Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TAUHID

SEBAB NAIK TURUNNYA IMAN SESEORANG


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tauhid

DOSEN PENGAMPU : ROBIN SIRAIT, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3
 DANI KURNIAWAN (900.22.032)
 EGI PRANATA (900.22.045)
 AKBAR AL-FADILLAH (900.22.007)
 DWI ANDINI (900.22.043)
 ISNDA YAADILLA (900.22.069)
 AMANDA REZEKI PADILA (900.22.013)
 DINDA ALDINI (900.22.037)

Kelas : 1A PAI- Eksklusif


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI
T.A. 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWarahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, puji syukur kami kepada Allah SWT, Yang telah memberikan nikmat
serta kesehatan jasmani maupun rohani, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini,dan terus dapat menimba ilmu di Sekolah Tinggi Al-Ishlahiyah Binjai.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Tauhid. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pada mata kuliah yang
sedang di pelajari, agar kita semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama,bangsa dan
negara, Insyaallah...

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat berharap perbaikan,kritik, dan
saran yang sifatnya membangun apabila ada kesalahan.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami
sendiri umumnya para pembaca makalah.

Wassalamu‘alaikumWarahmatullahiWarahmatullahi Wabarakatuh

Binjai, 28 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................5
Bab II Pembahasan..............................................................................................................6
A. Devenisi Iman............................................................................................................6
B. Hal-Hal Yang Menyebabkan Naik Dan Turunnya Iman...........................................7
C. Solusi Mempertahankaniman.....................................................................................10
D. Bagaimana Memelihara Keimanan............................................................................12
E. Amalan Sunnah Dalam Mempertahankan Iman ( Tahajud,
Tilawah, Sholat Dhuha , Silahturahim, Dll)..............................................................12
Bab III Penutup....................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Masalah
Islam sebagai agama memiliki dua dimensi yaitu keyakinan atau akidah dan sesuatu
yang di amalkan atau amaliah. Amal tersebut merupakan penambahan dan implentasi
dari akidah tersebut Islam adalah agama samawi yang bersumber dari Allah SWT yang
berintikan keberhasilan dan perbuatan.
Satu hal yang membedakan antara derajat manusia yang satu dengan lainnya adalah
keyakinannya yang mendalam kepada Allah dan keyakinannya bahwa segala peristiwa
yang terjadi di alam ini dan apa pun yang terjadi pada diri manusia adalah berkat qadha‘
dan taqdir Allah. Iman yaitu melindungi diri di bawah naungan Allah SWT dengan
memegang aqidah yang tersurat di dalam Al Qur‘an dan Hadits atau sunnah.
Keimanan kepada Allah SWT itu merupakan hubungan yang semuliamulianya antar
manusia dengan dzat yang Maha menciptakan. Kebenaran semata-mata semata-
matasemata-mata ucapan yang keluar dari bibir dan lidah saja atau semacam keyakinan
dalam hati belaka, tetapi yakin yang se-benarnya adalah suatu akidah atau kepercayaan
yang memenuhi isi hati nurani dan dari situ akan muncul pulalah bekas-bekas atau
kesannya . Iman yang ada dalam hati kita dapat mengalami kenaik dan turunan sehingga
iman tersebut bisa bertambah kuat, namun juga dapat terkikis tanpa kita sadari.
Naik turunnya iman yang kita miliki tergantung kepada diri kita sendiri dalam
menjaganya. Sebagai seorang muslim, tentunya kita menginginkan agar iman yang kita
miliki tidak berkurang, tapi justru bertambah kuat Karenanya, kita harus mengetahui apa
saja yang mempengaruhi naik turunnya kadar keimanan dalam diri kita.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Defenisi Iman ?
b. Apa Saja Hal Hal Yang Menyebabkan Naiknya Dan Turunnya Iman ?
c. Bagaimana Solusi Mempertahankan Iman ?

4
C. Tujuan Penulisan
d. Untuk Mengetahui Defenisi Iman.
e. Untuk Mengetahui Hal Hal Yang Menyebabkan Naiknya Dan Turunnya
Iman.
f. Untuk Mengetahui Solusi Mempertahankan Iman.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Iman
Jika dilihat secara etimologi atau asal kata, kata "iman" berasal dari bahasa Arab,
yakni "‫ "امن‬yang disusun oleh huruf hamzah, mim, dan nun. Kata "‫ "امن‬bisa bermakna
'aman', 'damai', ataupun 'tentram', tetapi juga bisa berarti 'keyakinan' atau 'kepercayaan'
Sementara itu, secara bahasa, iman dapat diartikan sebagai tashdiq yang berarti
'membenarkan'. Namun, menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‗Utsaimin, iman
bukan hanya sekadar membenarkan saja. Dilansir muslim.or.id, ia menyebutkan
pengertian iman secara bahasa sebagai pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan
tunduk.
Dalam mengartikan iman berdasarkan istilah syar'i, para ulama beragam pendapatnya,
tetapi tidak jauh berbeda. Dari laman muslim.or.id, Imam Malik, Asy Syafi'i, Ahmad, Al
Auza'i, Ishaq bin Rahawaih, beserta ulama madinah dan ahli hadis mendefinisikan iman
sebagai "pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota
badan."
Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (1:38).
"Para sahabat dan tabi'in serta ulama ahlus sunnah sesudahnya sepakat bahwa amalan
termasuk bagian dari iman. Mereka berkata bahwa iman adalah perkataan, perbuatan, dan
akidah (keyakinan)."
Dari kedua pengertian di atas, bisa kita lihat sebuah kesamaan, yakni bahwa iman
melibatkan hati yang membenarkan, lisan yang mengucapkan, serta anggota tubuh yang
mengerjakan perintah-perintah Allah. Ketiganya harus hadir agar dapat disebut iman
sehingga apabila satu komponen saja tidak hadir, maka belum lengkap dan bahkan
keimanan seseorang perlu dipertanyakan.
Selain dua pengertian di atas, juga ada beberapa pengertian iman secara istilah dari
ulama-ulama lain. Berikut beberapa di antaranya:
• Muhammad Nawawi Al-Jawi
Iman adalah mereka yang percaya dengan segenap hati mereka—tidak sepeti
orang-orang yang berkata, tetapi tidak sesuai dengan hati mereka.
• Ibnu Katsir

6
Iman menurut pengertian syar'i tidaklah bisa terwujud kecuali dengan adanya
keyakinan (iktikad), perkataan, dan perbuatan.
• Sahl At Tusturiy
Iman adalah perkataan, perbuatan, niat, dan mengikuti ajaran Nabi. Karena
perkataan dan amalan tanpa didasari niat, maka itu termasuk kemunafikan.
Jika perkataan, amalan, dan niat tanpa disertai tuntunan Nabi, maka itu adalah
bid‘ah.
• Ustaz Khalid Basalamah
Iman adalah mengikrarkan suatu hal dengan pikiran, lalu diucapkan dengan
menggunakan lisan dan diyakini di dalam hati serta diaplikasikan dengan
menggunakan anggota tubuh.1

B. Hal Yang Menyebabkan Naik Turunnya Iman


Syeikh Abdurrahman as-Sa‘di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang
mendapatkan taufiq dari Allah Ta‘ala selalu berusaha melakukan dua perkara:
 Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu
dan amal secara bersama-sama.
 Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau menguranginya
dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, mengobati kekurangan
dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat nasuha serta mengetahui
satu perkara sebelum hilang.

Mewujudkan iman dan mengokohkannya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab


bertambahnya iman dan melaksanakannya. Sedangkan berusaha menolak semua yang
menghapus dan menentangnya dilakukan dengan mengenal sebab-sebab berkurangnya iman
dan berhati-hati dari terjerumus di dalamnya.
a. Sebab-sebab Bertambahnya Iman
• Belajar ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari al-Qur`aan dan as Sunnah.
Hal ini menjadi sebab pertambahan iman yang terpenting dan bermanfaat
karena ilmu menjadi sarana beribadah kepada Allah Ta‘ala dan mewujudkan

1 Bunga Semesta, “Pengertian Iman”,


(https://www.idntimes.com/life/education/seo-intern/pengertianiman?page=all, diakses pada
14 Oktober 2022 pukul 06.08 WIB)
7
tauhid dengan benar dan pas. Pertambahan iman yang didapatkan dari ilmu
bisa terjadi dari beraneka ragam sisi, di antaranya:

 Sisi keluarnya ahli ilmu dalam mencari ilmu.


 Duduknya mereka dalam halaqah ilmu.
 Mudzakarah (diskusi) di antara mereka dalam masalah ilmu.
 Penambahan pengetahuan terhadap Allah dan syari‘at-Nya.
 Penerapan ilmu yang telah mereka pelajari.
 Tambahan pahala dari orang yang belajar dari mereka.
• Merenungi ayat-ayat kauniyah. Merenungi dan meneliti keadaan dan
keberadaan makhluk-makhluk Allah Ta‘ala yang beraneka ragam dan
menakjubkan merupakan faktor pendorong yang sangat kuat untuk beriman
dan mengokohkan iman.
• Berusaha sungguh-sungguh melaksanakan amalan shalih dengan ikhlas,
memperbanyak dan mensinambungkannya. Hal ini karena semua amalan
syariat yang dilaksanakan dengan ikhlas akan menambah iman. Karena iman
bertambah dengan pertambahan amalan ketaatan dan banyaknya ibadah.

b. Sebab-sebab Berkurangnya Iman


Sebab-sebab berkurangnya iman ada yang berasal dari dalam diri manusia
sendiri (faktor internal) dan ada yang berasal dari luar (faktor eksternal).

1. Faktor internal berkurangnya iman


• Pertama: Kebodohan. Ini adalah sebab terbesar berkurangnya iman,
sebagaimana ilmu adalah sebab terbesar bertambahnya iman.
• Kedua: Kelalaian, sikap berpaling dari kebenaran dan lupa. Tiga perkara ini
adalah salah satu sebab penting berkurangnya iman.
• Ketiga: Perbuatan maksiat dan dosa. Jelas kemaksiatan dan dosa sangat
merugikan dan memiliki pengaruh jelek terhadap iman. Sebagaimana
pelaksanaan perintah Allah Ta‘ala menambah iman, demikian juga
pelanggaran atas larangan Allah Ta‘ala mengurangi iman. Namun tentunya
dosa dan kemaksiatan bertingkat-tingkat derajat, kerusakan dan kerugian yang
ditimbulkannya, sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah
dalam ungkapan beliau, ―Sudah pasti kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan
bertingkat-tingkat sebagaimana iman dan amal shalih pun bertingkat–tingkat‖.
8
• Keempat: Nafsu yang mengajak kepada keburukan (an-nafsu ammaratu
bissu‘). Inilah nafsu yang ada pada manusia dan tercela. Nafsu ini mengajak
kepada keburukan dan kebinasaan, sebagaimana Allah Ta‘ala jelaskan dalam
menceritakan istri al-Aziz, ―Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.‖ (Qs
Yusuf: 53) Nafsu ini menyeret manusia kepada kemaksiatan dan kehancuran
iman, sehingga wajib bagi kita berlindung kepada Allah Ta‘ala darinya dan
berusaha bermuhasabah sebelum beramal dan setelahnya.

2. Faktor eksternal berkurangnya iman


• Pertama: Syeitan musuh abadi manusia yang merupakan satu sebab penting
eksternal yang mempengaruhi iman dan mengurangi kekokohannya.
• Kedua: Dunia dan fitnah (godaan)nya. Menyibukkan diri dengan dunia dan
perhiasannya termasuk sebab yang dapat mengurangi iman. Sebab semakin
semangat manusia memiliki dunia dan semakin menginginkannya, maka
semakin memberatkan dirinya berbuat ketaatan dan mencari kebahagian
akherat, sebagaiman dituturkan Imam Ibnul Qayyim.
• Ketiga: Teman bergaul yang jelek. Teman yang jelek dan jahat menjadi
sesuatu yang sangat berbahaya terhadap keimanan, akhlak dan agamanya.
Karena itu Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari
hal ini dalam sabda beliau:
“Seorang itu berada di atas agama kekasihnya (teman dekatnya), maka
hendaknya salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi kekasihnya.2

C. Solusi Mempertahankan Iman


2 Kholid Syamsudi, “Sebab Bertambah dan Berkurang nya Iman”,
(https://muslim.or.id/1998-sebabbertambah-dan-berkurangnya-iman.html, diakses pada 14
oktober 2022 pukul 07.21 WIB)
9
Iman merupakan bagian yang sangat diutamakan dalam kehidupan. Karena dengan
imanlah orang tersebut memperoleh derajat dari Allah SWT, dengan iman orang tersebut
ikhlas melakukan perintah Allah SWT, dengan iman pula orang tersebut ikhlas dan sabar
menerima cobaan dari Allah SWT. Sehingga dibutuhkan cara atau langkah untuk menjaga
iman tersebut. Banyak sekali langkah-langkah atau cara yang diajarkan dalam islam untuk
memperkuat iman, agar iman kita tidak mudah goyah, karena iman itu bisa naik dan bisa
turun tergantung pendirian kita kepada Allah SWT.
Agar pendirian kita tetap kepada Allah SWT, berikut tips atau kiat-kiat untuk memperkuat
iman yaitu :
a. Akrab Dengan Al-Qur‘an
Al-Qur'an merupakan petunjuk utama untuk memperoleh keteguhan iman, dan
merupakan penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan tuhan-Nya.
Karena barang siapa yang berpegang teguh kepada al-Qur‘an, niscaya Allah akan
memeliharanya dan menunjukinya kejalan yang benar.
Allah SWT berfirman:
"Wahai manusia sungguh telah datang pelajaran dari Tuhan-Mu (alQur'an),
sebagai penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat
bagi orang yang beriman." (QS. Yunus: 57).

b. Berusaha Lebih Istiqamah Dengan Syari‘at Islam


Orang yang istiqamah terhadap agama Allah, maka kepada orang tersebut akan
diturunkan malaikat, agar dia senantiasa merasa tentram didalam hatinya.
Dan dengan beristiqamah maka Allah akan memelihara keimanan kita.
Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah kemudian dia
beristiqamah dengan perkataannya, maka malaikai-malaikat akan turun kepada
mereka dan berkata: "janganlah kamu takut dan sedih, berilah kabar gembira dengan
surga yang dijanjikan." (QS. Al-Ahqaf: 13).

10
c. Menjauhi Perbuatan Maksiat
Rasullullah SAW menggambarkan maksiat ibarat sebuah noda yang menempel di
hati. Semakin seseorang menjauhi maksiat maka akan bercahayalah hatinya sehingga
petunjukpun akan mudah diterimanya. Sebaliknya, jika seseorang sering berbuat
maksiat maka hatinya sedikit demi sedikit akan tertutupi hingga cahaya petunjuk pun
sulit diraihnya.

d. Bergaul Dengan Orang Shaleh


Berteman dengan orang-orang yang shaleh merupakan salah satu faktor pendukung
yang dapat mewarnai kualitas keimanan seseorang. Allah dan Rasul pun menyuruh
kepada kita untuk lebih selektif dalam memilih teman agar tidak menyesal di kemudian
hari, Karena teman bisa menjadi tolok ukur baik atau tidaknya agama seseorang. Oleh
karena itu pilihlah teman yang bisa mengajak kita kepada kebaikan.

Allah SWT berfirman:


Artinya: "Wahai celaka aku, sekiranya aku dulu tidak menjadikan fulan sebagai teman
akrabku." (QS. Al-Furqan: 28).

Rasulullah SAW bersabda: "Kualitas agama seseorang itu bisa dilihat dari teman
akrabnya, maka hendaklah di antara kalian memperhatikan kepada siapa dia berteman."
(HR. Ahmad).3

D. Bagaimana Memelihara Keiman


Ada beberapa cara dalam memelihara keimanan, yaitu sebagai berikut:
1. Meminta pertolongan Allah Swt.
2. Mengamalkan atau menjalankan rukun islam.

3 Rudi, “Cara Memperkuat keimanan Kepada Allah”, (https://www.solopeduli.com/konten-


islami-1787-carameningkatkan-dan-memperkuat-iman-kepada-allah-swt.html, diakses pada
14 Oktober 2022 pukul 12.02 WIB)
11
3. Merenungi ciptaan Allah swt.
4. Mempelajari sifat sifat Allah swt.
5. Menambah Ketaatan dan ketaqwaan terhadap Allah swt.
6. Bersahabat atau berteman dengan orang-orang saleh.

E. Amalan Sunnah Dalam Mempertahankan Iman


1. Tahajud
Shalat tahajud ialah shalat sunnah yg di kerjakan pada waktu malam, sesudah tidur,
dan sebaiknya di kerjakan di antara jam 2 ke atas sampai menjelang fajar. Rasulullah
SAW. Bersabda:

"Rabb kita tabaroka wa ta'ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga
malam terakhir, lalu Dia berkata: Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan
doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta
ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni." (HR Bukhari)

2. Tilawah
Tilawah adalah salah satu istilah yang digunakan dalam mempelajari ilmu Al Quran.
Secara umum, tilawah dikenal sebagai metode membaca ayat Al Quran dengan nada atau
irama.

Dikutip dari buku Psikoterapi Islam karangan Meisil B Wulur, tilawah menurut
bahasa merupakan muradif padanan dari qira'ah yang berarti bacaan. Sedangkan dalam
kamus Besar Bahasa Indonesia, tilawah berarti pembacaan (ayat Al Quran) dengan baik
dan indah.
Tilawah yang bagus akan memudahkan orang yang mendengarkannya dalam
menghayati ayat Al Quran. Allah juga memerintahkan kepada umat Muslim untuk
menghayati Al Quran seperti yang tercantum dalam surat Shad ayat 29.

12
Artinya: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan berkat dengan berkah agar mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan agar mendapat pelajaran dari orang-orang yang
memiliki fikiran

3. Shalat Dhuha
Sholat Dhuha (Araba) adalah salat sunab yang dilakukan seorang muslim ketika
waktu dhuha. Waktu dhuha adalah waktu ketika matahan mulai naik kurang lebih 7 hasta
sejak terbitnya (kira-kira pukul enam atau tujuh pagi) hingga waktu zuhur. Jumlah rakaat
sholat dhuha genap boleh 2, 4, 6, 8, dan maksimal 12 rakaat Dan dilakukan dalam satuan
2 rakaat sekali salam.

4. Silaturahim
Silaturahmi berarti menyambung, menjalin, atau menghubungkan kasih sayang,
persaudaraan, atau kekerabatan". "Silaturahmi adalah kinayah dari berbuat baik kepada
kerabat dekat yang memiliki hubungan nasab atau pernikahan, menyayangi mereka,
bersikap lemah lembut, dan selalu memperhatikan keadaan mereka.

13
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN

Secara etimologi atau asal kata, kata "iman" berasal dari bahasa Arab, yakni "‫"امن‬
yang disusun oleh huruf hamzah, mim, dan nun. Kata "‫ "امن‬bisa bermakna 'aman',
'damai', ataupun 'tentram', tetapi juga bisa berarti 'keyakinan' atau 'kepercayaan'
Sementara itu, secara bahasa, iman dapat diartikan sebagai tashdiq yang berarti
'membenarkan'. Namun, menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‗Utsaimin, iman
bukan hanya sekadar membenarkan saja. Dilansir muslim.or.id, ia menyebutkan
pengertian iman secara bahasa sebagai pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan
tunduk.

Syeikh Abdurrahman as-Sa‘di rahimahullah menerangkan bahwa seorang hamba yang


mendapatkan taufiq dari Allah Ta‘ala selalu berusaha melakukan dua perkara, yaitu:
 Merealisasikan iman dan cabang-cabangnya serta menerapkannya baik secara ilmu
dan amal secara bersama-sama.
 Berusaha menolak semua yang menentang dan menghapus iman atau
menguranginya dari fitnah-fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi,
mengobati kekurangan dari awal dan mengobati yang seterusnya dengan taubat
nasuha serta mengetahui satu perkara sebelum hilang.

Iman merupakan bagian yang sangat diutamakan dalam kehidupan. Karena dengan
imanlah orang tersebut memperoleh derajat dari Allah SWT, dengan iman orang tersebut
ikhlas melakukan perintah Allah SWT, dengan iman pula orang tersebut ikhlas dan sabar
menerima cobaan dari Allah SWT. Sehingga dibutuhkan cara atau langkah untuk menjaga
iman tersebut. Banyak sekali langkah-langkah atau cara yang diajarkan dalam islam untuk
memperkuat iman, agar iman kita tidak mudah goyah, karena iman itu bisa naik dan bisa
turun tergantung pendirian kita kepada Allah SWT.

14
DAFTAR PUTAKA

BungaSemesta,―PengertianIman‖,(https://www.idntimes.com/life/education/seointern/
pengertian-iman?page=all, diakses pada 14 Oktober 2022 pukul 06.08 WIB)
Kholid Syamsudi, ―Sebab Bertambah dan Berkurang nya Iman‖,
(https://muslim.or.id/1998sebab-bertambah-dan-berkurangnya-iman.html, diakses pada 14
oktober 2022 pukul 07.21 WIB)
Rudi,―Cara Memperkuat keimanan Kepada Allah‖,
(https://www.solopeduli.com/kontenislami-1787-cara-meningkatkan-dan-memperkuat-iman-
kepada-allah-swt.html, diakses pada 14 Oktober 2022 pukul 12.02 WIB)

15

Anda mungkin juga menyukai