Anda di halaman 1dari 8

1.

Judul
Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Reflek Menghisap Pada Bayi Baru Lahir Rendah
Di RS Pati Wilasa Semarang

Ida Rohmawati, Stikes Karya Husada Semarang, idasurida03@gmail.com


2. Pendahuluan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi
pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat memyebabkan kematian.
Penyebab bayi lahir dengan berat badan rendah hingga saat ini belum diketahui
namun kebanyakan karena penyakit ibu, aktivitas ibu, dan status sosial ibu,
termasuk komplikasi pada saat ibu hamil.
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) di samping itu juga dapat disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tetapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil dibandingkan dengan masa kehamilannya, yaitu tidak
mencapai 2.500 gram.
Prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR) menurut World Health
Organization (WHO) 2010 diperkirakan15 % dari seluruh kelahiran di dunia
dengan batasan 3,3 %-3,8 % dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang
atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90 % kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi di
banding pada bayi dengan berat badan lahir dari 2500 gram. Hal ini dapat terjadi
dan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti ibu mempunyai penyakit yang
langsung berhubungan dengan kehamilan, dan usia ibu.
Di tingkat Assosiation Of South Asian Nation (ASEAN), angka kematian bayi
di indonesia tahun 2010 yaitu 31 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu, 5,2 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan Thailand.
Angka kejadian di indonesia sangat bervariasi antara satu dengan daerah lain,
yaitu berkisar antara 9-30 % hasil study di 7 daerah multicenter diperoleh angka
BBLR dengan rentang 2,1 %-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut
SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang
ditetapkan pada sasaran program gizi menuju indonesia sehat 2010 yakni
maksimal 7 %.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan menyebutkan bahwa
bidan mempunyai kewenangan untuk melaksanakan pemantauan dan
menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak. Salah satu bentuk stimulasi tumbuh
kembang yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melakukan
pijat bayi.
Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada
permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan
untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi
darah dan limpha.
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan
adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman
pada bayi. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus
Ebers, yaitu catatan kedokteran zaman Mesir Kuno. Ayur-Veda buku kedokteran
tertua di India (sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olah
raga sebagai cara penyembuhan utamamasa itu. Sekitar 5000 tahun yang lalu para
dokter di Cina dari Dinasti Tang juga meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari
4 teknik pengobatan penting.
therapy BBLR bisa dilakukan saat bayi masih di rawat dalam incubator
kemudian setelah kondisi bayi stabil dan setelah diijinkan pulang atau perawatan
dirumah.
Dalam pelaksanaan therapy sentuh pada BBLR saat masih dalam perawatan di
rumah sakit ada beberapa tahapan yaitu hand containment, Kanggoro Mother Care
(Sentuhan dengan Methode Kanggoro) dan stimulasi tactile dan kinesthetic (Field,
2010). Sedangkan stimulasi massage therapy pada BBLR setelah perawatan dari
rumah sakit dengan tekhnik gerakan pijat bayi secara menyeluruh di bagian kulit
meliputi gerakan di daerah kaki, perut, dada, lengan dan tangan, muka dan
punggung sesuai standart international yang dikembangkan oleh Mc. Clure tahun
2000.
Lebih jauh gerakan ini juga dikembangkan oleh IHCA dengan nama Loving
Touch Baby Massage yang disesuaikan dengan budaya di Indonesia (IHCA,
2014). Massage ini menggunakan minyak yang terbuat dari buah dan tumbuhan
sesuai dengan recomendasi International karena secara biokimiawi sesuai dengan
kondisi tubuh bayi. Dengan vegetable oil juga lebih efektif untuk meningkatkan
berat badan bayi (Fallah et al, 2014).
Setelah melakukan studi pendahuluan pada 20 responden di RS Pati Wilasa,
masih banyak orang tua bayi yang belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat
bayi dan belum memahami bagaimana memijat bayi yang benar sehingga tidak
bisa melakukan pemijatan secara mandiri. Alasan orang tua memijatkan bayinya
karena bayi sedang sakit batuk, rewel dan terjatuh. Maka dari latar belakang
tersebut penulis ingin meneliti tentang Efektivitas pijat bayi terhadap reflek
menghisap pada bayi baru lahir rendah di RS Pati Wilasa Semarang.

3. Tinjauan Teori [11]

a. Pijat Bayi
1) Pengertian
Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot
sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh permukaan
tubuh bayi. Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan menggunakan
tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh
dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yang digunakan untuk
menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh
(Lowe, 2003).
2) Alasan Pemberian Pijat Bayi
Pijatan Untuk Bayi Sentuhan dan pijatan pada bayi setelah kelahiran
dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat
mempertahankan perasaan aman pada bayi. Sentuhan juga akan
merangsang peredaran darah dan akan menambah energi karena
gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan
seluruh tubuh (Roesli, 2009). Stimulasi sentuh dapat merangsang semua
sistem sensorik dan motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak,
membentuk kecerdasan emosi, inter, intrapersonal dan untuk merangsang
kecerdasan-kecerdasan lain (Riamelani,2006 diperoleh 4 Maret 2010 ).
3) Manfaat Pijat Bayi
Melalui pemijatan aliran darah otot akan meningkat menyebabkan vaso
dilatasi otot-otot yang aktif sehingga oksigen dan bahan gizi lain dalam
jaringan jumlahnya meningkat dan curah jantung akan meningkat.
Kecepatan aliran darah melalui kulit merupakan kecepatan yang berubah-
ubah tergantung dari kecepatan kegiatan metabolisme tubuh dan suhu
lingkungan. Pemijatan mampu meningkatkan sistem kekebalan,
meningkatkan aliran cairan getah bening keseluruh tubuh untuk
membersihkan zat yang berbahaya dalam tubuh, mengubah gelombang
otak secara positif, memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan,
merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan, meningkatkan kenaikan
berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan, membuat tidur lelap,
mengurangi rasa sakit, mengurangi kembung dan kolik (sakit perut),
meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya,
meningkatkan volume air susu ibu, mengembangkan komunikasi,
memahami isyarat bayi, meningkatkan percaya diri
b. Reflek Menghisap
1) Pengertian
Reflek Menghisap adalah salah satu daya refleks paling penting yang
dimiliki bayi, terutama bila dipasangkan dengan refleks mencari.
2) Menguji Reflek Menghisap
Jika Ibu menyentuh langit-langit mulut bayi dengan jari, dot atau
puting, secara naluriah ia akan mulai mengisap. Usia sekitar dua atau tiga
bulan, isapan bayi Ibu akan menjadi hasil usaha yang sadar dan bukan lagi
sebuah refleks. Yang perlu disadari adalah setiap bayi menunjukkan
refleks ini, tidak mesti berarti dia lapar. Mengisap adalah aktivitas
menyenangkan dan menenangkan bagi bayi. Para bayi juga memiliki
refleks tangan-ke-mulut yang sejalan dengan refleks mencari dan
mengisap, dan mungkin juga mengisap jari-jari atau tangan.
3) Reflek Menghisap dan Menyusu
Para ibu kadang merasakan bayi mulai menyusu dengan lambat.
Ternyata, ini adalah kaitannya dengan refleks ini. Bukan hanya puting
yang perlu masuk ke dalam mulut bayi, tapi juga sebagianb besar areola
Ibu. Jika ujung puting Ibu saja yang masuk ke mulutnya, mungkin belum
cukup untuk menstimulasi refleks mengisap ini. Sebagai tambahan,
kelenjar-kelenjar susu belum ditekan secara baik oleh lidah dan rahang
bayi. 
c. BBLR (Bayi Baru Lahir Rendah)
1) Pengertian
Bayi baru lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).
2) Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan
Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang
dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu
dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi
atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilannya (KMK).
3) Faktor Penyebab
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah
(Proverawati dan Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada
usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal
ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang
kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik),
ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di
dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
4. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian
Kuantitatif
b. Design penelitian
Quasy Eksperimental
c. Teknik pengumpulan data
Observasi
d. Sumber data
Data primer
Data sekunder
e. Metode analisa data
- Univariate dan
- Bivariate menggunakan uji paired t test dan independent t test
5. Bibliografi
[1] Antono , Sumy Dwi dan Dwi Estuning Rahayu. ; “Hubungan
Keteraturan Ibu Hamil Dalam Melaksanakan Kunjungan Antenatal Care
(ANC) Terhadap Hasil Deteksi Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil di Poli KIA
RSUD Kota Kediri,” Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol.2, No. 2, pp.35, Mei 2014.

[2] Amiruddin, Ridwan dan Hasmi, (2014). Determinan Kesehatan Ibu dan
Anak, p.9, Jakarta: CV Trans Info Media
[3] Jannah, Nurul, (2012). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : C.V
Andi
[4] Wahyudi, MT. Tinjauan Pustaka Mual Muntah.repository.umy.ac.id.
2016. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle (19 Mei 2018)
[5] Kia, P.Y., Safajou, F .,Shahnazi, M. & Nazemiyeh, H. (2013) The Effect
of Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomiting of
Pregnancy : A Double-Blinded, Randomized Contrlled Clinical
Trial. Iranian Red Crescent Medical Journal. Maret 2014.
[6] Prawirohardjo, Sarwono, (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina
Pustaka
[7] Namazi, Masoumeh, dkk. ; “Aromatherapy With Citrus Aurantium Oil
and Anxiety During the First Stage of Labor,” Iran Red Crescent
Med Journal 2014 June; 16(6): e18371. Juni 2014.
[8] Primadiati, Rachmi. 2010. “Aromaterapi Perawatan Alami Untuk Sehat
& Cantik. Jakarta” : PT. Gramedia Pustaka Utama.
[9] Afrianti, Leni Herliani,( 2010). “33 Macam Buah Buahan Untuk
Kesehatan. Bandung” : Alfabeta
[10] Astriana ; Ratna Dewi Putri ; Herlina Aprilia; , “Pengaruh Lemon
Inhalasi Aromatherapy terhadap Mual pada Kehamilan di BPS
Varia Mega Lestari S.St., M.Kes Batupuru Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015,” Jurnal Kebidanan Vol
1, No 3, pp.1, Oktober 2015
[11] Cholifah, Siti ; Titin Eka N ; “Riset Dasar Institusi (RDI) Aroma Terapi
Lemon Menurunkan Mual Muntah Ibu Hamil Trimester I”.
Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Oktober 2017.
[12] Andriani, Agnes Widdya. Pengaruh Aromaterapi Peppermint terhadap
Kejadian Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di
Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. September 2017. (tidak dipublikasikan)
[13[ Indrayanti, F. Daya Hambat Ekstrak Daun Mint (Mentha Piperita)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Klebsiella Pneumoniae. Semarang:
Universitas Muhammadiyah Semarang. 2017. (tidak
dipublikasikan)
[14] Sutarmi, (2013). Standart Operating Prosedur Kiddy and Baby Spa,
upublised internal used
[15] Trisnowiyanto, B. 2012. “Remidial Massage” Panduan Ketrampilan
dasar Pijat bagi Fisioterapis, praktisi dan instruktur. Yogyakarta:
Nuha Medika
[16] Capellinni.,S. (2010). The Complete Spa Books For Massage Therapists
Workbook, Milady: Clypton Park, USA.
[17] Hetu, S. (2013). Compedium of Infant Massage Instructor.(2013). Manual
Training Infant Massage Instructor. IAIM: Canada.

Anda mungkin juga menyukai