Dx : Ansietas (D.0080)
1. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi rasa takut
2. Identifikasi tingkat kecemasan
3. Bantu pasien untuk mengenali situasi yang
menimbulkan kecemasan
4. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
5. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
6. Berikan obat jika diperlukan (kolaborasi)
Implementasi 1. Manajemen nyeri
Keperawatan 2. Manajemen nutrisi
3. Manajemen cairan
4. Manajemen distraksi
Kepustakaan 1. Riasmini, Ni Made (dkk), 2017. Panduan Asuhan
Keperawatan, Jakarta: Universitas Indonesia (UI- Press).
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017. Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia : Definisi dan Intervensi Keperawatan
Tindakan Keperawatan, Edisi l, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
4. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi l, Jakarta Selatan: DPP PPNI.
5. Sutoto, (dkk), 2015. “Pedoman Penyusunan Panduan
Praktik Klinis dan Clinical Pathway dalam Asuhan
Terintegrasi Sesuai Standar Akreditasi Rumah Sakit Tahun
2022”, Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia
PNEUMONIA
No. Dokumen: No. Halaman:
Revisi:
RSUD
SURADADI
KABUPATEN
TEGAL
STANDAR Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh,
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Pneumonia adalah suatu infeksi atau peradangan
pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur, ataupun parasit, dimana pulmonary alveolus (alveoli),
organ yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer, mengalami peradangan dan terisi oleh cairan (Shaleh,
2013). Pneumonia adalah salah satu bentuk infeksi saluran
nafas bawah akut (ISNBA).
Pengkajian 1. Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk,
Keperawatan Sputum berlebih, obstruksi dijalan nafas, Mengi,
wheezing atau ronkhi, Sulit bicara, Ortopnea, Gelisah,
Sianosis, Bunyi nafas menurun, Frekuensi nafas berubah,
Pola nafas berubah
2. Dispnea, PCO2 meningkat atau menurun, PO2 menurun,
Takikardi, PH arteri meningkat atau menurun, Bunyi nafas
tambahan, Pusing, Penglihatan kabur, Sianosis, Diaforesis,
Gelisah, Nafas cuping hidung, Pola nafas abnormal
(cepat/lambat, regular/ireguler, dalam atau dangkal), Warna
kulit abnormal, Kesadaran menurun
3. Dispnea, Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi
memanjang, Pola nafas abnormal (takipnea, bradipnea,
hiperventilasi), Pernafasan pursed-lip, Pernafasaan cuping
hidung, Diameter thoraks anterior–posterior meningkat,
Kapasitas vital menurun, Tekanan ekspirasi menurun,
Tekanan inspirasi menurun, bentuk dada berubah
4. Mengeluh nyeri, skala nyeri (1-10), Tampak
meringis, bersikap proktektif seperti menghindari
posisi nyeri, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur,
tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan
berubah, proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus
pada diri sendiri, diaforesis
Diagnosa 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Keperawatan 2. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
3. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
4. Nyeri akut (D.0077)
Kriteria Hasil 1. Batuk efektif meningkat, Produksi sputum
menurun, Mengi dan Wheezing tidak terdengar, tidak terjadi
Dispnea dan Sianosis, frekuensi nafas membaik, pola nafas
membaik
2. Tidak terjadi (Dispnea, Sianosis, Bunyi nafas tambahan,
Pusing Penglihatan kabur, Nafas cuping hidung), PCO2 dan
PO2 dalam rentang normal, Pola nafas membaik
3. Kapasitas vital meningkat, Tekanan ekspirasi dan inspirasi
meningkat, Dispnea dan Pernafasan cuping hidung tidak
terjadi, tidak menggunakan otot bantu pernafasan,
Frekuensi dan Kedalaman nafas membaik, Ekskursi dada
membaik
4. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat, Keluhan
nyeri menurun, tidak Meringis, bersikap kooperatif,
kualitas tidur membaik, Nafsu makan membaik, Pola tidur
membaik, skala nyeri dibawah 5
Intervensi Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Keperawatan Manajemen Batuk
1. Latihan batuk efektif
2. Identifikasi kemampuan batuk
3. Monitor adanya retensi sputum
4. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
5. Monitor input dan output cairan (jumlah dan karakteristik)
6. Atur posisi semi-fowler atau fowler
7. Anjurkan banyak minum air putih dan hangat
8. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir dibulatkan selama 8 detik
9. Anjurkan tarik nafas dalam hingga 3 kali
10. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik nafas
dalam yang ke-3
11. Observasi perubahan TTV
12. Lakukan fisioterapi dada
13. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
Detik
14. Berikan bantuan oksigenasi jika pasien mengalami
sesak nafas
15. Kolaborasi dengan tenaga medis lain dalam pemberian
mukolitik atau ekspektoran, jika diperlukan.
HIPERTENSI
No. Dokumen: No. Halaman:
Revisi:
RSUD
SURADADI
KABUPATEN
TEGAL
STANDAR Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh,
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat (Kemenkes RI). Menurut WHO, Hipertensi adalah
suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah
tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg) (Sunarwinadi, 2017)
Pengkajian 1. Perubahan preload, afterload kontraktilitas, irama dan
Keperawatan frekuensi jantung ditandai dengan kelelahan, palpitasi,
dipsnea, TD tidak stabil, edema, nadi perifer teraba lemah,
warna kulit pucat atau sianosis
2. Gangguan aktivitas (ADLs), lemah, TD, RR dan HR
meningkat jika beraktivitas, tidak mampu berpindah tempat
3. Nyeri tengkuk, skala nyeri meningkat (rentang 1-
10), frekuensi nyeri hilang timbul, lokasi nyeri menetap,
pusing, tampak meringis kesakitan dan gelisah, memegangi
area tengkuk, keringat dingin, ada riwayat hipertensi sejak 5
tahun terakhir, TTV meningkat
4. Edema anaskara, efusi, dyspneu/ortopneu, distensi vena
jugularis, lelah, cemas, bingung, adanya tekanan vena
sentral, tekanan kapiler paru, TTV tidak stabil.
5. Peningkatan tekanan sistol dan diastole, tekanan intra cranial
(TIK) meningkat, uring-uringan, bicara mulai tidak jelas,
konsentrasi berkurang, adanya gerakan involunter, penurunan
kesadaran.
RSUD
ANEMIA Halaman :
SURADADI
KABUPATEN
TEGAL
Asuhan keperawatan pada pasien anemia. Anemia adalah
Pengertian berkurangnya sel darah merah hingga di bawah nilai normal.
Anemia terjadi karena beberapa kondisi seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.
1. Pucat
Pengkajian 2. Cepat lelah
Keperawatan 3. Lemah
4. Gejala Icokopenia / Trombositopeni
5. Sakit kepala
Diagnosa 1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan Perifer berhubungan
Keperawatan dengan penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen
berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang, anoreksia
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
keterbatasan mobilitas
1. Capilary refil dbn
2. Denyut nadi perifer distal adekuat
3. Denyut nadi perifer proksimal adekuat
4. sensasi normal
5. warna kulit normal
6. temperatur ekstremitas hangat
7. Intake nutrisi baik
Tujuan / kriteria 8. Intake makanan baik
hasil 9. Asupan cairan cukup
10. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
melakukan ADLs
11. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
12. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
13. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
14. Jumlah leukosit dalam batas normal
15. Menunjukkan perilaku hidup sehat
16. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
17. Melaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah
kulit yang mengalami gangguan
18. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera berulang
Intervensi 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
Keperawatan panas/dingin/tajam/tumpul
2. Monitor adanya tromboplebitis
3. Monitor catatan masukan kandungan nutrisi dan kalori.
4. Anjurkan masukan kalori yang tepat sesui dengan tipe tubuh dan
gaya hidup.
5. Kaji adanya alergi makanan
6. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
7. Monitor turgor kulit
8. Monitor kekeringan, rambut kusam, totalprotein, Hb dan kadar
Ht
9. Monitor mual dan muntah
10. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
11. Monitor intake nuntrisi
12. Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
13. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan
diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
14. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk
16 / 2
melakukan self-care
15. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan
ketika klien tidak mampu melakukannya.
16. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
17. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
18. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
19. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
20. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
21. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
22. Monitor kulit akan adanya kemerahan
Implementasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen:
1. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.
Implementasi
2. Diagnosis keperawatan.
Keperawatan
3. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.
4. Tanda tangan perawat pelaksana.
Evaluasi keperawatan dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP.
Evaluasi keperawatan terdiri dari beberapa komponen yaitu
Evaluasi
1. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.
Keperawatan
2. Diagnosa keperawatan.
3. Evaluasi keperawatan.
1. Nursalam. 2011. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep
Dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
2. Huda Nurarif, Kusuma. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Kepustakaan Berdasarkan Diagnosis Medis dan NANDA NIC-NOC. Jakarta :
MediAction Publishing
3. Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
23 / 2