Anda di halaman 1dari 15

Critical Book Review

Mk: Perkembangan
Peserta Didik
Prodi Antropologi

CRITICAL BOOK REPORT Skor Nilai :

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH:

NAMA : NABILAH SAHADA


NIM : 3213122029
KELAS : D REGULER 2021
DOSEN PENGAMPU : Dwi Septi Anjas Wulan,
S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik oleh
dosen pengampu Ibu Dwi Septi Anjas Wulan,S.Pd.,M.Pd. yang bertujuan untuk memenuhi
tugas Critical Book Review (CBR). Tugas CBR ini saya kutip dari buku Perkembangan
Peserta Didik. CBR ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua khususnya dalam bidang Perkembangan Peserta Didik yang terjadi
Saya sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Saya selaku penyusun mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas, karena keterbatasan ilmu
dan pemahaman saya yang belum seberapa dan masih dalam tahap pembelajaran. Karena itu
saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Saya berharap CBR ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi
kami selaku penyusun khususnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Medan, November 2021

Nabilah Sahada
3213122029

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..….…..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….….…ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..…1
1.1 LATAR BELAKANG CBR……………….………………………………………….....1
1.2 TUJUAN PENULISAN CBR…………………………………………………………....1
1.3 MANFAAT CBR………………………………………………………………………...1
1.4 IDENTITAS BUKU……………………………………………………………….….….2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU………………………..……………………………….....2
2.1 BAB 1 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK……………………………….…….......3
2.2 BAB II KARAKTERISTIK BELAJAR………………………………………...……....3-4
2.3 BAB III PERANAN GURU DALAM PERKEMBANGAN ANAK…….……………..4-5
2.4 BAB IV PERAN SERTA PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN….6
2.5 BAB V TANGGUNG JAWAB GURU………………………………...…………………7
2.6 BAB VI STRATEGI PEMBELAJARAN……………………………………………...7-8
2.7 BAB VII MANAGEMEN KESISWAAN…………………………………………......8-10
BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU………………………………………………………..11 3.1
PEMBAHASAN ISI BUKU………………………………………………...…............11
3.2 KELEBIHAN ISI BUKU………………………………………………………………..11
3.3 KEKURANGAN ISI BUKU………………………………...………………….………11 BAB
IV PENUTUP…………………………………………………………………….....…12
4.1 KESIMPULAN…………………………..……………………………………...………12
4.2 SARAN…………………………………………..…………………………….....….....12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...…...13

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang CBR

Terkadang kita bingung untuk memilih buku referensi untuk di baca dan dipahami. Oleh
karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi terkhususnya buku mengenai perkembangan peserta didik

1.2 Tujuan penulisan CBR


1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah filsafat pendi perkembangan peserta didik.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
membandingkan serta mengkritik buku.
3. Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya metode penelitian
perkembangan peserta didik dalam kehidupan.

1.3 Manfaat CBR


1. Bagi Penulis
a. Memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik.
b. Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi buku.
c. Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku.
2. Bagi Pembaca
a. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai perkembangan
peserta didik dalam kaitan kehidupan sehari-hari.

D. Identitas Buku

1
Buku Pertama

1. Judul : Perkembangan Peserta Didik


2. Penulis : 1. Dr. Rusi Rusmiati Aliyyah M.Pd 3. Rosdyana purwantini
2. Windy Apriliani 4. Siti Salsabillah
3. Penerbit : Universitas Djuanda
4. Kota Terbit : Bogor, Jawa Barat
5. Tahun Terbit: July 2021

Buku Kedua (Pembanding )

1. Judul : Perkembangan Peserta


Didik
2. Penulis : Dr. Masganti Sit,
M.Ag.
3. Penerbit : PERDANA
PUBLISHING
4. Kota Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : Oktober 2012
6. ISBN : 978-602-8935-11-1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Bab 1 Perkembangan Peserta Didik


Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

2
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, bangsa dan negara.
Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa dalam proses pembelajaran guru hendaknya
menciptakan suasanam enyenangkan,mengaktifkan siswa dalam mengembangkan
potensi/kemampuannya. Siswa senang dan aktif dalam belajar, serta dapat mengembangkan
potensinya apabila guru dapat merancang, dan membelajarkan siswa sesuai dengan
karakteristik perkembangan siswa.
Perkembangan tersebut diantaranya adalah perkembangan fisik dan motorik serta
perseptual. Perkembangan fisik berkaitan dengan tinggi dan berat badan, proporsi dan bentuk
tubuh, sedangkan perkembangan motorik meliputi, kemampuan siswa melakukan gerak untuk
beraktitifitas dalam belajar maupun dalam kehidupan seharihari. Sedangkan perkembangan
perseptual siswa berkaitan dengan kemampuan siswa mengenal terhadap lingkungan.
Perkembangan fisik adalah perkembangan yang berkaitan dengan tinggi dan berat badan,
serta bentuk tubuh, juga perkembangan otak (Wahab 1998).

2.2 Bab II Karakteristik Belajar


• Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu,
karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan,Menurut
Wyne, karakter menandai bagaimana cara atau pun teknis untuk memfoukuskan
penerapan nilai kebaikan ke dalam tindakan atau pun tingkah laku Menurut Kamisa,
pengertian karakter adalah sifat – sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat
membuat seseorang terlihat berbeda dari orang lain. Berkarakter dapat diartikan
memiliki watak dan juga kepribadian.
• Menurut Doni Kusuma, karakter merupakan ciri, gaya, sifat, atau pun katakeristik
diri seseorang yang berasal dari bentukan atau pun tempaan yang didapatkan dari
lingkungan sekitarnya.
• Menurut W. B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata dan berbeda yang
ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari berbagai macam atribut yang
ada dalam pola tingkah laku individu.
• Menurut Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak
etis atau pun moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter biasanya
memiliki hubungan dengan sifat – sifat yang relatif tetap.

3
• Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang
dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar – salah, baik – buruk) secara implisit
atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak
menyangkut nilai – nilai.menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter
adalah sesuatu yang terdapat pada individu yang menjadi ciri khas kepribadian
individu yang berbeda dengan orang lain berupa sikap, pikiran, dan tindakan.
Karakteritik belajar adalah watak, tabiat,akhlak,atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang,bersikap,dan bertindak kebajikan terdiri dari atas sejumlah
nilai, moral, dan norma.

2.3 Bab III Peranan Guru Dalam Perkembangan Anak


Guru merupakan pendidik formal, karena latar belakang pendidikan, kepercayaan
masyarakat kepadanya, serta pengangkatannya sebagai pendidik, sedang pendidik lainnya
merupakan pendidik informal. Hubungan guru dengan siswa di dalam proses belajar
mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Kemampuan professional dan peran
guru, mutu kurikulum, sarana prasarana dan fasilitas pendidikan, biaya, iklim dan
pengelolaan sekolah sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan di sekolah guna untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat
menggunakan metode-metode atau cara mengajar yang baik sehingga siswa dapat merasa
tertarik atau tidak bosan pada saat proses belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap prestasi
siswa dalam belajar.
Peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain sebagai informator/ komunikator,
organisator, konduktor, motivator, pengarah dan pembimbing, pencetus ide, penyebar luas,
fasilisator, evaluator, dan pendidik. Dalam proses belajar mengajar sebagai suatu keseluruhan
proses peran guru tidak dapat dikesampingkan. Karena belajar itu adalah interaksi antara
pendidik dalam hal ini guru dengan peserta didik atau siswa yang menghasilkan perubahan.
A. Peranan Guru Menurut Gary Flewelling Dan William Higginson
Dari gambaran kelas masa depan, Gary Flewelling dan William Higginson (2003)8
menggambarkan peran guru sebagai berikut:
1. Memberikan stimulasi kepada siswa dengan menyedian tugas-tugas pembelajaran yang
kaya (rich learning tasks) dan terancang dengan baik untuk meningkatkan perkembangan
intelektual, emosional, spiritual, dan sosial;

4
2. Berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian, mengilhami, menantang,
berdiskusi, berbagi, menjelaskan, menegaskan, merefleksi, menilai dan merayakan
perkembangan, pertumbuhan dan keberhasilan;
3. Menunjukkan manfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu pokok bahasan;
4. Berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang mengerahkan dan memberi
penegasan, seseorang yang memberi jiwa dan mengilhami siswa dengan cara
membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias, gairah dari seorang pembelajar yang berani
mengambil resiko (risk taking learning), dengan demikian guru berperan sebagai pemberi
informasi (informer), fasilitator, dan seorang artis.

A. Peranan Guru Menurut Eael V. Pullias Dan James D. Young


Dalam kaitan ini Earl V. Pullias dan James D. Young (1968) dalam bukunya A Teacher Is
a Many Thing mengutarakan ada empat belas karakteristik yang melekat pada guru yang
unggul itu adalah sebagai berikut:(guru sebagai guru), (Guru sebagai teladan), (Guru sebagai
penasihat), (Guru sebagai pemegang otoritas), (Guru sebagai pembaharu), (Guru sebagai
pemandu), (Guru sebagai pelaksana tugas rutin), (Guru sebagai insan visioner), (Guru sebagai
pencipta), (Guru sebagai orang yang realistis), (Guru sebagai penutur cerita dan seorang
actor), (Guru sebagai pembongkar kemah), (Guru sebagai peneliti), (Guru sebagai penilai).

B. Peranan Guru Menurut Dr. Oemar Hamalik


Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya Psikologi Belajar dan Mengajar menulis peran guru
peran guru yang pertama sebagai pengajar, salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh
guru disekolah ialah memberikan pelayanan kepada para siswa agar mereka menjadi siswa
atau anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah itu. kedua sebagai pembimbing, guru
memberikan bimbingan bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum
terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.
2.4 Bab IV Peran Serta Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran
Pengertian peserta didik menurut ketentuan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan citacita dan harapan masa depan.

5
Proses pembelajaran sendiri memiliki dua dimensi. Pertama adalah aspek kegiatan siswa:
apakah kegiatan yang dilakukan siswa bersifat individual atau bersifat kelompok. Kedua
aspek orientasi guru atas kegiatan siswa: apakah difokuskan pada individu atau kelompok.
Berdasarkan dua dimensi yang masing-masing memiliki dua kutub tersebut, terdapat empat
model pelaksanakan dalam pembelajaran.
Pertama, apa yang disebut self-study, yaitu, kegiatan siswa dilaksanakan secara individual
dan orientasi guru dalam mengajar juga bersifat individu. Model pertama ini memusatkan
perhatian pada diri siswa.Agar siswa dapat memusatkan perhatian perlu diarahkan oleh
dirinya sendiri dan bantuan dari luar, yaitu guru.Siswa harus dapat mengintegrasikan
pengetahuan yang baru diterima ke dalam pengetahuan yang telah dimilikinya.Untuk
pelaksanaan model selfstudy ini perlu didukung dengan peralatan teknologi, seperti
computer.Keberhasilan model ini ditentukan terutama oleh kesadaran dan tanggung jawab
pada diri sendiri.
Kedua, apa yang dikenal dengan istilah cara mengajar tradisional. Model ini memiliki
aktivitas siswa bersifat individual dan orientasi guru mengarah pada kelompok. Pada model
ini kegiatan utama siswa adalah mendengar dan mencatat apa yang diceramahkan guru.
Seberapa jauh siswa mendengar apa yang diceramahkan guru tergantung pada ritme guru
membawakan ceramah itu sendiri. Siswa akan dapat mengintegrasikan apa yang didengar ke
dalam pengetahuan yang telah dimiliki apabila siswa dapat mengaitkan pengetahuan dengan
apa yang diingat. Model ini sangat sederhana, tidak memerlukan teknologi, cukup papan tulis
dan kapur.Keberhasilan model ini banyak ditentukan oleh otoritas guru.
Ketiga, apa yang disebut model persaingan. Model ini memiliki aktivitas yang bersifat
kelompok, tetapi orientasi guru bersifat individu.Model ini menekankan partisipasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran, semua siswa harus aktif dalam kegiatan kelompok tersebut.
Seberapa jauh siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan akan ditentukan oleh seberapa jauh
kegiatan memiliki kebebasan dan dapat membangkitkan semangat kompetisi. Pengetahuan
yang diperoleh dan dapat dihayati merupakan hasil diskusi dengan temannya.
2.5 Bab V Tanggung Jawab Guru
Menurut Hamalik (2011:127-133) tanggung jawab guru terbagi menjadi :
A. Guru Harus Menuntut Murid-Muridnya Belajar
Guru harus membimbing murid agar mereka memperoleh keterampilanketerampilan,
pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
perkembangan sikap yang serasi.

6
B. Turut Serta Membina Kurikulum Sekolah
Dalam hubungan ini guru dapat melakukan banyak hal, antara lain: menyarankan
ukuranukuran yang mungkin dapat digunakan dalam memilih bahan-bahan kurikulum,
berusaha menemukan minat, kebutuhan dan kesanggupan murid, berusaha menemukan cara-
cara yang tepat agar antara sekolah dan masyarakat terjalin hubungan kerja sama yang
seimbang, mempelajari isi dan bahan pelajaran pada setiap kelas dan meninjaunya dalam
hubungan dengan praktek sehari-hari
C. Melakukan Pembinaan Terhadap Diri Siswa (Kepribadian, Watak Dan Jasmaniah)
Agar aspek-aspek kepribadian ini dapat berkembang maka guru perlu menyediakan
kesempatan pada siswa untuk mengalami, menghayati situasi-situasi yang hidup dan nyata.
Selain dari itu kepribadian, watak, dan tingkah laku guru sendiri akan menjadi contoh
konkret bagi murid.
D. Memberikan Bimbingan Kepada Murid
Guru perlu menghormati pribadi anak, supaya mereka menjadi pribadi yang tau akan
hak hak orang lain. Kebiasaan, sikap, dan apresiasinya harus dikembangkan, hingga pada
waktunya mereka menjadi manusia yang mengerti akan hak dan tanggung jawab sebagai
anggota masyarakat yang berdiri sendiri. Karena itu guru harus memahami benar tentang
masalah bimbingan belajar, bimbingan pendidikan, bimbingan pribadi, dan terampil dalam
memberikan penyuluhan dengan tepat.

2.6 Bab VI Strategi Pembelajaran


Dalam konteks pembelajaran, strategi berkaitan dengan pendekatan dalam
penyampaian materi pada lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara
kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar dan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik,
dan prosedur yang akan menjamin bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai tujuan
pembelajaran. Kata metode dan teknik sering digunakan secara bergantian (Al
Muchtar, dkk., 2007: 1.3)
Untuk itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien (Gerlach dan Ely, 1971: 207).

7
Menurut Miarso (2005), strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh
pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka
kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan
falsafah dan atau teori belajar tertentu.
Seels dan Richey (1994: 31) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rincian dari
seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam pembelajaran, yang terdiri dari
metodemetode, teknikteknik maupun prosedurprosedur yang memungkinkan peserta didik
mencapai tujuan.
Kauchak dan Eggen (1993: 12) mengartikan strategi pembelajaran sebagai seperangkat
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut
Romiszowsky

2.7 Bab VII Managemen Kesiswaan


A. Pengertian Managemen Kesiswaan
Pengelolaan peserta didik atau dengan kata lain manajemen kesiswaan adalah teknik
mengatur seluruh siswa mulai dari masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah
(Imron & Burhanudin, 2003). Manajemen kesiswaan merujuk pada sejak dari awal diterima,
kemudian diberikan pembinaan dan berakhir pada terselesaikannya proses pembelajaran serta
menjadi alumni setelah selesai melaksanakan pembelajaran (Prihatin,2011). Dengan
demikian, manajemen kesiswaan adalah suatu cara pengaturan peserta didik, mulai dari input,
proses, output, dan menjadi outcome dari satuan pendidikan.
Adapun tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan psikomotorik siswa;
2. Mendidik dan membina kemampuan, bakat, dan minat; dan
3. Mencapai kebahagiaan kesejahteraan hidup, belajar dengan baik, dan tercapai citacitanya
(Imron, 2011).
Tujuan pengelolaan kesiswaan yakni mengelola aktivitas kesiswaan untuk membantu
kegiatan belajar sehingga sesuai, disiplin dan sesuai prosedur, serta dapat memberi masukan
dalam mencapai sasaran yang sudah disepakati (Kristiawan, 2017).
Fungsi umum pengelolaan kesiswaan yakni sarana bagi siswa untuk mengembangkan diri
secara individualitas, sosial, kebutuhan, maupun potensi-potensi peserta didik (Imron &
Burhanudin, 2003) .

8
Fungsi pengelolaan kesiswaan secara khusus, yaitu: (1) pengembangan individualitas, yakni
agar siswa mampu mengembangkan potensi individualitasnya; (2) pengembangan sosial
siswa, yakni supaya siswa mampu melakukan sosialisasi dengan masyarakatnya; (3)
penyaluran aspirasi dan harapan siswa, yakni supaya terefleksikan kesenangan, dan minat
siswa; dan (4) pemenuhan dan kesejahteraan siswa, yakni supaya siswa tentram dalam
menjalankan pendidikannya. Fungsi pengelolaan kesiswaan yakni untuk sarana.

B. Prinsip Pengelolaan Kesiswaan


Prinsip adalah asas atau pondasi pokok fakta untuk pola berfikir dan bertindak.
Prinsip pengelolaan kesiswaan yakni:
1. untuk mengatur seluruh pengelolaan sekolah;
2. Memberikan misi pendidikan;
3. Kegiatan pengelolaan kesiswaan berupaya menyatukan siswa dengan keadaan keluarga
yang beragam dan banyak perbedaanya;
4. Sebagai upaya pengaturan terhadap pebimbing peserta didik; dan
5. Kegiatan manajemen peserta didik, senantiasa berlatar sesuai dengan fungsinya (Imron &
Burhanudin, 2003). Sehingga, prinsip pengelolaan kesiswaan adalah mengutamakan
peserta didik untuk kegiatan utama dalam kemajuan lembaga pendidikan.

C. Ruang Lingkup Pengelompokkan Kesiswaan


Ruang Lingkup Pengelolaan Kesiswaan yakni pengaturan siswa sejak ditetapkan
sebagai siswa yang diterima di satuan pendidikan sampai pada siswa tersebut dinyatakan
sebagai alumni. Ruang Lingkup Pengelolaan Kesiswaan Pengelolaan kesiswaan adalah:
1. perencanaan kesiswaan;
2. Rekrutmen siswa atau biasa disebut dengan PPDB dengan kegiatan kebijakan penerimaan
peserta didik;
3. Orientasi siswa atau biasa disebut dengan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD);
4. Pengelompokan atau penempatan siswa dengan tujuan memudahkan pemberian layanan
selama menjadi siswa di satuan pendidikan;
5. Pencatatan absensi dengan tujuan memberikan pembinaan kedisiplinan;
6. Evaluasi kesiswaan dengan melakukan kegiatan pengukuran perkembangan dan prestasi
peserta didik;

9
7. Pelaporan hasil evaluasi dengan tujuan untuk memberikan timbal balik akuntabilitas atau
report kegiatan siswa selama di sekolah atas kepercayaan orang tua kepada lembaga; 8.
Mutasi dan dropout peserta didik yakni proses perpindahan peserta didik;
9. Layanan khusus penunjang agar siswa lancar dan mampu mengembangkan diri;
10. Pembinaan disiplin dengan tahapan perencanaan meliputi membuat aturan dan
menentukan konsekuensi;
11. Organisasi peserta didik di sekolah yang terdiri dari kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler; dan
12. Kegiatan akhir sampai pada perpisahan dan lulusnya siswa yang bertujuan menilai
pencapaian SKL untuk semua mata pelajaran sesuai programnya sebagai bentuk
transparasi, profesional, dan akuntabel lembaga (Kudianta, 2016)

BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU

3.1 Pembahasan Isi Buku

Dalam buku ini disajikan materi perkuliahan Perkembangan Peserta Didik yang
merupakan suatu komponen penting yang harus diketahui seorang guru. Pemahaman guru
yang benar terhadap perkembangan peserta didik akan menuntun guru membuat disain
pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. Disain pembelajaran yang cocok dengan
perkembangan peserta didik akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Pembelajaran
yang tidak memperhatikan perkembangan peserta akan membuat peserta bosan atau frustrasi.
Jika peserta didik bosan dan frustrasi, para guru juga akan tertular rasa bosan dan frustrasi
ketika mengajar, Mengingat hal di atas maka mata kuliah perkembangan peserta didik
menjadi salah satu mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa yang mengambil program
pendidikan keguruan.

3.2 Kelebihan Isi Buku


-Dilihat dari aspek tampilan buku yang di review menarik,jelas dan bagus
-Dari aspek tata letak isi buku tersebut sangat rapi,tata tulisan buku tersebut sudah pas
sehingga membuat pembaca tidak mudah merasa bosan dalam membaca isi buku.
- Dari aspek isi buku tersebut memuat data dan informasi yang cukup lengkap yang dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.

10
- Dari aspek tata bahasa yang digunakan cukup sesuai dengan EYD
- Terdapat pendapat dari beberapa ahli sehingga dapat memudahkan memahami pokok
bahasan dalam buku.

3.3 Kekurangan Isi Buku


Identitas buku termuat dalam buku kurang jelas, Kekurangan dalam buku ini yaitu tidak
terdapat rangkuman sehingga pembaca sulit mengetahui apa yang menjadi inti sari dari setiap
bab yang di bahas dalam buku.Terdapat bahasa asing yang sulit dipahami yang membuat
pembaca menjadi bingung.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progressif yang terjadi sebagai


akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai
perubahan yang berkesinambungan dalam diri individu mulai dari lahir sampai dengan mati.
Peserta didik adalah seseorang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
belajar yang di didik oleh guru maupun orangtua mereka yang dapat ditempuh melalui
pendidikan formal,informal, maupun non formal.

4.2 Saran

Kiranya setelah kita mempelajari materi Perkembangan Peserta Didik, kita mampu untuk
mendidik dan membantu mengembangkan peserta didik secara maksimal agar mereka bisa
menjadi penerus-penerus generasi bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Aliyyah Rusi Rusmiati Windy Apriliani Rosdyana purwantini Siti Salsabillah, 2021,
Perkembangan Peserta Didik, Universitas Djuanda: Bogor, Jawa Barat.

11
Masganti Sit, 2012, Perkembangan Peserta Didik, perdana publishing: Medan.

12

Anda mungkin juga menyukai