Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak-anak.
Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama.
Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi
membentuk suatu keluarga.
Dr. Hj. Hendriati Agustiani, M.Si, Tahapan Perkembangan Keluarga
4. Sebut dan jelaskan fungsi dan tugas keluarga (erlanda)
Fungsi keluarga: Keluarga sebagai sebuah sistem sosial mempunyai tugas atau fungsi agar sistem
tersebut
berjalan. Tugas tersebut berkaitan dengan pencapaian tujuan, integrasi dan solidaritas, serta
pola kesinambungan atau pemeliharaan keluarga (Megawangi, 1999). Menurut Winton (1995),
fungsi merupakan konsekuensi dari perilaku seseorang atau aksi kelompok. Konsekuensi aksi
yang menguntungkan bagi sistem disebut dengan fungsional, sedangkan aksi yang
mendatangkan kerugian bagi sistem disebut disfungsional. Sedangkan menurut McIntyre (1966)
yang dikutip Kingsbury dan Scanzoni dalam Boss, et al., (1993), fungsi diartikan sebagai
kontribusi atau sumbangan dimana suatu item atau elemen memelihara keseluruhan. Resolusi
Majelis Umum PBB menguraikan fungsi-fungsi utama keluarga adalah : ―Keluarga sebagai
wahana untuk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak, mengembangkan kemampuan seluruh
anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan
kepuasan dan lingkungan sosial yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera‖ (Megawangi,
1994).
Fungsi Keluarga
(Menurut BKKBN):
Keagamaan
Sosial Budaya
Cinta kasih,
Melindungi
Rreproduksi
Sosialisasi dan
pendidikan
Ekonomi
Pembinaan
Lingkungan
(Menurut PBB):
1. Pemeliharaan fisik
5. Pemeliharaan moral keluarga dan motivasi untuk berperan di dalam dan di luar keluarga
2. fungsi instrumental : manajemen Sumber daya untuk mencapai berbagai tujuan keluarga melalui :
Aktivitas masyarakat Indonesia yang semakin padat dan menumbuhkan pola hidup yang serba instan,
namun pola makan dan makanan yang dikonsumsi juga masih jauh dari kebutuhan nutrisi, sehingga
banyak keluhan terkait masalah kesehatan fisik. Akibat kesibukan dan aktivitas yang semakin padat itu,
masyarakat juga berupaya menyediakan segala kebutuhannya, termasuk konsumsi pangan juga serba
cepat dan yang sering ditemui adalah mengkonsumsi makanan cepat saji. Dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), masalah kesehatan menjadi salah satu komponen utama, selain
pendidikan dan pendapatan karena kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. IPM Indonesia pada
tahun 2012 mencapai 0,624 atau naik 3 peringkat ketimbang tahun sebelumnya yang menempati posisi
124 dari 187 negara di dunia. Namun demikian, Indonesia masih berada di bawah beberapa negara
anggota ASEAN, seperti Singapura yang IPM-nya mencapai 0,895, Brunei Darussalam 0,855, Malaysia
0,769, Thailand 0,690, dan Filipina 0,654.
1. Ancaman kesehatan
Merupakan keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan
dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk di dalamnya adalah :
b. Keluarga atau anggota keluarga yang menderita penyakit menular (TBC, GO, Hepatitis, dll), berikut
bahaya penularannya
c. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
keluarga (penghasilan yang kecil untuk mencukupi anggota keluarga yang besar/banyak)
d. Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga (rumah berdekatan dengan jalan, kolam atau tebing,
kebiasaan meletakkan senjata tajam sembarangan, lantai licin, obat-obatan atau racun yang tidak
tersimpan dengan baik, bahaya kebakaran, dll)
- Tempat pembuangan tinja yang berdekatan dengan sumber air minum sehingga mencemari sumber
air minum
- Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
- Kebisingan
k. Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya karena salah satu anggota keluarga meninggal
m. Kebiasaan-kebiasaan buruk :
2. Kurang/tidak sehat
b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan
normal
3. Situasi krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri, termasuk juga
dalam hal sumber daya keluarga. Yang termasuk di dalamnya adalah :
a. Perkawinan
b. Kehamilan
c. Persalinan
d. Masa nifas
g. Abortus
i. Anak remaja
j. Kehilangan pekerjaan
l. Pindah rumah
IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6-13 tahun)
V Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berusia 13-20 tahun)
VI Keluarga yang 'melepaskan' anak berusia dewasa muda (anak pertama mulai meninggalkan rumah)
VII Orang tua berusia pertengahan (mulai pensiun dan memasuki masa empty nest)
VIII Orang tua yang mulai menua (pensiun hingga salah satu atau kedua orang tua meninggal dunia)
Konsep Keluarga Sejahtera menurut UU No 10 tahun 1992 adalah keluarga yang dibentuk atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada
Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga
dengan masyarakat dan lingkungannya.
BKKBN merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
anggotanya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama; keluarga yang mempunyai
keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah anggota keluarga; Keluarga yang dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar,
beribadah khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok
Dr. Ir. Euis Sunarti, MS. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi, Dan
Keberlanjutannya
hidup, dan angka kesakitan), ketersediaan fasilitas kesehatan, serta status kesehatan ibu
dan balita.
pendidikan.
lapangan pekerjaan dan status pekerjaan, jam kerja serta pekerjaan anak
Terminologi yang sering digunakan dalam penelitian yang membahas kesejahteraan adalah
―living standar, well-being, welfare, quality of life‖ (Martin, 2006). Negara-negara maju
menggunakan beragam indikator kualitas hidup (quality of life) untuk disepadankan dengan
kualitas hidup masyarakat yang tersebar dalam empat subsistem yaitu (Sharpe, 2004 dalam
Suandi, 2005) :
amanan dan keselamatan masyarakat meliputi ; 15) kesukarelaan, 16) kergaman, diversity,
17) partisipasi dalam aktivitas budaya, 18) partisipasi dalam kegiatan politik, 19) keamanan dan
keselamatan
Dr. Ir. Euis Sunarti, MS. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi, Dan
Keberlanjutannya