Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
The Universal Approach dalam MSDM memiliki perbedaan dengan Contingency Aproach.
Uraikan perbedaannya dan kapan sebaiknya digunakan
Jawaban :
Ada dua pendekatan, yaitu universal approach dan contingency approach yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara MSDM dengan kinerja perusahaan. Universal atau best practice approach
menyatakan hubungan langsung antara pendekatan SDM dan kinerja, sedang contingency approach
menyatakan bahwa sikap strategik organisasi baik memperbesar atau memperkecil dampak praktek
SDM pada kinerja. Universal approach membantu peneliti mendokumentasikan manfaat SDM pada
semua konteks, ceteris paribus, sedangkan contingency perspective membantu mencari lebih mendalam
dalam fenomena yang diturunkan dari teori yang lebih situasional dan preskriptif untuk praktek
manajemen.
Selanjutnya, logika yang menyatakan hubungan antara praktek-praktek SDM dengan kinerja perusahaan
didukung oleh argumen teoritis dari berbagai disiplin ilmu. Dari ekonomi mikro, human capital theory
menyatakan bahwa orang memiliki keahlian dan kemampuan yang menyediakan nilai ekonomis bagi
perusahaan. Hal ini dikarenakan investasi perusahaan digunakan untuk meningkatkan keahlian,
pengetahuan, dan kemampuan karyawan. Peningkatan produktivitas yang diturunkan dari human
capital investment tergantung pada kontribusi karyawan terhadapperusahaan. Oleh karena itu, semakin
besar potensi kontribusi karyawan bagi perusahaan, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan
akan menginvestasikannya dalam human capital (melalui kegiatan-kegiatan MSDM) dan investasi ini
akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Human capital theory juga menyatakan
bahwa praktek-praktek SDM dapat secara langsung berpengaruh bagi kinerja perusahaan. Selain itu,
dari manajemen strategi dan ekonomi organisasi, teori berdasar sumber daya dari keunggulan sumber
daya memfokuskan pada peran sumber daya internal seperti karyawan yang bermain dalam
mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bersaing perusahaan.
Melalui pendekatan kontinjensi (contingency approach), pengaruh praktek-praktek SDM pada kinerja
perusahaan dikondisikan oleh sikap strategik organisasi. Jika pendekatan perusahaan pada persaingan
tergantung pada kemampuan karyawan, kemudian praktek- praktek SDM akan lebih memungkinkan
memiliki dampak pada kinerja. Secara umum, para peneliti membuat perbedaan antara “low road”
strategis yang memfokuskan pada cost reduction dan “high road” yang memfokuskan pada kualitas,
macam atau jenis, dan pelayanan. Ada tiga strategi utama dalam manufaktur yang berbeda satu sama
lain, yaitu cost, quality, dan flexibility. Setiap strategi, berdasarkan pendapat ahli contingency theory
menyatakan bahwa sesuatu berbeda mengenai peran potensial dari SDM dalam memperbaiki kinerja
perusahaan. Perspektif tersebut menyatakan bahwa sistem SDM yang terbaik adalah tergantung pada
strategi pemanufakturan organisasi.
Melalui perspektif perilaku, karakteristik organisasi seperti strategi yang menghendaki sikap yang unik
dan perilaku peran jika kinerja menjadi efektif, dan kegiatan-kegiatan SDM merupakan alat utama yang
digunakan untuk memperoleh dan memperkuat perilaku karyawan dalam perusahaan. Demikian pula
pendapat dari teori pengendalian (control theory) yang menyatakan bahwa kinerja efektif tergantung
pada kesesuaian yang tepat praktek-praktek SDM dengan konteks administratif yang disusun dengan
strategi tertentu. Snell dan Youndt (1995) menemukan bahwa pengaruh dari input control, behavior
control, dan output control pada sales growth dan return on assets (ROA) adalah tergantung pada
kemurnian hubungan sebab-akibat dan standar kinerja. Meskipun behavioral perspective dan control
theory cenderung memfokuskan perhatian pada pengelolaan perilakukaryawan yang ada dalam usaha
memaksimumkan kinerja, perusahaan juga memfokuskan pada kompetensi manajemen melalui
memperoleh, mengembangkan, dan menggunakan karyawan dengan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan tertentu. Yang lebih khusus lagi, menurut Wright et al. (1995), organisasi menunjukkan
kinerja yang lebih baik bila organisasi tersebut merekrut dan memperoleh karyawan yang memiliki
kompetensi yang konsisten dengan strategi organisasi saat ini. Di sisi lain, organisasi menunjukkan
kinerja yang lebih baik ketika mereka mencari strategi yang sesuai dengan kompetensi karyawan yang
ada saat ini. Hal inilah yang mendukung kesesuaian antara kompetensi SDM dengan strategi untuk
mencapai kinerja yang lebih baik.
Sumber Referensi :
Ariani, D. W. (2021).Manajemen Operasi Jasa. In D. W. Ariani, Manajemen Operasi Jasa (p. Modul 9). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.