Anda di halaman 1dari 32

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Buah Kurma

a. Pengertian Buah Kurma

Buah kurma merupakan produk dari pohon palem kurma yang

termasuk dalam keluarga Arecaceae. Pohon kurma merupakan salah satu

tanaman tertua yang masih terpelihara didunia, hasil panen dari pohon

kurma ini sebagian besar menjadi sumber penghasilan di wilayah Afrika

Utara dan Timur Tengah, meskipun pohon kurma juga tumbuh dibebarapa

wilayah didunia. Produksi kurma didunia mengalami peningkatan hampir

tiga kali lipat dari 40 tahun lalu yang mencapai 7,68 juta ton pada tahun

2010. Kurma memiliki berbagai macam nutrisi penting yang bermanfaat

sebagai obat untuk beberapa penyakit (10).

b. Sejarah Buah Kurma

Pohon kurma merupakan tumbahan palem yang masuk dalam genus

Phoenix, dimana terdapat 183 genera sawit yang dikenal didunia. Phoenix

termasuk dalam suku Phoeniceae, subfamily dari Chloridoideae dan masuk

dalam keluarga Arecaceae (Palmae) dan tersebar luas secara alami diseluruh

dunia. Kurma adalah salah satu pohon buah pertama yang dibudidayakan di

dunia, selain kurma zaitun dan ara merupakan buah klasik yang sudah ada

sejak lama dan merupakan kelompok pohon buah kuno didunia sejak awal

9
10

pertanian. Kurma dijumpai di Mesopotamia, Iraq kurang lebih 5.000 tahun

yang lalu.

Pohon kurma tumbuh di iklim panas dan kering seperti didaerah

Timur Tengah Dan Afrika Utara sebagai bahan makanan pokok yang kaya

akan nutrisi dan sebagai bahan makanan untuk industri pangan. Kurma juga

dikenal sebagai pohon kehidupan dan biasa disebut sebagai roti padang

pasir, hal ini dikarenakan kurma yang berguna untuk pengobatan beberapa

penyakit ataupun sebagai bahan makanan untuk mengatasi kelaparan.

Produksi kurma selama 40 tahun meningkat sebanyak 2,9 kali lebih,

sedangkan penduduk dunia menngkat dua kali lipat. Total ekspor kurma

secara dunia meningkat 1,71% dibandingkan dengan 40 tahun yang lalu (11).

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengimpor kurma dari

berbagai Negara lain yang mampu memproduksi kurma seperti Arab Saudi,

Mesir, Irak, Iran, bahkan Amerika Serikat. Mayoritas Penduduk Indonesia

adalah muslim yang dimana setiap memasuki bulan ramadhan banyak

permintaan terhadap buah kurma, sehingga setiap tahun Indonesia telah

mengimpor kurma dari berbagai Negara. Setiap tahun angka impor kurma

selalu naik, hal ini dikarenakan peminatan masyarakat terhadap kurma

semakin banyak (12).

c. Kandungan Kurma

1) Karbohidrat

Komponen penyusun buah kurma sebagian besar merupakan gula

pereduksi glukosa dan fruktosa yang mencapai sekitar 20-70% (bobot


11

kering) diikuti gula non-pereduksi sukrosa yang berkisar 0-40%. Gula

pereduksi artinya gugus gula yang berfungsi sebagai reduktor, pendonasi

elektron dalam reaksi kimiawi redoks (reduksi-oksidasi). Gula pereduksi

umumnya terdiri dari gugus monosakarida, atau gugus-gugus gula

dengan panjang rantai sebanyak enam karbon dengan konformasi yang

berbeda-beda. Sukrosa sendiri merupakan gugus disakarida yang

terbentuk dua buah monosakarida, glukosa dan fruktosa, juga dikenal

sebagai table sugar yang umum dikonsumsi.

Komposisi gula pada buah kurma sangat tergantung dari jenis

kultivar dan tingkat kematangannya. Di dalam tubuh, pencernaan kita

bergantung kepada dua konsep utama: proses pencernaan asam di

lambung dan proses pencernaan basa di usus dua belas jari. Serat terlarut

artinya adalah komponen karbohidrat yang dapat larut dalam salah satu

proses pencernaan, asam atau basa. Buah kurma diketahui mengandung

komponen serat terlarut (dietary fiber) yang berkisar antara 9-13%

bergantung kepada kultivar dan asal tumbuhnya.

Kandungan serat kasar (crude fiber) di dalam buah kurma berkisar

2.5-4.3% pada tingkat kematangan rutab dan tamr. Secara umum,

semakin matang buah kurma, kadar glukosa dan fruktosa akan semakin

meningkat dan kadar serat kasar cenderung menurun. Kadar sukrosa dan

serat terlarut cenderung stabil pada semua tingkat kematangan, kecuali

pada tahapan khalal (kadar sukrosa akan meningkat) disebabkan karena

pembentukan daging buah terjadi dengan pesat.


12

2) Kalori atau GI ((Glycemix Index)

Jumlah asupan kalori rata-rata untuk satu buah kurma (8.3gr)

adalah 23 kalori atau 1,3-1,8 kali lebih banyak dibandingkan gula tebu

dengan bobot yang sama. Studi indeks glisemik (glycemix index, GI) dari

buah kurma memberikan pengetahuan baru yang cukup signifikan

dibandingkan apa yang terangkum di dalam tulisan terdahulu saya.

Dalam versi pembaharuan disebutkan bahwa nilai GI dari buah kurma

tamr dan rutab berada pada kisaran 30-60jika dikonsumsi sebanyak 60g

(sekitar 7 butir ukuran besar). Nilai ini sama dengan nilai GI sukrosa

(50g) yang umum dijumpai pada gula tebu. Akan tetapi bila

dibandingkan dengan dekstrosa, nilai GI dari buah kurma hanya sekitar

30-60% dari dekstrosa (50g).

Daya serap tubuh terhadap dekstrosa lebih cepat dibandingkan daya

serap tubuh terhadap kurma. Respons terhadap asupan gula dari buah

kurma, diukur dari peningkatan kadar gula darah, akan berada pada titik

maksimum berkisar antara 20 hingga 40 menit sejak dikonsumsi. Profil

asupan glukosa murni cenderung sama dengan buah kurma hingga menit

ke-20, namun akan terus meningkat dan menyentuh angka maksimum

setelah 40 menit pasca konsumsi dikarenakan indeks GInya lebih tinggi.

Titik puncak kadar gula darah untuk konsumsi buah kurma sebanyak 50g

adalah 150mg/dL sementara untuk glukosa murni dapat mencapai

165mg/dL dengan jumlah konsumsi sama (13).


13

3) Mineral

Mineral yang terkandung dalam kurma adalah kalsium, fosfor,

kalium, belerang, khlor, magnesium, besi, mangan, tembaga, koblat,

seng, khrom, yodium dan flor. Kandunga besi yang terkandung dalam

kurma per 100 gram buah kering dari varietas tertentu mampu memenuhi

kebutuhan zat besi manuasia per hari dalam semua situasi. Kurma

merupakan suplemen zat besi yang sangat praktis untuk kasus anemia

pada masa anak-anak, pada saat hamil dan pada kasus haemorrhages

yang timbul akibat mentruasi, parturition atau terluka. Mengkonsumsi

kurma jauh lebih baik daripada mengkonsusmsi suplement zat besi dalam

bentuk tablet yang bisa menimbulkan efek saming seperti mual, sakit

kepala, dan kehilangan nafsu makan. Disamping itu zat besi dalam kurma

jauh lebih mudah diserap oleh tubuh dikarenakan adanya glukosa,

fruktosa, dan vitamin C dalam kurma yang masing-masing telah

diketahui dapat membantu absorbsi zat besi didalam tubuh.

4) Vitamin

Golongan vitamin yang terdapat dalam kurma adalah thiamin atau

vitamin B1, ribiflavin atau vitamin B2, biotin, asam folat atau folacin,

asam ascorbat atau vitamin C, pro-vitamin A(bta coratene), nicotinamide,

retinol equivalent, asam pantotenat dan vitamin B6. Dalam 100 gram

kurma kering terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg, riboflavin 114

mg, niasin 2 mg dan kalium 667 mg. kurma juga mengandung zat gizi

lainnya diantaranya adalah protein 20% dan lemak 3% (14).


14

d. Jenis-Jenis Kurma dan Kandungannya

Hasil penelitian menunjukan sebanyak 12 jenis kurma telah dianalisis

kandungan nutrisi pada masing-masing jenis kurma diantaranya adalah

sebagai berikut (15) :

Tabel 2.1 Konsentrasi Gula yang Terkandung dalam Kurma (15)

Tabel 2.2 Konsentrasi Mineral yang Terkandung dalam Kurma (15)

Jenis dan Karakteristik Kurma

Manfaat Konsumsi Kurma


15

e. Jenis dan Karakteristik Kurma

Berikut beberapa jenis kurma dan karakteristik dari masing-masing

jenis kurma, diantaranya adalah :

1) Ruthab (kurma basah)

Ruthab (kurma basah) bermanfaat mencegah terjadinya perdarahan

bagi wanita melahirkan, mempercepat proses persalinan dan

mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti sedia kala

sebelum waktu kehamilan yang berikutnya. Hal ini karena didalam

kurma basah terkandung hormon yang menyerupai hormon oksitosin

yang dapat membantu proses kelahiran. Hormon oksitosin adalah hormon

yang salah satu. Fungsinya membantu ketika wanita melahirkan dan

menyusui.

Gambar 2.1 Kurma Ruthab (kurma basah) (15)

2) Tamr (Kurma kering)

Kurma kering berkhasiat menguatkan sel-sel usus dan dapat


16

membantu melancarkan saluran kencing, karena mengandung serabut-

serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim,

ketika melahirkan.

Gambar 2.1 Kurma Tamr (Kurma kering) (15)

f. Manfaat Konsumsi Kurma

Kurma memiliki banyak manfaat apabila dikonsumsi secara rutin, hal

ini dikarenakan dalam buah kurma terdapat banyak mineral dan nutrusi lain

yang dibutukhan tubuh diantaranya adalah: a) mampu menetralisir racun, b)

mematikan sel-sel kanker, c) menguatkan saraf-saraf pendengaran, d)

menguatkan saraf, e) melembutkan saluran darah, f) menjaga usus dari

iritasi dan gangguan lainnya, g) menguatkan gigi dan tulang, h) menjaga

vitalitas, i) memudahkan proses kelahiran, j) mengatasi anemia, k)

penghilang rasa sakit, l) menurunkan demam (16).

2. Hemoglobin

a. Pengertian Hemoglobin
17

Hemoglobin merupakan pigmen pembawa oksigen eritrosit, dibentuk

oleh eritrosit yang berkembang dalam sumsum tulang, terdiri dari empat

rantai polipeptida globin yang berbeda masing-masing terdiri dari beberapa

ratus asam asam amino. Hemoglobin A merupakan hemoglobin normal

yang terdapat pada orang dewasa. Banyak bentuk hemoglobin abnormal

yang telah ditemukan, termasuk diantaranya adalah hemoglobin E, H, M,

dan S. bentuk homozigot hemoglobin S menimbulkan anemia sel sabit,

bentuk heterogennya menyebabkan sickle cell trait. Simbol Hb. Fetal h.,

hemoglobin yang terbentuk lebih dari separuh hemoglobin pada fetus,

terdapat dalam jumlah kecil pada orang dewasa dan meningkat secara

abnormal pada kelainan darah tertentu. Muscle h mioglobin, reduce h

hemoglobin merupan hemoglobin yang tidak bergabung dengan oksigen (17).

b. Struktur Hemoglobin

(Sumber: http;/slideshare.com)

Gambar 2.2 Struktur Hemoglobin(17)

Setiap organ utama dalam tubuh manusia tergantung pada oksigenasi

untuk pertumbuhan dan fungsinya, dan proses ini berada dibawah pengaruh

hemoglobin. Molekul hemoglobin terdiri daru struktur utama, yaitu heme


18

dan gobin seta struktur tambahan (17).

1) Heme

Struktur ini melibatkan empat atom besi dalam bentuk Fe2+

dikelilingi oleh cincin protoprofirin IX, karena zat besi dalam bentuk

Fe2+ tidak dapat mengikat oksigen. Protoprofirin IX adalah produk akhir

dalam sintesi molekul heme. Protoporfirin ini hasil dari interaksi suksinil

koenzim A dan asam de;ta-aminolevulinat didalam mitokondria dari

eritrosi berinti dengan pembentukan beberapa produk diantaranya yaitu

porfobilinogen, uroporfibinogen, dan coproporfirin. Besi bergabung

dengan porpofirin untuk membentuk heme molekul lengkap. Kelainan

atau cacat pada salah satu produk dapat merusak fungsi hemoglobin.

2) Globin

Terdiri dari asam amino yang dihubungkan bersama untuk

membentuk rantai polipeptida. Hemoglobin dewasa terdii atas rantai alfa

dan rantai beta. Rantai alfa memiliki 141 asam amino, sedangkan rantai

beta memiliki 146 asam amino. Heme dan globin dari molekul

hemoglobin dihubungkan oleh ikatan kimia.

3) Struktur tambahan

Struktur tambahan yang mendukung molekul hemoglobin adalah

2,3-difisfigliserat (2,3-DPG), suatu zat yang dihasilkan melalui jalur

Embden Meyerhof yang anaerob selama proses glikolisis. Struktur ini

berhubungan erat dengan afinitas oksigen dari hemoglobin.

Setiap molekul heme terdiri dari empat struktur heme dengan besi
19

dipusat dan dua pasang rantai globin. Struktur heme berada pada rantai

globin. Hemoglobin mulai disintesis pada tahap normoblast polikromatik

dalam eritripoeisis. Sintesis ini ditunjukkan perubahan warna sitiplasma

dari buru tua menjadi ungu. Sebanyak 65% dari hemoglobin disintesis

sebelum inti ertirosit menghilang dan 35% disintesis pada tahap

retikulosit. Eritrosit normal mengandung hemoglobin yang lengkap (18).

c. Sintesis Hemoglobin

Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudin

dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena retikulosit

meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam aliran darah, maka

retikulosit tetap membentuk hemoglobin selama beberapa hari berikutnya

namun dalam jumlah yang sedikit.

Nutrisi yang berasal dari makanan seperti karbohidrat dipecah menjadi

monosakaradika kemudian menjadi glukosa. Glukosa sebagai bahan bakar

utama metabolism akan mengalami glikolisis (pemecahan) menjadi 2

piruvat dan menghasilkan energi berupa ATP dan masing-masing dari

piruvat tersebut dioksidasi menjadi suksinil CoA. Lemak berantai panjang

diubah menjadi asilkarnitin dan menembus mitikondria yang selanjutnya

dioksidasi menjadi suksinil CoA (19).

Suksinil-KoA yang terbentuk dalam siklus krebs berikatan dengan

glisin dan membentuk molekul pirol. Empat pirol bergabung untuk

membentuk protoporfin IX yang kemudian bergabung dengan besi

membentuk molekul heme. Masing- masing molekul heme bergabung


20

dengan rantai polipeptida panjang yang disebut globin, kemudian globin

disintesis oleh ribosom membentuk unit hemoglobin yang disebut dengan

rantai hemoglobin. Tiap rantai hemoglobin mempunyai berat molekul

kurang lebih 16.000, empat dari molekul berikatan satu sama lain secara

longgar untuk membentuk hemogloin yang lengkap.

Terdapat beberapa variasi pada rantai subunit hemoglobin yang

berbeda bergantung pada susunan asam amino dibagian polipeptida. Tipe

rantai tersebut disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma dan rantai delta.

Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasa adalah

hemoglobin A (mempunyiai berat molekul 64.458) yang merupakan

kombinasi dari dua rantai alfa dan beta. Setiap rantai mempunyai

sekelompok prostetik heme dan terdapat 4 atom besi dalam setiap molekul

hemoglobin. Masing-masing dapat berikatan dengan satu molekul oksigen

dan membentuk empat molekul oksigen (delapan atom okesigen) yang

mampu diangkut oleh molekul hemoglobin.

d. Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin didalam darah membawa oksigen ke paru-paru keseluruh

jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke

paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai

resevior dimana oksigen akan menerima, menyimpan, dan melepas oksigen

didalam sel-sel otot sebanyak kurang lebih 80% tubuh berada didalam

hemoglobin. Menurut DepKes RI hemoglobin berfungsi untuk mengatur

pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam jaringan- jaringan tubuh,


21

mengatur oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan-

jaringan tubuh, membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh

sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (20).

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam

tubuh, diantaranya adalah :

1) Kecukupan besi didalam tubuh

Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, apabila kekurangan

besi maka akan timbul gejala anemia gizi besi yang akan menyebabkan

terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan

hemoglobin yang lebih rendah. Besi juga merupakan mikronutrien

essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar

oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Besi berperan dalam sintesis

hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot.

2) Usia

Anak-anak, orang tua, wanita hamil akan lebih rentan mengalami

penurunan kadar hemoglobin. Pada anak-anak dapat disebabkan karena

pertumbuhan yang cukup pesat dan tidak diimbangi dengan asupan zat

besi sehingga kadar hemoglobin akan menurun (21)


. Pada wanita hamil

kadar hemoglobin mengalami penurunan dikarenakan adanya perubahan

pada peredaran darah dan pembuluh darah, dimanan akan terjadi

peningkatan pada volume darah dan sel darah untuk mrngimbangi

pertumbuhan janin didalam rahim, apabila zat besi pada wanita hamil
22

tidak terpenuhi dalam keadaa tersebut akan mengalami penurunan kadar

hemoglobin dan dapat menuju ke anemia defisiensi besi (22).

3) Jenis kelamin

Perempuan lebih mudah mengalami penurunan kadar hemoglobin

daripada laki-laki, hal ini dikarenakan perempuan mengalami menstruasi

yang mengurangi volume darah dalam tubuh.

4) Penyakit sistemik

Ada beberapa penyekit yang dapat mempengaruhi kadar

hemoglibin, yaitu leukimia, thalasemia dan tuberkulosis. Penyakit

tersebut dapat mempengaruhi sel darah merah yang disebabkan adanga

gangguan pada sumsum tulang dimana hemoglobin dibentuk.

5) Pola makan

Zat besi terdapat dimakanan yang bersumber dari hewani terutama

hati yang mengandung sumber Fe. Zat besi juga terdapat dimakanan

yang bersumber dari sayuran dan buah-buahan.

6) Kebiasaan minum teh

Konsumsi teh setiap hari dapat menghambat penyerapan zat besi,

sehingga mempengaruhi kadar heoglobin dalam darah (23)


. Senyawa

tannin dari teh akan mengganggu penyerapan zat besi sehingga tubuh

kekurangan zat besi dan pembentukan butir darah merah (hemoglobin)

berkurang yang dapat mengakibatkan anemia (24).

f. Haemometer

Pengukuran kadar hemoglobin dapat menggunakan alat haemometer,


23

yaitu instrument laboratorium untuk menentukan kadar hemoglobin dalam

darah berdasarkan satuan warna (colormetric). Metode yang digunakan

adalah membandingkan warna sample darah dengan warna merah standart.

Warna sample darah didapatkan pada pemisahan globin dari hemoglobin

dengan penambahan HCL (asam klorida) untuk menghasilkan asam hematin

yang warnanya diukur oleh colorimetry. Hemoglobin darah diubah menjadi

asam hematin dengan pertolongan larutan HCL, kemudian kadar dari asam

hematin diukur dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna

standart memakai mata biasa. Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan

metode sahli memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah

objektifitasnya sedang, alat/reagen kurang sempurna, dan orang yang

melakukan pemeriksaan sering melakukan kesalahan. Pengukuran

hemoglobin dengan metode elektrik memiliki objektifitas tinggi dan

kesalahan yang mungkin dilakukan sangatlah kecil (25).

3. Kehamilan

1) Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga

trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14


24

minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (26).

Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian

perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (27)


. Kehamilan

merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi biologis wanita

disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan terjadinya proses

adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu sendiri (28)
. Proses

kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari

konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan

endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan

dengan kesiapan pemeliharaan bayi (29)


. Kehamilan adalah kondisi yang

rentan terhadap semua jenis "stres", yang berakibat pada perubahan fungsi

fisiologis dan metabolic (30).

2) Ketidaknyamanan Pada Masa Kehamilan

Keluhan ringan yang dijumpai pada kehamilan seperti edema

dependen, nokturia, konstipasi, sesak napas, nyeri ulu hati, kram tungkai

serta nyeri punggung bawah (36).

1) Edema Dependen

Edema dependen atau edema fisiologis yang dialami ibu hamil

trimester 3, edema terjadi karena penumpukan mineral natrium yang

bersifat menarik air, sehingga terjadi penumpukan cairan di jaringan. Hal

ini ditambah dengan penekanan pembuluh darah besar di perut sebelah

kanan (vena kava) oleh rahim yang membesar, sehingga darah yang
25

kembali ke jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah.

Penekanan ini terjadi saat ibu berbaring terletang atau miring ke kanan.

Oleh karena itu, ibu hamil trimester 3 disarankan untuk berbaring ke arah

kiri (36).

2) Nokturia

Nokturia atau sering kencing yaitu suatu kondisi pada ibu hamil

yang mengalami peningkatan frekuensi untuk berkemih dimalam hari

yang dapat mengganggu kenyamanan pasien sendiri karena akan

terbangun beberapakali untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena

adanya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang

berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan

pembuluh darah panggul dan vena cava inferior (36).

3) Konstipasi

Konstipasi / sembelit pada ibu hamil terjadi akibat penurunan

gerakan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar

ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Selain itu, pergeseran dan

tekanan yang terjadi pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian

presentasi juga dapat menyebabkan konstipasi (36).

4) Sesak Napas

Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus mengalami

pembesaran hingga terjadi penekanan diagfragma. Selain itu diagfragma

ini akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan (36).

5) Nyeri Ulu Hati


26

Nyeri ulu hati sangat umum ditemui selama kehamilan terutama

pada trimester 3. Gejalanya berupa rasa terbakar atau nyeri pada area

retrosternum dada, terutama saat sedang berbaring. Jika berkepanjangan,

nyeri ini mungkin merupakan gejala refluks esofagitis akibat regurgitasi

isi lambung yang asam. Pada ibu hamil nyeri ulu hati disebabkan oleh

pengaruh berat uterus selama kehamilan yang mengganggu pengosongan

lambung, juga karena pengaruh progesteron yang yang merelaksasi

spingter esofagus bawah (kardiak). Salah satu penangannya yaitu

menganjurkan ibu untuk menggunakan bantalan saat tidur, caranya

menompang uterus dengan bantal dibawahnya dan sebuah bantal diantara

lutut pada waktu berbaring miring (36).

6) Kram Tungkai

Perbesaran uterus menyebabkan penekanan pada pembuluh darah

panggul, sehingga dapat mengganggu sistem sirkulasi atau sistem saraf,

sementara sistem saraf ini melewati foramen obsturator dalam perjalanan

menuju ekstremitas bagian bawah (36).

7) Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah nyeri punggung yang terjadi pada daerah

lumbosakral/ lumbar (daerah tulang belakang punggung bawah). Nyeri

ini disebabkan oleh berat uterus yang semakin membesar yang

mengakibatkan pergeseran pusat gravitasi mengarah kearah depan,

seiring dengan ukuran perut yang semakin membuncit. Hal ini


27

menyebabkan postur tubuh ibu berubah, dan memberikan penekanan

pada punggung (36).

8) Anemia

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,

baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.

Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran

(abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan

otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca

melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok,

infeksi saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (27).

4. Anemia Dalam Kehamilan

a. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr

% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2


(26)
. Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia

akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam

makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau

karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya

pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2
28

kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat

berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang

berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu.

Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting

untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali

tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (27).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr

% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama trimester 2 (26).

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,

baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.

Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran

(abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan otot

rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan

karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik

saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (<4 gr%)

dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat

menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (28).

b. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan

Beberapa penyebab anemia yaitu :

1) Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.

2) Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil, masa
29

tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti tuberculosis dan

infeksi lainnya.

3) Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid

yang berlebihan dan melahirkan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Anemia Dalam Kehamilan

Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil adalah :

1) Umur Ibu

ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35

tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20-35

tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari

20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk

hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil

maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat

menyebabkan ibu mengalami anemia (29).

2) Paritas

Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko 1.454 kali lebih

besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah.

Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran

(paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia (30).

3) Kurang Energi Kronis (KEK)

Hasil 41% dari (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi.

Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak

terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan
30

keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsums

pangan, umur, paritas, dan sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas

(LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kurang Energi

Kronis (KEK) Wanita Usia Subur (WUS). Pengukuran LILA tidak

dapat digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi dalam jangka

pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk

tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil

KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA<23.5 cm.

Deteksi KEK dengan ukuran LILA yang rendah mencerminkan

kekurangan energi dan protein dalam intake makanan sehari hari yang

biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain, diantaranya

besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderita KEK

berpeluang untuk menderita anemia (31).

4) Infeksi dan Penyakit

Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya

tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian,

orang dengan kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk

melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang dapat terkena anemia

karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondidi fisiologis (hamil,

kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau menstruasi),

adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria,

TBC) (32)
. Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan

penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam


31

nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi janin.

Diantaranya, dapat mengakibatkan abortus, pertumbuhan janin

terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit

infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan.

Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi

terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta

zat gizi lainnya (33).

Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin

dan bayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit

menular dapat mempengaruhi kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh

bakteri atau virus penyebab penyakit. Sekalipun janin tidak langsung

menderita penyakit, namun Demam yang menyertai penyakit infeksi

sudah cukup untuk menyebabkan keguguran. Penyakit menular yang

disebabkan virus dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan

penyakit tidak menular dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan

meningkatkan kematian janin 30% (33).

5) Jarak kehamilan

Proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1-3

anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari

2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak

kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu

singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke

kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat
32

beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu

hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang

dikandungnya (34).

6) Pendidikan

Beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia

yang di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di

jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi.

Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil

dengan pendidikan dan tingkat social ekonomi rendah . Faktor yang


(35)

mempengaruhi status anemia adalah tingkat pendidikan rendah (34).

d. Klasifikasi anemia ibu hamil

Secara umum anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi (36):

1) Anemia defisiensi besi sebanyak 62,3%

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet

besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam

laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi

besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnesa didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan

mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb

dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli, dilakukan minimal 2

kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.

2) Anemia Megaloblastik sebanyak 29%.


33

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic

acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.

Tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30 mg, apabila disebabkan

oleh defisiensi vitamin B12 dengan dosis 100- 1000 mikrogram sehari,

baik per os maupun parenteral (37).

3) Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak %

Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang

mampu membuat sel-sel darah baru.

4) Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Ibu hamil dengan

anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta

asam folat dan vitamin B12. Pemberian makanan atau diet pada ibu

hamil dengan anemia pada dasarnya memberikan makanan yang banyak

mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin B12 (37).

e. Asupan nutrisi penderita anemia

Sumber nutrisi untuk penderita anemia yaitu bahan makanan yang

tinggi zat besi, yang berasal dari hewan seperti daging, ikan dan telur yang

sering disebut zat besi heme mempunyai bioavailabilitas tinggi dibanding

zat besi dalam bentuk non heme. Kandungan zat besi heme dalam makanan

hanya antara 5-10% tetapi penyerapannya hanya 5%. Makanan hewani

seperti daging, ikan dan ayam merupakan sumber utama zat besi heme. Zat
34

besi yang berasal dari heme merupakan Hb. Zat besi non heme terdapat

dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, bijibijian, kacang-kacangan dan

buah-buahan, dan kurma.

Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet

zat besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat

besi yaitu balita, anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil. Pemberian

suplemen tablet zat besi pada golongan tersebut di lakukan karena

kebutuhan akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makan

saja tidak dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak

mengandung zat besi antara lain daging, terutama hati, jeroan, apricot, prem

kering, telur, polong kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau (37).

f. Bahaya anemia dalam kehamilan

Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal : berat

badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada

masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan

intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan

komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus : premature, apgar scor rendah,

gawat janin (35).

Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat

menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai

kematian, gestosisdan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis

hingga kematian ibu (38).


35

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan

gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan

dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan

perjalanan persalinan perlu tindakan operatif . Anemia kehamilan dapat


(38)

menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu

saat mengedan untuk melahirkan bayi . Bahaya anemia pada ibu hamil
(39)

saat persalinan: gangguan his- kekuatan mengejan, Kala I dapat berlangsung

lama dan terjadi partus terlantar, Kala II berlangsung lama sehingga dapat

melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III

dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia

uteri, Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia

uteri. Pada kala nifas: Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan

perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI

berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala

nifas, mudah terjadi infeksi mammae (40).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko anema ibu hamil

<11 gr% mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian partus

lama. Ibu yang mengalami kejadian anemia memiliki risiko mengalami

partus lama 1,681 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak

anemia tapi tidak bermakna secara statistik. Ini diduga karena terjadi ketidak

seragaman pengambilan kadar Hb dan pada kontrolnya ada yang kadar Hb

nya diambil pada trimester 1 dan bisa saja pada saat itu ibu sedang anemia
(41)
. Ibu hamil yang anemia bisa mengalami gangguan his/gangguan
36

mengejan yang mengakibatkan partus lama. Hasil penelitian menunjukan

bahwa perdarahan pada ibu setelah melahirka berhubungan dengan anemia

pada kehamilan 32 minggu. Kehilangan darah lebih banyak pada anemia

berat dan kehilangan meningkat sedikit pada wanita anemia ringan

dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia (42).

Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu disebabkan karena

terjadinya penurunan Hb yang diakibatkan karena selama hamil volume

darah 50% meningka dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat sedikit yang

menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penurunan ini

akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan

volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta

dan untuk penyediaan cadangan saat kehilangan darah waktu melahirkan.

Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (43).

Pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran

prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar

38,85%,merupaka penyebab kematian bayi. Sedangkan penyebab lainnya

yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim

(hipoksiaintrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada

saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal

ini menunjukkan bahwa 66,82% kematian perinatal dipengaruhi pada

kondisi ibu saat melahirkan. Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus

obstetri terbanyak pada tahun 2015 adalah disebabkan penyulit kehamilan,


37

persalinan dan masa nifas lainnya yaitu 56,09% (44).

Proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1-3

anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2

tahun menunjukkan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak

kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat

untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi

sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi

anemia dalam kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih.

Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya (45).


38

B. Kerangka Teori

Ketidaknyamanan
masa kehamilan
1. Edema dependen
2. Nokturia Farmakologis
3. Konstipasi 1. Vitamin B 12
4. Sesak Nafas 2. Tablet Fe
5. Nyeri ulu hati 3. Asam Folat
6. Kram tungkai
7. Nyeri punggung
8. Anemia Penatalakanaan
Anemia

Non Farmakologis
1. Daging
2. Sayuran hijau
3. Kacang-kacangan
4. Biji-bijian
5. Buah-buahan
Mengsintesis Kurma Menandung : 6. Kurma
hemoglobin dan 1. Zat Besi
mioglobin 2. Asam folat atau folacin
3. Vitamin B1 B2, B6,
B12.
4. Biotin
5. Asam ascorbat atau
vitamin C.
6. Pro-vitamin A(bta
coratene).

Gambar 2.3 Kerangka Teori (12) (36) (37)


39

C. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel Terikat

Pemberian buah kurma Kadar hemoglobin pada


ibu hamil

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang di miliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (31).

1. Variabel Bebas (Variabel Independent)

Variabel Independent dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian buah

kurma

2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah kadar hemoglobin pada ibu

hamil
40

E. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis, hupo artinya kebenarannya

dan thesis artinya pernyataan jadi, hipotesis merupakan pernyataan sementara

yang kebenarannya perlu diuji (47)


. Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan

peneliti maka hipotesisya adalah :

Ho : Ada Pengaruh pemberian buah kurma terhadap kadar hemoglobin

ibu hamil di wilayah Puskesmas Kesamiran Kabupaten Tegal

Ha : Tidak ada pengaruh pemberian buah kurma terhadap kadar

hemoglobin pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kesamiran

Kabupaten Tegal.

Anda mungkin juga menyukai