Anda di halaman 1dari 17

FISIKA MATEMATIKA

Penyelesaian Persamaan Diferensial Dengan Deret


DOSEN PENGAMPU: Dr. Nurdin Siregar, MS

OLEH: KELOMPOK 4
DESI ESTERINA TARIGAN (8216176003)
NELLY CATRINA LUMBANTOBING (8216175004)

PENDIDIKAN FISIKA PPs A 21

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini.
Makalah tentang solusi Persamaan Deferensial Biasa (PDB) dengan Persamaan Deret Taylor.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Medan, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................................2

2.1 Persamaan Differensial..............................................................................................2


2.2 Persamaan Differensial Biasa....................................................................................2
2.3 Deret Taylor...............................................................................................................3

BAB III.....................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variable atau
lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai orde.
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan
berbagai macam disiplin ilmu.
Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan teknologi, bilamana
hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang berubah secara kontinu dimodelkan
oleh fungsi matematika dan laju perubahannya dinyatakan sebagai turunan diketahui atau
dipostulatkan.Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang
digunakan bervariasi sesuai jenis persamaam yaitu : Persamaan diferensial biasa (PDB ) dan
Persamaan diferensial parsial (PDP)
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan
differensial, antara lain: metode Euler, metode pendekatan dengan deret Taylor, metode
runge-kutta dan metode-metode prediktor-korektor seperti metode Adam Moulton. Dan pada
kelompok kami, kami akan membahas dengan metode pendekatan dengan deret Taylor atau
kami menyebutnya dengan Solusi Persamaan Deret Taylor.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Persamaan Differensial ?
1.2.2 Bagaimana cara menghitung Persamaan Diferensial Biasa dengan metode Deret Taylor ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memberi penjelasan mengenai Persamaan Differensial
1.3.2 Untuk memberi penjelasan tentang cara menghitung Persamaan Diferensial Biasa dengan
metode Deret Taylor

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persamaan Differensial
Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variable atau
lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai orde.
Persamaan diferensial memegang peranan penting dalam rekayasa, fisika, ilmu ekonomi dan
berbagai macam disiplin ilmu.
Persamaan diferensial juga didefenisikan sebagai gabungan antara fungsi yang tidak
diketahui secara eksplisit dan turunan (diferensial)-nya. Arti fisis diferensial adalah laju
perubahan sebuah peubah terhadap peubah lain.
Persamaan diferensial muncul dalam berbagai bidang sains dan teknologi, bilamana
hubungan deterministik yang melibatkan besaran yang berubah secara kontinu dimodelkan
oleh fungsi matematika dan laju perubahannya dinyatakan sebagai turunan diketahui atau
dipostulatkan.Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang
digunakan bervariasi sesuai jenis persamaam yaitu : Persamaan diferensial biasa (PDB ) dan
Persamaan diferensial parsial (PDP), dalam makalah ini penulis akan membahas tentang
Persamaan Differensial Biasa

2.2 Persamaan Differensial Biasa (PDB)


PDB adalah persamaan diferensial yang hanya mempunyai satu peubah bebas. Peubah
bebas biasanya disimbolkan dengan x.
Contoh-contoh persamaan berikut adalah persamaan diferensial biasa (PDB):

Peubah bebas untuk contoh (i) sampai (v) adalah x, sedangkan peubah terikatnya adalah
y, yang merupakan fungsi dari x, atau ditulis sebagai y = g(x). 

2
Berdasarkan turunan tertinggi yang terdapat di dalam persamaannya, PDB dapat lagi
dikelompokkan menurut ordenya, yaitu:
a. PDB orde 1, yaitu PDB yang turunan tertingginya adalah turunan pertama. Contoh (i),
(ii), dan (iii) di atas adalah PDB orde 1.
b. PDB orde 2, yaitu PDB yang turunan tertingginya adalah turunan kedua. Contoh (iv)
adalah PDB orde dua.
c. PDB orde 3, yaitu PDB yang turunan tertingginya adalah turunan ketiga Contoh (v) di
atas adalah PDB orde tiga.
d. dan seterusnya untuk PDB dengan orde yang lebih tinggi. PDB orde 2 ke atas dinamakan
juga PDB orde lanjut.

2.3 Deret Taylor


Metode Euler diturunkan dengan menggunakan deret Taylor. Deret Taylor pada
penurunan metode Euler dipotong sampai suku orde pertama sehingga solusinya kurang
teliti. Kita dapat meningkatkan ketelitian dengan memotong deret sampai suku yang lebih
tinggi lagi. Metode deret Taylor adalah metode yang umum untuk menurunkan rumus-rumus
solusi PDB. Metode Euler merupakan metode deret Taylor yang paling sederhana.

Misalkan f sebuah fungsi C ∞dari suatu variabel x pada interval buka I ⊂ R1 dan misalkan
x 0 sembarang titik di I. Deret

(1)

Disebut deret Taylor dari fungsi f di sekitar titik x 0.

f (n ) menyatakan turunan ke-n dari f . Untuk sembarang fungsi f ∈ C∞ , Deret Taylor (1)
mungkin tidak konvergen atau jika ia konvergen, belum tentu konvergen terhadap f (x).
FungsiC ∞ khusus yang memiliki deret Taylor yang konvergen terhadap f ( x) untuk semua x
di sekitar x 0, disebut analitik pada x 0.

3
Definisi 2.1

Misalkan f ∈ C∞ ( I ) , dimana I adalah interval terbuka dari R1, dan misalkan x 0 sembarang
titik pada I . Jika deret Taylor (1) dari f di sekitar x 0 konvergen terhadap f (x) untuk setiap x
pada persekitaran x 0, maka f disebut analitik pada x 0. Jika f analitik di setiap titik pada I
maka f disebut fungsi analitik pada interval I .

Contoh

Deret Taylor darifungsi f ( x )=e xdi sekitar titik asal adalah


f (n ) ( x 0 ) ∞
1 n
∑ n!
( x −x0 ) =∑ x
n

n=0 n=0 n !

Deret di atas konvergen terhadap e x untuk setiap x ∈ R1. Maka, fungsi e x analitik pada
titik asal. Selanjutnya, fungsi tersebut analitik di seluruh garis bilangan real R1sehingga


1 n
e x =∑ x , x ∈ R1
n=0 n!
Contoh lain

Fungsi sinx dan cosx analitik pada R1 dan


x3 x 5 1
sin x=x− + −… , x ∈ R
3! 5!
x2 x4
cos x=1− + −… , x ∈ R1
2! 4!

Misalkan f sebuah fungsi C ∞ yang terdefinisi pada beberapa domain Ω ⊂ Rn dan misalkan
x 0 sembarang titik pada Ω . Deret
α1 α2 αn 0
D 1 D2 … D n f (x )
∑ α 1 ! α 2 ! … αn !
0 α 1 0 α 2 0 α
(x 1−x 1) ( x 2−x 2 ) …( x n−x n ) n
(2)
(α1 , … ,α n)

Disebut deret Taylor dari f disekitar x 0.


D j=∂/∂ x j , dan α j bilangan bulat non-negatif, j=1 ,… , n .

α1 α2 αn ∂α + α +…+α f
1 2 n

D1 D 2 … Dn f = α α α
∂ x1 ∂ x2 … ∂ xn
1 2 n

4
Deret (2) dapat dituliskan dalam bentuk yang lebih singkat dengan notasi

α =(α 1 , α 2 , … , α n)

x α =x α1 x α2 … x αn
1 2 n

α α1 α2 αn
D =D 1 D 2 … D n

α !=α 1 ! α 2 ! … α n !

|α|=α 1 +α 2 +… +α n

maka deret Taylor (2) dari f disekitar x 0 dapat dituliskan dalam bentuk

D f (x )
α 0

∑ α!
(x−x 0)α (3)
|α|≧0

Definisi 2.2

Misalkan f ∈ C∞ ( Ω) dimana Ω adalah sebuah domain pada Rn dan misalkan x 0 sembarang


titik pada Ω. Jika deret Taylor (3) dari f di sekitar x 0 konvergen terhadap f ( x) untuk semua x
dipersekitaran x 0, maka f disebut analitik pada x 0. Jika f analitik pada setiap titik di Ω maka
f suatu fungsi analitik di Ω.

Teorema Cauchy Kovalensky

Misalkan fungsi ϕ analitik pada persekitaran titik asal dari Rn dan misalkan fungsi F
analitik pada persekitaran titik ( 0,0 , … ,0 , ϕ ( 0 , , … ,0 ) , ϕ x ( 0 , , … , 0 ) , … , ϕ x ( 0 , , … , 0 ) ) dari
1 n

R
2 n+2
Maka masalah Cauchy (10)-(11) memiliki solusi u ( t , x 1 ,… , x n ) yang terdefinisi dan
analitik pada persekitaran di titik asal di Rn +1 dan solusinya unik dalam kelas fungsi analitik.

Misalkan diketahui

du
=F (t , u) (4)
dt
u ( 0 )=u0 (5)

5
adalah masalah nilai awal untuk persamaan diferensial biasa ber-orde satu dengan variabel
yang tidak diketahui u dan variabel bebas t . Akan dicari solusi u ( t )dari masalah (4)-(5) yang
terdefinisi di beberapa interval padasumbu-t yang memuattitikt=0 .

Asumsikan bahwa fungsi F analitik pada persekitaran titik ( t , u ) =( 0 ,u ) ∈ R2, sehingga F


memiliki deret Taylor yang konvergen terhadap F (t , u) untuk setiap titik (t ,u) pada
persekitaran titik ( 0 , u0 ) .

Maka teorema Cauchy-Kovalevsky menunjukkan masalah nilai awal (4)-(5) memiliki


solusi u(t ) yang terdefinisi dan analitik pada interval yang memuat titik t=0 .

Bagaimana mencari deret Taylor u(t ) di sekitar titik t=0 ?

Selanjutnya, misalkan diketahui

∂u
∂t (
=F t , x , u ,
∂u
∂x ) (6)

u ( 0 , x ) =ϕ ( x ) . (7)

Adalah masalah nilai awal atau masalah Cauchy untuk persamaan diferensial parsial
berorde satu dengan variabel tidak diketahui u dan dua variabel bebas t dan x . Diberikan
fungsi ϕ yang terdefinisi pada beberapa interval C dari sumbu- x yang memuat titik asal.
Akan dicari suatu solusi u(t , x ) dari masalah Cauchy (6)-(7) yang terdefinisi untuk ( t , x ) di
beberapa domain Ω pada bidang-(t , x ) yang memuat kurva awal C .

Asumsikan bahwa fungsiϕ ( x ) yang diberikan, analitik pada persekitaran titik asal di
sumbu- x . Maka,dari kondisi awal (7) dapat
dihitung seluruh turunan parsial dar iu
terhadap x pada titik asal,

n
∂ u ( ) ( n) ( )
n
0,0 =ϕ 0 ,n=0,1,2 , …
∂x

6
Asumsikan juga bahwa fungsi F analitik di persekitarantitik(0,0 , ϕ ( 0 ) , ϕ (1) ( 0 ) ) di R4 . Maka
teorema Cauchy-Kovalevsky menyatakan bahwa masalah (6)-(7) memiliki solusiu ( t , x ) yang
terdefinisi dan analitik pada persekitaran titik asal dari bidang – (t , x ) .

Untuk mencari deret Taylor dari u ( t , x ) di sekitar titik asal, harus dihitung nilai dari
semua turunan parsial u pada titik asal.

Turunan dari ∂n u/∂ x n dapat dihitung dari kondisi awal (7). Dengan mensubstitusikan
∂u
pada (6) nilai t=0 , x=0 dan nilai u yang telah diperoleh sebelumnya. dan pada (0,0),
∂x
∂u
diperoleh nilai turunan pada titik asal.
∂t

∂u
( 0,0 ) =F ( 0,0 , ϕ ( 0 ) , ϕ (1) ( 0 ) )
∂t

untuk memperoleh nilai ∂2 u/∂ x ∂ t , turunkan (6) terhadap x sehingga diperoleh

2
∂ u
=F 2 ( t , x , u , ux ) + F 3 ( t , x , u ,u x ) u x + F 4 ( t , x ,u , u x ) u xx
∂x ∂t

kemudian substitusikan t=0 , x=0 dan nilai u , ux . uxx pada (0,0) yang telah diperoleh
sebelumnya.

Selanjutnya, untuk mencari ∂2 u/∂ t 2 , turunkan (6) terhadap t ,

2
∂u
2
=F 1 ( t , x , u , ux ) + F 3 ( t , x , u , ux ) ut + F 4 ( t , x ,u ,u x ) u xt
∂t

dan substitusikant=x=0 dan nilai u , ux , ut dan u xt pada titik asal yang telah diperoleh
sebelumnya.

Dengan menurunkan (6) terhadap t dan x dan mensubstitusikan nilai u dan turunannya,
diperoleh semua nilai turunan parsial dari u pada titik asal.

Deret Taylor untuk u(t , x ) di sekitar titik asal adalah

D αt D αx u ( 0,0 ) α α
t x

∑ αt !αx !
t x
t x

( αt , α x )

7
Teorema Cauchy-Kovalevsky menunjukkan bahwa deret ini konvergen untuk semua
(t , x ) di beberapa persekitaran U dari domain asli dan mendefinisikan solusi

αt αx
D t D x u(0,0) α α
u ( t , x )= ∑ αt ! α x !
t x
t x
(8)
(αt , α x )

fungsi yang didefinisikan oleh (8) memenuhi p.d.p. (6) untuk setiap (t , x )∈U dan kondisi
awal (7) untuk setiap titik (0 , x) dari C yang termuat di U .

Misalkan diketahui
∂u
=F(t , x 1 , … , x n , u ,u x 1 , … , u xn) (9)
∂t
u ( 0 , x 1 , … , x n )=ϕ( x 1 , … , x n ) (10)
adalah masalah nilai awal (masalah Cauchy) yang melibatkan sebuah persamaan
diferensial parsial orde satu dalam satu variabel yang tidak diketahui u dan n+1 variabel
bebas t , x 1 ,… , x n. Fungsi F ( t , x 1 , … , x n , u , x 1 ,… , x n ) adalah sebuah fungsi dari 2 n+2
variabel.

Teorema (Cauchy-Kovalevsky)

Misalkan fungsi ϕ analitik pada persekitaran titik asal dari Rn dan misalkan fungsi F
analitik pada persekitaran titik

( 0,0 , … ,0 , ϕ ( 0 , , … ,0 ) , ϕ x ( 0 , , … , 0 ) , … , ϕ x ( 0 , , … , 0 ) )dari R2 n+2 .


1 n

Maka masalah Cauchy (9)-(10) memiliki solusi u ( t , x 1 ,… , x n ) yang terdefinisi dan


analitik pada persekitaran di titik asal di Rn +1dan solusinya unik dalam kelas fungsi analitik.

Teorema ini menyatakan 2 hal yaitu :


1. Terdapat solusi analitik di beberapa persekitaran titik asal
2. Solusi unik pada kelas fungsi analitik

Maksud dari keberadaan adalah terdapat sebuah fungsi u ( t , x 1 ,… , x n ) yang terdefinisi dan
analitik di persekitaran U dari titik asal di Rn +1 sehingga pada setiap titik ( t , x 1 , … , x n ) dari
U , memenuhi u ( t , x 1 ,… , x n ) memenuhi (9) dan pada setiap titik ( 0 , x 1 , … , x n ) pada bagian S
yang termuat di U memenuhi (10) kondisi awal.

8
bukti keberadaan menunjukan bahwa koefisien deret taylor adalah
Dαt Dα1 … Dαn u(0 , … , 0)
t 1 n

∑ α t ! α 1! … α n!
(11)
(α t ,α 1 ,… ,α n)

Contoh 2.1
Temukan semua suku yang berorde ≤ 3 dalam deret Taylor di sekitar titik asal dari solusi
masalah nilai awal
ut =u u x (12)
2
u ( 0 , x ) =1+ x (13)
Pada masalah iniϕ ( x )=1+ x 2dan fungsi adalah fungsiϕ analitik pada persekitaran titik
asal dari sumbu-x (pada kenyataannya analitik di seluruh sumbu-x). u x ( 0,0 )=ϕ ' (x )=0.

Selain itu, F ( t , x ,u , p )=updan fungsi ini analitik di persekitaran dari (0,0,1,0) di R4 (pada
kenyataannya fungsi tersebut analitik di seluruh R4 ). Oleh karena itu, dengan menggunakan
teorema Cauchy-Kovalevsky, masalah Cauchy (12)-(13) memiliki solusi analitik di
persekitaran titik asal pada bidang(t , x ). Kita harus menghitung semua turunan dariuberorde
≤ 3 di titik asal.

Dari (13) kita memiliki


2
u ( 0 , x ) =1+ x , u x ( 0 , x ) =2 x , uxx ( 0 , x )=2 ,u xxx ( 0 , x )=0
Oleh karena itu,
u ( 0,0 )=1, u x ( 0,0 ) =0 , uxx ( 0,0 ) =2, u xxx ( 0,0 )=0
dari (12) kita mempunyai
2
ut =uu x , utx =uu xx + u x ,u txx =3 ux uxx +uu xxx
dan dengan menggunakan nilai yang telah diperoleh sebelumnya kita diperoleh
ut ( 0,0 )=0 , utx ( 0,0 ) =2 ,utxx ( 0,0 )=0
dari (12) didapat
utt =ut u x +u utx ,u ttx=ut u xx +2u x u tx +uutxx
dan dengan menggunakan nilai yang telah dperoleh sebelumnya diperoleh
utt ( 0,0 ) =2, uttx ( 0,0 ) =0.
akhirnya dari (2.10) didapat
uttt =u tt u x + 2u t utx +uuttx

9
oleh karena itu
uttt ( 0,0 )=0.
Deret Taylor untuk u(t , x ) di sekitar titik asal adalah
Dαt D αx u(0,0) α α
t x

u ( t , x )= ∑ αt ! α x !
t x t x

(αt , α x )

2 2
¿ 1+t +2 tx + x +…

Contoh Soal:
Diketahui PDB
1 1
dy /dx= x− y
2 2
dengan y ( 0 )=1. Tentukan y (0.50) dengan metode deret Taylor (h=0.25)

Penyelesaian :

x 0=0 → y 0=1
x 1=0.25 → y 1 =?
} ( {x} rsub {0} )} over {2!} {h} ^ {2} + {{y} ^ {3} ( {x} rsub {0} )} over {3!} {h} ^ {3} +...+ {{y} ^ {n} ( {x} rsub {0} )} over {n!} {h} ^ {n
y (x 1)= y (x 0)+ y '( x 0 )h+ y
Misal kita hanya menghitung y ( x 1) sampai orde ke-4 saja.
' 1 1
y ( x )= x− y
2 2
y left (x right ) = {dy} over {dx} ( { 1} over {2} x- {1} over {2} )
¿ 1/2+f . (−1/2 )
1
2
1
¿ 1/2− x− y . 1/2
2 ( )
¿ 1/2− ( 14 x− 14 y)
y ' left (x right ) = {dy} over {dx} left ({1} / {2} - left ({1} over {4} x- {1} over {4} y right ) right
¿−1/4+ f . ( 1/4 )
1
¿−1/4+ x− y . 1/4
2
1
2 ( )
¿−1/4+ ( 18 x− 18 y)
10
y (4) ( x ) =
dy
dx ( 1
8
1
−1 /4+ x− y
8 ( ))
¿ 1/8+ f . (−1/8 )
1
2 ( 1
¿ 1/8+ x− y .−1/8
2 )
¿ 1/8− ( 161 x− 161 y)
Diperoleh :

Sehingga :

Diperoleh :

Sehingga :

11
Sehingga
y ( x 1) =0.8974915
y ( x 2) =0.8364037
Jadi,
y ( 0.50 )=0.8364037

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Persamaan diferensial adalah persamaan matematika untuk fungsi satu variable atau
lebih, yang menghubungkan nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai
orde.
2. Salah satu metode yang dapat digunakan pada persamaan diferensial adalah metode
Deret Taylor pada penurunan metode Euler dipotong sampai suku orde pertama

3.2 Saran
1. Menggunakan lebih banyak sumber
2. Mengkaji lebih mendalam

13
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Dhoni. 2014. Persamaan Diferensial Biasa. Semarang; Unnes

Iffatul. 2015. Solusi Persamaan Diferensial Biasa. Jakarta; Universitas Gunadarma

Nathania,Lofrina. Nurfirtiana. 2013 Persamaan Differensial Biasa Menggunakan Metode Deret


Taylor. Jakarta; UNJ

Hardiana, heris. 2001. Persamaan Diferensial. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Waluya, Budi. 2006. Buku ajar diferensial. Semarang

14

Anda mungkin juga menyukai