Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ISLAM DAN KEBUDAYAAN

Mata Kuliah :

Studi Islam

Dosen Pembimbing :

Maryam M.Hum

Disusun oleh :

1. Muhammad Zurryat Taufik Habibi 2223340004


2. Masyita 2223340009
3. Sabila Agniafata 2223340002

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah tentang "Islam Dan Kebudayaan" dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
anak bangsa dalam mempelajari Studi islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai
tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bengkulu, September 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Cover

Kata Pengantar......................................................................................................................i

Daftar Isi .............................................................................................................................ii

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Dan Kebudayaan..........................................................................1


B. Hubungan AntaraI slam Dan Kebudayaan ............................................................. 2
C. Islam Dan Kebudayaan Arab Pra Islam ..................................................................2
D. Islam Dan Kebudayaan Indonesia .......................................................................... 3
E. Persatuan Islam Dengan Kebudayaan Melayu Dan Jawa ...................................... 3
F. Hubungan Antara Islam Dan Kebudayaan Islam ................................................... 4

PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................. 7
B. Saran ........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 8

ii
PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam Dan Kebudayaan

 Islam 

Dari segi kebahasaan Isalm berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk Aslama yang berarti berserah diri dalam kedamaian.

Adapun pengertian Islam dalam segi istilah adalah mengacu kepada agama
yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT bukan berasal dari
manusia dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad SAW.

 Kebudayaan 

Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari


unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hokum, moral
adat istiadat, dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Dan ada juga kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan
penciptaan batil (akal budi) manusia kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan
berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan
sesuatu yang termasuk hasi kebudayaan.

Adapula beberapa pendapat yang mengartikan kebudayaan, Antara lain

S. Takdir Alisyahbana (196:207-8), Dia berpendapat bahwa kebudayaan adalah:

1. Suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang


berbeda-beda seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni,hukum, moral,
adat istiadat dan segala kecakapan yang di peroleh manusia sebagai
anggota masyarakat
2. Warisan sosial atau tradisi.
3. Cara atau aturan dan jalan hidup manusia.
4. Penyesuain manusia terhadap alam sekitarnya dan cara menyelesaikan
persoalan.
5. Hasil kecerdasan manusia.
6. Hasil pergaulan atau pergaulan manusia.

Parsudi suparlan (A.W. Wijaya (ed) 1986:65-6) menjelaskan bahwa


kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep,
rencana-rencana dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian atas model
model kognitif yang dimiliki manusia, dan yang digunakan secara selektif dalam

1
menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan
tindakan-tindakannya.

B. Hubungan Antara Islam dan Kebudayaan 


Dari pengertian penjelasan di atas kata Islamdekat dengan arti agama begitu
juga hubungan agama dan kebudayaan adalah dua bidang yang dapat di bedakan
tetapi tidak dapat di pisahkan. Agam bernilai mutlak, tidak berubah karena
perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama
dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar
budaya di dasarkan pada agama, tidak pernah sebaliknya. Oleh karena itu agama
adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya bisa merupakan ekspresi
hidup keagamaan, dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa pada tingakat
praktis, Agam Islam merupakan produk budaya karena ia tumbuh dan
berkembang melalui pemikiran ulama’ dengan cara ijtihad, Disamping itu, Ia
tumbuh dan berkembang karena terjadi interaksi social masyarakat.

C. Islam dan kebudayaan Arab Pra Islam


Bangsa arab pra Islam di kenal sebagai bangsa yang memiliki kemajuan
ekonomi letak geografisnya yang strategis membuat agama islam yang di
turunkan (makkah) mudah tersebar diberbagai wilayah. Dan beberapa ciri-ciri
utama tatanan Arab pra Islam adalah sebagai berikut:
1. Mereka menganut faham kesukuan (Qobilah)
2. Memiliki tata social politik yang tertutup dengan partisipasi warga
yang terbatas, factor keturunan lebih penting daripada kemampuan.

3. Mengenal hirarki social yang kuat.


4. Kedudukan perempuan cenderung di rendahkan.
Dilihat dari sumber yang di gunakan, hukum Arab pra Islam bersumber pada
adat istiadat. Dalam bidang mua'malah, diantara kebiasaan mereka adalah
dibolehkan transaksi mubadalah (barter) jual beli, kerja sama pertanian
(muzara'ah) dan riba.
Diantara ketentuan hukum keluarga Arab pra Islam adalah diperbolehkannya
berpoligini dengan perempuan dengan jumlah tanpa batas. Serta anak kecil dan
perempuan tidak dapat harta warisan. dan di sebutkan pula bahwa dalam
kehidupan masyarakat Pra-islam terdapat perkawinan yg berbagai macam sperti:

 Istiblada
 Poliandri
 Maqthu
 Badal

2
Di lihat dari fase perkawinan bahwa bangsa arab pra-islam berada pada fase
perkawinan "barbar".

Tawaran perubahan yang terdapat dalam Al-quran adalah dibatasinya jumlah


istri pada pernikahan poliigini, yaitu empat orang dan di haramkanya poliandri.
Dan di jelaskan dalam surat An-nisa (4):3

D. Islam dan Kebudayaan Indonesia


Agama dan kebudayaan adalah dua unsur yang saling mempengaruhi,karena
keduanya sama-sama mengandung nilai dan simbol. Namun antara agama dan
kebudayaan terdapat perbedaan yang menonjol, karena agama merupakan sesuatu
yang final, bersifat universal, abadi dan absolut. Sedangkan kebudayaan bersifat
partikular, relatif dan temporer.

Agama kebudayaan sama-sama memberikan wawasan dan cara pandang


dalam menyikapi kehidupan agar sesuai dengan asas ketuhanan dan kemanusiaan.
Ketika kelahiran seorang anak, misalnya, maka agama memberikan pandangan
agar melaksanakan aqiqah untuk anak tersebut, sementara kebudayaan yang
dikemas dalam marhabanan, asyraqalan atau bacaan barjanji, memberikan cara
pandang lain, akan tetapi memiliki tujuan yang tidak berbeda, yaitu sama-sama
dalam rangka mendoakan kesalehan anak tersebut agar sesuai dengan harapan
ketuhanan dan kemanusiaan. Begitu juga halnya upacara tahlilan, baik agama
maupun budaya lokal, sama-sama saling memberikan cara pandang dalam
menyikapi orang yang meninggal.

E. Persatuan Islam Dengan Kebudayaan Melayu Dan Jawa


Dalam Islam terhadap ajaran tauhid, sesuatu konsep sentral yang berisi ajaran
bahwa Tuhan adalah pusat segala sesuatu, dan manusia harus mengabdikan
dirinya sepenuhnya kepada-NYA. Konsep ini dijelaskan dalam beberapa literatur
dengan penjelasan yang berbeda. Di pesantren-pesantren tradisional salafi,
kalimat lailaha illa Allah sering ditafsirkan sebagai berikut: pertama, la mujudu
illa Allah (tidak ada yang "wujud" kecuali Allah); kedua, la ma'buda illa Allah
(tidak ada yang disembah kecuali Allah); ketiga, la maqsud illa Allah (tidah ada
yang dimaksud kecuali Allah); dan keempat, la mathlub illa Allah (tidak ada yang
diminta kecuali Allah).

Pada dasarnya Indonesia pernah mengalami dualisme kebudayaan, yaitu


antara kebudayaan keraton dan kebudayaan populer yang keduanya merupakan
kebudayaan tradisional.

Kebudayaan keraton, yang disebut juga sebagai kebudayaan istana,


dikembangkan oleh para pegawai istana (abdi-dalem), mulai dari pujangga sampai
arsitek. Simbol-simbol budaya diciptakan oleh raja guna melestarikan
kekuasaannya. Kebudayaan tersebut biasanya berupa mitos yang dihimpun dalam

3
babad, hikayat dan lontara, yang kesemuanya berisi tentang kesaktian dan
kesucian sang raja.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar rakyat loyal terhadap kekuasaan raja.
Dalam babad Jawa misalnya, digambarkan bahwa raja dianggap sebagai
pemegang wahyu dan wakil Tuhan dalam memerintah rakyatnya. Hal ini juga
didukung oleh sastra mistik yang diciptakan oleh pegawai istana guna
mempertahankan status kerajaan yang mutlak. Di suatu saat para raja pun
mengklaim bahwa dirinya adalah keturunan para dewa atau para Nabi SAW,

Konsep kekuasaan Jawa sungguh berberbeda dengan konsep kekuasaan


islam. Dalam kebudayaan Jawa dikenal konsep Raja Absolut, islam justru
mengutamakan konsep Raja Adil, al-Malik al-Adil. Akan tetapi, sesuatu hal yang
perlu dicatat adalah kebudayaan karaton diluar jawa memiliki konsep yang lebih
dekat dengan gagasan Islam.

Di Aceh, misalnya, raja memiliki sebutan al-Malik al-Adil. Ini berarti


kebudayaan keraton di Jawa lebih mengutamakan kekuasaan, sedangkan
kebudayaan kebudayaan keraton diluar pulau Jawa lebih mengutamakan keadilan.
Perbedaan lain antara kebudayaan masyarakat berdasarkan atas kemutlakan
kekuasaan raja, ketertiban masyarakat berdasarkan atas kemutlakan kekuasaan
raja, sedangkan dalam islam, ketertiban sosial akan terjamin jika peraturan
peraturan syariat ditegakan.

Dengan kata lain, kebudayaan karaton di Jawa mementingkan kemutlakan


kekuasaan raja untuk ketertiban sosial, sedangkan Islam mementingkan hukum
yang adil untuk ditegakannya ketertiban sosial. Karna terjadi perbedaan yang
begitu tajam, yang sering terjadi ketegangan antara Islam dengan kebudayaan
keraton jawa. (Kuntowijoyo, 1991: 232).

Sedangkan dalam kebudayaan populer, dijumpai pula mitos-mitos, seperti


cerita batu bekas sujudnya wali songo di pantai-pantai utara Jawa. Hal ini terus
terbangun hingga sekarang, sehingga masih sering terdengar adanya kiai-kiai sakti
yang mampu shalat di Mekah dan kembali dalam waktu sekejap, berkhutbah di
dua tempat secara bersamaan, dan sebagainya. Pengaruh Islam terhadap
kebudayaan ini dapat dilihat pula pada ritual-ritual kegamaan, seperti ritual
perkawinan, kelahiran dan kematian. begitu juga acara maulid, seni musik
qasidah, gambus dan sebagainya.

F. Hubungan Antara Islam dan Kebudayaan Islam


Hubungan agama dan kebudayaan adalah dua bidang yang dapat di bedakan
tetapi tidak dapat di pisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena
perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama,
dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar
budaya di dasarkan pada agama, tidak pernah terjadi sebaliknya.

4
Oleh karena itu agama adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya
bisa merupakan ekspresi hidup keagamaan, karena budaya merupakan sub ordinat
terhadap agama, dan tidak pernah sebaliknya.
Dalam pandangan Harun Nasution, agama pada hakikatnya mengandungdua
kelompok pengajaran, yaitu :
1. Ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para Rasul-Nya kepada
masyarakat manusia. Ajaran dasar yang terdapat dalam kitab-kitab suci.
Yang bersifat absolute, mutlak, benar, kekal dan tidak bisa diubah. Ajaran
kitab suci memerlukan penjelasan, baik mengenai arti maupun cara
pelaksanaannya.

2. Merupakan penjelasan dari hasil pemikiran-pemikiran atau ahli agama,


pada hakikatnya tidak absolute, tidak mutlak benar dan tidak kekal.

Dalam buku Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Harun Nasution mengutip
hasil penelitian 'Abd Al-Wahab Khallaf, guru besar Islam Universitas Kairo, yang
mengatakan bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang mengatur hidup kemasyarakatan
tidak lebih dari 5,8% dari seluruh ayat Al-Qur'an. Dengan rincian sebagai berikut.

Al-Qur'an terdiri atas 30 juz, 114 surat, sekitar 6000 ayat, ayat hukumnya
hanya 368 ayat, Harun Nasution.

Al-Qur'an dan As-Sunnah yang periwayatannya Shahih bukan termasuk


budaya. Tetapi paham ulama' terhadap ajaran dasar agama merupakan hasil karsa
ulama'. Oleh karena itu, ia merupakan dari kebudayaan, akan tetapi umat islam
meyakini bahwa kebudayaan yang nerupakan hasil upaya ulama' dalam
memahami ajaran dasar agama islam, dituntun oleh petunjuk tuhan yaitu Al-
Qur'an dan As-Sunah.

Dan ada juga hubungan islam dan kebudayaan yang biasa kita lihat dari segi
ekonomi, dalam ayat alquran di jelaskan, "Allah menghalallkan jual beli dan
mengharamkan riba (QS Al-Baqarah [2]: 275). Halalnya jual beli dan haramnya
riba merupakan ajaran dasar agama islam.

Tetapi dalam suatu keadaan contoh: Dalam dunia pertanian petani biasa
membeli kotoran hewan baik kotoran sapi maupun kotoran ternak lainnya yang
berguna untuk Pupuk tanaman. ini di sebut sebagai cultur, salah satu syarat yang
di tentukan Ulama benda yang di perjual belikan bukan benda najis, tetapi
hakikatnya contoh jual beli petani tersebut yang di perjual belikan adalah benda
najis dan ini adalah sebuah penyimpangan. dan ini menyebabkan banyak atau
berbeda-bedanya pendapat ulama ada yang berpendapat ini haram dan ada pula yg
memperbolehkan dan ini yang membuat berkesinambunganya hadist dan Al-
Quran yang menimbulkan sebuah pemikiran, itu pun bisa di sebut suatu

5
kebudayaan. Dengan demikian hubungan antara islam dan kebudayaan
sangat banyak sekali.

6
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Islam adalah agama yang dirurunkan oleh Allah SWT dengan perantara
wahyu yang di berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk disebarkan
untuk umat manusia dan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan
cipta dan masyarakat.
2. Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata lain kebudayaan
bentuk nyata dari agama islam itu sendiri.
3. Budaya hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan
segenap potensi yang dimilikinya. Dan pada pra islam banyak yang
mengandung atau berbau keislaman.
4. Pada masa awal penetrasi atau masuknya Islam di Indonesia,
penyebarannya masih bersifat terbatas di daerah-daerah pelabuhan. Namun
dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, Islam pun mulai meluas ke
wilayah pesisir dan pedesaan. Para pedagang dan ulama-ulama memegang
peranan penting dalam penyebaran Islam pada tahap ini. Secara umum,
pada tahap ini Islam sangat diwarnai oleh ajaran mistik Islam (tasawuf)
hingga akhir dari abad ke-17. Hal ini disebabkan adanya kecocokan antara
Islam tasawuf dengaan latar belakang masyarakat lokal yang dipengaruhi
oleh asketisme atau konsep tasawuf Hindu-Budha;
5. Agama dan kebudayaan adalah dua unsur yang saling mempengaruhi,
karena keduanya sama-sama mengandung nilai dan simbol. Namun antara
agama dan kebudayaan terdapat perbedaan yang menonjol, karena agama
merupakan sesuatu yang final, bersifat universal, abadi dan absolut.
Sedangkan kebudayaan bersifat partikular, relatif dan temporer. Hal ini
dapat dilihat pada beberapa kebudayaan di Indonesia.

B. Saran
1. Mari kita pelajari dan kita pahami tentang keperbedaan mana yang
dinamakan keislaman dan mana yang dinamakan kebudayaan.
2. Lebih memahami Tentang pembagian hukum hukum yang ada di dalam
al-qur'an, sehingga kita lebih mudah untuk membedakan dan mencari
solusi dalam permasalahan kita.
3. Makalah ini hanya membahas secara singkat tentang Islam dan
kebudayaan di indonesia. Dengan demikian, diharapkan kepada para
pembaca agar memperdalam kembali pada buku-buku yang lebih luas dan
terperinci. Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini memberikan
manfaat yang besar kepada para pembaca umumnya dan kepada penulis
khususnya. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih dan
selalu terdapat kekurangan dalam penulisan kata dan maksud. Kritik dan
saran dari para pembaca, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah
Metodologi Studi Islam selalu penulis nantikan.

7
DAFTAR PUSTAKA

 Nata, Abuddin. Metedologi Study Islam. 1998. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

 Hakim Atang Abd Dan Mubarrok Jaih. 2010. Metodologi Study Islam.
Bandung PT.Remaja Rosda Karya

 Hasyimi, A., Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia:


Kumpulan Prasaran pada Seminar di Aceh, Cet. III, PT al-Ma'arif, 1993.

 http://bataviase.co.id/detailberita-10445438.html

 http://pemikiranislam.wordpress.com/2007/08/14/islam-dan-kebudayaan
lokal

 http://drmiftahulhudauin.multiply.com/journal/item/13

Anda mungkin juga menyukai