PENDAHULUAN
Pengolahan data merupakan salah satu tindak lanjut dari penyajian data.
Menyajikan beberapa ukuran yang dipakai sebagai parameter untuk digunakan
sebagai bahan bantuan dalam menafsirkan suatu gejala atau sesuatu yang akan
diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Ukuran tersebut ialah ukuran
pemusatan (tendensi sentral), ukuran lokasi dan ukuran dispersi (penyimpangan).
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal dari data yang dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang pusat data yang juga
mewakili seluruh data. Ada beberapa ukuran pemusatan data yang harus dikuasai
guru yaitu rata-rata hitung (mean), median, modus, rata-rata ukur (geometris),
rata-rata harmonik, kuartil, desil dan persentil.
1
BAB II
PEMBAHASAN
UKURAN PEMUSATAN
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas dan singkat tentang pusat data yang juga mewakili seluruh
data. Ukuran pemusatan data dapat digunakan untuk menganalisis data lebih lanjut.
Ada beberapa macam ukuran pemusatan data, antara lain rata-rata (mean), median,
dan modus.
2
=
x x x
1 2 3
.... xn
n
Atau
1
i 1
=
n
Keterangan :
= rata-rata
n = banyaknya data
Contoh 1 :
Dari hasil tes 10 siswa kelas IV SDN 1 Indralaya diperoleh data : 3, 7, 6, 5, 3,
6, 9, 8, 7, dan 6. Tentukan rata-rata dari data tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 10
Ditanya : rata-rata dari data tersebut ?
Jawab :
3 7 6 5 3 6 9 8 7 6 60
= 6
10 10
3
Jadi, nilai rata-ratanya adalah 6.
Contoh 2 :
Hitunglah rata-rata dari 6, 5, 9, 7, 8, 8, 7, 6 !
Penyelesaian :
56677889
=
8
56
= 7
8
Jadi, nilai rata-ratanya adalah 7.
Contoh 3 :
Jumlah buku yang diproduksi oleh sebuah mesin cetak selama tujuah hari
adalah sebagai berikut :
25.000, 20.000, 24.000, 15.000, 30.000, 35.000, dan 40.000.
Berapa ribu rata-rata produksi per hari ?
Penyelesaian :
Diketahui :
n=7
Ditanya : berapa ribu rata-rata produksi per hari ?
Jawab :
25.000 20.000 24.000 15.000 30.000 35.000 40.000
=
7
189.000
= 27.000
7
Jadi, rata-rata produksi 27.000/hari.
4
Contoh 4 :
Dari 40 siswa yang mengikuti ulangan matematika didapat data sebagai
berikut :
Siswa yang mendapat nilai 4 ada 5 orang, nilai 5 ada 10 orang, nilai 6 ada 12
orang, nilai 7 ada 8 orang, nilai 8 ada 3 orang, dan nilai 9 ada 2 orang.
Tentukan rata-ratanya !
Penyelesaian :
X fi fixi
4 5 20
5 10 50
6 12 72
7 8 56
8 3 24
9 2 18
Jumlah 40 240
20 50 72 56 24 18
=
40
240
= 6
40
Jadi, nilai rata-ratanya adalah 6.
5
Contoh 1 :
Nilai Frekuensi
52-58 2
59-65 6
66-72 7
73-79 20
80-86 8
87-93 4
94-100 3
Jumlah 50
Penyelesaian :
Nilai xi fi xifi
52-58 55 2 110
59-65 62 6 372
66-72 69 7 483
73-79 76 20 1.520
80-86 83 8 664
87-93 90 4 360
94-100 97 3 291
Jumlah 50 3800
6
3800
= 76
50
Jadi, nilai rata-ratanya adalah 76.
Keterangan :
X0 = rata-rata sementara
P = panjang kelas
n = banyaknya data
Contoh 2 :
Dengan menggunakan rata-rata sementara, contoh 1 dapat diselesaikan
sebagai berikut :
Nilai fi xi ci fi .ci
52-58 2 55 -3 -6
59-65 6 62 -2 -12
66-72 7 69 -1 -7
73-79 20 76 0 0
80-86 8 83 1 8
87-93 4 90 2 8
94-100 3 97 3 9
Jumlah 50 0
7
=
7
76 + ( 0)
50
76
Jadi, rata-ratanya adalah 76.
Contoh 3 :
Tentukan rata-rata dari data berikut ini !
Berat Badan ( kg ) Frekuensi
40-44 1
45-49 6
50-54 10
55-59 2
60-64 1
Penyelesaian :
Berat Badan Titik Tengah fi fi. xi
( kg ) ( xi )
40-44 42 1 42
45-49 47 6 282
50-54 52 10 520
55-59 57 2 114
60-64 62 1 62
8
5
f x
i 1
i i
1.020
= 5
= 51
f
20
i
i 1
Selain dengan cara di atas, ada cara lain untuk menghitung rata-rata yaitu
dengan menentukan rata-rata sementara terlebih dahulu sebagai berikut.
a. Menentukan rata-rata sementara
b. Menentukan simpangan (d) dari rata-rata sementara
c. Menghitung simpangan rata-rata baru dengan rumus berikut ini
f d
i 1
i i
= + n
f i 1
i
Keterangan :
= rata-rata sementara
f d
i 1
i i
= jumlah frekuensi x simpangan
9
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Penyelesaian :
Data fi di fi. di
4 3 -2 -6
5 7 -1 -7
6 10 0 0
7 4 1 4
8 6 2 12
5 5
f
i 1
i
= 30 f d
i 1
i i
=3
f d
i 1
i i
3
Simpangan rata-rata = 5
= 0,1
f
30
i
i 1
10
Jadi, nilai rata-ratanya adalah 6,1.
Dalam mencari hasil rata-rata geometri dari data tunggal bisa menggunakan 2
cara yaitu :
1. Cara Biasa. Rata-rata geometri G dari sekumpulan angka x1, x2, x3…..xn
adalah akar pangkat n dari perkalian angka-angka tersebut, dinyatakan
dengan rumus :
G=
G=rata-rata geometri
x= data
Contoh :
Jawab :
G=
11
G=
G=6
Contoh :
Jawab :
G=
G= (3.6.9.12)1/4
log G= (log 3+log 6+log 9+log 12)
log G=
log G=0,822
G=6,64
x1 : data ( )
12
log G =
Contoh :
Tabel 4-2
Nilai Matematika 50 Siswa
Nilai Frekuensi
52-58 2
59-65 6
66-72 7
73-79 20
80-86 8
87-93 4
94-100 3
Jumlah 50
Jawab :
13
66-72 7 69 1,8388 12,8716
Jumlah 50 93,8515
log G =
log G =
log G = 1,8770
G=75,4
Yang dimaksud dengan Nilai Rata- rata Pertengahan atau Median ialah suatu nilai
atau suatu angka yang membagi suatu distribusi data ke dalam dua bagian yang sama
besar. Dengan kata lain, Nilai Rata-rata Pertengahan atau Median adalah nilai atau
angka yang di atas nilai atau angka tersebut terdapat 1/2N dan di bawahnya juga
terdapar 1/2 N. Itulah sebabnya nilai Rata-rata ini dikenal sebagai Nilai Pertengahan
atau Nilai Posisi Tengah, yaitu nilai yang menunjukkan pertengahan dari suatu
distribusi data.
14
Dalam statistik, median (Me) diartikan sebagai titik tengah atau nilai yang
membagi seperangkat data menjadi dua bagian sama banyak. Jika ditemukan nilai
median adalah 40, maka berarti 50% data lebih kecil dari 40 dan 50% lagi lebih besar
dari 40. Misalnya, median dari perangkat data berikut: 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10,
mediannya adalah 7. Dalam contoh ini, tiga buah nilai lebih kecil dari 7 (yaitu nilai,
4, 5, dan 6) dan tiga buah nilai lainnya lebih besar dari 7 (yaitu nilai 8, 9, dan 10).
Subjek dengan skor 7 persis berada di tengah-tengah rentangan skor. Hal ini dapat
terjadi jika perangkat data jumlah subjek) itu ganjil. Kalau jumlah subjeknya genap,
median akan sama dengan setengah dari dua skor yang berada ditengah-tengah.
Nilai rata-rata pertengahan atau median kita cari atau kita hitung, apabila kita
berhadapan dengan kenyataan seperti disebutkan berikut ini:
Kita tidak memiliki waktu yang cukup luas atau longgar untuk menghitung
nilai rata-rata hitung (Mean)-nya.
Kita tidak ingin memperoleh nilai rata-rata dengan tingkat ketelitian yang
tinggi, melainkan hanya sekedar ingin mengetahui skor atau nilai yang
merupakan nilai pertengahan dari data yang sedang kita teliti.
Distribusi frekuensi data yang sedang kita hadapi itu bersifat a simetris (tidak
normal)
Data yang sedang kita teliti itu tidak akan dianalisis secara lebih dalam lagi
dengan menggunakan ukuran statistik lainnya.
Kebaikan yang dimliki oleh median sebagai ukuran rata-rata ialah, mediannya
dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, karena proses perhitungannya sederhana
15
dan mudah, Adapun kelemahannya ialah, median sebagai ukuran rata-rata sifatnya
yang kurang teliti.
Ada beberapa cara untuk Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan, seperti dapat diikuti
pada uraian berikut ini.
1. Cara Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data Tunggal
Dalam mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data Tunggal ini ada dua
kemungkinan yang kita hadapi. Kemungkinan pertama ialah data tunggal itu
seluruh skornya berfrekuensi 1; sedangkan kemungkinan kedua, bahwa data
tunggal yang akan kita cari Nilai Rata-rata Pertengahannya itu sebagian atau
seluruh skornya berfrekuensi lebih dari 1.
a. Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data Tunggal yang seluruh
skornya berfrekuensi 1
Di sini pun kita berhadapan dengan dua kemungkinan yaitu : (1) Data
Tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 itu, Number of Cases-nya
merupakan bilangan gasal (ganjil) dan (2) Data Tunggal yang seluruh skornya
berfrekuensi 1 itu, Number of Cases-nya merupakan bilangan genap (bukan
bilangan gasal).
1) Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data Tunggal yang seluruh
skornya berfrekuensi 1 dan Number of Cases-nya berupa bilangan
gasal.
Untuk data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 dan Number
of Cases-nya berupa bilangan gasal (yaitu : N = 2n + 1 ), maka median
data yang demikian itu terletak pada bilangan yang ke (n+1).
Contoh :
9 orang Mahasiswa menempuh Ujian Lisan dalam mata kuliah Teknik
Evaluasi Pendidikan. Nilai mereka adalah sebagai berikut : 65, 75, 60,
70, 55, 50, 80, 40, 30. Untuk mengetahui nilai berapakah yang
16
merupakan Nilai Rata-rata Pertengahan atau Median dari kumpulan
nilai hasil ujian tersebut.
Pertama deretan itu kita atur mulai dari terendah sampai nilai yang
tertinggi :
30 40 50 60 65 70 75 80
Kita lihat dalam deretan nilai diatas, bilangan ke-1 adalah 30,
bilangan ke-2 = 40, bilangan ke-3 = 50, bilangan ke-4 = 55, bilangan
ke-5 = 60, bilangan ke-6 = 65, bilangan ke-7 = 70, bilangan ke-8 = 75,
dan bilangan ke-9 = 80.
Karena N = 9, sedangkan rumus bilangan gasal adalah N=2n+1, maka
9=2n+1
9 = 2n + 1
9 - 1 = 2n
2n = 8
n = 4
dengan demikian nilai yang merupakan Nilai Rata-rata Pertengahan
atau Median dari hasil ujian lisan tersebut adalah nilai (bilangan) yang
ke-(4+1) atau bilangan ke 5, yaitu nilai 60.
2) Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data Tunggal yang
seluruh skornya berfrekuensi 1, dan Number of Casesnya berupa
bilangan genap
Untuk Data Tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 dan Number
of Cases-nya merupakan bilangan genap (yaitu: N = 2n), maka Median
atau Nilai Rata-rata Pertengahan data yang demikian itu terletak antara
bilangan yang ke-n dan ke (n +1 ).
Contoh :
Tinggi badan 10 orang calon yang mengikuti tes seleksi Penerimaan
Calon Penerbang menunjukkan angka sebagai berikut : 168 162 169
170 164 167 161 166 163 dan 165 cm.
17
Cara mencari Nilai Rata-rata Pertengahan atau Mediannya
sama seperti telah dikemukakan di atas, yaitu pertama-tama deretan
angka itu terlebih dahulu kita atur berderet, mulai la dari nilai terendah
sampai dengan nilai yang tertinggi.
161 162 163 164 165 166 167 168 169 170
Karena N = 10 (merupakan bilangan bulat) sedang rumus untuk
bilangan bulat adalah N = 2n, maka: 10 = 2n = 5
Jadi median atau Nilai Rata-rata Pertengahan dari tinggi badan 10
orang peserta tes seleksi Calon Penerbangan itu terletak antara
bilangan ke-5 dan ke (5+1), atau antara bilangan ke-5 dan ke-6.
Dalam deretan angka-angka di atas, bilangan ke-5 adalah 165,
sedangkan bilangan ke-6 adalah 166.
165 166
Jadi Median = = 165,50
2
Jika kedua data yang telah dijadikan contoh di atas kita tuangkan
dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi dan kemudian kita cari
mediannya, keadaannya adalah sebagai berikut :
Median Nilai Hasil Ujian Lisan dari 9 orang mahasiswa
X F
80 1
75 1
70 1
65 1
60 1
18
55 1
50 1
40 1
30 1
Total 9=N
Median
19
Median Tinggi badan 10 orang calon yang mengikuti tes calon penerbang
X f
170 1
169 1
168 1
167 1
166 1
Median
165 1
164 1
163 1
162 1
b. Mencari Nilai Rata-rata Pertengahan untuk Data Tunggal yang sebagian atau
seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu. Apabila Data Tunggal yang akan
kita cari Nilai Rata-rata Pertengahan atau Mediannya, sebagaian atau seluruh
skornya berfrekuensi lebih dari satu, sebaliknya kita tidak menggunakan cara
seperti yang telah dikemukakan di atas, melainkan kita gunakan rumus sebagai
berikut :
1 1
Mdn = £ ( 2 N - fkb ) atau Mdn = u – ( 2 N - fka )
f1 f1
20
Mdn = Median
£ = lower limit ( Batas Bawah Nyata dari skor yang mengandung
Median).
fkb = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
Median.
f1 = frekuensi asli (frekuensi dari skor yang mengandung median).
N = number of Cases
U = upper limit (Batas atas nyata dari skor yang mengandung Median).
Fka = frekuensi kumulatifyang terletak diatas skor yang mengandung median
Contoh :
Skor berikut ini menunjukkan usia 50 orang guru Agama Islam yang bertugas
pada Sekolah Dasar Negeri di suatu Kecamatan
26 28 27 24 31 27 25 28 26 30
29 27 26 30 25 23 31 28 26 27
31 24 27 29 27 30 28 26 29 25
23 29 27 26 28 25 27 28 30 25
24 29 31 27 26 28 27 26 27 27
Untuk mencari median dari data semacam ini, terlebih dahulu kita siapkan
Tabel frekuensinya, terdiri dari lima kolom. Kolom 1: skor usia, kolom 2:
tanda atau jari, kolom3: frekuensi, kolom 4 : frekuensi kumulatif yang
dihitung dari bawah, dan kolom 5: frekuensi kumulatif yang dihitung dari
atas.
21
1. Pertama-tama data kita bagi menjadi dua bagian yang sama besar, yaitu
masing-masing sebesar ½ N; pada pertengahan distribusi data itulah
terletak Median yang akan kita cari.
karena N = 50, maka ½ N = ½ x 50 = 25 (25 orang guru agama Islam).
Perhatian kita arahkan pada kolom tabel 3.7
Tabel 3.7
Nilai Tanda/ jari-jari F Fkb Fka
(X)
31 IIII 4 50 = N 4
30 IIII 4 46 8
29 IIII 5 42 13
28 IIII II 7 37 20
27 IIII IIII II 12 30 32
26 IIII III 8 18 40
25 IIII 5 10 45
24 III 3 5 48
23 II 2 2 50 = N
Total 50 = N
22
c. Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
Median (fkb ) yaitu 18.
3. Dengan diketahuinya £, fi , dan fkb maka dengan mensubstitusikannya ke
dalam rumus pertama, dapat kita peroleh mediannya :
1
25 18
Mdn = £ + ( 2 N - fkb ) = 26,50 + ( )
f1 12
7
= 26,50 + = 26,50 + 0,583
12
= 27,083 (dapat dibulatkan menjadi 27).
Selanjutnya kita gunakan rumus yang kedua untuk mencari Median dari data di
atas. Perhatikan tabel berikut :
26 IIII III 8 18 40
25 IIII 5 10 45
24 III 3 5 48
23 II 2 2 50 = N
Total 50 = N
23
1. Titik pertengahan data terletak pada ½ N yaitu ½ X 50 = 25. Dalam frekuensi
kumulatif yang dihitung dari atas (fka), titik pertengahan data sebesar 25 itu
terkandung pada fkb sebesar 32. Dengan demikian dapat kita ketahui skor
yang mengandung Median, yaitu skor 27.
2. Karena skor yang mengandung Median adalah 27, maka dengan mudah dapat
kita ketahui:
a. Batas atas nyata dari skor yang mengandung Median yaitu 27 + 0,50 =
27,50 atau u = 27,50.
b. Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung Median
(fka) adalah 20.
c. Frekuensi aslinya atau frekuensi dari skor yang mengandung median
adalah 12; jadi fi = 12.
3. Dengan diketahuinya : u, fi, dan fkb maka dengan mensubtitusikannya kedalam
rumus kedua, dapat diperoleh Mediannya :
1
25 20
Mdn = u - ( 2 N - fka ) = 27,50 -
f1 12
= 27,50 – 5/12 = 27,50 – 0,417
= 27,083 (dapat dibulatkan menjadi 27).
2.3 MODUS
Ukuran rata-rata ketiga yang kita pelajari disini adalah Modus atau Mode,
yang umumnya dilambangkan dengan Mo.
Modus tidak lain adalah suatu sekor atau nilai yang mempunyai frekuensi
paling banyak; dengan kata lain, skor atau nilai yang memiliki frekuensi
maksimal dalam distribusi data. Modus adalah nilai data yang paling sering
muncul atau nilai data frekuensinya paling besar.
24
Modus digunakan untuk gejala-gejala yang sering terjadi, diberi simbol dengan
, dan umumnya dipakai sebagai “nilai rata-rata” bagi data kualitatif.
Jika Anda mengajar dalam kelas tertentu, kebetulan salah seorang murid Anda
membuat kegaduhan ketika Anda mengajar. Biasanya Anda menyimpulkan
bahwa kelas itu merupakan kelas yang gaduh. Ini disebabkan karena kegaduhan
saat Anda mengajar yang memberikan kesan seolah-olah begitulah kelas
seharusnya.
Negara kita sudah bebas buta huruf, artinya frekuensi yang bebas buta huruf
jauh lebih besar dari orang-orang yang masih buta huruf. Oleh sebab itu Anda
tidak usah heran jika masih banyak orang yang masih buta huruf. Dan masih
banyak lagi kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan modus. Kematian
disebuah tempat disebabkan oleh malaria, kebanyakan kecelakaan lalu lintas
umumnya disebabkan kecerobohan pengemudi, ini berarti masing-masing
merupakan modus penyebab kematian pada kecelakaan lalu lintas.
25
Penggunaan Modus
1. Kita ingin memperoleh nilai yang menunjukkan aturan rata-rata dalam waktu
yang paling singkat.
2. Dalam mencari nilai yang menunjukkan rata-rata itu kita meniadakan faktor
ketelitian, artinya ukuran rata-rata itu kita kehendaki hanya bersifat kasar saja.
3. Dari data yang sedang kita teliti (kita cari modusnya) kita hanya ingin
mengetahui ciri khasnya saja.
Sifat-sifat Modus
1. Dalam seperangkat data , modus bisa tidak ada dan bisa lebih dari satu.
2. Modus atau mode dapat ditempatkan pada distribusi yang memiliki kelas terbuka
3. Modus atau mode tidak terpengaruhi oleh bilangan-bilangan ekstream , dari
suatu distribusi.
4. letak modus atau nilai modus yang sebenarnya sukar ditemukan , karena itu
kebanyakan hamya berdasarkan taksiran dalam suatu distribusi.
5. Perhitungan Modus atau mode tidak didasarkan pada seluruh nilai pengamatan,
tetapi didasarkan pada individu yang berada pada titik terjadinya pemusatan
yang banyak.
6. Untuk perhitungan perhitungan secar aljabar lebih lanjut , modus tidak dapat
digunakan.
7. Modus atau mode tidak sepopuler ukuran rata rata hitung atau mean dan Median.
Data yang belum dikelompokkan bisa memiliki satu modus, dua modus, atau
mungkin tidak mempunyai modus. Data yang memiliki satu modus disebut
monomodus, sedangkan data yang memiliki dua modus disebut bimodus.
26
ada, yang memiliki frekuensi paling banyak. Skor atau nilai yang memiliki
frekuensi paling banyak itulah yang kita sebut Modus.
Contohnya
- Tentukan modus dari data berikut ini!
5,7,7,6,8,6,6,5,8,6
Jawab:
Setelah data diurutkan diperoleh : 5, 5, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8,
Modus (
- Misalkan data tentang tentang usia 50 orang Guru Agama Islam yang
tercantum pada Tabel 3.7 dapat kita cari modusnya sebagai berikut :
Usia f
(X)
31 4
30 4
29 5
28 7
Mo (27) (12) = f maksimal
26 8
25 5
24 3
23 2
Total 50 = N
Modus untuk data diatas adalah usia 27 tahyn. Mengapa demikian ?
Sebab sejumlah 50 orang Guru Agama Islam tersebut, yang paling
banyak adalah berusia 27 tahun.
- Delapan buah mobil sedang melaju di suatu jalan raya. Kecepatan
kedelapan mobil tersebut adalah sebagai berikut:
60, 80, 70, 50, 60, 70, 45, 75
Tentukan modus kecepatan mobil!
27
Jawab :
Jika data diurutkan, maka hasilnya adalah sebagai berikut :
45, 50, 60, 60, 70, 70, 75, 80
Hasil pengamatan dari pengurutan di atas bisa diketahui nilai data 60 dan
70 adalah nilai data yang paling sering muncul (masing – masing dua
kali).Sehingga gugus data tersebut dikatakan bimodal. Oleh karena itu
modus sekelompok data di atas ada 2 adalah 60 dan 70
- 2, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9
Jika diurutkan 2, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9
Nilai yang sering muncul adalah angka 5, 7 dan 8 masing-masing muncul
dua kali. sehingga modus ada tiga yaitu, 5, 7, 8. Gugus data tersebut
dikatakan multimodal karena modusnya lebih dari dua.
- Sembilan orang siswa memiliki nilai ujian sebagai berikut.
77,62,72,54,76,57,81,70
Tentukan modus nilai siswa!
Jawab :
Jika diurutkan, susunannya akan seperti berikut.
54, 57,62,70,72,76,77,81
Dari pengamatan, tidak ada satupun nilai data yang sering muncul. Oleh
karena itu, data diatas tidak memiliki modus.
28
Rumus 1:
xi
Keterangan:
= Modus
Ingat kembali!
Untuk mencari nilai L (memiliki nilai nyata) dari tepi bawah yang
merupakan nilai relative untuk menenmukan nilai L (tepi bawah
kelas modus) maka nilai tersebut dikurangi 0,50.
= interval kelas
29
Contoh:
Usia Frekuensi
25 – 29 8
30 – 34 14
35 – 39 10
Kelas
40 – 44 18
Modus
45 – 49 7
50 – 54 3
Jumlah 60
Diketahui:
L = 40 – 0,50
= 39,50
i =5
= 18 – 10
= 18 – 7
11
Penyelesaian
xi
30
= 39,50 + [ x5
= 39,50 + x5
= 39,50 + 2, 11
= 41,61
Rumus 2:
xi
Keterangan:
= Modus
= upper limit (batas atas nyata dari interval yang mengandung modus)
Ingat kembali!
Untuk mencari nilai u (memiliki nilai nyata) dari tepi atas yang
merupakan nilai relative untuk menenmukan nilai u (tepi bawah
kelas modus) maka nilai tersebut ditambah 0,50.
= interval kelas
31
Contoh
Usia Frekuensi
25 – 29 8
30 – 34 14
35 – 39 10
Kelas
40 – 44 18
Modus
45 – 49 7
50 – 54 3
Jumlah 60
Diketahui:
u = 44 + 0,50
= 44,50
i =5
= 18 – 10
= 18 – 7
11
Penyelesaian
xi
32
= 44,50 - [ x5
= 44,50 - x5
= 44,50 - 2,89
Contoh Soal:
1. Nilai Hasil Ujian Semester Mata Kuliah Ilmu Perbandingan Agama dari
40 Orang Mahasiswa
Interval Nilai f
85 – 89 2
80 – 84 2
75 – 79 3
70 – 74 4
Interval yang 65 – 69 5
mengandung ( 60 – 64) (10)
Modus 55 – 59 5
50 – 54 4
45 – 49 3
40 – 44 2
35 – 39 1
Jumlah 40 = N
Dari tabel di atas dapat kita ketahui, interval nilai yang mengandung
Modus adalah interval 60 – 64, karena interval nilai tersebutlah yang
memiliki frekuensi yang paling banyak. Dengan diketahuinya interval
yang mengandung Modus, maka berturut – turut dapat kita ketahui:
33
L = 60 – 0,50
= 59,50
i =5
= 10 – 5
= 10 – 5
Penyelesaian
xi
= 59,50 + [ x5
= 59,50 + x5
= 59,50 + 2,5
= 62
34
2. Disediakan data siswa yang diambil dari jarak tempuh para atlet yang
berlomba. Tentukan modus dari data berikut.
Jarak Tempuh (Km) Frekuensi
21 – 30 6
31 – 40 4
Kelas
41 – 50 20
Modus
51 – 60 16
61 – 70 10
71 – 80 4
Jumlah 60
Diketahui:
u = 50 + 0,50
= 50,50
i = 10
= 20 – 4
16
= 20 – 16
Penyelesaian
xi
= 50,50 - [ x 10
= 50,50 - x 10
35
= 50,50 – 2
= 48,5
Diketahui
L = 66 – 0,50
= 65,50
i =3
= 32 – 25
= 32 – 15
17
Penyelesaian
36
xi
= 65,50 + [ x3
= 65,50 + x3
= 65,50 + 0,875
= 66,375
4. Tentukan nilai modus dari data di bawah ini dengan diameter dari 40
buah pipa.
Diameter Pipa (mm) Frekuensi (f)
65 – 67 2
68 – 70 5
71 – 73 13
74 – 76 14
Kelas
77 – 79 4
Modus
80 – 82 2
Jumlah 40
Diketahui:
u = 76 + 0,50
= 76,50
i =3
= 14 – 13
37
= 14 – 4
10
Penyelesaian
xi
= 76,50 - [ x3
= 76,50 - x3
= 76,50 – 2,72
= 73,78
Diketahui:
u = 80 + 0,50
= 80,50
38
i = 10
= 25 – 15
10
= 25 – 20
Penyelesaian
xi
= 80,50 - [ x 10
= 80,50 - x 10
= 80,50 – 3,33
= 77,17
39
yang ada mempunyai frekuensi yang sama. Walhasil, sebagai salah satu
ukuran rata-rata, modus sifatnya labil (tidak stabil).
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat
ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data.
=
x x x
1 2 3
.... xn
n
atau
1
i 1
=
n
Nilai Rata- rata Pertengahan atau Median ialah suatu nilai atau suatu
angka yang membagi suatu distribusi data ke dalam dua bagian yang sama
besar.
Dalam statistik, median (Me) diartikan sebagai titik tengah atau nilai yang
membagi seperangkat data menjadi dua bagian sama banyak. Jika ditemukan
nilai median adalah 40, maka berarti 50% data lebih kecil dari 40 dan 50%
41
lagi lebih besar dari 40. Misalnya, median dari perangkat data berikut: 4, 5, 6,
7, 8, 9, dan 10, mediannya adalah 7
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data
frekuensinya paling besar.
42
ada, yang memiliki frekuensi paling banyak. Skor atau nilai yang memiliki
frekuensi paling banyak itulah yang kita sebut Modus.
Rumus 1:
xi
43
DAFTAR PUSTAKA
Tjalla, Awaluddin. dkk. (2008). Bahan Ajar Statistika Pendidikan 2 SKS. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Herrhyanto, Nar dan M. Akib Hamid. (2012). Jakarta: Universitas Terbuka.
https://www.rumusstatistik.com/2013/08/rata-rata-ukur-geometrik.html
44