Adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin
yang dilakukan secara berkala. Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbyhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya
1. Ibu hamil dengan tanda preeklampsia mendapat perawatan yang memadai dan
tepat waktu
2. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklampsia
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami/keluarganya pada TM III
memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan unuk melakukan kunjungan kesetiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
1. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang
bersih dan aman
2. Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan
bidan terampil.
3. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika perlu
4. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM
I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap
minggu yang tergolong normal aalah 0,4-0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi bdan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap
kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140-90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
(http://bidanku91.blogspot.co.id/2013/03/standar-pelayanan-ante-natal-care-anc.html)
a) Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari
pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
b) Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada
orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup
tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa.
Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang
tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.
2. Faktor eksternal
a) Pengetahuan
b) Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini
mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
c) Ekonomi
d) Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan
sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan
hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan
akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat
terhadap perilaku yang dianggap menyimpang. Tatanan budaya mempengaruhi dalam
keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan.
e) Geografis
f) Informasi
g) Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini
dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang
terdekat untuk melakukan kunjungan ulang. Dukungan sosial suami yang sangat
diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri,
suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri,
mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri
dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di
rumah.
Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi perlatan steril dan tidak steril, bahan-
bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan obat-obatan.
2. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya
terhadap orang yang menolong
a. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin
dan membuatnya merasa nyaman
c. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
i. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda
seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan penglihatan,
pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti
biasanya
a. Persiapan Bidan
Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus memiliki:
Pada intinya untuk persiapan Rumah dan lingkungan dapat dibedakan menjadi berikut :
4) Terjamin kebersihannya
2. Rumah
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat
rumah diantaranya :
3) Tempat nyaman
Tensimeter
Stetoskop
Monoaural
Jam yang mempunyai detik
Termometer
Partus set
Heacting set
Set kegawatdaruratan
Bengkok
2. perlengkapan peralatan
a. perlengkapan perlindungan diri
celemek
sepatu boot
masker
handuk kecil
kaca mata
pelindung kepala
f. Obat obatan
Oksitosin
Lidokain
Cairan infus
Infus set
Vit k
Salep mata
g. Peralatan resusitasi
Meja yang bersih, datar dan keras
2 buah handuk
Penyanggah bahu bayi
Lampu sorot
Alat penghisap lendir
Balon dengan sungkupnya
Jam/ pencatatan waktu
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11
bulan setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada umue 3-5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11 bulan
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan Normal yang
tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh
dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan
yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi
berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayibaru lahir meliputi:
meliputi:
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana
bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat
mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini
sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi
yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung
meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk menemukan
putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh
ditunda dangan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan
hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi
danibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi
dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah
lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
• Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
• Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan
kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril).
Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda
tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan
panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama
kelahiran
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering.
Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti
dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam
setelah lahir.
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop.
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan
bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu
diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin
0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi
lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap
kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus
diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali
dengan cepat
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 – 28 hari (kunjungan
neonatus)
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan
atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan
3. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan
memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini
(IMD) pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.
4. Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
1) Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2) CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis)
5. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Pemberian dosis obat pada bayi sering kali berbeda, mengingat anak masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan. Pada anak yang lahir premature , penetapan dosis yang
diberikan sangat sulit karna fungsi organ belum berfungsi sempurna sehingga proses
efeksamping yang lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada prinsipnya dosis
ditentukan dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan luas permukaan rubuh dan
berat badan.
Dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan
sampai dianya menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh
kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan
sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang
berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat
dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses
persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan
anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan
terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang
mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan
cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan
terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik
bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
Ø Asi saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama
kehidupan.
Ø Pasca umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI
Ø Sesudah sakit, anak membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat
terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi
kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh
Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita
diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita.
Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama
Penyakit ini paling sering menyerang Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat
Pada saat ini penanganan muntah menceret haruslah dilaksanakan sesegera mungkin,
yaitu dimulai pemberian terapi sejak dari rumah. (therapy begin at home), seperti
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang
hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah,
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah
banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah
a. BCG :
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah
mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis,
ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat
seperti tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak
terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
e. DPT:
7. Posyandu
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
1. Pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah/ deteksi dini
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di
perkembangan (KPSP)
menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autism dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
4. IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan tubuhkebal terhadap
imunisasi tubuh kita akan terlindungi dariinfeksi begitu pula orang lain. Karena tidak
Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan suatupenyakit yang
1. Hepatitis.
2. Campak.
3. Polio.
4. Difteri.
5. Tetanus.
7. Gondongan
- -TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yangsecara aktif membentuk zat
antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2
macam:
1. Imunisasi aktif alamiah Adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh sembuh
2. Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang diberikan untuk
Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalantubuhnya di dapat dari
luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan.
Contah lain adalah:Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerimaberbagi
jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi
1. Imunisai pasif alamiah Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan oleh ibu
yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.
2. Imunisasi pasif buatan .Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum
jenis-Jenis Imunisasi
.
1. Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberi
penyebaran kuman.
3. Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di kenal
dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberikekebalan dari penyakit
4. Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberivaksin DPT (difteri
pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari
kuman penyakit difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan
5. Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak
yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat di berikan pada
usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam waktu interval 6
KOMUNITAS
Pengertian
Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, nifas, bayi setelah lahir
serta keluarga berencana.(Depkes RI, 2008).
Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan implementasi dari
ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan
ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan pendekatan
asuhan kebidanan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, terdapat beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :
1.Health Monitor
Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan terutama yang terkait
dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data secara obyektif, serta berpera untuk
membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.
2.Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan memberikan asuhan
kebidanan kepada anggota keluarga yang memerlukan.
3.Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah kesehatan yang terkait
dengan praktik kebidanan. Dalam hal ini, Bidan berperan dalam mengkoordinir pelayanan
kesehatan keluarga khusunya terkait dengan praktik kebidanan, baik secara berkelompok
maupun individual.
4.Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan khususnya dalam
lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh keluarga serta mampu mencarikan cara
pemecahan masalahnya.
5.Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku yang kurang/tidak
sehat menjadi perilaku sehat.
6.Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
kebidanan dasar dalam keluarga.Dalam melaksanakan perannya ini, seorang Bidan tidak
dapat bekerja sendiri, melainkan perlu berkolaburasi atau bekerja sama dengan profesi lain
dalam rangka mencapai asuhan kebidanan keluarga yang komprehensif, efektif dan efisien.
(Setiadi, 2008)
Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga mempunyai
tanggung jawab yang besar, diantaranya adalah :
1.Memberikan Asuhan/Pelayanan secara Langsung.
Pelayanan secara langsung harus diberikan secara intermiten khususnya yang terkait dengan
praktik kebidanan sesuai dengan tugas dan kewenangan Bidan. Namun demikian, pelayanan
yang diberikan di rumah (dalam konteks keluarga) hendaknya lebih melibatkan anggota
keluarga tersebut dalam upaya memberikan kesadaran bahwa semua anggota keluarga
mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kesehatan. Dengan demikian, pendidikan
kesehatan menjadi intervensi utama dalam pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan pada
keluarga.
2.Pendokumentasian Proses Asuhan Kebidanan.
Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan kebidanan selama dalam keluarga
sangat penting terutama untuk melihat kemajuan status kesehatan keluarga khususnya dan
kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang sedang dialami pada umumnya.
Dokumentasi yang jelas dan komprehensif dari pengkajian hingga evaluasi, disamping
mampu memberikan gambaran tentang perkembangan status kesehatan keluarga juga dapat
membantu keluarga sebagai klien untuk menentukan kerangka waktu dalam menyelesaikan
masalah secara realistic.
Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan tujuan akhir yang
diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan kebidanan keluarga yang diberikan. Karena
dengan meningkatnya status kesehatan seluruh anggota keluarga pasti akan meningkatkan
pula produktivitas keluarga tersebut dan dengan meningkatnya produktivitas keluarga, maka
kesejahteraan keluarga juga akan semakin meningkat. Secara lebih rinci Tujuan Asuhan
Kebidanan Keluarga adalah sebagai berikut (Setiadi, 2008) :
1.TUJUAN UMUM
Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan,
mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga status kesehatannya semakin
meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.
2.TUJUAN KHUSUS
Secara khusus, Asuhan Kebidanan Keluarga ditujukan untuk :
a)Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi khusunya yang berkaitan dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA).
b)Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam
keluarga.
c)Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
d)Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan terhadap anggota
keluarga yang sakit.
e)Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan mutu hidup keluarga.
Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh Bidan dalam memberikan
Asuhan Kebidanan/Pelayanan Kesehatan, diantaranya adalah :
1.Keluarga sebagai Unit atau Satu Kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
Dalam konteks ini, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus utama pengkajian
dalam pelayanan/asuhan kebidanan. Keluarga dipandang sebagai system yang saling
berinteraksi dengan memperhatikan dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan
fungsi keluarga dan saling ketergantungan keluarga dengan pelayanan kesehatan serta dengan
lingkungannya.
2.Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga, status sehat adalah menjadi
tujuan utamanya melalui peningkatan status kesehatan keluarga khususnya dengan program
Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) agar keluarga dapat meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraannya.
3.Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai penngkatan kesehatan keluarga.
4.Dalam meberikan asuhan kebidanan keluarga, bidan harus mampu melibatkan peran aktif
dari semua anggota keluarga mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan
kebutuhan keluarga dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
5.Diupayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat Promotif dan Preventif dengan
tanpa mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.
6.Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin.
7.Sasaran pelayanan asuhan Kebidanan Keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
8.Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan keluarga adalahPendekatan
Pemecahan Masalah (Problem Solving Approach) dengan menggunakan Proses Asuhan
Kebidanan Keluarga.
9.Kegiatan esensial dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga adalah
penyluhan/pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar/home care.
10.Pemberian Pelayanan/Asuhan diutamakan kepada keluarga yang mempunyai resiko tinggi
terhadap masalah kesehatan terutama masalah kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak
(KIBBLA).Hal ini disebabkan, keluarga yang beresiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai
masaLah kesehatan yang mereka hadapi, baik masalah kesehatan secara umum maupun
masalah kesehatan yang khususnya terkait dengan ksehatan ibu, bayi baru lahir dan anak
(KIBBLA) yang kemungkinan dapat disebabkan oleh karena ketidakmampuan dan
ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Oleh karena itulah, maka dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan keluarga lebih
diutamakan atau diprioritaskan pada keluarga yang mempunyai resiko tinggi terhadap suatu
masalah kesehatan.
1.Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur, dengan masalah sebagai berikut:
- Tingkat social ekonomirendah
- Keluarga kurang/tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
- Keluarga dengan penyakit keturunan
2.Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan, yaitu :
- Ibu hamil dengan usia terlalu muda atau terlalu tua (<16 th ; >35 th)
- Ibu hamil dengan anemi/kekurangan giziPrimipara atau multipara
- Riwayat persalinan dengan komplikasi
3.Keluarga dengan anak :
- Lahir premature
- Berat badan rendah atau sukar naik.
- Lahir dengan cacat konginetal
- Ibu menderita penyakit menular, dsb (Setiadi, 2008)
b. Peran dan tugas bidan melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan
Secara umum dalam penanggulangan masalah pada remaja, peran bidan adalah sebagai
fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan
yang dihadapi oleh remaja sehingga bidan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yg
cukup
Contoh peran yang bisa dilakukan oleh bidan adalah:
Ø Mendengarkan keluhan remaja yang bermasalah, dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya.
Ø Membangun komunikasi dengan remaja.
Ø Ikut serta dalam kelompok remaja
Ø Melakukan penyuluhan- penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Ø Memberikan informasi yang selengkap- lengkapnya pada remaja sesuai dengan kebutuhannya.
1) Melibatkan wanita dlm pengambilan keputusan
Kenyataan di tengah- tengah masyarakat bahwa perilaku diskriminatif terhadap
perempuan yaitu gender menjadi suatu permasalahan yang tidak pernah tuntas dibahas
sehingga pada akhirnya wanita tidak mempunyai hak untuk mengambil keputusan terbaik
yang berhubungan dengan dirinya.
Ø Gender
§ Adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tujuan antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan hasil konstruksi (kebiasaan sosial yang tumbuh dan disepakati
dalam masyarakat) sehingga dapat diubah sesuai perkembangan zaman.
§ Adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang
berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan
karena peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita
juga berbeda-beda.
1.8SISTEM RUJUKAN
Definisi
Sistem rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan
koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi
baru lahir, dimanapun mereka bearada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar
dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada (Depkes
RI, 2006)
timbal balik terhadap satu kasus masalah kesehatan secara vertikal, dala arti unit yang
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar
Dapat dikatakan bahwa sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab seacara timbal balik atas
timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masayarakat, baik secara vertikal
maupun horizontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
Tujuan
System rujukan bertujuan agar pasien mendapatkan pertoplongan pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat
1. Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan
eksternal
a. rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
induk
b. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke
2. Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan medik dan rujukan
kesehatan
· mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan
Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masayarakat yang bersifat preventif dan
promotif.
1) Umum
Dihasilakannya upaya pelayanan kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
2) Khusus
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara
RUMAH
SAKIT TIPE A
Jenjang tingkat tempat
rujukan
RUMAH
SAKIT TIPEC/D
RUMAH
SAKIT TIPE INAP
PUSKESMAS/BP/RB/BKIASWASTA
PUSKESMAS
PEMBANTU/BIDAN
POSYANDU/
KADER/DUKUN BAYI
Jalur Rujukan
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D. atau rumah sakit swasta
Mekanisme rujukan
Ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/ dukun bayi,
maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan
Sebaiknya bayi yang akan dirujuk harus sepengathuan ibu atau keluarga bayi yang
bersangkutan dengan cara petugas kesehatan menjelaskan kondisi atau masalah bayi yang
2) Meminta petunjuk apa yan perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila penderita tidak
mungkin dikirim.
Ø B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan
Ø A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit, infus set,
Ø K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia
dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
Ø S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan,
uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
Ø K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam
kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
Ø U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli
terjadi perdarahan
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana transportasi yang
Ø Harus kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor