Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHAN KULIAH

- Judul Bahan Kajian : Karakter Mandiri dan Tanggung Jawab


- Mata kuliah : Pendidikan Karakter
- Program Studi : PSIK-5-RB2
- Beban Studi : 3 (tiga) SKS
- Waktu : TM = (3x 50 menit), BM (3x170 menit), TT (3x170
menit)
- Dosen pengampu : Martawan Madari, SKM,MKM
- Mhs penyusun : Kurnia Sariputri
bahan

- Kemampuan akhir yang diharapkan (Sub CMPK) :


Menunjukkan sikap dan perilaku karakter mandiri dan tanggung jawab dalam kehidupan
sehari hari. (A3) (CPMK-1)
- Materi pembelajaran:
Materi bahan kajian ini meliputi: (Pengertian, dasar, contoh dalam keseharian) karakter :
1. Mandiri
2. Tanggung Jawab

URAIAN MATERI
Karakter Mandiri dan Tanggung Jawab
A. PENDAHALUAN
Karakter sebagai bentuk ciri khas atau karakteristik yang melekat pada setiap diri
manusia. Karakter menjadi suatu tolak ukur suatu individu dalam menentukan dan
mengarahkan sikap untuk melakukan sesuatu. Karakter kemandirian sesuatu hal yang
penting untuk diterapkan dan dikembangkan oleh sekolah untuk membentuk generasi
muda yang mandiri. Kemandirian peserta didik dapat memberikan suatu dampak
perubahan dan kemajuan sekolah karena di dalamnya terdapat cikal bakal Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mandiri. Kemandirian adalah suatu sikap yang terdapat dalam diri
individu dalam menjalankan segala bentuk rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan
suatu persoalan hidup dan tantangan yang dialaminya.
Sekolah sebagai tempat pendidikan formal tidak hanya sekedar menekankan pada
kemampuan kognitif saja, melainkan harus memperhatikan dalam pengembangan
karakter peserta didik. Menurut Suparno (2012) dalam Wuryandani, dkk (2016: 209)
menyampaikan bahwa pendidikan masih sangat menekankan pengetahuan kognitif saja,
bukan terhadap kemampuan analisis terhadap permasalahan atau persoalan hidup yang
dihadapi.
Karakter kemandirian yang dapat diterapkan peserta didik di sekolah dapat
dilakukan seperti memiliki sikap percaya diri, mengerjakan tugas dengan mandiri, dan
bentuk-bentuk tanggung jawab lainnya. Ketika seorang individu paham akan apa yang
harus ia kerjakan dengan mandiri, dapat dikatakan individu tersebut mampu menjalankan
karakternya dengan baik. Menurut Lickona (2014: 72) menjelaskan bahwa karakter yang
baik memiliki tiga bagian yang saling terkait, diantaranya yaitu pengetahuan moral,
perasaan moral dan perilaku moral. Karakter yang baik dapat diterapkan dengan
mengetahui kebaikan, kemudian menginginkan kebaikan, dan melakukan suatu kebaikan
yang meliputi kebiasaan pikiran, kebiasaan hati dan kebiasaan perbuatan.

B. KARAKTER MANDIRI
1. Pengertian
Pengertian mandiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dalam
keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Masih menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mandiri sinonim dengan berdikari, yakni berdiri di atas kaki
sendiri dan tidak menggantungkan dengan bantuan orang lain.
Ngainun Naim 2012:55 menyatakan bahwa karakter adalah gambaran tingkah
laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik-buruk, baik secara eksplisit maupun
implisit. Karakter mengacu pada serangkaian sikap attitudes, perilaku behaviours,
motivasi motivations, dan keterampilan skills. Karakter meliputi sikap seperti keinginan
untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual berpikir kritis dan alasan moral,
jujur dan bertanggungjawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi
penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan
seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk
berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya.
Agus Wibowo 2013:12 menjelaskan bahwa karakter merupakan sifat alami
seseorang dalam merespon situasi secara bermoral, sifatnya jiwa manusia, mulai dari
angan-angan hingga menjelma sebagai tenaga, cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter sebagai serangkaian sikap, motivasi,
perilaku, dan keterampilan, serta watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Dari beberapa pendapat tentang karakter tersebut dapat disimpulkan bahwa
karakter merupakan suatu identitas diri seseorang yang mencerminkan kualitas
kepribadiannya dengan mengacu pada serangkaian sikap, pengetahuan, perilaku,
motivasi, dan juga keterampilan dalam berinteraksi atau beraktivitas sehari-hari yang
akan menjadi suatu kebiasaan habbit yang melekat pada diri seseorang tersebut.

2. Karakteristik dari Karakter Mandiri


Desmita, 2012:186 menjelaskan bahwa karakteristik dari karakter mandiri terdiri dari
tiga macam. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kemandirian Emosional Emotional autonomy Kemandirian ini berhubungan dengan
adanya perubahan kedekatan emosional antar seseorang dengan orang lainnya. Contoh
pada hubungan emosional antara siswa dengan pembina atau hubungan anak dengan
orang tua.
b. Kemandirian Tingkah Laku Behavioral autonomy Kemandirian yang berkaitan erat
dengan kemampuan seseorang dalam membuat keputusan tanpa terpengaruh atau
bergantung kepada orang lain, dan menentukan keputusan tersebut dengan penuh
tanggung jawab.
c. Kemandirian Nilai Value autonomy Kemandirian yang mengarah pada kemampuan
seseorang didalam memaknai berbagai hal yang benar dan salah, serta hal yang
penting dan tidak penting dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ciri-ciri Karakter Mandiri
Menurut Lovinger Ali Asrori 2012:114, terdapat tingkatan dan ciri-ciri dari karakter mandiri
yaitu sebagai berikut.
a. Tingkatan pertama, merupakan tingkatan yang memiliki karakteristik impulsif dan dapat
melindungi diri. Ciri-cirinya adalah individu memperhatikan keuntungan yang diperoleh
dari adanya interaksi dengan orang lain, mengikuti aturan untuk memperoleh
keuntungan, berpikir tidak logis dan cenderung berpikir dengan cara tertentu. Individu
cenderung menyalahkan dan mengejek orang lain serta lingkungannya.
b. Tingkatan kedua, merupakan tingkatan yang memiliki karakteristik konformistik. Ciri-
cirinya adalah individu memperhatikan penampilan diri, cenderung berpikir sederhana,
peduli dengan aturan kelompok, bertindak dengan motif untuk mendapat pujian dari
orang lain, kurang introspeksi diri, dan merasa takut tidak diterima dalam kelompok.
c. Tingkatan ketiga, merupakan tingkatan yang memiliki karakteristik sadar diri. Cirinya
adalah mampu berpikir luas, memiliki sebuah harapan dan berbagai kemungkinan dalam
suatu situasi, memanfaatkan kesempatan, mementingkan bagimana cara memecahkan
masalah, memikirkan bagaimana bertahan hidup, dan adaptasi terhadap situasi atau
peranan di lingkungan sosial.
d. Tingkatan keempat, merupakan tingkatan yang memiliki karakteristik saksama. Ciri-
cirinya adalah individu bertindak atas dasar nilai-nilai internal, mampu meyakini diri
sendiri sebagai pembuat keputusan dan dapat bertindak, menyadari tanggung jawab, mau
menilai dan introspeksi diri sendiri, memperhatikan hubungan yang saling
menguntungkan, memiliki tujuan jangka panjang dalam hidup, serta lebih peduli
lingkungan.
e. Tingkatan kelima, merupakan tingkatan yang bersifat individualistis. Ciri- cirinya adalah
adanya kesadaran individu terhadap diri sendiri, kesadaran akan konflik emosional
menunjukkan kemandirian atau ketergantungan, lebih memahami diri sendiri dan orang
lain, dapat mengenal diri sendiri dengan baik, serta mampu memperhatikan
perkembangan dan masalah-masalah sosial.
f. Tingkatan keenam, merupakan tingkatan yang mencerminkan karakter mandiri. Ciri-
cirinya adalah individu memiliki suatu tujuan dalam hidupnya, menunjukkan sikap
dengan pemikiran realistik dan dapat berpikir objektif terhadap diri sendiri dan orang
lain, senantiasa memperhatikan perbaikan- perbaikan diri pribadi, dapat memahami
sebuah hal yang bersifat ambiguitas, menyadari bahwa dalam hidup tidak selalu
bergantung pada orang lain, memiliki respon terhadap kemandirian orang lain, serta
dapat mengekspresikan perasaan dengan ekspresi ceria.
4. Contoh kisah inspiratif karakter mandiri

Masa muda memang menjadi usia produktif dengan semangat juang yang tinggi, seperti
yang dimiliki oleh Erika Putri (19). Erika merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan
telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada 2019 silam.
Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, memiliki tanggung jawab besar untuk
membantu perekonomian keluarga. Dengan nilai yang bagus tidak membuatnya langsung
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tetapi, memilih untuk bekerja dan mulai hidup
mandiri.

Gadis muda ini menyatakan, alasan untuk bekerja karena ingin membayar uang kuliah
sendiri dan tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya. “Ya kerja awalnya untuk
membayar uang kuliah sendiri, alhamdulillah dapat beasiswa. Sekarang bisa memberikan
sedikit untuk orang tua, untuk uang saku dan untuk menabung,” ujar Erika ketika ditemui,
Kamis (29/10). Selama kurang lebih 2 tahun bekerja sebagai kasir di Tugu Point
Yogyakarta, ia tidak lupa untuk terus belajar mempersiapkan ujian masuk universitas.
Mencari soal dari internet ataupun informasi mengenai dunia perkuliahan. Semangat untuk
mengenyam bangku perkuliahan tidak pernah hilang dari diri Erika.
Bekerja pada usia muda tentunya bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, Erika
mengatakan banyak hal yang harus ia korban kan demi bekerja, salah satunya waktu untuk
keluarga dan teman-teman. Selama seminggu, biasanya ia hanya libur satu kali. Namun,
karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya pembatasan sosial,
menyebabkan jadwal masuk bekerja menjadi tiga kali dalam seminggu.
Gadis yang sekarang ini menyandang status sebagai mahasiswi baru Universitas
Terbuka tahun 2020, membagikan bagaimana mengatur jadwal dengan bijak antara bekerja
dan kuliah. Ia mengambil jam bekerja setiap weekdays dan jadwal kuliah setiap weekend.
“Jadwal kuliah memang mengambil hari weekend karena tugas yang diberikan juga setiap
akhir pekan, jadi tidak mengganggu jadwal bekerja. Kuliah lancar, bekerja juga harus lancar
tidak menghambat satu sama lain,” tutur Erika.
“Tetapi, kuliah daring itu tidak mudah, banyak materi yang sulit dipahami. Mau tidak
mau membutuhkan waktu lebih untuk belajar materi kembali,” lanjutnya. Pandemi Covid-19
juga memberikan dampak yang besar terhadap dunia pendidikan. Selama perkuliahan
melalui daring, dibutuhkan tenaga dan fokus yang tinggi karena cara mengajar yang jauh
berbeda dari sebelumnya. Erika juga berharap agar pandemi ini segera berakhir sehingga
segala sesuatu dapat berjalan normal kembali.
Menjadi tulang punggung keluarga sekaligus berstatus sebagai seorang mahasiswi
memiliki risiko tinggi dan tentunya sudah disadari oleh Erika. Tekun dalam bekerja dan rajin
kuliah merupakan fokus utamanya untuk sekarang. Ia menyadari bahwa mencari uang bukan
hal yang mudah, banyak usaha dan kerja keras yang harus dilakukan, apalagi tidak hanya
kebutuhan pribadi tetapi, kebutuhan hidup keluarga juga menjadi bagian hal yang harus
dipenuhi.
Erika menyadari selagi masih muda dan sehat, ia akan terus berusaha untuk bekerja
menghasilkan uang sendiri, membantu kedua orang tua, dan sukses dengan usahanya sendiri.
Semampu mungkin tetap mempertahankan pekerjaannya agar dapat sejalan dengan kegiatan
kuliah yang dijalani. Rencana untuk masa depan sudah dipikirkan, gelar sarjana menjadi
patokan untuk mencari pekerjaan yang memiliki prospek bagus dan berpenghasilan tinggi
sehingga dapat memperbaiki kehidupan dirinya dan keluarga.

B. TANGGUNG JAWAB
1. Pengertian
Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan
keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatunya. Dalam hal ini, jika dijabarkan
tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan kewajiban untuk menanggung segala
akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya.
Secara harfiah tanggung jawab adalah suatu kondisi dimana seseorang harus
menanggung sesuatunya secara sendiri meskipun dirinya disalahkan sebagai penerima
beban yang disebabkan oleh pihak lain.
Menurut Friedrich August von Hayek, dirinya mengemukakan gagasannya bahwa
istilah tanggung jawab umumnya dipakai untuk menutupi tanggung jawab itu sendiri.
Sedangkan tanggung jawab dan kebebasan ialah kedua hal yang tidak bisa untuk
dipisahkannya.
Sementara gagasan yang dikemukakan oleh George Bernard Shaw mengenai
tanggung jawab yaitu setiap orang yang sanggup mempraktekkan semua pengetahuan
dan tenaganya dalam sebuah tindakan yang efektif, dan berguna jika seseorang wajib
menanggung segala akibat yang dilakukannya. Baik dapat memberikan keuntungan bagi
dirinya maupun malah merugikan dirinya.
Pada umumnya, pengertian mengenai tanggung jawab adalah kesadaran seseorang
terhadap perbuatan maupun perilaku yang secara sengaja itu meskipun tidak sengaja
memperlakukannya. Tanggung jawab bisa kamu lakukan pada kondisi dimana
seseorang dalam keadaan sadar. Apabila seseorang tersebut memiliki suatu sifat
tanggung jawab, maka dirinya tergolong menjadi pribadi yang memiliki kejujuran serta
kepedulian yang tinggi.

2. Jenis- Jenis Tanggung jawab dan contohnya


a. Tanggung Jawab pada Diri Sendiri
Tanggung jawab terdiri dari tanggung jawab kepada diri sendiri, hanyalah diri sendiri
yang memahami tentang makna serta capaian yang perlu anda lakukannya. Guna
menyelesaikan tanggung jawab yang kamu punyai pada diri sendiri.
Salah satu contoh tanggung jawab kepada diri sendiri yakni apabila kamu
menginginkan agar bisa lulus kuliah secara tepat waktu dan memiliki ipk sesuai yang
didambakannya. Maka kamu wajib untuk belajar secara giat dengan tanggung jawab
terhadap waktu yang kamu miliki.
Kamu wajib mengetahui kapan waktu untuk bermain dan belajar. Hal itu perlu kamu
ketahuinya agar kamu dapat mencapai keinginan dan dapat bertanggung jawab
terhadap waktu yang kamu miliki. Maka diwajibkannya bertanggung jawab kepada
diri sendiri sebab dengan kamu  tidak memiliki semangat belajar. Hal yang terjadi
yaitu nilai ipk untuk kuliah kamu akan tidak bisa maksimal atau kurang
memuaskannya.
b. Tanggung Jawab pada Keluarga
Tanggung jawab tersebut juga merupakan suatu tanggung jawab yang wajib dipenuhi
oleh seseorang untuk keluarganya. Tanggung jawab itu tidak hanya sekedar sebagai
tulang punggung, akan tetapi juga dapat seperti tanggung jawab sebagai seorang anak
guna menuntaskannya pendidikan dan bisa membanggakannya orang tua.
Salah satu contoh tanggung jawab terhadap keluarga adalah sebagai seorang anak
wajib menghormati orang tua sebab hal itu bagian dari kewajiban dari dirinya.
Sehingga seorang anak wajib dapat bertanggung jawab kepada orang tua dengan cara
menyayanginya serta menghormatinya.
c. Tanggung Jawab kepada Masyarakat
Sebagai seorang manusia yang membutuhkan bantuan orang lain tentunya kamu
mempunyai tanggung jawab yang wajib dipenuhi kepada masyarakat di lingkungan
yang anda tinggali saat ini.
Salah satu contoh dari tanggung jawab kepada masyarakat yaitu jika terdapat
seseorang yang tak mau untuk melakukan kerja bakti sebab malas. Maka dirinya akan
mendapatkan teguran dari kepala desa ataupun warga setempat, sebab kerja bakti
adalah tanggung jawab terhadap semua anggota masyarakat.
d. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Berdasarkan pancasila pada sila ke satu yakni ketuhanan yang maha esa, maka anda
adalah seorang makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan mempunyai tanggung
jawab kepada tuhan kamu.
Salah satu contoh tanggung jawab kepada Tuhan adalah setiap individu yang
beragama wajib mematuhi kewajibannya masing-masing sesuai yang telah diatur oleh
agamanya. Tak hanya beribadah saja, namun seseorang juga perlu bersikap baik serta
mempunyai sikap toleransi kepada semua orang.
e. Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara
Selain menjadi seorang warga negara yang menghuni di sebuah negara bersama para
pemimpin dengan aturan yang telah ditetapkan negara. Maka kamu mempunyai
tanggung jawab kepada bangsa dan negara sebagai seorang warga negara yang baik.
Salah satu contoh tanggung jawab kepada bangsa dan negara yaitu dengan cara
menjaga suatu kesatuan dan persatuan serta mencintai tanah air atau negara sendiri.
Tanggung jawab tersebut dapat anda wujudkan dengan cara mempersembahkan
sebuah prestasi yang dapat membanggakan negara

3. Cara Membentuk Rasa Tanggung Jawab dan penerapannya dalam kehidupan sehari - hari
a. Cara Membentuk Rasa Tanggung jawab
 Menghentikan Kebiasaan Mengeluh
 Tidak Perlu Banyak Alasan
 Jangan Menunda-Nunda Pekerjaan
 Menjadi Seorang Konsisten
 Belajar Mengatur Keuangan secara mandiri
b. Contoh tanggung jawab
Berikut ini beberapa contoh, mulai dari contoh tanggung jawab dalam pekerjaan atau
kehidupan sehari-hari lainnya:

 Menjalankan perintah dan larangan agama, bukti tanggung jawab bahwa kita
beragama.

 Memelihara kelestarian lingkungan, contoh tanggung jawab terhadap kebersihan


lingkungan.

 Mengerjakan setiap tugas dan pekerjaan, contoh tanggung jawab di pekerjaan dan
sekolah.

 Menjaga kesehatan dan asupan makanan, contoh tanggung jawab pada diri sendiri.

 Berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan rumah, contoh tanggung jawab pada


masyarakat.

4. Kisah Inspiratif tentang tanggung jawab


Suatu hari, seorang tenaga marketing di bidang keuangan mengeluh dengan putus asa.
“Seumur hidup saya akan merasa bersalah karena telah menyebabkan nasabah rugi besar.
Apalagi jika sampai ada yang meninggal karena itu. Aduh rasanya saya mau mati saja,”
katanya.
Perusahaan tempatnya bekerja ternyata tidak mampu mengembalikan uang nasabah,
sesuai perjanjian. Bukan hanya bunga yang tidak dibayar, bahkan pokoknya pun telah
menyusut hingga 20 persen karena situasi market yang bergejolak turun.
Hampir setiap kali bicara di telepon, dia menangis ketakutan dikejar rasa bersalah dan
memikirkan para nasabah yang pasti membencinya. “Kali ini, habislah saya. Mangkok
nasi saya sudah terbalik. Saya trauma mau mencari kerja lagi. Pikiran saya kacau. Kalau
ada apa-apa dengan nasabah gara-gara uangnya di sini nggak balik, matilah saya.
Huhuhu… Bagaimana ya, Pak? Saya yang bujuk nasabah untuk investasi di sini, tapi
sungguh Pak, saya tidak tahu kalau menejemennya amburadul seperti ini. Saya tidak
pernah berniat mencelakai siapapun, tapi hari ini, huhuhu… justru orang-orang yang
percaya kepada saya yang saya celakai.

Sambil bercanda, si penerima keluhan menjawab, “Lho, jangan mati dulu dong. Kalau
kamu orang yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab, justru harus tetap hidup dan
menghadapi masalah ini. Tunjukkan bahwa kamu tidak akan lari dan akan membantu
menyelesaikannya hingga beres. Jika kamu sudah maksimal membantu, tetapi nasabah
tetap tidak puas (karena rugi besar), itu risiko yang harus kamu tanggung. Nggak perlu
marah-marah sendiri. Nasabah mau marah dan benci, itu adalah hak mereka. Siapa pun
yang dirugikan sebesar itu, boleh marah kok, sangat manusiawi.”

Ia melanjutkan bicaranya. “Mereka belum tentu membenci kamu secara pribadi, tetapi
situasi yang tidak nyaman menyebabkan harus ada orang yang bisa dijadikan tempat
untuk mereka marah. Ya kamulah orang yang paling tepat buat sasaran. Tetapi
sebenarnya, setiap orang harus bertanggung jawab pada keputusannya sendiri! Saat
nasabah menandatangi perjanjian, dengan sadar, tidak ada orang yang memaksa dia untuk
ikut kamu kan? Jadi, jika kamu udah mengupayakan semaksimalnya, sisanya serahkan
pada Yang Maha Kuasa. Itu sudah di luar kendalimu. Jangan percaya kalau ini adalah
akhir dunia, alias kiamat. Setiap pekerjaan yang kamu kerjakan dengan hati dan niat baik,
pasti ada jalan yang terbuka. Hari ini nasabahmu mungkin sekitar 50 orang. Padahal di
luar sana masih ada puluhan orang lain calon nasabah. Nah, ke depan, hati-hati memilih
tempat kerja, teliti dulu. Tegakkan kepala dan bersikaplah optimis karena hidup harus
berlanjut!”
Kita mungkin pernah merugikan orang lain dengan tidak sengaja, hingga orang lain
menderita. Tetapi yang paling utama adalah kita sadar secara tulus bahwa kita tidak ada
hati secara sengaja untuk merugikan orang lain. Selain itu, kita harus berani
bertanggung jawab, membantu, dan menghadapi situasi itu sampai tuntas.

Seorang ilmuwan besar Albert Einstein (1879-1955) mengatakan, “The price of


greatness is responsibility” (harga sebuah kebesaran ada di tanggung jawab).
Mempunyai rasa tanggung jawab adalah mutiara kehidupan. Dengan rasa tanggung
jawab yang besar, kita ambil hikmah dan pelajaran pahit, serta tetap berani berjalan ke
depan dengan optimis aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Ngainun, Naim. 2012. Menjadi Guru Inspiratif: Membudayakan dan Mengubah Jalan Hidup
Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agus Wibowo (2013), Managemen Pendidikan Karakter di Sekolah, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Ali, M., & Asrori, M. (2012). Psikologi remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Alwisol. (2011). Psikologi kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.

https://iphincow.com/2021/02/01/rasa-tanggung-jawab/

https://kumparan.com/arindanvts/kisah-inspiratif-pilih-hidup-mandiri-pada-usia-muda-
1uUCxuF9BYu

Anda mungkin juga menyukai