Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Tentang
MANFAAT DAN KONSERVASI TANAH

Di Susun Oleh :

1. MOHAN
2. JULITA
3. BAHRY
4. L. ZIKRI

Kelas : X IPS 2

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 1 JONGGAT
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan serta rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Manfaat dan Konservasi Tanah” ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sangat banyak kepada semua pihak
yang telah membantu demi terselesainya makalah sejarah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dan inovatif sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Ubung, 10 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakanh....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Tanah..................................................................................................2
B. Manfaat Tanah....................................................................................4
C. Degradasi Tanah.................................................................................5
D. Konservasi Tanah...............................................................................7
E. Metode Konservasi Tanah .................................................................7
BAB III PENUTUP .....................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah
merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan
produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas
tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai
untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah
air bersih semakin berkurang.
Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif,
sipil teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetaif berupa penanaman
vegetasi tetap, budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain,
penerapan sipil teknis berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam
penahan, teras, saluran pembuagan air, sumur resapan, embung, parit buntu
(rorak), perlindungan kanan kiri tebing sungai dan lain–lain, serta penerapan
teknik kimiawi berupa pemberian mulsa, bitumen zat kimia.
Salah satu kegiatan dalam menyelamatkan lahan dari tingkat erosi
yang tinggi adalah penerapan teknik konservasi tanah dan air disamping
kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharan dan pengayaan tanaman.
Konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai
dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan
tanah dan air dari kehilangan dan kerusakannya.
 
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu “apa
yang dimaksud dengan Konservasi Tanah dan apa saja manfaatnya ?”

C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu “untuk mengetaui
apa yang dimaksud dengan Konservasi Tanah dan manfaatnya ”

1
BAB  II
PEMBAHASAN

A. Tanah
Menurut Harry Cristady Hardiyatmo (2002) tanah adalah himpunan
mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang
terletak diatas batuan dasar (bedrock). Sedangkan menurut Suyono
Sosrodarsono (1984:8) tanah didefinisikan sebagai partikel-partikel mineral
yang tersemen maupun yang lepas sebagai hasil pelapukan dari batuan,
dimana rongga pori antar partikel terisi oleh udara dan atau air. Sehingga dari
kedua pengetian diatas minimal penulis dapat menyimpulkan bahwa tanah
merupakan partikel partikel yang terbentuk dari berbagai macam proses
bergantung pada karakteristik bahan maupun kondisi geografis sekitar.
Proses pembentukan tanah dimulai dari pelapukan sebuah batuan, baik
pelapukan secara fisik maupun pelapukan secara kimia. Karena proses ini,
batuan akan menjadi lunak dan mengalami perubahan komposisinya. Batuan
yang lapuk dari proses pelapukan belum dapat dikatakan sebagai tanah,
melainkan sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur
batuan induk. Proses pelapukan ini terus berlangsung hingga bahan induk
tanah berubah menjadi tanah sebenarnya. Proses pelapukan inilah yang
menjadi titik awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong
pelapukan juga turut berperan dalam pembentukan tanah. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah iklim, organisme, bahan induk dan topografi.
Banyak sistem klasifikasi tanah yang telah disusun antara lain sistem
klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo, Sistem Soil Taxonomy (USDA), Sistem
World Reference Base for Soil Resources, Sistem Unified Soil Clasification
System (USCS) dan Sistem American Association Of State Highway and
Transporting Official (AASHTO). Namun yang paling umum digunakan
adalah sistem USCS dan AASHTO. Dalam makalah ini akan dijelaskan jenis-
jenis tanah dilapangan yang dibagi menjadi 7 yakni:

2
1. Pasir dan kerikil
Pasir dan kerikil yaitu agregat tak berkohesi yang tersusun dari
regmin-regmin sub anguler atau angular. Partikel berukuran sampai 1/8
inchi dinamakan pasir sedangkan partikel yang berukuran 1/8 inchi sampai
6/8 inchi disebut kerikil. Fragmen bergaris tengah lebih besar dari 8 inchi
disebut boulders (bongkah).
2. Hardpan
Hardpan merupakan tanah yang tahanan terhadap penetrasi alat
pemboran yang sangat besar. Cirinya sebagian besar dijumpai dalam
keadaan bergradasi baik, sangat padat, dan merupakan agregat partikel
mineral yang kohesif.
3. Lanau anorganik (inorganic silt)
Lanau anorganik merupakan tanah berbutir halus dengan plastisitas
kecil atau sama sekali tidak ada. Jenis yang plastisitasnya paling kecil
biasanya mengandung butiran kuarsa sedimensi, yang kadang-kadang
disebut tepung 8 batuan (rockflour), sedangkan yang sangat plastis
mengandung partikel berwujud serpihan dan dikenal sebagai lanau plastis.
4. Lanau organik (organic silt)
Lanau organik merupakan tanah agak plastis, berbutir halus dengan
campuran partikel-partikel bahan organik terpisah secara halus. Warna
tanah bervariasi dari abu-abu terang ke abu-abu sangat gelap, di samping
itu mungkin mengandung H2S, CO2, serta berbagai gas lain hasil
peluruhan tumbuhan yang akan memberikan bau khas kepada tanah.
Permeabilitas lanau organik sangat rendah sedangkan kompresibilitasnya
sangat tinggi.
5. Lempung
Tanah lempung merupakan agregat partikel-partikel berukuran
mikroskopik dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi
unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air
sedang sampai luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah
terkelupas hanya dengan jari tangan . Permebilitas lempung sangat rendah.

3
6. Lempung organik
Tanah lempung organik merupakan lempung yang sebagian sifat-
sifat fisis pentingnya dipengaruhi adanya bahan organik yang terpisah
dalam keadaan jenuh lempung organik cenderung bersifat sangat
kopresibel tapi pada keadaan kering kekuatannya sangat tinggi. Warnanya
abu-abu tua atau hitam, dan berbau.
7. Gambut (peat)
Tanah gambut merupakan agregat agak berserat yang berasal dari
serpihan makroskopik dan mikroskopik tumbuh-tumbuhan. Warnanya
coklat terang dan hitam bersifat kompresibel, sehingga tidak mungkin
menopang pondasi.
Dengan karakteristik yang berbeda maka tanah akan memiliki
kegunaan yang berbeda pula. Misalnya tanah lempung, dengan sifat yang
plastis dan permeabilitas yang rendah tentu tanah lempung tidak cocok
untuk digunakan sebagai media bertanam melainkan lebih cocok
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan alat rumah tangga yang
berniali seni seperti guci, teko maupun vas bunga. Karena sifatnya juga
yang sangat keras ketika sudah kering maka menambahkan keunggulan
awet bagi peralatan rumah tangga.

B. Manfaat Tanah
1. Sumber Mata Air
Seperti yang kalian ketahui, tanah merupakan penyimpan air secara
alami. Tanah bisa menjadi tempat sumber air tanah yang bisa memberikan
manfaat untuk makhluk hidup.
Seperti sebagai sumber air bersih, menyiram tanaman dan lain
sebagainya.
2. Menyediakan Unsur Hara
Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
tanaman yang tumbuh di atasnya menjadi lebih subur.
3. Menyimpan Sumber Energi

4
Tanah menyimpan banyak sekali sumber energi, misalnya minyak
bumi, gas alam, mineral, bahan tambang, dll.
4. Sebagai Bahan Mentah Industri
Tanah sering kali digunakan sebagai bahan mentah industri.
Contohnya seperti tanah lempung (tanah liat) yang digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan gerabah.
5. Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Taukah kamu, bahwa tanah merupakan elemen yang snagat
penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Pasalnya, tanah berperan untuk menyimpan air yang bisa
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan mencegah terjadinya
banjir.
6. Sebagai Lahan
Tanah dapat dimanfaatkan untuk lahan pemukiman, lahan
pertanian, lahan perkebunan, lahan industri, dan lain-lain.

C. Degradasi Tanah
Degradasi tanah atau degradasi lahan didefinisikan sebagai lahan yang
memiliki tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali
bagi kegiatan pertanian. Produktivitas lahan yang rendah atau bahkan tidak
produktif untuk aktivitas pertanian, bisa disebabkan oleh cara pengolahan
tanah yang tidak benar dan penggunaan lahan yang dapat memicu timbulnya
erosi secara berlebihan (Suwardjo, dkk., 1991 dalam Banuwa, 2013).
Menurut Arsyad (2010) kerusakan tanah atau degradasi tanah dapat
disebabkan oleh :
1. Hilangnya unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
Hilangnya unsur hara dan bahan organik tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti akibat perombakan cepat dari bahan organik,
pelapukan mineral, pencucian unsur hara yang cepat di daerah tropika
basah, terangkut saat panen, atau akibat pembakaran tanaman. Dalam
jangka panjang hal ini akan menyebabkan produktivitas tanah menjadi
menurun.

5
2. Terkumpulnya garam atau senyawa racun bagi tanaman di daerah
perakaran.
Pada daerah yang beriklim kering, musim kemarau akan
menyebabkan garam-garam natrium akan terakumulasi di bagian atas
tanah. Pada daerah pasang surut, tanah umumnya banyak mengandung liat
asam, yang jika teroksidasi akan mengakibatkan pH tanah menjadi sangat
asam. Pada lahan yang banyak menggunakan herbisida, logam berat
seperti Fe, Al, dan Zn akan banyak terakumulasi di daerah perakaran
tanaman dan dapat membunuh organisme tanah di sekitarnya.
3. Penjenuhan tanah oleh air (water logging).
Penjenuhan tanah oleh air bisa disebabkan karena proses alami dan
bisa juga disebabkan akibat aktivitas manusia.
4. Erosi.
Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah atau
bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media air atau
angin. Pada daerah iklim tropik basah seperti Indonesia, air merupakan
media utama sebagai penyebab terjadinya erosi, sedangkan angin tidak
mempunyai pengaruh yang berarti.
Erosi menimbulkan dampak yang luas berupa penurunan
produktivitas tanah di tempat terjadi erosi dan penurunan ekosistem pada
bagian hilir akibat banjir, kekeringan, serta pendangkalan sungai dan
danau. Erosi tanah menyebabkan degradasi lahan karena dapat
menurunkan kualitas tanah serta produktivitas alami lahan pertanian dan
ekosistem hutan. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian tanah tersebut
akan terkikis, terangkut, kemudian mengendap di tempat lain (Arsyad,
2010).
Menurut Banuwa (2013), erosi tanah (soil erosion) terjadi melalui
dua proses, yaitu proses penghancuran partikel-partikel tanah dan proses
pengangkutan partikel-partikel tanah tersebut. Proses-proses ini terjadi jika
adanya hujan dan aliran permukaan serta dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti karakteristik tanah, penutupan lahan, kemiringan lereng, dan
panjang lereng.

6
Dari semua penyebab degradasi lahan diatas, erosi merupakan
penyebab utama yang paling berperan dalam degradasi lahan. Erosi
menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik bagi
pertumbuhan tanaman, serta menyebabkan berkurangnya kemampuan
tanah untuk menahan dan menyerap air (Banuwa, 2013).

D. Konservasi Tanah
Konservasi tanah menurut Arsyad (1989), adalah penempatan
setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan
tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah secara
umum diartikan sebagai penempatan tanah pada cara penggunaan yang
sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Dalam arti sempit konservasi tanah sendiri adalah upaya untuk mencegah
kerusakan tanah oleh erosidan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi.
Tujuan diadakannnya konservasi tanah di Indonesia diarahkan pada tiga
prinsip utama yaitu perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butir
butir hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti pemberian
bahan organik atau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan
mengurangi laju aliran permukaan sehingga menghambat material tanah
dan hara terhanyut (Agus et al., 1999).

E. Metode Konservasi Tanah


Secara garis besar, metode konservasi tanah dan air dibagi menjadi 3
yaitu: metode vegetatif, teknis/mekanik, dan kimia. Manusia mempunyai
keterbatasan dalam mengendalikan erosi karena erosi terjadi secara alami
sehingga perlu ditetapkan kriteria tertentu yang diperlukan dalam tindakan
konservasi tanah. Salah satu pertimbangan yang harus disertakan dalam
merancang teknik konservasi tanah adalah nilai batas erosi yang masih dapat
diabaikan (tolerable soil loss). Jika besarnya erosi pada tanah dengan sifat-
sifat tersebut lebih besar daripada angka erosi yang masih dapat diabaikan,

7
maka tindakan konservasi sangat diperlukan. Berikut penjelasan mengenai
ketiga metode konservasi tanah dan air.
1. Metode Vegetatif
Teknik konservasi tanah secara vegetatif adalah setiap
pemanfaatan tanaman/vegetasi maupun sisa-sisa tanaman sebagai media
pelindung tanah dari erosi, penghambat laju aliran permukaan,
peningkatan kandungan lengas tanah, serta perbaikan sifat-sifat tanah, baik
sifat fisik, kimia maupun biologi. Tanaman ataupun sisa-sisa tanaman
berfungsi sebagai pelindung tanah terhadap daya pukulan butir air hujan
maupun terhadap daya angkut air aliran permukaan (runoff), serta
meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.
Contoh upaya konservasi tanah secara vegetatif diantaranya adalah
penghutanan kembali (reforestation), wanatani (agroforestry) termasuk
didalamnya adalah pertanaman lorong (alley cropping), pertanaman
menurut strip (strip cropping), strip rumput (grass strip), barisan sisa
tanaman, tanaman penutup tanah (cover crop), penerapan pola tanam
termasuk di dalamnya adalah pergiliran tanaman (crop rotation), tumpang
sari (intercropping), dan tumpang gilir (relay cropping).

Gambar 1 Contoh Upaya Konservasi Tanah Metode Vegetatif yaitu


Reforestasi
Sumber : Majalah Militer, 2015
Dalam penerapannya, petani biasanya memodifikasi sendiri teknik-
teknik tersebut sesuai dengan keinginan dan lingkungan agroekosistemnya
sehingga teknik konservasi ini akan terus berkembang di lapangan.
Keuntungan yang didapat dari sistem vegetatif ini adalah kemudahan

8
dalam penerapannya, membantu melestarikan lingkungan, mencegah erosi
dan menahan aliran permukaan, dapat memperbaiki sifat tanah dari
pengembalian bahan organik tanaman, serta meningkatkan nilai tambah
bagi petani dari hasil sampingan tanaman konservasi tersebut.
Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin
keberlangsungan keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat:
a. Memelihara kestabilan struktur tanah melalui sistem perakaran dengan
memperbesar granulasi tanah.
b. Penutupan lahan oleh seresah dan tajuk mengurangi evaporasi.
c. Meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan
peningkatan porositas tanah, sehingga memperbesar jumlah infiltrasi
dan mencegah terjadinya erosi.
d. Meningkatkan nilai ekonomi yang didapat dari hasil panen sehingga
dapat menambah penghasilan petani.

2. Metode Teknis/ Mekanis


Konservasi pertanian lahan kering dengan metode teknis yaitu
suatu metode konservasi dengan mengatur aliran permukaan sehingga
tidak merusak lapisan olah tanah (Top Soil) yang bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman. Konservasi dengan metode teknis ini biasa
dilakukan dengan berbagai alternatif penanganan yang pemilihannya
tergantung dari kondisi di lapangan. Beberapa teknik yang dapat dilakukan
diantaranya (Ridiah 2010):
a. Pengolahan tanah menurut kontur,
b. Pembuatan guludan,
c. Terasering, dan
d. Saluran air

9
Gambar 2 Contoh Konservasi Tanah dan Air Metode Teknis yaitu
Terasering
Sumber : Jurnal Hasil Riset, 2016
3. Metode Kimiawi
Teknik konservasi tanah secara kimiawi adalah setiap penggunaan
bahanbahan kimia baik organik maupun anorganik, yang bertujuan untuk
memperbaiki sifat tanah dan menekan laju erosi. Teknik ini jarang
digunakan petani terutama karena keterbatasan modal, sulit pengadaannya
serta hasilnya tidak jauh beda dengan penggunaan bahan-bahan alami.
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang
menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud
dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan
pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal
memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap
erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985).
Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang
besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka
panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah.
Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi berkurang. Bahan tersebut juga
memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat
(Arsyad, 1989). Bahan kimiawi yang termasuk dalam kategori ini adalah
pembenah tanah (soil conditioner) seperti Polyvinil Alcohol (PVA),
Polyvinil Alcohol urethanised (PVAu), Sodium Polyacrylate (SPA),
Polyacrilamide (PAM), Vinylacetate Maleic Acid (VAMA) Copolymer,
Polyurethane, Polybutadiene (BUT), Polysiloxane, Natural Rubber Latex,

10
Dan Asphalt (bitumen). Bahan-bahan ini diaplikasikan ke tanah dengan
tujuan untuk memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan stabilitas
agregat tanah, sehingga tahan terhadap erosi.

Gambar 3 Contoh Konservasi Tanah dan Air Metode Kimiawi yaitu


Conditioning
Sumber : Women’s Lifestyle, 2016
Ketiga teknik konservasi tanah secara vegetatif, mekanis dan kimia
pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu mengendalikan laju
erosi, namun efektifitas, persyaratan dan kelayakan untuk diterapkan
sangat berbeda. Oleh karena itu pemilihan teknik konservasi yang tepat
sangat diperlukan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia perlu didukung


oleh upaya pelestarian sumber daya alam dari penduduknya, tujuannya tak
lain adalah untuk mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas dari
kekayaan yang sudah dimiliki. Namun selain factor manusia yang merusak
kekayaan alam juga terdapat factor lain yakni dari alam itu sendiri contohnya
erosi. Meskipun begitu erosi yang merupakan peristiwa berpindahnya atau
terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain
oleh media air atau angin dapat ditangani dengan dilakukannya konservasi
tanah dan air.
Tiga metode konservasi tanah dan air yakni metode vegetatif, mekanis
dan kimiawi dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan dari masing-
masing lahan. Biasanya metode konservasi tanah yang paling umum
diterapkan adalah metode mekanis dengan menggunakan terasering. Dengan
upaya konservasi tanah diharapkan dapat mempertahankan bahkan
meningkatkan produktivitas dari masing-masing lahan.

B. Saran

Sebagai warga negara yang diwarisi begitu banyak kekayaan alam di


negara Indonesia ini, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan
lingkungan tempat tinggal kita ini. Salah satunya adalah dengan melakukan
konservasi tanah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hartono.2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: CV. Citra


Praya.
Jujun, Sartohadi. 2010. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

13

Anda mungkin juga menyukai