TUGAS AKHIR
HASNA FAUZIAH
O12116001
Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Dokter Hewan
TTD
Hasna Fauziah
O12116001
HASNA FAUZIAH
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir yang
berjudul “Studi Kasus Urolithiasis Pada Kucing Persia Jantan Di Klinik Hewan
Mutiara Bandung” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan tugas akhir ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut
dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada Drh. Wa Ode Santa Monica, M. Si selaku pembimbing utama
yang telah dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga
kepada penulis selama menyusun tugas akhir ini. Serta kepada dosen penguji Drh.
Mona Kusuma Hapsari F dan Drh. Novi Susanty atas saran dan kritik yang
membangun kepada penulis.
12. Semua pihak yang telah memberi bantuan secara langsung maupun tidak
langsung sehingga membantu selesainya Tugas Akhir ini. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak
lepas dari kekurangan karena kerterbatasan waktu, tenaga, materi dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dibutuhkan saran dan masukkan
untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi ilmu kedokteran hewan pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
HASNA FAUZIAH
iii
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
PRAKATA ......................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1. Organ Sistem Urinari Kucing............................................................ 4
2. Kucing mengalami Kejang Otot Saat Urinasi .................................. 10
3. Lateral Abdominal terdapat urolith pada ginjal, retroperitoneum
dan vesica urinaria ............................................................................ 11
4. Posisi dan arah transducer ................................................................ 12
5. Sonogram Vesica Urinaria Normal Pada Kucing............................. 14
6. Pengendapan (Sedimentasi) Partikel Mineral Kristal Pada Kucing.. 15
7. Sonogram vesika urinaria kucing terdapat kristal ............................ 15
8. Sonogram VU kucing terdapat urolith .............................................. 16
9. Urinari Dipstik .................................................................................. 16
10. Sel Darah Merah ............................................................................... 20
11. Kristal Struvite .................................................................................. 22
12. Kalsium Oksalat Dihydrate ............................................................... 23
13. Kalsium Oksalat Monohydrate ......................................................... 23
14. Kucing terlihat nyeri setiap urinasi ................................................... 28
15. Pada Gambar A dan B ditemukan Kristal Struvit dan Eritrosit ........ 29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Prosedur pemeriksaan urin menggunakan metode dipstik dan
metode sedimentasi urin ..............................................................................38
2. Analisis Dipstik ............................................................................................40
3. Tabel Bentukan Batu Kristal ........................................................................41
4. Karakteristik Sampel Urin ...........................................................................42
5. Observasi Pembentukan Kristal Urin yang dipengarungi Oleh pH .............44
6. Cara handling dan restrain pada kucing untuk pengambilan sampel urin ...45
7. Penentuan Body Score Condition dengan skala 1-9 ....................................47
8. Kumpulan Gambar Image Diagnostik .........................................................48
x
DAFTAR ISTILAH
A : Abnormal
AINS : Anti Inflamasi Non Steroid
A-01 : Pakan Diet Urinary
A-02 : Pakan Diet Urinary
CIN : Contrast Induced Nepropathy
COX : Siklooksigenase
FIC : Feline Intertitial Cystitis
FLUTD : Feline Lower Urinary Tract Disease
GOD : Glukosa Oksidase
HPF : High Power Field
N : Negatif
P : Positif
POD : Peroksidase
USG : Ultrasonografi
UV : Ultraviolet
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari studi kasus urolithiasis pada kucing persia jantan di
klinik hewan Mutiara Bandung, yaitu untuk mengetahui cara mendiagnosa dan
penanganan kasus urolithiasis pada kucing persia medium jantan di klinik
hewan Mutiara Bandung.
1.4. Manfaat
Diharapkan dalam kegiatan studi kasus ini akan diketahui hubungan
frekuensi kejadian urolitiasis dengan ras, umur, dan diet/pakan apa yang dapat
menyebabkan pembentukkan urolit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang terdiri dari mukosa membran
dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih.
Uretra berfungsi untuk transport urin dari kandung kemih ke meatus eksterna,
uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih hingga
lubang air (Drobatz, 2009).
tubulus proksimal melalui transpor aktif. Air akan diserap kembali melalui proses
osmosis di tubulus dan lengkung henle. Hasil dari reabsorpsi merupakan urin
sekunder biasa disebut filtat tubulus yang kadar ureanya lebih tinggi dari urin
primer. Urin sekunder masuk ke lengkung henle tahap ini terjadi tekanan osmotik
air di lengkung henle desenden sehingga volume urin sekunder berkurang dan
menjadi pekat. Urin sekunder yang mencapai lengkung henle asenden maka dua per
tiga dari natrium dan klorida akan dipompa keluar dari tubulus sehingga urin
menjadi pekat. Urea kemudian berdifusi secara pasif. Rasio konsentrasi urea naik
di sepanjang tubulus karena 40% dari urea kembali direabsorpsi (Kaneko, 2008).
Proses setelah melewati lengkung henle urin sekunder akan memasuki tahap
sekresi tubular yang terjadi di tubulus kontortus distal. Pengeluaran zat sisa oleh
darah seperti, ion H⁺, kalium, ammonia, urea, kreatinin dan zat lain yang tidak
terfiltrasi di glomerulus. Sekresi merupakan proses perpindahan zat dari kapiler
peritubulus kembali ke lumen tubulus yang melibatkan transport transepitel. Ion H⁺
akan disekresi ke dalam cairan tubulus sehingga dapat tercapai keseimbangan
asam-basa. Sekitar 5% dari kalium yang terfiltrasi akan disekresikan dalam urin dan
kontrol ion K+ tersebut diatur oleh hormone antidiuretik (ADH). Proses sekresi
menghasilkan urin akhir yang sedikit mengandung air. Urin akhir yang
mengandung urea, ammonia, kreatinin dan zat-zat yang berlebihan dalam darah
seperti obat-obatan serta mineral akan menuju duktus kolektivus untuk dibawa
menuju pelvis renalis yang kemudian menuju vesika urinaria melalui ureter proses
akhir urin akan dikeluarkan melalui uretra pada kucing (Stockham dan Scott, 2008).
Ginjal memiliki fungsi untuk mengatur keseimbangan cairan, normalnya
yang ada pada ginjal terdapat cairan berupa glukosa, asam amino, sodium, klorida,
bikarbonat, kalsium, magnesium, kecuali protein dan sebagai sekresi urea,
kreatinin, phosphate, ion H⁺, ammonium, keton, bilirubin, haemoglobin dan
myoglobin (Stockham dan Scott, 2008).
Saturasi ditentukan oleh produk dari konsentrasi aktif yang terlarut dalam
urin, misalnya kalsium dan oksalat, yang ditentukan dari konsentrasi absolut,
interaksinya dengan substansi lain di urin, efek dari pH urin, dan keseluruhan
kekuatan afinitas ion dari larutan. Solute activity atau yang dikenal sebagai jumlah
yang bebas untuk bereaksi tidak sama dengan konsentrasi dari larutan karena ion-
ion yang terdapat pada masing-masing individu dapat membentuk kompleks
dengan substansi lain yang ada di larutan. Misalnya, kalsium atau magnesium dapat
membentuk kompleks dengan urate, sitrat, atau sulfat dan menyebabkan
terbentuknya kalsium oksalat atau struvite urolit (Elliot et al., 2007).
3. Jenis Kelamin
Salah satu penelitian juga mengatakan bahwa, kucing jantan memiliki
faktor resiko mengalami urolithiasis kalsium oksalat sedangkan pada kucing
betina faktor resiko pada urolithiasis struvite. Pada penelitian yang sama, kucing
jantan ataupun kucing betina dapat memiliki faktor resiko mengalami dua tipe
urolithiasis tersebut. Penelitian lainnya, mengatakan, bahwa tidak ada faktor
penyebab dari jenis kelamin untuk kucing yang mengalami urolithiasis kalsium
oksalat (Forrester, 2007).
Faktor predisposisi pada jenis kelamin tidak mempengaruhi terjadinya
urolithiasis tipe struvite. Faktor resiko dari breed kucing yang dapat mengalami
urolithiasis tipe struvite seperti ragdoll, domestik short hair dan Himalaya (Palma
et al., 2009).
4. Breed
Penelitian yang telah dilakukan selama 20 tahun di negara Eropa kasus
kencing batu atau urolithiasis pada kucing dari 16 negara. Negara German
merupakan negara tertinggi mecapai (53%) memiliki riwayat kasus kencing batu
atau urolithiasis, Netherlands (7,8%), Italy (2.9%), Switzerland (2.7%), Finland
(1.8%), Austria (1.7%) dan France (1.5%) (Hesse dan Neiger, 2009).
Faktor resiko dari segi breed pada kasus urolithiasis meliputi Shorthair
(62.3%) dan Persian (25%), selanjutnya Chartreux (1.5%), Siamese (1.4%),
British Shorthair (1.2%), Maine Coon (1.0%) dan Norwegian Forest (1.0%)
(Hesse dan Neiger, 2009).
Kucing ras Foreign shorthair, ragdoll, Chartreux, Oriental shorthair,
Himalayan, Persian dan Siamese memiliki resiko terhadap urolithiasis struvite.
Urolithiasis pada kucing ras selain jenis batu struvite terdapat juga ras yang sama
memiliki resiko terhadap batu jenis kalsium oksalat yaitu kucing Himalayan,
Persian, Siamese, ragdoll, British shorthair, foreign shorthair, Havana brown,
Birman, Chartreux, Scottish fold dan exotic shorthair. Jenis kucing ras lainnya
seperti Egyptian mau, Birman, Siamese, Bengal, European shorthair, Havana
brown, ocicat, oriental, ragdoll, rex, snowshoe dan Sphynx lebih rentan terhadap
urolithiasis dengan memiliki jenis batu urate (Hesse et al., 2012).
Terdapat laporan kasus di jurnal bahwa breed yang memiliki rambut
panjang seperti Himalaya dan Persia mempunyai resiko yang tinggi mengalami
hyperkalsemia. Hyperkalsemia merupakan kondisi ketika kadar kalsium didalam
darah sangat tinggi dapat terjadi pada jenis breed tersebut. Hyperkalsemia yang
tinggi didalam darah dapat mempengaruhi kucing mengalami pembentukan
urolithiasis dengan jenis batu kalsium oksalat (Midkiff et al., 2000).
5. Umur
Kucing muda dibawah umur 4 tahun lebih sering mengalami urolithiasis
jenis struvite. Kucing dewasa yang memiliki umur 4-7 tahun lebih sering
mengalami urolithiasis jenis struvite dan kalsium oksalat. Kucing yang tua
memiliki umur diatas 7 tahun lebih sering mengalami urolithiasis jenis kalsium
oksalat (Cannon et al., 2007).
6. Obesitas
Beberapa penelitian menunjukkan 8.000 kucing di United States, hampir
29% memiliki kelebihan berat badan atau obesitas akibat dari kurangnya aktivitas
pergerakan dari kucing itu sendiri sehingga dapat menyebabkan FLUTD. Kucing
yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas akibat dari kurangnya aktivitas
8
yang dilakukan didalam rumah ataupun akibat dari kucing yang sering
dikandangkan. Obesitas pada kucing tersebut mengakibatkan ginjal sangat bekerja
keras dalam memfiltrasi zat-zat ataupun cairan yang ada dalam tubuh kucing
tersebut (Forrester, 2007).
7. Lingkungan
Sejarah sangat penting untuk mengidentifikasi faktor lingkungan sebagai
predisposisi terjadinya FLUTD seperti memiliki banyak kucing dalam satu rumah,
menggunakan litter box, tinggal didalam rumah atau diluar, di luar kandang
ataupun didalam kandang, pakan yang diberikan pakan kering atau pakan basah
dan perubahan pakan. Salah satu faktor penyebab terjadinya FLUTD dari
penggunaan litter box karena apabila litter box kotor dan tidak dibersihkan dari
sisa urin kucing lainnya menimbulkan infeksi bakteri (Bovens, 2011).
8. Infeksi Traktus Urinari
Infeksi bakteri dapat meningkatkan pembentukan struvite urolit karena
bakteri yang menginfeksi memproduksi urease sehingga akan meningkatkan pH
urin menjadi basa. Urease merupakan enzim yang dalam keberadaannya di air
akan menghidrolisis urea dan menghasilkan ion ammonia dan karbonat sehingga
konsentrasi kedua ion tersebut meningkat (Lulich dan Osborne, 2007).
Ammonia bergabung dengan air atau ion hidrogen untuk membentuk ion
ammonium. Ion ammonium di urin akan menyebabkan pH urin yang tinggi.
Ketika pH urin basa, fosfat menjadi lebih tersedia untuk pembentukan kristal
struvite dan struvite menjadi kurang larut. Selain itu, pH urin yang tinggi akan
menurunkan solubilitas magnesium ammonium fosfat dan meningkatkan
terbentuknya presipitasi kristal struvite. Ketika konsentrasi fosfat, magnesium,
dan ammonium meningkat di urin, supersaturasi terjadi dan membentuk kristal
dan urolit (Lulich dan Osborne, 2007).
9. Suplemen
Suplemen vitamin D yang berlebihan dapat berperan penting dalam
pembentukan batu kalsium oksalat. Penurunan serum kalsium dan peningkatan
vitamin D menyebabkan pelepasan kalsium dari tulang, peningkatan penyerapan
kalsium berlebih oleh usus dan reabsorpsi kalsium yang berlebih pada ginjal.
Hiperkalsiuria ini kemudian akan menjadi faktor resiko terhadap pembentukkan
kalsium urolit (Finch, 2016).
2.3.Urolithiasis
Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan adanya urolit (batu) atau
kalkuli atau kristal yang berlebihan dalam saluran urinaria. Polikristal ini terdiri
dari kristal organik atau anorganik (90-95%). Unsur-unsur sedimen dibagi atas 2
golongan : organik, yaitu yang berasal dai suatu organ atau jaringan dan non
organik, tidak berasal dari suatu jaringan. Biasanya unsur organik lebih bermakna
daripada yang non organik. Unsur organik meliputi sel epitel, leukosit, eritrosit
dan silinder. Sedangkan unsur non organik meliputi bahan amorf dan kristal-
kristal yaitu kristal kalsium oksalat, kristal struvit, kristal sistin dan kristal asam
urat (Ramdhany et al., 2012).
Urolithiasis biasa terjadi terutama pada hewan domestik seperti kucing.
Urolit ini terbentuk dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi.
Urolit dapat terbentuk pada bagian manapun dari traktus urinari kucing. Urolit
dengan berbagai komposisi mineral telah ditemukan pada kucing, termasuk
9
struvite, kalsium oksalat, kalsium fosfat, uric acid atau urate dan cystine.
Identifikasi oleh mineral yang menyusun 70% atau lebih dari komposisinya. Batu
dan kristal tersebut dapat ditemukan di ginjal, uretra dan kebanyakan di vesika
urinaria (Brown, 2013).
Akumulasi urolit pada vesika urinaria dapat menyebabkan rupturnya dinding
vesika urinaria dan rupturnya saluran pada uretra. Pecahan urolit atau kalkuli
yang terbawa melalui uretra juga akan mengakibatkan radang sehingga pembuluh
darah pada dinding saluran perkencingan pecah dan memicu keluarnya darah yang
terbawa pada urin. Adanya urolit pada vesika urinaria dan uretra juga dapat
mengakibatkan obtruksi sehingga memicu terjadinya rasa nyeri yang sangat pada
saat hewan melakukan urinasi. Urolitiasis kalsium oksalat merupakan jenis
urolitiasis yang sering terjadi pada kucing (Brown, 2013).
Menurut Birchard dan Sherding (2000), faktor-faktor etiologi
kejadian urolithiasis yaitu sebagai berikut :
a. Infeksi saluran urinaria oleh bakteri hidrolisasi urea (contohnya
Staphylococcus dan Proteus), yang paling umum menyebabkan
struvite urolithiasis pada kucing.
b. Kelainan metabolik yang menyebabkan ekskresi urin secara
berlebihan yang mengandung sedikit bahan terlarut dapat menjadi
faktor predisposisi urate urolithiasis pada kucing.
c. Faktor makanan, misalnya makanan yang mengandung kalsium
dan asupan fosfor secara berlebihan dapat menyebabkan kalsium
fosfat urolith.
d. Kondisi idiophatic sering menyebabkan urolithiasis.
atau tidaknya urolit pada vesika urinaria. Ultrasonografi dari vesika urinaria
adalah metode yang sensitif untuk mendeteksi urolith (Lulich dan Osborne, 2010).
Menurut Widmer et al. (2004) dalam Fadil (2013), menyatakan ada tiga
jenis ekhogenisitas yang digunakan sebagai prinsip dasar sonogram. Ketiga jenis
tersebut, yaitu hyperechoic atau echogenic berekhogenisitas terang berwarna
putih (tulang, udara, kolagen, dan lemak), hypoechoic atau echopoor
berekhogenisitas sedang berawarna abu-abu (jaringan lunak) dan anechoic tidak
berekhogenisitas berwarna hitam, contohnya cairan.
Pemindaian vesica urinaria mudah dilakukan saat berisi urin penuh,
sehingga sebaiknya pemeriksaan sonogram vesica urinaria dilakukan sebelum
aplikasi kateter urin atau penggunaan kontras radiografi. Jika kantung kemih
kosong, sebaiknya pemindaian dilakukan setelah menunggu terisi secara alami
atau dapat juga diisi dengan kateterisasi larutan isotonik steril 0,9% atau dengan
bantuan diuretikum parenteral (Goddard et al., 1995, dikutip dalam Wijayanti,
2008).
Untuk pemeriksaan vesica urinaria hewan dapat diposisikan berdiri,
berbaring dorsal, atau berbaring lateral. Daerah abdomen bagian ventral dari
umbilikal sampai rongga pelvis dicukur bersih dan kemudian diberikan gel
ultrasound. Transducer diletakkan pada posisi sagital (searah sumbu tubuh) dan
transversal (berlawanan arah sumbu tubuh) pada daerah yang sudah diberikan gel
agar kontak antara transducer dengan jaringan dapat optimal. Pengambilan
gambar USG awal dilakukan untuk memastikan kondisi vesika urinaria.
Pemindaian juga dapat dilakukan pada posisi hewan berdiri dan berbaring lateral
untuk menggerakkan sedimen intraluminal atau kalkuli. Pencitraan dilakukan
dengan pemindaian dari ujung apeks sampai leher vesica urinaria. Pencitraan
sagittal juga perlu dilakukan dari satu sisi ke sisi lainnya untuk memastikan
kesempurnaan evaluasi (Noviana et al., 2008).
Vesica urinaria merupakan organ yang terletak secara superficial. Karena
berisi cairan, maka hanya sedikit atenuasi gelombang ultrasound yang terjadi,
sehingga pencitraan sebaiknya dilakukan dengan nilai gain yang rendah.
Transducer yang disarankan adalah tipe konveks atau linear dengan frekuensi 5-
7,5 MHz atau lebih (Goddard et al., 1995, dikutip dalam Wijayanti, 2008 ).
Untuk melihat struktur intrapelvic melalui ultrasonografi terbatas
meskipun kelainan urethra di bagian proximal bisa dilihat dengan ultrasonografi.
14
tes dipstick normal berkisar 1035 akan memiliki urin yang encer. Proteinuria atau
glucosuria akan mengubah spesifik gravity urin protein atau glukosa 1 g/DL (3 +
untuk 4 +). Dipstik spesifik gravity urin memiliki bantalan yang telah terbukti
dapat diandalkan untuk penilaian USG. Pembacaan USG harus diperoleh sebelum
terapi cairan atau obat (Galgut, 2013).
Konsentrasi urin juga dievaluasi disebut spesifik gravity. Spesifik gravity
yang terlalu rendah dapat dikaitkan dengan berbagai penyakit, seperti penyakit
ginjal, diabetes melitus, hipertensi dan lain-lain. Pengukuran berat jenis urin
bertujuan untuk mengetahui fungsi pemekatan atau pengenceran oleh ginjal. Berat
jenis urin 1.001- 1007 disebut hyposthenuria. Hyposthenuria akan menghasilkan
diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan
volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran
zat-zat terlarut dalam air. Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke
glomerulus (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex).
Dinding glomerulus inilah yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif
yang dapat di lintasi air, garam, dan glukosa (Little,2008).
Leukosit
Pemeriksaan leukosit kurang sensitif untuk mendeteksi pyuria di anjing
tingkat positif palsu yang tinggi dan kurang spesifik dalam kucing tingkat positif
palsu yang tinggi dengan demikian penggunaannya tidak dianjurkan (Galgut,
2013).
Protein
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma yang dapat disaring atau
difiltrasi di glomerulus yang akan diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan
ke dalam urin (Rizzi, 2014).
Proteinuria dalam kucing selalu patologis. Tes protein dipstik jauh lebih
sensitif untuk mendeteksi albumin daripada globulin dan hasil positif palsu dapat
terjadi dalam urin alkali (Galgut, 2013).
Rizzi (2014) menyatakan :
- Apabila positif pada panel protein berkisar (5-20 mg/dL) sampai 4+
(>1000mg/dL).
- Pada panel protein hasilnya bisa eror pada saat pembacaan akibat
warnanya berubah tidak spesifik atau tidak sesuai dengan parameter.
- Proteinuria glomerulus merupakan kasus yang signifikan akibat
berkurangnya albumin dari tubuh.
Darah
Bantalan darah dapat mendeteksi senyawa yang mengandung hemoglobin
dan mioglobin. Eritrosit yang utuh cenderung menyebabkan positif pada bantalan
reagen sedangkan hemoglobin dan mioglobin menyebabkan perubahan warna
menyebar padat. Hematuria, hemoglobinuria dan myoglobinuria dapat dibedakan
oleh pemeriksaan sedimen urin untuk eritrosit yang utuh (hematuria), dan
penilaian kimia CBC darah untuk bukti anemia hemolitik merupakan penyebab
hemoglobinuria atau pneumomediastinum merupakan penyebab myoglobinuria.
Eritrosit yang lisis terdapat pada urin yang encer atau alkali dan tidak dapat dilihat
pada pemeriksaan sedimen urin (Galgut, 2013).
Untuk tes ada tidaknya darah di dalam urin, dibutuhkan alat uji berupa
kertas strip yang dinamakan dengan dipstik. Alat tersebut kemudian dicelupkan
ke dalam sampel urin. Dipstik merupakan kertas yang diisi dengan
18
Sel
Eritrosit
Hematuria terjadi ketika terdapat eristrosit >5 HPF. Jika eritrosit terlihat
dalam sedimen maka bantalan dipstik mengalami reaksi positif sedangkan
hemoglobin dan mioglobin menyebabkan perubahan warna menyebar padat. Lisis
pada eritrosit dapat terjadi dalam sampel urin yang telah terkonsentrasi atau pada
sampel urin alkali atau basa (Galgut, 2013).
Eritrosit yang ditemukan berbentuk seperti donat, kecil dan cekung
ganda (Rizzi, 2014).
dibahas, tetapi beberapa temuan yang lebih umum secara singkat dijelaskan berikut
(Schendel, 2015).
Formasi kristaluria yang terbentuk dapat diindikasikan oleh pH urin. Nilai pH
urin > 7 memudahkan terbentuknya kalsium karbonat, kalsium posfat, struvit,
sedangkan pH urin < 7 cenderung terbentuk kalsium oksalat dehidrat, kalsium
oksalat monohdrat, sistin, sodium urat atau ammonium urat dan xanthin (Stockhom
dan Scot, 2002).
Struvite
Struvite atau dikenal dengan magnesium ammonium fosfat heksahidrat
dengan komposisi kimia Mg NH4 PO4· 6H20. Struvite merupakan tipe urolit yang
paling sering terbentuk yaitu sekitar 50% untuk analisa urolit pada kucing. Namun
pada kucing berkisar sekitar 30%. Biasanya diikuti dengan adanya kalsium fosfat
dan terbentuk pada pH urin netral-basa. Infeksi bakteri dapat meningkatkan
pembentukan struvite urolit karena bakteri yang menginfeksi memproduksi urease
sehingga akan meningkatkan pH urin menjadi basa. Urease merupakan enzim yang
dalam keberadaannya di air akan menghidrolisis urea dan menghasilkan ion
ammonia dan karbonat sehingga konsentrasi kedua ion tersebut meningkat.
Ammonia bergabung dengan air atau ion hidrogen untuk membentuk ion
ammonium. Ion ammonium di urin akan menyebabkan pH urin yang tinggi. Ketika
pH urin basa, fosfat menjadi lebih tersedia untuk pembentukan kristal struvite dan
struvite menjadi kurang larut. Selain itu, pH urin yang tinggi akan menurunkan
solubilitas magnesium ammonium fosfat dan meningkatkan terbentuknya
presipitasi kristal struvite. Ketika konsentrasi fosfat, magnesium, dan ammonium
meningkat di urin, supersaturasi terjadi dan membentuk kristal dan urolit (Lulich
dan Osborne, 2007).
Kucing yang diberi pakan kering secara terus-menerus akan meningkatkan
terjadinya penyerapan Mg dan mineral-mineral lainnya. Pada pakan kering
terkandung ion-ion MgO2 dan MgSO4 yang bersifat basa. Urine yang bersifat basa
akan membuat ion Mg, phospat, dan amonium akan mengkristal membentuk kristal
struvit. Kristal ini yang akan menyebabkan obstruksi vesica urinaria dan kelukaan
pada uretra dan ureter. Hal tersebut dapat menyebabkan keradangan pada vesica
urinaria sehingga membengkak. obstruksi akibat kristal menyebabkan kucing
mengalami disuria hingga hematuria. Obstruksi tersebut juga menyebabkan edema
pada uretra dan vesica urinaria (Nelson, 2003).
Struvite terbentuk dari magnesium, ammonium dan phospat. Kristal ini
terbentuk dalam suasana urin yang alkalis. Beberapa faktor yang mempengaruhi
timbulnya kristal struvit adalah pH urin dan konsumsi air yang rendah. Diet rendah
magnesium dapat membantu penurunan pH urin, sehingga pH menjadi asam. Hal
ini dapat membantu dalam treatment dan pencegahan karena dapat menurunkan
resiko terbentuknya kristal pada urin. Namun, pemberian diet yang berlebihan dapat
memicu timbulnya kristal calcium oxalate (Nash, 2008).
Struvite (Triple fosfat atau Magnesium amonium fosfat kristal) lebih sering
ditemukan dalam urin yang memiliki pH yang bersifat basa sedikit asam. Mereka
tidak berwarna, berbentuk seperti prisma, ukuran kristal yang bervariasi. Mereka
dapat memiliki antara 3 sisi sampai 8, tergantung pada keadaan degradasi atau
pembentukannya. Mereka sering digambarkan memiliki penampilan seperti "Tutup
peti mati". Identifikasi kristal ini ketika sebagian telah dileburkan sebagai kalsium
21
kelebihan kalsium ke dalam urin sebagai usaha agar konsentrasi ion kalsium tetap
normal. Hiperkalsiuria ini kemudian akan menjadi faktor resiko terhadap
pembentukkan kalsium urolit. Hiperkalsiuria dapat terjadi melalui dua mekanisme
yaitu penyerapan kalsium berlebih oleh usus dan reabsorpsi kalsium yang
berkurang di ginjal (Lulich dan Osborne, 2007).
Salah satu penyebab terjadinya kalsium oksalat urolit adalah ketidakcermatan
penggunaan diet disolusi untuk struvite. Diet disolusi untuk struvite membuat urin
menjadi asam, untuk meningkatkan kelarutan kristal struvite dalam urin. Asiduria
ini menaikkan mobilisasi karbonat dan fosfat dari tulang untuk menyeimbangkan
ion hidrogen (H+). Mobilisasi kalsium dari tulang secara bersamaan akan
menyebabkan hiperkalsiuria. Sebagai tambahan, asidosis metabolis pada kucing
berakibat pada terjadinya hipositraturia (Lulich dan Osborne, 2007).
Tidak ada diet khusus untuk disolusi kalsium oksalat. Komponen kalsium
tidak berubah terhadap diet disolusi. Maka dari itu sangat dianjurkan untuk
melakukan tindakan operasi untuk membuang kalsium oksalat urolit karena diet
disolusi tidak memungkinkan. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam mengubah komposisi diet untuk mengurangi resiko terbentuknya kembali
kalsium oksalat urolit. Kebanyakan kalsium oksalat urolit dapat muncul kembali.
Angka kejadian kalsium oksalat yang muncul lagi pada kucing setelah dibuang
berkisar antara 25-48% (Lulich dan Osborne, 2007).
Sebenarnya penggunaan magnesium dapat digunakan untuk menangani
kejadian kalsium oksalat urolit tetapi hal ini tidak direkomendasikan karena dapat
meningkatkan resiko terbentuknya struvite urolit. Berdasarkan pemahaman
terhadap kecenderungan perkembangan kalsium oksalat urolit maka perubahan diet
dengan membatasi protein dan penggunaan alkalinizing dalam pakan
direkomendasikan. Namun apakah kalsium sebaiknya ditambahkan atau dibatasi
dalam pakan masih membingungkan. Diet dengan kalsium yang tinggi dapat
berakibat pada sedikitnya jumlah kalsium dan oksalat yang diserap. Namun bila
jumlah kalsium diturunkan maka tubuh akan menyeimbangkan jumlah kalsium
dengan mengambil kalsium dari tulang (Lulich dan Osborne, 2007).
melalui diet/pakan atau urinary acidifier. Maka dari itu, mengubah pH urin menjadi
asam merupakan salah satu kunci dalam mengurangi resiko terbentuknya struvite
urolit, terutama pada kucing (Houston,2002).
Diet/pakan harus diberikan secara eksklusif, tapi hanya dapat diberikan
untuk beberapa bulan karena terkait dengan efek samping yang dapat ditimbulkan.
Efek samping yang ditimbulkan terkait dengan penurunan kadar protein dalam diet.
Konsekuensi yang terjadi akibat penurunan kadar protein dalam diet adalah
berkurangnya urea dan albumin dalam serum kucing, serta adanya peningkatan
aktivitas hepatic alkaline phosphatase dalam serum kucing. Akibat diet rendah
protein, terjadi degenerasi hidropis dari hepatosit. Kontraindikasi untuk diet/pakan
ini adalah gagal jantung, gagal hati, gagal ginjal, pankreatitis, hipertensi, dan
hipoalbuminemia (Houston, 2002).
BAB III
MATERI DAN METODE
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Signalement
Nama : Jessy
Jenis Hewan / Spesies : Kucing
Ras / Breed : Persia
Warna Bulu & Kulit : Red Tabby
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : 1 tahun
Berat Badan : 4,2 kg
Tanda Khusus : Putih pada area kaki
4.2. Anamnesis
Seekor kucing Persia bernama Jessy ditemukan dalam keadaan susah
urinasi, muntah, nyeri pada saat urinasi dan adanya kejang otot pinggang, urinasi
kucing tersebut ditemukan adanya darah dan kucing tersebut urinasi diluar litter box
di rumah owner berdasarkan wawancara yang di dapatkan.
A B
Gambar 15. Pada Gambar A dan B ditemukan Kristal Struvit dan Eritrosit.(Uji
Natif Pembesaran 40X).
Hasil pengamatan mikroskop pada gambar di atas menunjukkan bahwa
kristal (struvit) yang ditemukan mereka tidak berwarna, berbentuk seperti prisma,
ukuran kristal yang bervariasi. Berdasarkan hasil pengamatan mikroskop
ditemukan adanya kristal struvit dan Eritrosit. Jumlah struvit yang ditemukan pada
30
sampel urin pasien yaitu >3 HPF dan Eritrosit >2 HPF. Kristal struvit dapat
memiliki antara 3 sisi sampai 8, tergantung pada keadaan degradasi atau
pembentukannya. Sedangkan eritrosit yang ditemukan berbentuk seperti donat,
kecil dan cekung ganda. Gambaran ini sama dengan gambaran dari kristal (struvit)
dan eritrosit. Hal ini sesuai dengan literatur dari Rizzi, (2014) yang menyatakan
kristal struvit yang ditemukan mereka tidak berwarna, berbentuk seperti prisma,
ukuran kristal yang bervariasi. Kristal struvit memiliki antara 3 sisi sampai 8,
tergantung pada keadaan degradasi atau pembentukannya. Eritrosit yang ditemukan
berbentuk seperti donat, kecil dan cekung ganda.
Struvite merupakan tipe urolit yang paling sering terbentuk yaitu sekitar
50% untuk analisa urolit pada kucing. Namun pada kucing berkisar sekitar 30%.
Biasanya diikuti dengan adanya kalsium fosfat dan terbentuk pada pH urin netral-
basa. Infeksi bakteri dapat meningkatkan pembentukan struvite urolit karena
bakteri yang menginfeksi memproduksi urease sehingga akan meningkatkan pH
urin menjadi basa. Urease merupakan enzim yang dalam keberadaannya di air akan
menghidrolisis urea dan menghasilkan ion ammonia dan karbonat sehingga
konsentrasi kedua ion tersebut meningkat. Ammonia bergabung dengan air atau ion
hidrogen untuk membentuk ion ammonium. Ion ammonium di urin akan
menyebabkan pH urin yang tinggi. Ketika pH urin basa, fosfat menjadi lebih
tersedia untuk pembentukan kristal struvite dan struvite menjadi kurang larut.
Selain itu, pH urin yang tinggi akan menurunkan solubilitas magnesium ammonium
fosfat dan meningkatkan terbentuknya presipitasi kristal struvite. Ketika
konsentrasi fosfat, magnesium, dan ammonium meningkat di urin, supersaturasi
terjadi dan membentuk kristal dan urolit (Lulich dan Osborne, 2007).
Kristal ini yang akan menyebabkan obstruksi vesica urinaria dan kelukaan
pada uretra dan ureter. Hal tersebut dapat menyebabkan keradangan pada vesica
urinaria sehingga membengkak. Obstruksi akibat kristal menyebabkan kucing
mengalami disuria hingga hematuria. Obstruksi tersebut juga menyebabkan edema
pada uretra dan vesica urinaria. Pemberian pakan kering terus-menerus terhadap
pasien merupakan salah satu penyebab yang dapat memicu terbentuknya kristal
struvite pada sistem urogenital kucing tersebut.
4.6. Diagnosis
Pada kasus ini dapat ditarik diagnosa bahwa kucing mengalami urolithiasis.
Berdasarkan penunjang diagnosis pemeriksaan dipstik urin menunjukkan pH urin
dalam keadaan basa dapat menimbulkan adanya kristal struvit, protein
menunjukkan protenuria pada kucing selalu dihubungkan mengalami hemoragik
akibat dari trauma maupun adanya inflamasi dan periuria pada kucing dapat
diselaraskan dari anemnesa yang didapat dan pada saat pemeriksaan mikroskopik
struvit yang didapat melebihi batas normal.
4.6.1.Defferential Diagnosis
Diagnosa banding dari kasus urolithiasis adalah cystitis. Menurut Birchard
dan Sherding (2000), urolithiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya urolith di
dalam ruangan urinaria sampai saluran ekskretori dan biasanya diklasifikasikan
menurut komposisi mineralnya. Pada kucing urolith lebih banyak ditemukan di
dalam vesika urinaria atau uretra, dapat juga ditemukan di dalam pelvis renalis
namun kejadiannya sangat jarang (kurang dari 10%). Sedangkan cystitis ialah
31
peradangan pada vesika urinaria yang umum terjadi pada hewan domestik sebagai
bagian dari infeksi saluran urinaria. Gejala klinis dari penyakit cystitis yaitu nyeri
abdomen bagian bawah pada saat dilakukan palpasi, dysuria (hewan menunjukkan
tanda-tanda nyeri pada setiap usaha urinasi) dan hematuria. Pada beberapa hewan
yang menderita cystitis terjadi general malaise dan pyrexia. Pada keadaan cystitis
terjadi penebalan dinding mural vesika urinaria (Widmer et al., 2004).
4.7. Terapi
4.7.1. Penanganan Sebelum Ke Klinik Mutiara Bandung
Pasien tidak diberikan penanganan sebelum datang ke klinik Mutiara
Bandung. Pasien yang memiliki gejala susah melakukan urinasi penanganan awal
sebaiknya diberi pakan diet dan dapat dibawa ke klinik terdekat. Pasien yang telah
dibawah ke klinik sebelum penanganan sebaiknya melakukan cek kesehatan
berkala agar dapat di pantau kedepannya. Pemberian air yang bersih dan litter box
yang bersih dapat diberikan kepada pasien agar tidak terjadi infeksi sekunder.
4.7.2. Penanganan Selama di Klinik Mutiara Bandung
Pemberian obat antibiotik (2 kali 1 sehari) selama 7 hari. Pemberian obat
yang mengandung amoxycillin trihydrate dan clavulanic acid merupakan obat
antibiotik sprektum luas golongan beta laktam. Obat yang mengandung amoxycillin
trihydrate dan clavulanic acid bekerja dengan cara menghambat dinding sel bakteri
mencegah agar bakteri gram positif daan negative tidak dapat tumbuh dan
membunuh bakteri yang ada dalam penyakit gangguan sistem urinari.
Pemberian suplemen (1 kali 1 sehari) selama 10 hari sebagai terapi suportif.
Suplemen yang dibuat untuk kasus cystitis dan ganguan saluran perkemihan bagian
bawah memiliki tiga kandungan N-asetil D-Glukosamin yang berperan dalam
membantu mempertahankan lapisan dari vesica urinaria dan mengurangi
peradangan pada dinding vesica urinaria, L-Theanine yang merupakan asam amino
dapat menurunkan tingkat stress pada kucing akibat gangguan urinasi yang terjadi
dan Quercetin sebagai antioksidan. Selain penggunaan antibotik dan suplemen
Menurut Sabino et al., (2016) penggunaan terapi anti-inflamasi dapat mengurangi
peradangan dan ketidaknyamanan pada kucing yang mengalami gangguan saluran
urinari bagian bawah. Terapi anti-inflamasi non-steroid yang digunakan merupakan
obat yang mengandung meloxicam dengan dosis penggunaan 0.05–0.1 mg/kg IV,
SC atau PO satu kali sehari.
Menurut Suryandari, dkk (2012), beberapa faktor yang mendukung
terbentuknya kristal urin adalah aktivitas statis, kurang minum, makanan yang
banyak mengandung kalsium, oksalat dan fosfat serta penurunan pH urin. Sehingga
harus diperhitungkan pola pemberian pakan yang meliputi frekuensi pemberian
pakan, cara pemberian pakan, jenis pakan, dan penggantian merk pakan. Frekuensi
dan pemberian pakan merupakan faktor yang sangat menentukan pengendapan
mineral-mineral dalam urin, sehingga jika melebihi titik solubility product maka
hal trsebut akan memicu terbentuknya kristal.
Jenis pakan juga menjadi salah satu faktor terbentuknya kristal urin, karena
dalam satu jenis pakan tertentu akan mengandung beberapa mineral-mineral atau
kadar nutrien yang tidak sesuai dengan standar minimum untuk nutrien pakan yang
baik. Penggantian merk pakan juga akan mempengaruhi perubahan nafsu makan
dari hewan. Nafsu makan ini juga berperan dalam pembentukan kristal, nafsu
makan meningkat maka kadar mineral-mineral tertentu akan ikut meningkat.
32
Pakan diet terapi yang digunakan pasien Jessy A-01 dapat dilihat dari table 2
persentase mineral-mineral seperti calcium (Ca) 0,5%, phosphorus (P) 0,8%,
sodium (Na) 1,2%, potassium (K) 0,8%, dan magnessium (Mg) 0,05%. Menurut
Suryandari et al., (2012), faktor utama yang mengatur kristalisasi mineral dan
pembentukan urolith adalah derajat saturasi urin dengan mineral-mineral tertentu
seperti Ca, P, Na, K dan Mg. Mineral-mineral seperti di atas dalam suatu pakan
komersil kering perlu diperhatikan pemberiannya, terutama merk pakan komersil
kering yang dijadikan sebagai pakan terapi. Selain menggunakan pakan diet terapi
A-01 dapat juga diberikan pakan diet terapi A-02 dimana kandungan nutrient yang
terdapat pada A-02 meliputi calcium (Ca), sodium (Na), phosphorus (P), potassium
(K) dan magnessium (Mg). Pada pakan ini nilai Ca adalah 0,6%, nilai P adalah
0,5%, nilai K adalah 0,71%, nilai Na adalah 0,4% dan nilai Mg adalah 0,048%.
Menurut Gerber (2008), jika suatu pakan komersil kering mengandung fosfor,
natrium, kalium, kalsium, dan magnesium yang tinggi maka ikatan terbentuknya
ion ammonium akan meningkat juga. Dengan meningkatnya ion ammonium di urin,
dapat mengakibatkan derajat saturasi urin dengan ion pembentuk kristal akan
meningkat. Produk pakan memiliki kandungan mineral-mineral yang berbeda,
kandungan mineral pada pakan A-02 relative mendekati standart AAFCO
(Associatio of American Feed Control Officials) dibandingkan dengan pakan A-01.
Setiap produk pakan diet terapi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
berhubungan dengan kandungan mineral-mineral dalam pakan tersebut.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Peneguhan suatu diganosa penyakit sangat memerlukan pemeriksaan
pendukung yang dapat digunakan sangat bervariasi meliputi pemeriksaan
urinalisis yang lengkap, ultrasonografi (USG), foto rontgen (X-ray) dan
pemeriksaan lainnya.
2. Pemeriksaan laboratoris pada pasien Jessy kucing mengalami peningkatan
nilai semikuantitatif terhadap parameter pH, darah, spesifik gravity (SG)
pada uji dipstik dapat untuk mendeteksi adanya inflamasi, trauma,
anoreksia, dehidrasi, polyuria ataupun polydipsia pada hewan menderita
urolithiasis.
3. Penanganan suatu penyakit untuk gangguan pada saluran urinaria seperti
urolithiasis dapat dilakukan katerisasi sehingga terjadi pengeluaran urin dan
kristal pada vesika urinaria, pemberian obat golongan agonis kolinergik
yang mengandung bethanechol dapat dianjurkan untuk mengencangkan
otot-otot vesika urinaria yang mengendur, pemberian antibiotik juga
diperlukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi sekunder dan
penggunaan terapi anti-inflamasi dapat mengurangi peradangan dan
ketidaknyamanan pada kucing yang mengalami gangguan saluran urinaria
bagian bawah.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dari studi kasus ini adalah :
1. Perlu dilakukan metode pemeriksaan lain, seperti pemeriksaan media agar
penumbuhan bakteri ataupun jamur pada urin, ultrasonografi (USG), foto
rontgen (X-ray) dan pemeriksaan darah untuk peneguhan diagnosa
selanjutnya.
2. Client education pentingnya dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya
dalam kasus urolithiasis seperti pemeriksaan ultrasonografi (USG), foto
rontgen (X-ray) dan pemeriksaan darah.
3. Perlu memberikan informasi kepada owner tentang pakan diet terapi apa
saja yang baik untuk kasus urolithiasis dan pemberian minum yang harus
bersih.
4. Mengingatkan owner agar memeriksakan atau control ulang apabila telah
lewat dari 10 hari kedatangan untuk mengecek kesehatan pasien.
5. Client education penting dilakukan terutama mengenai penggunaan dipstik,
temuan klinis pada kucing yang mengalami urolithiasis dan cara
pemeliharaan yang baik untuk mencegah terjadinya urolithiasis.
34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Posedur Pemeriksaan Urin Menggunakan Metode Dipstik dan
Metode Sedimentasi Urin (Rizzi, 2014).
1. Metode Dipstik
Analisis kimiawi urin umumnya dilakukan
dengan cara uji dipstick yaitu suatu tes yang
menggunakan stik yang dibuat khusus yang terdiri atas
strip untuk mendeteksi glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit dan
leukosit.
1. Meletakkan satu strip di handuk atau tissue kertas
bersih.
2. Menempatkan setetes urin di atas atau sisi setiap tes
pad (tergantung pada petunjuk produsen).
3. Membaca hasil setelah sesuai,
produsendirekomendasikan sesuai waktu. Tidak ada
perubahan warna pad reagen ditafsirkan sebagai hasil
negatif.
39
Struvite
Ammonium Urat
Bilirubin
Kanan:Calcium oxalate
dihydrate
42
berwarna merah
gelap.
- Coklat
Kuning / Warna coklat ke
Hijau Coklat hitam penyebabnya
melanin dan warna
hitam disebabkan
oleh pengaruh obat-
obatan
- Orange- Bilirubinuria
bilirubinuria adalah kondisi
abnormal dari
bilirubin
terkonjugasi yang
ditemukan dalam
urin. Bilirubin pada
urin menunjukkan
adanya penyakit
hepatocellular atau
gangguan empedu
intra atau
ekstrahepatik.
Karena bilirubin
konjugasi larut
dalam air, maka
akan terlihat pada
urin yang disebut
bilirubinuria.
Bilirubin terbentuk
dari penguraian
hemoglobin dan
ditranspor ke hati,
tempat bilirubin
berkonjugasi dan
diekskresi dalam
bentuk empedu.
Bilirubin
terkonjugasi
(bilirubin direk) ini
larut dalam air dan
diekskresikan ke
dalam urin jika
terjadi peningkatan
kadar di serum.
44
Tabel diatas menunjukkan bahwa proses dari pembentukan kristal urin sangat
dipengaruhi oleh pH. Terkhususkan pada kasus yang dibahas mengenai kristal
Magnesium Ammonium Phosohate biasa disebut dengan kristal struvite yang dapat
ditemui pada urin dalam keadaan netral hingga basa yaitu pH urin 6-7,5.
45
• Cystocentesis
Cara lain untuk mengambil
sampel urine cystocentesis
dengan menggunakan spuit atau
iv cat 22G melalui dinding
abdominal untuk mendapatkan
sample steril langsung dari
bladder (Lulich et al., 2004).
46
• Kateter
1. Pada saat memasang kateter pada
kucing, penis dikeluarkan dari
preputium terlebih dahulu dan
diposisikan pararel sejajar dengan
vetebrae untuk mencegah trauma pada
uretra. Memasang kateter urin pada
kucing jantan memerlukan dua orang,
satu orang menahan penis tetap keluar
dari preputium dan yang lainnya
memasukkan kateter. Sebelum
dimasukkan kateter harus diberi
lubrikan cair, lalu penis dan preputium dibersihkan dengan antiseptik.
2. Kateter dimasukkan dibantu dengan flushing menggunakan syringe
berisi saline yang disemprotkan perlahan untuk mendilatasi uretra agar
kateter mudah dimasukkan. Beberapa kucing juga menyukai apabila
meletakkannya di atas pangkuan kita. Buatlah posisi yang membuat
kucing merasa nyaman. Sedangkan unruk pengambilan metode urine
voiding langsung meletakkan container urine pada alat kelamin jantan
atau betina (Pachtinger, 2014).
47
b. Pemeriksaan Ultrasonografi
RIWAYAT HIDUP