Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Kelompok 3
DANI KURNIAWAN (900.22.032)
EGI PRANATA (900.22.045)
AKBAR AL-FADILLAH (900.22.007)
DWI ANDINI (900.22.043)
ISNDA YAADILLA (900.22.069)
AMANDA REZEKI PADILA (900.22.013)
DINDA ALDINI (900.22.037)
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWarahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, puji syukur kami kepada Allah SWT, Yang telah memberikan nikmat
serta kesehatan jasmani maupun rohani, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini,dan terus dapat menimba ilmu di Sekolah Tinggi Al-Ishlahiyah Binjai.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Tauhid. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pada mata kuliah yang
sedang di pelajari, agar kita semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama,bangsa dan
negara, Insyaallah...
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat berharap perbaikan,kritik, dan
saran yang sifatnya membangun apabila ada kesalahan.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami
sendiri umumnya para pembaca makalah.
Wassalamu‘alaikumWarahmatullahiWarahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................5
Bab II Pembahasan..............................................................................................................6
A. Devenisi Iman............................................................................................................6
B. Hal-Hal Yang Menyebabkan Naik Dan Turunnya Iman...........................................7
C. Solusi Mempertahankaniman.....................................................................................10
D. Bagaimana Memelihara Keimanan............................................................................12
E. Amalan Sunnah Dalam Mempertahankan Iman ( Tahajud,
Tilawah, Sholat Dhuha , Silahturahim, Dll)..............................................................12
Bab III Penutup....................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah
Islam sebagai agama memiliki dua dimensi yaitu keyakinan atau akidah dan sesuatu
yang di amalkan atau amaliah. Amal tersebut merupakan penambahan dan implentasi
dari akidah tersebut Islam adalah agama samawi yang bersumber dari Allah SWT yang
berintikan keberhasilan dan perbuatan.
Satu hal yang membedakan antara derajat manusia yang satu dengan lainnya adalah
keyakinannya yang mendalam kepada Allah dan keyakinannya bahwa segala peristiwa
yang terjadi di alam ini dan apa pun yang terjadi pada diri manusia adalah berkat qadha‘
dan taqdir Allah. Iman yaitu melindungi diri di bawah naungan Allah SWT dengan
memegang aqidah yang tersurat di dalam Al Qur‘an dan Hadits atau sunnah.
Keimanan kepada Allah SWT itu merupakan hubungan yang semuliamulianya antar
manusia dengan dzat yang Maha menciptakan. Kebenaran semata-mata semata-
matasemata-mata ucapan yang keluar dari bibir dan lidah saja atau semacam keyakinan
dalam hati belaka, tetapi yakin yang se-benarnya adalah suatu akidah atau kepercayaan
yang memenuhi isi hati nurani dan dari situ akan muncul pulalah bekas-bekas atau
kesannya . Iman yang ada dalam hati kita dapat mengalami kenaik dan turunan sehingga
iman tersebut bisa bertambah kuat, namun juga dapat terkikis tanpa kita sadari.
Naik turunnya iman yang kita miliki tergantung kepada diri kita sendiri dalam
menjaganya. Sebagai seorang muslim, tentunya kita menginginkan agar iman yang kita
miliki tidak berkurang, tapi justru bertambah kuat Karenanya, kita harus mengetahui apa
saja yang mempengaruhi naik turunnya kadar keimanan dalam diri kita.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Defenisi Iman ?
b. Apa Saja Hal Hal Yang Menyebabkan Naiknya Dan Turunnya Iman ?
c. Bagaimana Solusi Mempertahankan Iman ?
4
C. Tujuan Penulisan
d. Untuk Mengetahui Defenisi Iman.
e. Untuk Mengetahui Hal Hal Yang Menyebabkan Naiknya Dan Turunnya
Iman.
f. Untuk Mengetahui Solusi Mempertahankan Iman.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Iman
Jika dilihat secara etimologi atau asal kata, kata "iman" berasal dari bahasa Arab,
yakni " "امنyang disusun oleh huruf hamzah, mim, dan nun. Kata " "امنbisa bermakna
'aman', 'damai', ataupun 'tentram', tetapi juga bisa berarti 'keyakinan' atau 'kepercayaan'
Sementara itu, secara bahasa, iman dapat diartikan sebagai tashdiq yang berarti
'membenarkan'. Namun, menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‗Utsaimin, iman
bukan hanya sekadar membenarkan saja. Dilansir muslim.or.id, ia menyebutkan
pengertian iman secara bahasa sebagai pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan
tunduk.
Dalam mengartikan iman berdasarkan istilah syar'i, para ulama beragam pendapatnya,
tetapi tidak jauh berbeda. Dari laman muslim.or.id, Imam Malik, Asy Syafi'i, Ahmad, Al
Auza'i, Ishaq bin Rahawaih, beserta ulama madinah dan ahli hadis mendefinisikan iman
sebagai "pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota
badan."
Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (1:38).
"Para sahabat dan tabi'in serta ulama ahlus sunnah sesudahnya sepakat bahwa amalan
termasuk bagian dari iman. Mereka berkata bahwa iman adalah perkataan, perbuatan, dan
akidah (keyakinan)."
Dari kedua pengertian di atas, bisa kita lihat sebuah kesamaan, yakni bahwa iman
melibatkan hati yang membenarkan, lisan yang mengucapkan, serta anggota tubuh yang
mengerjakan perintah-perintah Allah. Ketiganya harus hadir agar dapat disebut iman
sehingga apabila satu komponen saja tidak hadir, maka belum lengkap dan bahkan
keimanan seseorang perlu dipertanyakan.
Selain dua pengertian di atas, juga ada beberapa pengertian iman secara istilah dari
ulama-ulama lain. Berikut beberapa di antaranya:
• Muhammad Nawawi Al-Jawi
Iman adalah mereka yang percaya dengan segenap hati mereka—tidak sepeti
orang-orang yang berkata, tetapi tidak sesuai dengan hati mereka.
• Ibnu Katsir
6
Iman menurut pengertian syar'i tidaklah bisa terwujud kecuali dengan adanya
keyakinan (iktikad), perkataan, dan perbuatan.
• Sahl At Tusturiy
Iman adalah perkataan, perbuatan, niat, dan mengikuti ajaran Nabi. Karena
perkataan dan amalan tanpa didasari niat, maka itu termasuk kemunafikan.
Jika perkataan, amalan, dan niat tanpa disertai tuntunan Nabi, maka itu adalah
bid‘ah.
• Ustaz Khalid Basalamah
Iman adalah mengikrarkan suatu hal dengan pikiran, lalu diucapkan dengan
menggunakan lisan dan diyakini di dalam hati serta diaplikasikan dengan
menggunakan anggota tubuh.1
"Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah kemudian dia
beristiqamah dengan perkataannya, maka malaikai-malaikat akan turun kepada
mereka dan berkata: "janganlah kamu takut dan sedih, berilah kabar gembira dengan
surga yang dijanjikan." (QS. Al-Ahqaf: 13).
10
c. Menjauhi Perbuatan Maksiat
Rasullullah SAW menggambarkan maksiat ibarat sebuah noda yang menempel di
hati. Semakin seseorang menjauhi maksiat maka akan bercahayalah hatinya sehingga
petunjukpun akan mudah diterimanya. Sebaliknya, jika seseorang sering berbuat
maksiat maka hatinya sedikit demi sedikit akan tertutupi hingga cahaya petunjuk pun
sulit diraihnya.
Rasulullah SAW bersabda: "Kualitas agama seseorang itu bisa dilihat dari teman
akrabnya, maka hendaklah di antara kalian memperhatikan kepada siapa dia berteman."
(HR. Ahmad).3
"Rabb kita tabaroka wa ta'ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga
malam terakhir, lalu Dia berkata: Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan
doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta
ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni." (HR Bukhari)
2. Tilawah
Tilawah adalah salah satu istilah yang digunakan dalam mempelajari ilmu Al Quran.
Secara umum, tilawah dikenal sebagai metode membaca ayat Al Quran dengan nada atau
irama.
Dikutip dari buku Psikoterapi Islam karangan Meisil B Wulur, tilawah menurut
bahasa merupakan muradif padanan dari qira'ah yang berarti bacaan. Sedangkan dalam
kamus Besar Bahasa Indonesia, tilawah berarti pembacaan (ayat Al Quran) dengan baik
dan indah.
Tilawah yang bagus akan memudahkan orang yang mendengarkannya dalam
menghayati ayat Al Quran. Allah juga memerintahkan kepada umat Muslim untuk
menghayati Al Quran seperti yang tercantum dalam surat Shad ayat 29.
12
Artinya: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan berkat dengan berkah agar mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan agar mendapat pelajaran dari orang-orang yang
memiliki fikiran
3. Shalat Dhuha
Sholat Dhuha (Araba) adalah salat sunab yang dilakukan seorang muslim ketika
waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahan mulai naik kurang lebih 7 hasta
sejak terbitnya (kira-kira pukul enam atau tujuh pagi) hingga waktu zuhur. Jumlah rakaat
sholat dhuha genap boleh 2, 4, 6, 8, dan maksimal 12 rakaat Dan dilakukan dalam satuan
2 rakaat sekali salam.
4. Silaturahim
Silaturahmi berarti menyambung, menjalin, atau menghubungkan kasih sayang,
persaudaraan, atau kekerabatan". "Silaturahmi adalah kinayah dari berbuat baik kepada
kerabat dekat yang memiliki hubungan nasab atau pernikahan, menyayangi mereka,
bersikap lemah lembut, dan selalu memperhatikan keadaan mereka.
13
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Secara etimologi atau asal kata, kata "iman" berasal dari bahasa Arab, yakni ""امن
yang disusun oleh huruf hamzah, mim, dan nun. Kata " "امنbisa bermakna 'aman',
'damai', ataupun 'tentram', tetapi juga bisa berarti 'keyakinan' atau 'kepercayaan'
Sementara itu, secara bahasa, iman dapat diartikan sebagai tashdiq yang berarti
'membenarkan'. Namun, menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‗Utsaimin, iman
bukan hanya sekadar membenarkan saja. Dilansir muslim.or.id, ia menyebutkan
pengertian iman secara bahasa sebagai pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan
tunduk.
Iman merupakan bagian yang sangat diutamakan dalam kehidupan. Karena dengan
imanlah orang tersebut memperoleh derajat dari Allah SWT, dengan iman orang tersebut
ikhlas melakukan perintah Allah SWT, dengan iman pula orang tersebut ikhlas dan sabar
menerima cobaan dari Allah SWT. Sehingga dibutuhkan cara atau langkah untuk menjaga
iman tersebut. Banyak sekali langkah-langkah atau cara yang diajarkan dalam islam untuk
memperkuat iman, agar iman kita tidak mudah goyah, karena iman itu bisa naik dan bisa
turun tergantung pendirian kita kepada Allah SWT.
14
DAFTAR PUTAKA
BungaSemesta,―PengertianIman‖,(https://www.idntimes.com/life/education/seointern/
pengertian-iman?page=all, diakses pada 14 Oktober 2022 pukul 06.08 WIB)
Kholid Syamsudi, ―Sebab Bertambah dan Berkurang nya Iman‖,
(https://muslim.or.id/1998sebab-bertambah-dan-berkurangnya-iman.html, diakses pada 14
oktober 2022 pukul 07.21 WIB)
Rudi,―Cara Memperkuat keimanan Kepada Allah‖,
(https://www.solopeduli.com/kontenislami-1787-cara-meningkatkan-dan-memperkuat-iman-
kepada-allah-swt.html, diakses pada 14 Oktober 2022 pukul 12.02 WIB)
15