17-2
tadi). Auditor memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal ketiga fungsi ini
dan kemudian melakukan pengujian pengendalian sera pengujian substantif golongan
transaksi pada kedua siklus, yaitu siklus pembelian dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia. Pengujian tersebut harus memuaskan auditor bahwa
pengendalian yang berkaitan dengan pembelian bahan baku dan biaya manufaktur
beroperasi secara efektif dan bahwa transaksi pembelian telah ditetapkan dengan benar.
Dan apabila tenaga kerja langsung merupakan bagian yang signifikan dari persediaan
barang yang diproduksi, maka auditor harus memeriksa ketepatan akuntansi untuk
biaya - biaya yang tercakup dalam siklus penggajian dan personalia.
2. Transfer aset dan biaya internal
Aktivitas ini meliputi fungsi keempat dan kelima. Klien mencatat aktivitas ini ke
dalam catatan akuntansi biaya yang independent terhadap siklus lain dan diuji sebagai
bagian dari audit atas siklus persediaan dan penggudangan.
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya
Aktivitas ini bersangkutan dengan fungsi terakhir. Karena ini merupakan bagian
dari siklus penjualan dan pengumpulan piutang, auditor memperoleh pemahaman dan
menguji pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari
pengauditan atas siklus tersebut, termasuk prosedur - prosedur untuk memeriksa
ketelitian pengkreditan atas catatan persediaan dalam master file persediaan perpetual.
4. Observasi penghitungan fisik persediaan
Auditor harus mengobservasi penghitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh
klien untuk memastikan bahwa persediaan terbukukan sungguh - sungguh ada pada
tanggal neraca dan telah dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik
merupakan jenis bukti penting yang dimana digunakan untuk memeriksa keberadaan
dan penghitungan persediaan, terlebih jika persediaan material terhadap laporan
keuangan.
5. Penatapan harga dan kompilasi persediaan
Biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji terlebih
dahulu untuk menentukan apakah klien telah menerapkan metode persediaan yang
sesuai dengan standar akuntansi dan konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur
audit yang digunakan untuk memeriksa biaya perolehan ini disebut dengan pengujian
harga. Selain pengujian harga, auditor juga harus melakukan pengujian kompilasi
persediaan, yaitu pengujian yang dilakukan untuk memeriksa apakah penghitungan
fisik telah diikhtisarkan dengan benar, serta jumlah dan harga telah dikalikan dengan
benar, dan hasil perkalian tersebut telah dijumlahkan vertikal untuk kemudian
dicocokkan dengan saldo yang ada di buku besar.

Gambar berikut meringkas lima bagian dari siklus pengauditan atas persediaan dan
penggudangan. Karena adanya saling keterkaitan antara siklus persediaan dan
penggudangan dengan siklus lainnya, beberapa bagian dari audit atas persediaan akan lebih
efisisen apabila diuji dengan pengujian audit atas siklus lainnya.
Observasi penghitungan fisik persediaan dan penetapan harga serta kompilasi persediaan
diaudit dengan menggunakan prosedur analitis dan pengujian rinci saldo (dua kotak
terakhir dalam gambar di atas).

C. Pengauditan Akuntansi Biaya


Pembahasan tentang pengauditan akuntansi biaya dimulai dengan transfer aset internal,
mulai dari bahan baku ke barang dalam proses dan kemudian ke persediaan barang jadi.
Sistem dan pengendalian akuntansi biaya berbeda-beda antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan lainnya. Perbedaan ini sangat bervariasi dan lebih banyak dibanding
dengan bidang audit lainnya karena keanekaragaman unsur persediaan dan tingkat
kecanggihan yang diinginkan manajemen.
1. Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berkaitan dengan proses
yang mempengaruhi persediaan fisik dan jejak biaya sejak bahan baku diminta hingga
hasil produksi selesai dan dipindahkan ke gudang. Pengendalian ini dapat dibagi
menjadi dua kategori utama sebagai berikut:
a. Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi.
b. Pengendalian atas biaya yang bersangkutan.

Hampir semua perusahaan memerlukan pengawasan fisik atas aset-asetnya untuk


mencegah terjadinya kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Untuk
melindungi aset, kebanyakan perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses
ke area penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi untuk
mengawasi pergerakan persediaan. Klien bisa menggunakan dokumen bernomor urut
tercetak dan mengharuskan adanya persetujuan dari pejabat yang berwenang untuk
perpindahan aset guna melindungi aset dari penyalahgunaan. Copy elektronik atau
berupa kertas dari dokumen ini harus dikirimkan langsung ke bagian akuntansi oleh
personil yang menerbitkannya, dengan melewati orang yang bertugas menyimpan aset.
Contoh dokumen tipe ini yang efektif adalah permintaan material yang telah diberi
persetujuan untuk mendapatkan bahan baku dari gudang.
Master file persediaan perpetual diselenggarakan oleh orang yang tidak bertugas
menyimpan aset atau tidak memiliki akses ke aset adalah pengendalian akuntansi biaya
lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
a. Menyediakan catatan tentang persediaan yang ada, yang digunakan untuk
menginisiasi produksi atau permintaan tambahan bahan baku atau barang.
b. Menyediakan suatu catatan tentang pemakaian bahan baku dan penjualan
barang jadi, yang bisa di-review untuk melihat ada tidaknya barang yang sudah
usang atau lambat laku.
c. Menyediakan catatan yang dapat menunjukkan penanggungjawabnya apabila
terjadi selisih antara hasil perhitungan fisik dengan jumlah yang tercantum
dalam catatan perpetual.

Selain itu, pengendalian internal yang memadai yang mengintegrasikan catatan


produksi dan akuntansi untuk menyediakan data biaya yang akurat untuk semua produk
sangat penting untuk membantu manajemen dalam menetapkan harga barang jadi,
mengendalikan biaya, dan menetapkan harga pokok persediaan.

2. Pengujian Akuntansi Biaya


Konsep pengauditan akuntansi biaya persediaan tidak berbeda dengan apa yang
telah dibahas untuk siklus-siklus transaksi lainnya, yaitu: memahami pengendalian
internal dalam sistem akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian direncanakan,
menentukan luasnya pengujian pengendalian, dan merancang pengujian pengendalian
dan pengujian substantif golongan transaksi untuk memenuhi tujuan audit transaksi.
Auditor biasanya menekankan pada empat aspek akuntansi biaya sebagai berikut:
a. Pengendalian fisik atas persediaan
Pengujian atas pengendalian fisik bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi yang dilakukan auditor biasanya dibatasi pada observasi dan meminta
keterangan. Auditor dapat memeriksa area gudang bahan baku untuk menentukan
apakah persediaan dilindungi dari kemungkinan pencurian dan penyalahgunaan
dengan menggunakan gudang berkunci atau alat pengamanan lain, termasuk ada
tidaknya penanggungjawab penyimpangan dalam gudang.
Apabila auditor berkesimpulan bahwa pengendalian fisik sangat tidak memadai
sehingga persediaan akan menjadi sulit untuk dihitung dengan tepat, maka auditor
harus memperluas observasi atas pengujian perhitungan fisik persediaan untuk
memastikan bahwa penghitungan yang memadai telah dilakukan.
b. Dokumentasi dan catatan untuk perpindahan persediaan
Pusat perhatian auditor dalam memeriksa perpindahan persediaan dari satu
lokasi ke lokasi lainnya adalah pada ada tidaknya pencatatan atas perpindahan
barang, apakah semua perpindahan dicatat, dan apakah kuantitas, deskripsi, serta
tanggal dari semua catatan dilakukan dengan akurat. Pemberian label dengan
standardized bar codes yang bisa di-scan dengan bar-code readers, serta
penggunaan teknologi lain akan memudahkan bagi klien untuk menelusur jejak
pergerakan barang sepanjang proses produksi.
Pada waktu mengaudit perpindahan persediaan, auditor pertama-tama harus
memahami pengendalian internal klien dalam pencatatan perpindahan sebelum
auditor melakukan pengujian yang relevan. Setelah dipahami, auditor akan mudah
melakukan pengujian pengendalian atau pengujian substantif golongan transaksi,
dengan memeriksa dokumen dan catatan untuk menguji tujuan keterjadian dan
ketelitian perpindahan barang dari gudang bahan baku ke pabrik.
Sebagai contoh, auditor memeriksa urutan permintaan bahan baku, memeriksa
persetujuan pejabat yang berwenang atas permintaan bahan baku tersebut, dan
membandingkan kuantitas, deskripsi, dan tanggal dengan informasi yang tercantum
dalam master file persediaan bahan baku perpetual untuk memastikan bahwa
pengendalian yang bersangkutan berjalan dengan efektif dan jumlah tersebut dicatat
dengan benar.
c. Master file persediaan perpetual
Apabila master file persediaan perpetual akurat, auditor dapat menguji
penghitungan fisik persediaan sebelum tanggal neraca. Penghitungan fisik
persediaan interim atau penggunaan penghitungan siklus sepanjang tahun, dapat
menghemat biaya secara signifikan baik bagi klien maupun bagi auditor, dan audit
bisa diselesaikan dengan lebih cepat.
Auditor menguji master file persediaan perpetual dengan memeriksa
dokumentasi yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan
dalam master file. Sebagai contoh, sebagai bagian dari pengujian catatan perpetual,
auditor bisa memeriksa dokumen-dokumen pendukung aktivitas persediaan
termasuk penambahan akibat dari pembelian bahan baku, pengurangan karena
digunakan dalam produksi, kenaikan dalam persediaan barang jadi sebagai akibat
selesainya proses produksi dan pengurangan dalam persediaan barang jadi karena
dijual. Auditor menguji catatan perpetual untuk pembelian bahan baku dalam siklus
pembelian dan pembayaran, sedangkan pengurangan dalam barang jadi karena
adanya penjualan diuji dalam siklus penjualan dan penerimaan piutang.
Pada kebanyakan perusahaan, dokumen tradisional yang ada hanya dalam
bentuk elektronik dan sistem persediaan perpetual diintegrasikan dengan siklus
akuntansi lain. Sebagai akibatnya, auditor bisa menguji pengendalian komputer
untuk mendukung pengurangan dalam risiko pengendalian, yang selanjutnya akan
mengurangi pengujian substantif dan berdampak pada efisiensi audit.
d. Catatan harga pokok per unit
Data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang akurat sangat
penting untuk penetapan wajar persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. Untuk menyelenggarakan data biaya yang akurat, klien harus
mengintegrasikan catatan akuntansi biaya dengan catatan produksi dan akuntansi
lainnya.
Pada waktu melakukan pengujian atas catatan persediaan, auditor pertama-tama
harus mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal dalam sistem
akuntansi biaya. Auditor biasanya menguji catatan akuntansi biaya sebagai bagian
dari pengujian atas pembelian, penggajian, dan penjualan untuk menghindari
pengujian catatan lebih dari sekali dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Ketika
menguji transaksi pembelian, auditor harus menelusur jumlah unit dan biaya
perolehan bahan baku per unit ke catatan penambahan dalam master file persediaan
perpetual dan total biaya ke catatan akuntansi biaya.
Demikian pula, ketika klien menyelenggarakan data biaya tenaga kerja untuk
pesanan yang berbeda, auditor harus menelusur dari ikhtisar biaya tenaga kerja
langsung ke catatan biaya per pesanan pada saat auditor mengaudit penggajian.
Penentuan kewajaran biaya overhead pabrik yang dibebankan ke barang dalam
proses merupakan tantangan bagi auditor, karena manajemen harus membuat
asumsi yang mempengaruhi pengalokasian overhead yang bisa mempengaruhi
harga pokok per unit persediaan secara signifikan dan oleh karenanya
mempengaruhi kewajaran penilaian persediaan. Dalam menilai pengalokasian
biaya overhead ini, auditor harus mempertimbangkan kewajaran metode alokasi,
kesesuaian asumsi metode dengan standar akuntansi, dan konsistensi penerapannya.
Manajemen biasanya mengalokasikan overhead dengan menggunakan total
biaya tenaga kerja langsung sebagai basis pengalokasian. Dalam situasi demikian,
tarif overhead merupakan rata-rata dari total biaya overhead pabrik dibagi dengan
total biaya tenaga kerja langsung. Karena auditor menguji total biaya overhead
pabrik sebagai bagian dari pengujian siklus pembelian dan pembayaran dan
pengujian biaya tenaga kerja langsung sebagai bagian dari siklus penggajian dan
personalia, penentuan kewajaran tarif menjadi tidak sulit. Namun demikian, apabila
seandainya biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar jam kerja mesin, auditor
harus memeriksa kewajaran jam kerja mesin dengan pengujian tersendiri terhadap
catatan jam kerja mesin dalam perusahaan klien.

D. Prosedur Analitis
Prosedur analitis sangat penting dalam pengauditan persediaan dan penggudangan,
sebagaiman juga dalam siklus-siklus lainnya. Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa
prosedur analitis yang sering digunakan serta kemungkinan kesalahan penyajian yang bisa
terindikasi apabila terjadi fluktuasi.

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Membandingkan presentase laba kotor Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
dengan tahun lalu harga pokok penjualan
Membandingkan kecepatan perputaran Keusangan persediaan yang mempengaruhi
persediaan (harga pokok penjualan dibagi persediaan dan harga pokok penjualan. Lebih
dengan rata-rata persediaan) dengan tahun saji atau kurang saji persediaan
lalu
Membandingkan harga pokok per unit Lebih saji atau kurang saji harga pokok per
dengan tahun lalu unit yang mempengaruhi persediaan dan
harga pokok penjualan
Membandingkan biaya produksi tahun ini Kesalahan penyajian harga pokok per unit
dengan tahun lalu (biaya variabel harus persediaan, terutama biaya tenaga kerja
disesuaikan untuk perubahan dalam volume) langsung dan overhead pabrik, yang
mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan

E. Observasi Fisik Persediaan


Karena persediaan sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya, maka pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien menjadi lebih penting
baik untuk observasi fisik persediaan maupun untuk penetapan harga serta kompilasi
daripada untuk area-area audit yang lain. Contoh pertimbangan kunci yang harus dilakukan
auditor meliputi metode penilaian persediaan yang harus dipilih oleh manajemen, potensi
terjadinya keusangan persediaan, risiko bahwa persediaan barang konsinyasi bercampur -
baur dengan persediaan milik perusahaan sendiri.
Auditor seringkali baru mengenal persediaan yang terdapat pada perusahaan klien,
setelah melakukan inspeksi langsung dengan meninjau (tour) ke fasilitas-fasilitas
persediaan klien, seperti misalnya tempat penerimaan bahan baku yang dibeli,
penyimpanan di gudang, area produksi, perencanaan, dan pencatatan pembukuan.
Peninjauan sebaiknya dipandu oleh mandor (supervisor) yang dapat menjawab pertanyaan
tentang produksi, terutama tentang setiap perubahan dalam pengendalian internal dan
proses lainnya sejak tahun yang lalu.
Dengan memahami pengaruh dari Bisnis dan bidang usaha Klien Persedian, Auditor
menilai risiko bisnis klien untuk menentukan apakah resiko tersebut meningkatkan
kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian material dalam Persediaan. Contoh sumber
risiko bisnis untuk persedian yang sering dijumpai adalah siklus produk yang pendek,
potensi terjadinya keusangan, penggunaan just in time inventory, manajemen persediaan
yang sophisticated.
Setelah menilai risiko bisnis klien, Auditor menentukan materialitas pelaksanaan dan
menilai resiko inheren untuk persediaan, Yang pada umumnya tinggi pada bidang-bidang
usaha seperti manufaktur dan perusahaan dagang. Auditor sering menilai tinggi resiko
inheren untuk perusahaan perusahaan dengan persedian yang signifikan, tergantung pada
situasi yang dihadapi. Auditor juga sering mengkhawatirkan terjadinya kesalahan
penyajian apabila persedian disimpan di berbagai lokasi, metode perhitungan harga pokok
nya rumit dan kemungkinan keusangan persediaan tinggi.
Pada waktu menilai resiko pengendalian, Auditor terutama memusatkan perhatian pada
pengendalian internal atas catatan perpetual, pengawasan fisik, penghitungan persediaan,
dan kompilasi persediaan serta penetapan harganya. Sifat dan luasnya pengendalian ini
bervariasi antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.

F. Persyaratan Observasi Persediaan


Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas penghitungan
fisik persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan berupa pencatatan
persediaan yang senyatanya tidak ada oleh McKensson & Robbins Company pada tahun
1938. Kecurangan tersebut tidak terdeteksi karena auditor tidak mengobservasi
penghitungan fisik persediaan yang pada waktu itu memang tidak merupakan persyaratan
yang harus dilakukan auditor. Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut :
Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi persediaan dengan:
1) Menghadiri penghitungan fisik persediaan, kecuali jika tidak Standar audit (SA 501.4)
berisi ketentuan sebagai berikut:
a) Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan
b) Mengobservasi pelaksanaan prosedur penghitungan yang dibuat oleh manajemen
c) Menginspeksi persediaan
d) Menguji penghitungan fisik (test count)
2) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan apakah
catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik aktual.

Hal penting dalam standar audit di atas adalah pemisahan antara "siapa yang
bertanggungjawab untuk melakukan penghitungan fisik dan "siapa yang melakukan
observasi atas penghitungan fisik tersebut.” Klien bertanggungjawab untuk menetapkan
prosedur penghitungan fisik yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil
penghitungan tersebut. Auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi dan
mengobservasi prosedur klien, termasuk melakukan pengujian penghitungan (test count)
persediaan, dan menarik kesimpulan tentang kecukupan penghitungan fisik persediaan.

1. Mengevaluasi Instruksi dan Prosedur yang Dibuat Manajemen


Metode apa pun yang digunakan dalam pembukuan persediaan, klien harus
melakukan penghitungan fisik persediaan, tetapi tidak selalu harus dilakukan pada
akhir tahun. Penghitungan fisik bisa dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati
tanggal neraca, pada tanggal interim, atau berdasarkan siklus yang terjadi sepanjang
tahun. Dua cara terakhir hanya tepat dilakukan apabila terdapat pengendalian yang
memadai atas master file persediaan perpetual.
Pengendalian yang memadai atas penghitungan persediaan, antara lain meliputi
adanya instruksi dan prosedur yang dibuat manajemen tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan penghitungan fisik tersebut. Sebelum penghitungan fisik
dilakukan klien, auditor harus mengevaluasi apakah instruksi dan prosedur tersebut
cukup memadai sehingga daripadanya dapat diharapkan hasil penghitungan fisik yang
akurat. Hal-hal yang relevan bagi auditor dalam mengevaluasi instruksi dan prosedur
tersebut antara lain meliputi:
a. Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik. Sebagai
contoh: bagaimana pengawasan atas formulir untuk pencatatan hasil penghitungan
(count sheet) atau label barang (tag), baik yang sudah digunakan maupun yang
belum/tidak digunakan. Apakah dilakukan penghitungan kedua oleh tim yang
berbeda.
b. Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada, sebagai contoh: tingkat
penyelesaian barang yang masih dalam proses, persediaan yang lambat
penggunaannya, barang yang kedaluwarsa atau rusak, atau barang milik pihak
ketiga (misalnya barang konsinyasi)
c. Prosedur yang digunakan untuk mengestimasi kuantitas fisik, seperti prosedur yang
mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik suatu timbunan batu bara,
atau cairan yang disimpan dalam tangka
d. Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di antara area, serta pengiriman dan
penerimaan persediaan sebelum dan sesudah tanggal penghitungan fisik. Sebagai
contoh: perusahaan diliburkan selama penghitungan fisik berlangsung sehingga
tidak ada barang yang masuk atau keluar pada saat penghitungan fisik berlangsung

Selain hal-hal di atas, instruksi dan prosedur juga harus secara jelas menetapkan
siapa (atau tim) yang bertugas melakukan penghitungan, pengawasan (supervisi) oleh
personel perusahaan yang bertanggung jawab, verifikasi independen internal atas
penghitungan oleh personel lain, dan rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan
fisik dengan master file persediaan perpetual.
Auditor perlu memahami penghitungan fisik yang akan dilakukan klien
sebelum perhitungan fisik berlangsung. Pemahaman ini selain diperlukan untuk
mengevaluasi efektivitas prosedur klien, juga berguna sebagai dasar untuk memberi
saran konstruktif kepada klien demi terselenggaranya penghitungan fisik yang efektif.
Apabila pengendalian penghitungan fisik persediaan klien tidak memadai, auditor harus
menggunakan waktu lebih banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik akurat.

2. Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan


Hal terpenting dalam mengobservasi persediaan adalah menentukan apakah
penghitungan fisik dilakukan sesuai instruksi yang telah ditetapkan klien. Untuk
mencapai hal tersebut, auditor wajib hadir pada saat penghitungan fisik berlangsung.
Apabila personil klien tidak mengikuti instruksi, auditor harus memberitahu pengawas
(supervisor) untuk memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik.
Sebagai contoh, apabila prosedur menghendaki agar satu tim menghitung persediaan
dan tim kedua menghitung-ulang untuk menguji ketelitian, auditor harus memberitahu
manajemen apabila ternyata kedua tim tersebut bekerja bersama-sama. Hal ini
bertentangan dengan prosedur, dan tujuan pengawasan dari penghitungan tim kedua
tidak akan tercapai.
a. Keputusan Auditor
Keputusan auditor dalam observasi fisik persediaan adalah serupa dengan
keputusan yang dilakukan auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan tersebut
meliputi: pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat prosedur akan
dilakukan, penentuan ukuran sampel, dan pemilihan unsur-unsur yang akan.
b. Saat Penghitungan Fisik
Saat Penghitungan Fisik Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat
dilakukan sebelum akhir tahun terutama berdasarkan ketelitian dalam master file
persediaan perpetual. Apabila klien melakukan perhitungan fisik interim, yang akan
disetujui auditor hanya apabila pengendalian internal efektif, auditor melakukan
observasi penghitungan fisik pada saat itu, dan juga menguji transaksi-transaksi
yang dicatat dalam catatan perpetual sejak tanggal penghitungan fisik hingga akhir
tahun. Apabila catatan perpetual diselenggarakan dengan teliti dan pengendalian
yang bersangkutan berjalan efektif, maka klien tidak perlu menghitung seluruh
persediaan pada akhir tahun. Auditor cukup melakukan pembandingan antara
catatan perpetual dengan persediaan yang sesungguhnya ada berdasarkan sampel
pada saat-saat tertentu sepanjang tahun, asalkan penambahan dan pengurangan atas
catatan perpetual diuji dan terbukti berjalan dengan efektif. Apabila klien tidak
menyelenggarakan catatan perpetual, dan persediaan berjumlah material, klien
harus melakukan penghitungan fisik secara lengkap menjelang akhir tahun buku.
c. Ukuran Sampel
Jumlah unsur persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk ditentukan
karena auditor berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien, bukan pada
pemilihan unsur yang akan diuji. Untuk mudahnya, ukuran sampel dalam observasi
fisik lebih ditentukan oleh berapa jam waktu yang disediakan daripada jumlah unsur
persediaan yang akan dihitung. Faktor yang menentukan jumlah waktu yang
diperlukan untuk menguji persediaan adalah: kecukupan pengendalian internal atas
penghitungan fisik, ketelitian master file persediaan perpetual, jumlah rupiah dan
dan tipe persediaan, jumlah lokasi persediaan yang signifikan, sifat dan luasnya
kesalahan penyajian yang ditemukan pada tahun lalu, dan data inheren lain.
Dalam situasi yang lain, satu orang auditor dapat menyelesaikan observasi
dalam waktu singkat. Perencanaan audit untuk pengujian penghitungan fisik dan
koordinasi dengan personil klien adalah hal yang kritikal. Perencanaan yang lemah
bisa menimbulkan kesulitan audit. Sebagai contoh tidaklah mungkin untuk
mengobservasi penghitung an persediaan yang dilakukan klien setelah mereka
selesai melakukan penghitungan dan akan sulit untuk memperluas ukuran sampel
atau melakukan ulang pengujian setelah penghitungan fisik selesai dilakukan.
d. Pemilihan Unsur
Ketika auditor mengobservasi penghitungan persediaan yang dilakukan klien,
auditor harus cermat untuk:
1) Mengobservasi penghitungan atas unsur yang paling signifikan dan sampel
yang representatif dari unsur-unsur yang tipikal.
2) Meminta keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau rusak.
3) Membahas dengan manajemen, alasan tidak mengikutsertakan unsur yang
material

3. Pengujian Observasi Fisik


Pada materi ini kita berasumsi bahwa klien melakukan penghitungan fisik
persediaan pada tanggal neraca dan mencatat hasil penghitungan dalam label bernomor
urut tercetak (prenumbered tags). Apabila mereka mencatat hasil penghitungan
persediaan dengan cara lain, audit prosedurnya perlu diubah. Auditor juga harus
menginspeksi semua are fisik di mana persediaan disimpan untuk memastikan bahwa
semua persediaan telah dihitung dan dicantumkan dalam label dengan benar. Kotak-
kotak dan bungkusan-bungkusan lain yang berisi persediaan harus dibuka selama
penghitungan berlangsung untuk memastikan bahwa persediaan ada secara fisik.
Sebagai bagian dari prosedur analitis yang dilakukan setelah klien menyelesaikan
penghitungan persediaan, auditor membandingkan persediaan bernilai rupiah tinggi
dengan penghitungan tahun lalu dan master file persediaan untuk menguji kewajaran.
Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Observasi Fisik Persediaan

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Persediaan Komentar

Persediaan yang dicatat a) Memilih sampel acak nomor Tujuannya adalah


pada tag memang ada tag dan mengidentifikasi tag untuk mengungkapkanp
(eksistensi) fikasi tag dengan nomor yang encantuman item yang
dilampirkan pada persediaan tidak ada sebagai
aktual. persediaan
b) Mengamati apakah
terjadi pergerakan
persediaan selama
perhitungan
Persediaan yang ada a) Memeriksa persediaan a) Perhatian khusus
dihitung dan diberi tag, untuk memastikan bahwa harus diarahkan
dan tag diperhitungkan persediaan telah diberi tag. pada penghilangan
untuk memastikan b) Mengamati apakah terjadi penghilangan bagian
tidak ada yang hilang pergerakan persediaan bagian persediaan
(kelengkapan) selama perhitungan. persediaan yang
c) Menyelidiki persediaan di besar.
lokasi lainnya. b) Pengujian ini harus
d) Memperhitungkan semua tag dilakukan pada
yang digunakan dan penyelesaian
tidak digunakan untuk perhitungan fisik.
memastikan tidak ada yang
hilang atau dihilangkan secara
sengaja.
e) Mencatat nomor tag yang
digunakan dan tidak
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya.
Persediaan dihitung a) Menghitung ulang Pencatatan perhitungan
secara akurat perhitungan klien untuk klien dalam file audit
(keakuratan) memastikan perhitungan yang pada lembar perhitungan
perhitungan yang dicatat pada persediaan persediaan
tag yang sudah akurat (juga dilakukan dilakukan
mengecek deskripsi dan unit karena dua alasan:
perhitungan, seperti lusin atau untuk memperoleh
gross). dokumentasi bahwa
b) Membandingkan perhitungan pemeriksaan
fisik dengan file induk pemeriksaan fisik yang
persediaan perpetual. memadai telah
c) Mencatat perhitungan klien dilakukan, dan
untuk pengujian selanjutnya. untuk menguji
kemungkinan bahwa
klien mengubah
perhitungan yang
tercatat setelah auditor
meninggalkan premis.
Persediaan a) Memeriksa deskripsi Pengujian tersebut akan
diklasifikasikan dengan persediaan pada tag dan dilakukan sebagai
benar pada tag membandingkan bagian dari prosedur
(klasifikasi) membandingkan dengan pertama dalam tujuan
persediaan aktual bahan baku, keakuratan.
barang dalam proses, proses,
dan barang jadi.
b) Mengevaluasi apakah
presentase penyelesaian yang
dicatat pada tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Informasi diperoleh a) Mencatat dalam file audit Memperoleh informasi
untuk memastikan untuk tindak lanjut berikutnya pisah batas yang tepat
penjualan dan atas nomor dokumen untuk penjualan dan
pembelian persediaan pengiriman terakhir yang akuisisi merupakan
dicatat pada periode digunakan pada akhir tahun. bagian yang penting dari
yang benar (pisah observasi persediaan.
batas)
b) Memastikan persediaan untuk
item di atas dikecualikan dari
perhitungan fisik.
c) Me-review area pengiriman
untuk persediaan persediaan
yang dipisahkan dipisahkan
dari pengiriman pengiriman
tetapi belum diperhitungkan
d) Mencatat dalam file audit
untuk tindak lanjut berikutnya
atas nomor laporan
pengiriman terakhir yang
digunakan pada akhir tahun.
e) Memastikan persediaan
untuk item-item di atas
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
f) Me-review area penerimaan
untuk persediaan persediaan
yang harus dilibatkan
dilibatkan dalam perhitungan
fisik.
Persediaan yang using Menguji persediaan yang usang
atau tidak bisa dengan menanyakan karyawan
digunakan dikeluarkan pabrik dan manajemen serta
atau diberi tanda (nilai mewaspadai item yang rusak,
bisa direalisasi) berkarat atau ditutupi debut atau
berlokasi di tempat yang tidak
layak.
Klien memiliki ha katas a) Menanyakan tentang
persediaan yang konsinyasi atau persediaan
tercatat dalam label pelanggan yang dicantumkan
(hak) dalam premis klien.
b) Mewaspadai akan persediaan
yang dipisahkan atau diberi
tanda khusus sebagai indikasi
kepemilikan

G. Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi


Auditor harus memeriksa bahwa penghitungan fisik atau catatan kuantitas perpetual
telah ditentukan harganya dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan
mencakup semua pengujian atas harga per unit yang digunakan klien untuk memastikan
bahwa harga-harga tersebut benar. Kompilasi persediaan meliputi pengujian atas
pengikhtisaran penghitungan fisik persediaan yang dibuat klien, penghitungan ulang harga
dikalikan kuantitas, penjumlahan vertikal ikhtisar persediaan dan menelusur totalnya ke
buku besar.
1. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi
dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien
menggunakan biaya perolehan (harga pokok) yang benar untuk persediaan. Untuk
mencegah dicantumkannya (yang membuat menjadi lebih saji) nilai persediaan yang
sudah usang (kadaluarsa), klien harus memiliki review formal dan pelaporan tentang
barang usang, lambat perputarannya, rusak, dan barang dinilai terlalu tinggi. Review
harus dilakukan oleh pegawai yang memiliki pengetahuan yang bertugas mereview
master file persediaan perpetual untuk menilai kecepatan perputaran (turn over) dan
mendiskusikannya dengan personel engineering dan produksi. Apabila penghitungan
fisik persediaan dicatat klien dengan menggunakan label bernomor urut tercetak dan
di-review dengan cermat sebelum personel yang bertugas melakukan penghitungan
persediaan meninggalkan pemeriksaan persediaan, maka kemungkinan terjadi
kesalahan penyajian dalam pengikhtisaran label penghitungan. persediaan.
2. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengujian atas catatan akuntansi untuk pisah batas dilakukan sebagai bagian
dari penjualan (siklus penjualan dan penerimaan piutang) dan pembelian (siklus
pembelian dan pembayaran). Auditor bisa menerapkan tujuan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh dari klien sebagai kerangka acuan, termasuk deskripsi untuk
setiap jenis persediaan, kuantitas, harga pokok per unit, dan nilai persediaan (kuantitas
dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa informasi yang tercermin dalam catatan
persediaan perpetual dicatat dengan urutan: bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi secara terpisah

Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga Persediaan dan
Kompilasi

Tujuan Audit Saldo Prosedur Observasi Komentar


Persediaan sebagaimana a) Lakukan pengujian Batasilah pengujian
tercantum dalam daftar kompilasi (lihat tujuan kebenaran perkalian dan
persediaan cocok dengan keberadaan, kelengkapan, penambahan, kecuali bila
hasil penghitungan fisik, dan ketelitian) pengendalian internal lemah
perkaliannya benar, b) Jumlahkan daftar (biasanya dilakukan dengan
demikian juga persediaan untuk bahan bantuan komputer)
penjumlahannya dan cocok baku, barang dalam
juga dengan saldo di buku proses, dan barang jadi.
besar (kecocokan saldo) c) Telusur totalnya ke buku
besar
d) Kalikan kuantitas dengan
harga atas unsur-unsur
terpilih
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan yang Lima tujuan berikutnya
sebagaimana tercantum tercantum dalam daftar ke dipengaruhi oleh hasil
dalam daftar persediaan label persediaan dan catatan observasi fisik.
sungguh-sungguh ada penghitungan auditor untuk Pemeriksaan nomor tag dan
(keberadaan) memeriksa keberadaan dan penghitungan yang
deskripsi. dilakukan sebagai bagian
Periksa nomor label yang dari observasi penghi
belum digunakan yang tungan fisik ditelusur ke
tercantum dalam doku- daftar persediaan seba gai
mentasi auditor untuk bagian dari pengujian ini
memastikan tidak ada label
yang ditambahkan
Unsur-unsur persediaan yang Telusur dari label persedia an
ada telah tercantum dalam ke daftar persediaan untuk
daftar persediaan memastikan persediaan yang
(kelengkapan) tercantum dalam label telah di
masukkan ke dalam daftar.
Periksa nomor-nomor label
untuk memastikan tidak ada
yang dibatalkan
Unsur-unsur persediaan yang Telusur persediaan yang
tercantum dalam daftar tercantum dalam daftar ke
persediaan telah akurat label persediaan dan catatan
(ketelitian) penghitungan. persediaan
auditor untuk memeriksa
kebenaran kebenaran
kuantitas dan deskripsinya.
Lakukan pengujian harga
persedian
Unsur-unsur persediaan yang Periksa kebenaran peng
tercantum dalam daftar golongan menjadi bahan
persediaan telah digolongkan baku, barang dalam proses,
dengan benar dan barang jadi dengan
(penggolongan) membandingkan deskripsi
dalam label persediaan dan
catatan pengujian
penghitungan auditor dengan
daftar persediaan
Unsur-unsur persediaan yang Lakukan pengujian harga bisa
tercantum dalam daftar direalisasi, harga jual, dan
ditetapkan harganya sebesar keusangan.
nilai yang bisa direalisasi
Klien mempunyai hak atas Telusur label persediaan yang
persediaan yang tercan tum bertulisan "bukan milik
perusahaan" ke daftar
dalam daftar persediaan persediaan untuk memastikan
(hak) bahwa barang tersebut tidak
di masukkan ke dalam daftar.
Review kontrak-kontrak de
ngan konsumen dan pemasok
dan mintalah keterangan dari
mana jemen untuk memeriksa
kemungkinan dimasuk-
kannya barang konsinyasi dan
barang bukan milik
perusahaan, atau tidak
dimasukkannya barang milik
perusahaan ke dalam daftar

3. Penilaian Persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (sering disebut juga pengujian
harga), auditor berhadapan dengan tiga persoalan. Pertama, metoda harus sesuai dengan
standar akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda harus konsisten dari tahun ke
tahun. Ketiga, harus mempertimbangkan antara biaya perolehan dengan nilai pasar
(biaya pengganti atau nilai bersi bisa direalisasi). Karena metoda untuk memeriksa
penentuan harga persediaan tergantung pada apakah persediaan tersebut dibeli atau
diproduksi, maka kedua kategori ini akan kita bahas secara terpisah. Penetapan Harga
Persediaan yang dibeli tipe utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini ialah
bahan baku, suku cadang, dan perlengkapan (supplies). Tahap pertama dalam
memeriksa penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus memastikan apakah klien
metoda MPKP (masuk pertama keluar pertama), rata-rata tertimbang, atau metoda
lainnya. Auditor juga harus menentukan biaya mana yang harus dimasukkan dalam
penilaian suatu unsur dari persediaan. Sebagai contoh, auditor harus memutuskan
apakah biaya pengangkutan, penyimpanan, potongan harga, dan biaya lainnya harus
dimasukkan dan auditor harus membandingkan dengan tahun lalu untuk memastikan
bahwa biaya perolehan ditetapkan secara konsisten. Dalam memilih unsur persediaan
yang akan ditetapkan harganya, auditor harus fokus pada persediaan dengan saldo
rupiah yang besar dan pada produk yang diketahui memiliki fluktuasi harga yang tinggi.
Auditor juga harus menguji suatu sampel yang representatif dari semua jenis persediaan
dan bagian. Sampling variabel terstrata atau sampling unit moneter biasa digunakan
dalam pengujian ini. Auditor harus mendaftar jenis-jenis persediaan yang akan
diperiksa penetapan harganya dan minta klien menyiapkan faktur dari penjualan yang
bersangkutan. Auditor harus memeriksa faktur secukupnya yang merupakan bukti
pendukung keseluruhan persediaan yang diuji, terutama apabila klien menggunakan
metoda MPKP.
4. Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi
Dalam manetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Kebutuhan untuk memeriksa biaya-biaya tersebut menyebabkan audit atas barang
dalam proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan mengaudit
barang yang dibeli. Namun demikian, beberapa pertimbangan yang diterapkan dalam
pengauditan persediaan yang dibeli bisa diterapkan juga, seperti misalnya dalam hal
pemilihan unsur yang akan diuji, pengujian apakah biaya perolehan atau harga pasar
yang lebih rendah, dan penilaian kemungkinan persediaan menjadi sang.
Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan baku maupun jumlah unit yang
diminta untuk menghasilkan satu unit output. Biaya perolehan per unit dapat diperiksa
dengan cara yang sama seperti pada persediaan yang dibeli lainnya, yaitu dengan
memeriksa faktur dari penjual atau master file persediaan perpetual. Auditor harus
memeriksa spesifikasi teknis, menginspeksi barang jadi, atau mencari metoda yang
sama untuk menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah
produk. Demikian pula, ketika memeriksa biaya tenaga kerja langsung, auditor harus
memeriksa biaya tenaga kerja langsung per jam dan jumlah jam kerja yang dibutuhkan
untuk menghasilkan sebuah produk. Biaya tenaga kerja langsung per jam dapat
diverifikasi dengan memeriksa daftar gaji atau upah dan kontrak kerja. Auditor dapat
menentukan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk menghasilkan produk dari
spesifikasi teknis atau sumber lain semacam itu.
Overhead pabrik dalam barang dalam proses dan barang jadi tergantung pada
pendekatan yang digunakan klien untuk mengalokasikan overhead pabrik. Auditor
harus mengevaluasi metoda yang digunakan secara konsisten dan kewajarannya, serta
menghitung ulang untuk memastikan bahwa overhead pabrik telah dibebankan dengan
tepat. Sebagai contoh, apabila tarif didasarkan atas jumlah rupiah biaya tenaga kerja,
auditor dapat membagi total biaya overhead pabrik dengan total rupiah biaya tenaga
kerja langsung, untuk menentukan tarif overhead pabrik sesungguhnya. Tarif ini
kemudian dapat dibandingkan dengan tarif yang digunakan oleh klien untuk
menentukan biaya pokok per unit. Pengujian penetapan harga untuk barang dalam
proses dan barang jadi seringkali dilakukan bersamaan dengan pengujian biaya standar.
Apabila auditor telah menguji biaya standar dengan hasil memuaskan, auditor dapat
membatasi pengujian biaya pokok per unit persediaan akhir dengan menelusur harga
yang digunakan untuk menilai persediaan akhir ke catatan biaya standar. Apabila klien
memiliki catatan biaya standar, metoda yang efisien dan bermanfaat untuk menentukan
penilaian ialah dengan me-review dan menganalisis selisih (variances). Apabila selisih
dalam bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik kecil, hal itu
membuktikan bahwa catatan biaya bisa diandalkan.
a. Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah
biaya pokok pengganti (replacement cost) atau nilai bersin bisa direalisasi (net
realizable value) lebih rendah daripada biaya perolehan historis. Untuk barang jadi
yang dibeli dan bahan baku, auditor dapat menguji biaya pengganti dengan
memeriksa faktur dari penjual pada periode berikutnya atau faktur terakhir apabila
tidak ada pembelian yang terjadi setelah akhir tahun buku. Semua biaya produksi
harus dipertimbangkan dalam menetapkan nilai yang bisa direalisasi untuk barang
dalam proses dan barang jadi untuk persediaan yang diproduksi. Auditor harus
mempertimbangkan harga jual persediaan dan kemungkinan dampak dari fluktuasi
harga yang cepat untuk menetapkan nilai bersih bisa direalisasi.

H. Pengintegrasian Pengujian
1. Pengujian Siklus Pembelian dan Pembayaran
Apabila auditor memeriksa pembelian persediaan sebagai bahan dari pengujian
siklus pembelian dan pembayaran, auditor juga mendapat bukti tentang ketelitian bahan
baku yang dibeli dan semua biaya overhead pabrik, kecuali biaya tenaga kerja. Biaya
perolehan pembelian ini bisa mengalir langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi
bagian terbesar dalam persediaan akhir baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Dalam pengauditan di mana klien memiliki master file persediaan perpetual, auditor
biasanya menguji hal ini sebagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan
pengujian substantif golongan transaksi siklus pembelian dan pembayaran. Demikian
pula, apabila biaya produksi dibebankan ke pesanan atau proses individual, hal tersebut
biasanya diuji sebagai bagian dari siklus yang sama.
2. Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Ketika auditor memeriksa biaya tenaga, kondisi yang sama diterapkan seperti
halnya pada pembelian. Dalam banyak hal, catatan akuntansi biaya untuk tenaga kerja
langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari siklus penggajian dan
personalia.
3. Pengujian Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Hubungan antara siklus penjualan dan pengumpulan piutang dan siklus persediaan
dan penggudangan tidak seerat dua siklus yang baru saja kita bicarakan. Namun
demikian, kebanyakan pengujian audit dalam penggudangan barang jadi, dan
pengiriman serta pencatatan penjualan dilakukan ketika siklus penjualan dan
pengumpulan piutang terjadi. Apabila klien menggunakan catatan akuntansi biaya,
auditor bisa menguji standar harga pokok penjualan pada waktu yang bersamaan
dengan pelaksanaan pengujian penjualan.
4. Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas catatan akuntansi biaya berarti memeriksa pengendalian yang
mempengaruhi persediaan yang tidak diperiksa auditor sebagai bagian dari penguiian
atas ketiga siklus yang lalu. Auditor menguji pengendalian fisik, pemindahan biaya
bahan baku ke barang dalam proses, pemindahan biaya produksi barang yang sudah
selesai ke barang jadi, master file persediaan perpetual, dan catatan biaya per unit.
5. Persedican Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi
Penghitungan fisik persediaan, penetapan harga, dan kompilasi ketiganya sama
pentingnya dalam pengauditan persediaan karena kesalahan penyajian dalam salah satu
aktivitas tersebut akan menyebabkan Kesalahan penyajian persediaan dan harga pokok
penjualan. Dalam kebanyakan audit, harga pokok penjualan adalah residu dari
persediaan awal persediaan ditambah pembelian bahan baku, tenaga keria, dan biaya
overhead pabrik lainnya dikurangi persediaan akhir. Karena harga pokok penjualan
adalah residual dan sering merupakan salah satu akun terbesar dalam laporan laba-rugi,
maka jelas betapa pentingnya arti pengauditan atas persediaan akhir.
Dalam menguji persediaan fisik, auditor bisa menitikberatkan pada master file
persediaan perpetual jika master file tersebut sudah diuji sebagai bagian dari satu atau
lebih siklus yang telah kita bahas di atas dan nampak bisa dipercaya. Jika demikian,
auditor dapat mengobservasi dan menguji penghitungan fisik persediaan pada suatu
waktu tertentu selain dari saat akhir tahun dan mengandalkan pada catatan perpetual
yang telah mencatat secara memadai kuantitas persediaan. Ketika menguji harga pokok
per unit, sampai pada suatu batas tertentu, auditor juga bisa mengandalkan pada
pengujian catatan biaya yang dilakukan selama pengujian substantif golongan
transaksi. Catatan standar biaya juga berguna untuk pembandingan dengan harga pokok
per unit yang sesungguhnya. Apabila biaya standar digunakan untuk mencerminkan
biaya perolehan historis, harus diuji dahulu keandalannya.
Dan yang terakhir, ketika auditor melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif yang berkaitan dengan transaksi dan saldo persediaan, mereka juga
mengintegrasikan pengujian yang berkaitan dengan tujuan audit saldo dengan
pengujian yang dilakukan untuk memenuhi keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan. Standar akuntansi mensyaratkan untuk mengungkapkan metoda
penilaian persediaan dan informasi persediaan lain yang relevan, misalnya informasi
MPKP, dalam catatan kaki. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang
pengendalian klien mengenai pengungkapan persediaan dan melakukan pengujian atas
pengendalian tersebut dan pengujian substantif lain untuk mendapatkan bukti yang
cukup dan tepat untuk ke empat tujuan penyajian dan pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono Jusup, Al. 2002. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta : Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai