Anda di halaman 1dari 2

Nama: Cep Supriatna

NIM: 2109552

Kelas: 3A

Amerika Serikat sadar akan perubahan akibat adaya globalisasi dan berusaha untuk
memasukkan perubahan ini dalam kurikulum IPS mereka. Secara gamblang, tujuan umum
pendidikan studi sosial adalah untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah serta
pengambilan keputusan siswa untuk kepentingan bersama. Walaupun penamaannya berbeda,
standar nasional untuk sejarah dunia, geografi, dan ekonomi membuat siswa tidak hanya
mempunyai pengetahuan mengenai isu-isu penting di bidang yang bersangkutan, tetapi juga
dapat memiliki nalar yang kritis dalam menghadapi permasalahan dan juga dapat
menggunakan pengetahuan tersebut, juga keterampilan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan politik, sosial budaya, dan ekonomi.

 Adapun menurut Barr, Barth, dan Shermis, IPS sudah berkembang melalui 3 tradisi,
diantaranya adalah :

1. Mata pelajaran IPS diajarkan sebagai transmisi kewarganegaraan: yaitu berfokus pada
warisan pembelajaran IPS yang secara turun temurun berpedoman pada nilai-nilai siswa yang
diharapkan menjadi warga negara yang baik.

2. Mata Pelajaran IPS diajarkan sebagai ilmu sosial yang memiliki tujuan untuk membentuk
pola pikir masyarakat seperti ahli-ahli ilmu sosial. Pola pikir tersebut pada akhirnya akan
menciptakan ahli-ahli riset yang mengetahui bagaimana menggambarkan dan memakai
pengetahuan sosial agar dapat melihat masalah dan memecahkannya.

3. Mata Pelajaran IPS diajarkan sebagai reflektif inquiry, yaitu warisan turun temurun
pelajran IPS yang membuat guru dan siswa untuk saling bekerjasama dalam mengidentifikasi
masalah yang ada di masyarakat. Masalah tersebut antara lain sesuai dengan minat siswa
sekaligus memiliki fakta ilmiah karena akan diadakan pengujian secara ilmiah pula.  

 Standar nasional untuk kurikulum IPS di Amerika ini memberikan gambaran kinerja yang
berhubungan dengan pengetahuan, proses, dan perlakuan yang penting untuk seluruh siswa
serta memberikan role model untuk praktik secara nyata. Amerika Serikat memang sedang
mengupayakan untuk kembali ke pendekatan pengajaran yang lebih tradisional dan terpisah.
Sebagian besar siswa di sekolah umum mendapatkan persyaratan kurikulum yang dipikul
rata. Fokus kursus sejarah dunia Amerika adalah budaya dunia barat, ketimbang budaya
timur. Tak hanya itu saja, hanya sedikit pelajaran mengenai Australia dan negara-negara
Amerika Selatan. 

 Pada dasarnya, Amerika menyadari bahwa pembelajaran di kelas sering gagal


dalam mencapai kualitas instruksional. Dengan minus pencatatan dalam pelatihan materi
pelajaran guru serta dalam sumber daya kurikulum, juga di dalamnya waktu mengajar dalam
pembelajaran di sekolah. Jelas sekali bahwa Amerika kurang mendidik bibit-bibit unggul
bangsa perihal studi sosial. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak pada kerusakan sebagian
besar warga negara masa depan dalam kemampuannya untuk melanjutkan hidup serta
kehidupannya. Kekurangan dalam pembelajaran IPS ini juga dapat menyebabkan kerusakan
pada keharmonisan internal Negara Amerika serta kemampuan untuk mengatasi perubahan
sosial sebagai akibat dari pengaruh globalisasi.
Sedangkan di Selandia baru, Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam IPS di New
Zealand menekankan pada penguasaan disiplin ilmu sosial (Sejarah, geografi, ilmu politik,
civics, ekonomi) juga mengembangkan  delapan ketrampilan penting (essensial skills) yang
juga diajarkan pada semua mata pelajaran dan  pada semua  jenjang pendidikan di New
Zealand, meliputi :
a.       komunikasi
b.      kemampuan dalam matematika
c.       informasi
d.      pemecahan masalah
e.       manajemen diri dan kompetitif
f.       sosial dan koperasi
g.      phisik
h.      pekerjaan dan studi
Kedelapan kemampuan  esensial (essential skills) tersebut diramu dalam proses belajar PIPS 
melalui  inkuiri, penggalian nilai (values exploration), dan pengambilan keputusan sosial
(social decision making).

Dari kedua negara tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada penerapannya sama seperti ilmu
sosial pada umumnya. Dan saya sangat setuju dengan penerapan di kedua negara tersebut
karena sesuai dengan ilmu-ilmu sosial pada umumnya yang membahas mengenai
permasalahan di lingkungan sekitarnya. Dan menurut saya, untuk di indonesia sendiri kita
harus lebih dikembangkan dalam hal komunikasi, karena di indonesia sendiri kurang dalam
hal komuniksinya, dan juga harus lebih di kembangkan lagi dalam hal pemecahan masalah,
karena di indonesia dalam hal melakukan pemecahan masalah itu sangat kurang, seperti yang
kita ketahui pada kasus-kasus sebelumnya banyak kasus yang belum terselesaikan, maka dari
itu di indonesia harus lebih di tekankan dalam melakukan pemecahan masalah, supaya tidak
ada lagi kasus yang tidak di selesaikan.

Anda mungkin juga menyukai