UIN
Sosiologi Pendidikan, Pengertian dan
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
- November 05, 2017
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya sosiologi berkembang sesuai dengan obyek dan tujuannya
sendiri, demikian pula pendidikan. Dengan adanya perkembangan masyarakat
yang begitu cepat dalam segala aspek kehidupan, memerlukan pengetahuan sesuai
dengan kebutuhan. Sosiologi tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,
demikian pula kalau hanya pendidikan saja. Perkembangan masyarakat yang
sangat kompleks memerlukan ilmu pengetahuan yang kompleks pula. Salah
satunya adalah sosiologi pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, senantiasa memerlukan ilmu-ilmu lain yang
dapat mendukung dan menunjang perkembangan pendidikan, diantaranya
sosiologi. Sesuai dengan subyek dan obyek pendidikan, yaitu manusia, maka
secara langsung pendidikan membahas tentang perilaku manusia, sehingga bisa
menjadi manusia yang baik, sebagai makhluk sosial dan makhluk individual,
pendidikan memerlukan ilmu psikologi, tetapi sebagai makhluk sosial, pendidikan
memerlukan ilmu sosial. Berdasarkan pemikiran diatas, sosiologi dipahami
sebagai ilmu tentang masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari sosiologi pendidikan?
2. Apa saja ruang lingkup dari sosiologi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sosiologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari sosiologi pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Melalui penelusuran berbagai literature tentang berbagai buku teks
sosisologi, baik dalam Bahasa Indonesia, maupun Bahasa asing, kita mengambil
posisi dengan membincangkan dua buku teks yaitu masing-masing ditulis oleh
David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White serta Paul B. Horton dan Chester.
Berikut dua pendapat berbeda dari para sosologi ini tentang pengertian sosiologi.
Menurut David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White berpendapat bahwa
sosiologi adalah studi sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya
pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola ini tumbuh
kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah. Sedangkan
menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpandangan bahwa sosiologi
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat. Setelah dijelaskan
dua definisi yang berbeda dapat disimpulkan bahwa sosiolgi sebagai studi ilmiah
tentang masyarakat yang didalamnya terdapat proses interaksi sosial.
B. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan, secara sederhana, dapat merujuk pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Dari pengertian kamus telihat bahwa melalui pendidikan: satu,
orang mengalami pengubahan sikap dan tata laku; dua, orang berproses menjadi
dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses pendewasaan ini
dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut juga dipahami bahwa
pendidikan merupakan proses, cara, dan perbuatan mendidik.
C. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan dapat didefinisikan dengan dua cara. Pertama,
sosiologi pendidikan didefinisikan sebaga suatu kajian yang mempelajari
hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial dengan
pendidikan. Dalam hubungan ini, dapat dilihat bagaimana masyarakat
mempengaruhi pendidikan. Juga sebaliknya, bagaimana pendidikan
mempengaruhi masyarakat.
Dengan pemahaman konsep masyarakat seperti di atas, maka sosiologi
pendidikan mengkaji masyarakat, yang di dalamnya terdapat proses dan pola
interaksi sosial, dalam hubungannya dengan pendidikan. Hubungan dilihat dalam
sisi saling mempengaruhi.masyarakat sebagai realitas eksternal-objektif akan
menuntun individu dalam melakukan kegiatan pendidikan seperti apa saja isi dari
pendidikan, bagaimana mendidiknya, siapa yang mendidik dan dididik, dan di
mana pendidikan dilakukan. Tuntutan ini biasanya berasal dari budaya,
termasukdi dalamnya hukum, ideologi, dan agama. Dalam berbusana misalnya,
apakah kita dapat menggunakan semua jenis dan bentuk pakaian pada semua
kesempatan? Tentunya tidak. Ketika ada kematian, kita menggunakan busana
yang tidak mencolok mata seperti warna hitam atau putih misalnya. Jika hendak
pergi ke kampus, kita tidak menggunakan pakaian renang, tetapi menggnakan
busana biasa. Ketika akan menghadiri pesta perkawinan, orang tidak akan
menggunakan kaos oblong atau daster, tetapi menggunakan batik bagi pria atau
kebaya bagi wanita misalnya. Dalam setiap masyarakat terdapat pola busana. Pola
busana ini menjadi rujukan bagi anggota masyarakat untuk memilih warna,
model, atau bahan apa yang tepat atau sepantasnya dikenakan untuk suatu momen
tertentu dari kehidupan kita dalam masyarakat. Pola busana ini disosialisasikan
oleh anggota senior masyarakat kepada anggota juniornya. Sosialisasi merupakan
salah satu proses dalam pendidikan.
Selanjutnya, bagaimana pendidikan mempengaruhi masyarakat, yang di
dalamnya ada proses interaksi sosial? Banyak aspek dari kehidupan (anggota)
masyarakat dipengaruhi oleh pendidikan. Pilihan seseorang terhadap suatu
pekerjaan dipengaruhi salah satunya oleh pendidikannya. Demikian pula dengan
pola konsumsi dan pola pengasuhan anak dipengaruhi oleh pendidikan.
Masyarakat merupakan suatu realitas yang di dalamnya terjadi proses
interaksi sosial dan terdapat pola interaksi sosial. Hubungan antara pendidikan dan
masyarakat, termasuk di dalamnya ada proses dan pola interaksi, bersifat saling
mempengaruhi atau pengaruh timbal balik.
Kedua, sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis
yang diterapkan pada fenomena pendidikan. Pendekatan sosiologis terdiri dari
konsep, variabel, teori, dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk
memahami kenyataan sosial, termasuk di dalamnya kompleksitas aktivitas yang
berkaitan dengan pendidikan.
Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Variabel
adalah konsep akademik, termasuk sebagai konsep sosiologis, bukan konsep
sosial. Variabel merupakan konsep yang memiliki variasi nilai. Stratifikasi sosial
misalnya, dapat disebut sebagai variabel, karena stratifikasi sosial memiliki variasi
nilai yaitu tinggi, menengah, dan bawah.
Teori merupakan abstraksi dari kenyataan yang menyatakan hubungan
sistematis antara fenomena sosial. Ketika seorang sosiolog mengamati terdapat
perbedaan antara petani, pedagang, dan guru dalam mensosialisasikan anak-anak
mereka. Melalui pengamatan dan wawancara dengan berbagai macam orang tua
ternyata dia menemukan posisi dan status orang tua mempengaruhi anak-anak
mereka dalam bersosialisasi. Maka sang sosiolog dapat mengabstraksikan
kenyataan ini dengan kalimat sebagai berikut: “stratifikasi sosial orang tua akan
mempengaruhi sosialisasi anak-anak mereka”. Kalimat ini bisa dipandang sebagai
teori.
Adapun metode sosiologi bertujuan sebagai alat untuk melakukan
penelitian. Metode penelitian sosiologi berkembang dalam bentuk pendekatan
penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian kuantitatif yang meliputi metode
survei, studi kasus, studi eksperimen, analisis skunder, studi dokumen, analisis isi,
dan grounded research.
Selanjutnya, kita mencoba untuk memahami apa saja fenomena yang
termasuk dalam fenomena pendidikan dan kependidikan. Misalnya guru, proses
belajar mengajar, kurikulum, dan lain sebagainya.[1]
2. Pembahasan, meliputi:
a. Institusi masyarakat
b. Sosiologi dan kurikulum
c. Pendidikan bagi kebudayaan
d. Proses belajar mengajar di kelas menurut kacamata sosiologis
e. Kedisiplinan dan tata aturan
f. Guru dan masyarakat
g. Sosiologi dan nilai
Selanjutnya adalah ruang lingkup sosiologi pendidikan berdasarkan pada
istilah atau pengertian sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan merupakan
terjemahan dari berbagai istilah disiplin ilmu sosial dan pendidikan yang
berkembang di Barat.[2] Berikut ini adalah beberapa istilah yang pernah dipakai
dalam sosiologi pendidikan, yaitu:
1. Social foundation of education (yayasan sosial pendidikan)
2. Educational sociology (sosiologi pendidikan)
3. Social education (pendidikan sosiologi)
4. School and society (sekolah dan pendidikan)
5. Community relation (relasi komunikasi)
Educational sociology merupakan istilah yang dipakai di Indonesia dalam
memaknai sosiologi pendidikan. Menurut ST. Vembriarto terdapat tiga (3)
kelompok pandangan para ahli dalam merumuskan kajian sosiologi pendidikan.
Ketiga pandangan tersebut yaitu: golongan yang terlalu menitikberatkan
pandangan pendidikan daripada pandangan sosialnya; golongan yang terlalu
menitikberatkan pandangan sosiologi daripada pendidikan; dan yang terakhir
adalah golongan yang menitikberatkan pada teori saja. Sehingga, penyelidikan
dan pengembangan sosiologi pendidikan berpusat pada masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan ditinjau dari sudut sosial yang bersifat umum
2. Masalah proses sosialisasi anak
3. Kehidupan atau kebudayaan sekolah
4. Pendidikan ditinjau dari sudut hubungan pribadi
Menurut S. Nasution masalah-masalah yang menjadi ruang lingkup kajian
sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok masalah sebagai berikut:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat
a. Hubungan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial.
b. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem
kekuasaan.
c. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
d. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha
mempertahankan status quo.
e. Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dan
sebagainya.
2. Hubungan antarmanusia di dalam sekolah
Ruang lingkup ini lebih condong menganalisis struktur sosial di dalam
sekolah yang memiliki karakter berbeda dengan relasi sosial di dalam masyarakat
luar sekolah, antara lain yaitu:
a. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di
luar sekolah.
b. Pola interaksi sosial dan struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi
berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola kepemimpinan informal
sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-kelompok murid lainnya.
3. Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di sekolah atau
lembaga pendidikan
a. Peranan sosial guru-guru atau tenaga pendidikan.
b. Hakikat kepribadian guru atau tenaga pendidikan.
c. Pengaruh kepribadian guru atau tenaga kependidikan terhadap kelakuan anak
atau peserta didik.
d. Fungsi sekolah atau lembaga pendidikan dalam sosialisasi murid atau peserta
didik.
4. Lembaga pendidikan dalam masyarakat
Ruang lingkup ini menganalisis pola-pola interaksi antara sekolah atau
lembaga pendidikan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dalam masyarakat
di sekotar sekolah atau lembaga pendidikan. Hal yang termasuk di dalamnya
yaitu:
a. Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah atau lembaga pendidikan.
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam
masyarakat luar sekolah.
c. Hubungan antarsekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat berkaitan dengan
organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam
masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
PENUTUP
Kesimpulan
Sosiologi pendidikan merupakan suatu kajian yang mempelajari hubungan
antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial dengan pendidikan.
Atau dapat pula diartikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada
fenomena pendidikan.
Menurut S. Nasution, masalah-masalah yang menjadi ruang lingkup kajian
sosiologi pendidikan meliputi empat pokok masalah, yaitu hubungan sistem
pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat; hubungan antarmanusia di
dalam sekolah; pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak
di sekolah atau lembaga pendidikan; dan lembaga pendidikan dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
UNKNOWN
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan