Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATA LANSIA DENGAN ANEMIA DALAM

KELUARGA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMEN.KES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2010
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN ANEMIA
DALAM KELUARGA

Disusun Dalam Rangka Perkuliahan


Keperawatan Gerontik

Oleh Kelompok 3:
Agung Kurniawan
Dwi Setiawati
M. Agung Dwi Huda
Nopita
Silviantesa

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMEN.KES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan dan hidaya-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul
“Perubahan Dan Dampak Yang Terjadi Pada Sistem Perkemihan Pada
Lansia” dalam proses pembelajaran Mata Kuliah Keperawatan Gerontik.
Proses penyelesaian Makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari
bebagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampai rasa
terima kasih yang tertulus kepada:
1. Ibu Sulastri, M. Kep, S. Jiwa selaku Koordinator sekaligus dosen
pengajar Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
2. Ibu Hj. Sri Indrawati, SKM selaku dosen pengajar Mata Kuliah
Keperawatan Gerontik
3. Teman-teman satu kelompok yang sudah mau bekerja sama
menyelesaikan Makalah ini, dan
4. Semua teman-teman tingkat III ekstensi 1 yang telah membantu
dalam menyelesaikan Makalah ini baik secara langsung maupun
tidak langsung.

Kami menyadari bahwa dalam Makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
sifatnya membangun bagi kemajuan penyusunan makalah ini.

Dengan terselesainya makalah ini kami berharap semoga dapat


bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Banadar Lampung, Maret 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1


A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan Umum....................................................................................2
C. Tujuan Khusus...................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.............................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................3


A. Konsep Lansia Dengan Anemia.......................................................3
1. Pengertian Anemia.....................................................................3
2. Etiologi........................................................................................4
3. Klasifikasi Anemia.......................................................................5
4. Tanda dan gejala........................................................................5
5. Pemeriksaan khusus dan penunjang..........................................5
6. Penatalaksanaan .......................................................................5
B. Konsep Keluarga Dengan Lansia....................................................6
1. Pengertian lansia........................................................................6
2. Batasan usia lanjut......................................................................6
3. Tugas perkembangan sesuai perkembangan lansia..................6
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan...................................7
C. Asuhan keperawatan lansia dengan anemia dalam keluarga.........7
Pengkajian.......................................................................................7
Analisa data.....................................................................................8
Diagnosa keperawatan....................................................................9
Implementasi ...................................................................................9

BAB.III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................11


Kesimpulan .....................................................................................11
Saran ...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya kesehatan


untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah
satu unsur dari tujuan nasional. Seiring dengan keberhasilan
pemerintah dalam pembangunan nasional telah terwujud hasil yang
positif di berbagai bidang. Keberhasilan tersebut berupa kemajuan
ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan iptek, terutama di
bidang medis sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup.
Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung
meningkat dan bertambah lebih cepat (Dep. Kes, 2001).

Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia


pada 2000 adalah 203.456.000 jiwa. Dari jumlah itu, 15.054.900 jiwa
atau 7,4 persen adalah penduduk lansia (usia lebih dari 60 tahun).
Pada 2010, diperkirakan jumlah lansia meningkat menjadi 9,58
persen dan pada 2020 menjadi 11,20 persen. Sedangkan pada 1995
usia harapan hidup lansia adalah 63,3 tahun dan pada 2000
meningkat menjadi 64,5 tahun. Pada 2020,
diperkirakan usia harapan hidup meningkat menjadi 71,1 tahun
(Milhan, 2008).

Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara


perlahan - lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus
secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami pada
semua mahkluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ
tubuh tidaklah sama cepatnya. Semua orang akan mengalami
proses menua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran
fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sampai tidak dapat
melakukan tugasnya seharihari lagi sehingga bagi kebanyakan orang
masa ini merupakan masa yang kurang menyenangkan. Perubahan
– perubahan biologik yang terjadi pada lansia akan mengakibatkan
kemunduran dalam penglihatan, pendengaran,gigi-geligi, fungsi otot
serta organ tubuh lainnya. Pola konsumsi gizi dan faktor psikososial
juga mengalami perubahan (Dep. Kes, 2001).

Semakin lanjut usia penderita anemia maka semakin tinggi pula


kemungkinan mereka harus dirawat di rumah sakit bahkan bisa
berujung pada kematian. Anemia terjadi pada saat berkurangnya
kemampuan butir butir darah untuk membawa oksigen karena
adanya defisiensi dari butir darah merah untuk mengangkut oksiden
oleh salah satu komponennya yaitu haemoglobin.

Sementara angka kematian rata-rata adalah kelipatan lima kali


jauh lebih tinggi di antara golongan lansia yang mengidap anemia.
Hasil temuan tersebut sama pada pasien anemia dengan kisaran
usia diatas 80 tahun yang juga disertakan dalam analisa ini.Anemia
juga dikaitkan dengan kemungkinan kelipatan tiga kali lebih besar
dengan risoko harus dirawat di rumah sakit.

B. Tujuan

1.Tujun umum

Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan lansia dengan


anemia dalam keluarga..
2.Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep lansia dengan anemia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga
dengan lansia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan lansia
dengan anemia dalam keluarga

C. Manfaat penulisan
Mahasiswa keperawatan tanjung karang tentang tugas
perkembangan keluarga lansia sehingga dapat mengoptimalkan
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan
keluarga lansia khususnya pada kondisi yang nyata dilapangan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Lansia Dengan Anemia


Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang
mengakibatkan perubahan secara komulatif dan serta berakhir
dengan kematian. Proses menua merupakan suatu yang fisiologis
yang akan dialami oleh setiap orang.

Salah satu masalah fisik yang sering muncul adalah


anemia.Pada populasi usia lanjut, anemia berkaitan dengan hasil
akhir yang buruk seperti disabilitas dan mortalitas. Memahami
mekanisme yang memicu anemia penting untuk merencanakan
strategi penanganan dan pencegahan yang lebih baik. Terjadi
penurunan terkait-umur pada fungsi ginjal berkaitan dengan
peningkatan prevalensi anemia dan peningkatan tersebut disertai
dengan penurunan kadar eritropoietin.

Telah disampaikan bahwa kemampuan ginjal untuk mensekresi


eritropoietin (EPO) sebagai respon terhadap hipoksia jaringan
berkurang sesuai usia, pararel dengan penurunan fungsi ginjal. Saat
ini, data masih kontroversial mengenai respon EPO terhadap anemia
pada populasi usia lanjut dibandingkan dengan populasi yang lebih
muda, dan sedikit data yang tersedia mengenai hubungan antara
fungsi ginjal dan resiko anemia pada sampel usia lanjut yang
representatif untuk populasi umum.

1.Pengertian Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah masa eritrosit ( red cell
mass ) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer
( penurunan oksigen corrying capacity ) ( sudoyo ,w .aru , dkk .
2006 : 622 ) .

Anemia adalah istilah yang mengacu pada suatu kondisi


dimana terdapat penurunan konsentrasi Hb , jumlah SDM , atau
volume sel darah tanpa plasma ( hematokrit ) dibandingkan
dengan nilai – nilai normal ( Tan bayong jan . 2000 : 77 )

Pada orang usia lanjut, anemia memiliki konsekuensi klinis


yang penting. Penelitian terbaru menunjukkan korelasi berbanding
terbalik antara konsentrasi hemoglobin (Hb) dan kekuatan otot,
performa fisik, disabilitas, dan mortalitas. Perlu diperhatikan,
penurunan performa fisik terbukti pada individu meskipun hanya
dengan anemia borderline (mereka yang kadar hemoglobinnya
hanya sedikit diatas kriteria WHO, yaitu Hb<12 g/dl untuk wanita
dan <13 g/dl untuk pria).
Penyebab tersering anemia pada usia lanjut adalah penyakit
kronis (hingga 35% pasien) dan defisiensi besi (hingga 15%
pasien); namun, meskipun setelah suatu penilaian teliti,
mekanisme yang mendasari terjadinya anemia masih belum dapat
dijelaskan pada sejumlah besar kasus (sekitar sepertiga kasus).

2.Etiologi:

Sebab orang lanjut usia mengidap anemia selain tubuhnya


kekurangan zat besi, juga dapat karena beberapa sebab sebagai
berikut.

Pertama, menurunnya fungsi pembuatan darah. Seiring dengan


bertambahnya usia, organ pembuat darah dalam sumsum tulang
berangsur-angsur digantikan dengan jaringan lemak dan jaring
penyambung.

Kedua, dampak berbagai penyakit. Stadium menengah dan


akhir penyakit kanker, penyakit ginjal kronis, reumatik atau
penyakit persendian, leukemia atau kanker darah, tumor sumsum
tulang yang kerap timbul, tukak pencernaan dan kanker usus
besar, kesemua itu dapat memicu anemia.

Ketiga, kekurangan asam lambung. Banyak orang lanjut usia


sekresi asam lambung berkurang, atau mengkonsumsi preparat
anti-asam, yang tidak menguntungkan bagi pembuangan non-
hemokrom besi dan menghalangi penyerapan zat besi.

Ke-empat, tidak cukupnya penyerapan protein. Orang lanjut


usia umumnya berdiet, sehingga penyerapan proteinnya kurang,
ini akan mengakibatkan anemia.

Kelima, anemia orang lanjut usia juga berkaitan dengan


menurunnya tingkan persenyawaan protein dalam tubuh,
kurangnya penyerapan vitamin B 12, B6 serta asam daun dan
nutrein lainnya, juga berkaitan dengan kebiasaan sering minum
teh kental.
3.Klasifikasi anemia:

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:


1. Anemia hipoproliferatif
2. Anemia pada penyakit ginjal
3. Anemia pada penyakit kronis
4. Anemia defisiensi besi
5. Anemia megaloblastik
6. Anemia hemolitika

4.Tanda dan gejala


1.Konjungtiva pucat ( Hemoglobin ( Hb) 6 sampai10 g/dl ).
2.Telapak tangan pucat ( Hb dibawah 8 g/dl )
3.Iritabilitas dan Anoreksia ( Hb 5 g/dl atau lebih rendah
4.Takikardia , murmur sistolik
5.Letargi, kebutuhan tidur meningkat
6.Kehilangan minat untuk beraktifitas

5.Pemeriksaan Khusus dan Penunjang


o Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel
darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar
folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang.
o Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit
akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

6.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin
antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi
dan asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan
keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,
sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat
ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin
B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau
tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12
harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita
anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada
pasien dengan gangguan absorbsi.

B.Konsep Keluarga Dengan Lansia


1. Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa
dihindari oleh siapapun, namn manusia dapat berupaya untuk
menghambat kejadiannya. Menua (menjadi tua = aging) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dann fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakkan
yang diderita.

2. Batasan-Batasan Usia Lanjut


Menurut WHO:
a. Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun
b. Usia lanjut (elderly) : 60 – 74 tahun
c. Usia lanjut tua (old age) : 75 – 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : > 90 tahun

3.Tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangn keluarga


dengan lansia
Setelah melewati beberapa tahap, tahap inilah yang merupakan
tahap akhir dari siklus kehidupan keluarga yang dimulai oleh salah
satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggaldan berakhir
dengan pasangan lain meninggal (Duvall dan Miller,1985)
Tugas perkembangan keluarga:
- Pertahankan suasana saling menyenangkan
- Adapatasi perubahan : kehilangan pasangan,kekuatan
fisik,penghasilan
 - Pertahankan keakraban pasangan
- Melakukan life review  masa lalu 

4.Tugas keluarga dibidang kesehatan (sebaga etiologi masalah)

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga


2. Memutuskan tindakan kesehatan yaga tepat bagi keluarga
3. Merawat keluarga yaga mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas Yankes. di sekitarnya

C.Asuhan keperawatan lansia dengan anemia dalam keluarga

Pengkajian
1. Data umum
a) Nama keluarga (KK)
b) Umur
c) Alamat dan telpon

d) komposisi keluarga
 genogram
 keterangan
e) tipe keluarga
f) suku
g) agama
h) status sosek keluarga
i) aktivitas rekreasi
2. Riwayat & tahap perkembangan keluarga
a) tahap perkembangan keluarga saat ini
b) tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) riwayat keluarga inti
d) riwayat keluarga sebelumnya

3. Pengkajian lingkungan
- Karakteristik rumah
- Karakteristik tetangga dan masyarakat RW
- Mobilitas Keluarga
- Perkumpulan keluarga & interaksi dg
masyarakat
- Sistem pendukung keluarga

4. Struktur keluarga

- Pola komunikasi keluarga


- Struktur kekuatan keluarga
- Struktur peran
- Nilai ata norma keluarga

5.Fungsi keluarga
a) fungsi efektif
b) fungsi sosialisasi
c) fungsi perawatan keluarga
d) pemeriksaan fisik

6.stress dan koping keluarga


a) stresor jangka pendek
b) stresor jangka panjang
c) kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
d) strategi koping yang digunakan
e) strategi adaptasi disfungsional

7.Harapan keluarga

8.Analisa Data :
- Subyektif
- Obyektif
- Problem
- Etiologi
9.Perumusan Diagnosa Keperawatan lansia
dalam keluarga
1. Aktual
2. Resiko/ Ancaman kesehatan
3. Potensial/ keadaan sejahtera/ wellness

Diagnosa Keperawatan
Risiko terjadinya penurunan derejat kesehatan pada keluarga bapak
AS, yaitu bapak AS dan ibu C berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah keluarga
Intervensi Dx.1
 Diskusikan pengertian,penyebab,tanda gejala,dan komplikasi
anemia
 Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali pengertian,penybab,
tanda gejala,dan komplikasi anemia dengan bahasa sederhana
 Beri kesempatan keluarga bertanya
 Beri pujian atas kemampuan keluarga
 6.Diskusikan lingkungan yang tepat
 Diskusikan jenis fasilitas kesehatan yang tersedia dilingkungan
keluarga
 Bantu keluarga memilih fasilitas kesehatan yang sesuai dengan
kondisi keluarga

. Gangguan istirahat tidur b.d ketidakmampuan keluarga mengatasi


nyeri pada anggota keluarga
Intervensi Dx.2
 Jelaskan kembali akibat dan kompilkasi dari penyakit hipertensi
 Ajarkan cara mengatasi gannguan istirahat tidur
 Anjurkan keluarga untuk memodifikasi ruang kamar yang nyaman
 Beri penjelasan dan dukungan kepada keluarga untuk memilih
pelayanan kesehatan

Koping individu tidak efektif b.d ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
Intervensi Dx.3
 Ajarkan anggota keluarga cara mekanisme koping yang adaptif
 Dukung keluarga untuk memodifikasi lingkungan
 Beri penjelasan dalam memilih pelayanan kesehatan
. Resiko kurangnya perawatan diri b.d Ketidaktahuan keluarga
tentang prognosis penyakit
Intervensi Dx.4
 Beri penjelasan keluarga tentang prognosis penyakit
 Anjarkan keluarga cara bperawtan anggota keluarga yang
menderita anemia
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari makalah dapat kita simpulkan bahwa dalam tahap keluarga


lansia akan muncul berbagai masalah-masalah baik itu masalah fisik,
mental maupun masalah kesehatan. Oleh karena itu, mahasiswa
mampu menjelaskan kosep lansia dengan anemia dalam keluarga,
konsep keluarga dengan lansia, dan asuhan keperawatan lansia
dengan anemia dalam keluarga, Perkembangan keluarga dalam
tahap lansia, tugas perkembangan keluarga lansia, masalah-masalah
dan penyakit yang sering dihadapi oleh usia lanjut, dan karakteristik
positif dan negatif pada keluarga lansia,sehingga mahasiswa dapat
mengatasi permasalahan yang timbul dalam keluarga lansia.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah tentang tugas perkembangan keluarga
masih Belum sempurna oleh karena itu kelompok mengharapkan
kritik dan sarang yang bersifat mmbangun guna menyempurnakan
makalah yang telah kelompok buat
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. M, Mary F.M, Alice C.G, (2002), Rencana Asuhan


Keperawatan, EGC, Jakarta.

Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005

Smeltzer C. Suzanne, Bare G. Brendo, (2002), Keperawatan Medikal


Bedah, vol. 3, EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai