Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Bismillahiromanirrohim
Alhamdulillah, dengan rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa saya bisa
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik, walupun masih banyak kekurangan
disana sini. Namun harapan saya dengan kekurangan ini bisa menambah
pengalaman saya dalam membuat makalah-makalah selanjutnya.
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang kita nantikan safa’atnya dihari akhir nanti.
Dengan terselesainya pembuatan makalah yang berjudul dakwah isla pada
masa khulafaurrasyidin. Bukti langsung dan tak langsung, penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Dr. Maftukin, M.Ag, selaku Ketua STAIN Tulungagung
2.      Bapak H. Muh. Khoirul Rifa’I, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberi pengarahan yang amat erat bagi penyusun makalah.
3.      Seluruh pihak yang ikut membantu terselesaikannya makalah ini.

Sebagai manusia saya tidak lepas dari khilaf dan lupa begitu pula dengan
adanya makalah yang telah saya buat ini, maka dari itu segala bentuk kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Khulafa’ merupakan bentuk jama’ dari kholifah yang artinya pengganti.

Sedangkan arti rhosydin bentuk jama’ dari ar rosyid yang artinya benar, cerdik,

dan mendapat pentunjuk. Maka dari sini khulafaurrosyidin dapat diartikan para

pengganti yang benar. Adapun yang dimaksud dengan khulafaurrosydin yaitu para

pemimpin pengganti rosululloh dalam mengatur kehidupan umat manusia yang

adil bijaksana, cerdik, selalu melaksanakan tugas dengan benar dan selalu

mendapat petunjuk dari Alloh.

B.     RUMUSAN MASALAH

a.       Bagaimana dakwah islam pada masa khulafaurrosyidin

C.    TUJUAN

a.       Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Abu Bakar as Shidiq

b.      Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Umar bin Khottob

c.       Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Utsman bin Affan

d.      Untuk mengetahui dakwah islam pada masa kholifah Ali bin Abi Tholib
BAB II

PEMBAHASAN

A.    ABU BAKAR AS SHIDIQ (632-634 M)

Abu bakar adalah putra Usman, silsilahnya dengan Rosullah pada Ka’ab

Bin Luai. Panggilan Abu Bakar As Shiddiq sebenarnya adalah sebagai gelar saja.

Abu artinya bapak, sedangkan Bakar artinya dengan segera. Beliau diberi nama

demikian karena beliau masuk islam dengan segera, mendahului yang lain.

Kemudia As Shiddiq artinya yang amat membenarkan. Karena beliau sangat

membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa oleh Rasululloh

terutama pada peristiwa Isro’ Mi’roj. Beliau lahir pada tahun 568 M. ibunya

bernama Salma Ummul Khoir yaitu anak dari paman Abu Qihafa.

Tentang pribadi Abu Bakar terkenal sebagai orang yang berakhlaq mulia,

jujur, cerdas, cakap, kuat kemauan dan pemberani,serta beliau terenal sebagai

orang yang rendah hati, pemaaf dan dermawan.

1.    Proses pengangkatan Abu Bakar sebagai Kholifah.

Rasulullah meninggal dunia pada tahun 632 M. Wafatnya rasulullah

menghadirkan masyarakat islam kepada situasi krisis kepemimpinan, karena

ketika Rasulullah masih hidup tidak pernah menunjuk diantara sahabat yang

menggatinkannya sebagai pemimpin umat islam. Bahkan tidak pula membentuk

suatu dewan yang dapat menentukkan siapa penggantinya.

Muhajirin dan Ansor yang pada awalnya merupakan varaian dalam proses

pembentukan masyarakat Madinah, berubah menjadi fiksi politik dalam rangka


menentukan pengganti Rasulullah. Muhajirin dan Ansor yang sudah dipersatukan

oleh Rasulullah dalam ikatan keyakinan agama, dihadapankan pada satu krisis dan

cenderung bertikai dan saling bermusuhan.

Setelah Rasulullah wafat para sahabat terpencar-pencar, pertama: sahabat

Nabi dari kalangan Anshor telah bergabung dengan Sa’ad Bin Ubadah

dipertemukan Saqifa Bani Sa’idah. Kedua: sahabat dari kalangan muhajirin- Ali

Bin Abi Tholib, Zubair Bin Awwan, dan Tholhah Bin Ubaidillah tinggal di rumah

Siti Fatimah. Ketiga: kalangan Muhajirin selain tiga tokoh tersebut bergabung

dengan Abu Bakar.[1]

Sahabat Nabi dari kalangan Ansor yang telah berkumpul di Saqifa bani

Sa’idah telah sepakat untk mengangkat Sa’ad Bin Ubadah untuk menjadi

pemimpin umat islam tanpa dihadiri oleh kalangan Muhajirin. Tetapi dari suku

Aus tidak memberi dukungan kepada Sa’ad Bin Ubadah. Abu Bakar dan Umar

Bin Khottob dating ke Saqafa Bani Sa’idah, kemudian berpidato dihadapan

sahabat Ansor yang sedang bermusyawarah dengan memberikan tawaran berupa

pembagian wewenang agar umat islam tidak pecah. Akhirnya timbul ketegangan

diantara para sahabat Anshar dan Abu bakar.Setelah ketegangan mulai mereda,

Abu bakar menawarkan Umar Bin Khottob dan Abu Ubaidah (keduanya dari

kalangan Muhajirin) dan mempersilahkan dari kalangan Ansor untuk membai’at

salah satu dari mereka. Akan tetapi keduanya menolak dan berkata: Engkau (Abu

Bakar) adalah muhajirin yang paling utama, engakau yang menemani Rasulullah

saat di Gua Tsur, dan meggantikan Rasulullah menjadi imam Sholat ketika
Rasulullah berhalangan. Abu Bakar akhirnya diangakat sebagai khalifah setelah

melalui musyawarah di Saqifa Bani Sa’idah.

2.    Kepemimpinan dan kebijakan Abu Bakar As Shiddiq.

a)    Memerangi tiga golongan yang mengacaukan islam.

Pada masa awal kepemimpinanya, Abu Bakar banyak mengahadapi

gangguan dari berbagai golongan antara lain: orang-orang murtad, golongan yang

tidak membayar zakat, dan golongan orang-orang yang mengaku menjadi Nabi.

Adanya orang-orang murtad karena mereka belum memahami Islam seacara

mendalam.Mereka baru taraf pengakuan atau masuk Isalam karena

terpaksa.Golongan yang tidak membayar zakat kebanyakan berasal dari kabilah

yang tinggal di Madinah seperti Bani Qothfah, Bani Bakr.Mereka beranggapan

bahwa membayar zakat hanya kepada Rasulullah, apabila Rasullulah meninggal

maka tidak ada lagi kewajiban membayar zakat.Sedangkan orang-orang yang

mengaku sebagai nabi telah muncul hari-hari terakhir kehidupan Rasulullah.

[2]Mereka semakin berani melakukan kekacauan atas nama agama. Diantara

orang yang mengaku Nabi adalah:

1)   Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah.

2)   Thulaikha Bin Khuwailid dari Bani As’ad.

3)   Saj’ah Tamimiyah dari Bani Tamim.

4)   Aswad Al Ansi dari Yaman.

b)   PengumpulanMushaf Al-Qur’an

Perang Yamamah merupakan perang dalam menumpas orang-orang murtad

yang mengkhwatirkan Umar Bin Khottob. Dalam perang Yamamah terdapat 1200
tentara islam yang gugur syahid dan diantaranya adalah sahabat yang hafal Al

Qur’an. Kekhawatiran Umar mendorong untuk mengusulkan kepada kholifah Abu

Bakar agar mengumpulkan Al Qur’an dengan alas an agar al Qur’an tidak hilang

dan tetap lestari.Perdebatan terjadi antara Umar dan Abu Bakar, Abu Bakar

menolak karena Rasulullah tidak pernah meerintahkan sebelumnya.Tetapi atas

penjelasan Umar Bin Khottob yang rasional maka Abu Bakar menerima usul itu

dan mengumpulkan lembaran-lembaran Al Qur’an yang dihimpun oleh Zaid Bin

Tsabit. Pengumpulan Al Qur’an dilakukan dengancara mengumpulkan Al Qur’an

yang di tulis di tulang, pelepah (kulit) kayu, lempengan batu kemudian disalin

oleh Zaid Bun Tsabit di atas kulit hewan yang sudah di samak. Lembaran-

lembaran yang berisi tulisan Al Qur’an yang telah dikumpulkan, di simpan di

rumah Abu Bakar hingga meninggal.Kemudian disimpan oleh Umar hingga

meninggal dunia.Dan akhirnya disimpan di rumah Khafsah BintiUmar.

c)    Perluasan Wilayah

Pada tahun ke 12 setelah hijroh Abu Bakar mengirim pasukan ke Irak yang

dipimpin oleh Kholid Bin Walid dan dibantu oleh Al Mustsanna Bin Haritsah dan

Qo’qok Bin Amr, Irak pada waktu itu jajahan kerajaan Persia, sebelumnya Kholid

Bin Walid telah mengirim surat kepada Hormuz panlima perang Persia agar

masuk Islam. Tetapi Hoymuz menolak dan lebih baik berperang melawan pasukan

(Islam dari pada masuk Islam.Dalam peperangan ini pasukan Islam mendapat

kemenagan.Daerah-daerah yang berhasil dikuasai oleh pasukan Isalm adalah

Mazar, Walajah, Allis, Hirrah, Anbar, Annuttamar, dan Daumatul Jandal.


Untuk menaklukkan Syiria Abu Bakar mengirim pasukan yang dipimpin oleh

Usman Bin Zaid Bin Haritsyah. Pasukan islam berhasil mengusai negeri

Qudho’ah, sedangkan untuk memperluas wilayah Islam Ke Syria lainnya, Abu

Bkar mengirimpasukan lainnya. Kedaerah Palestina dipimpin oleh Amr Bin Ash,

ke Roma oleh Ubaid Bin Jarroh, ke Damaskus dipimpin oleh Yazid Bin

Mu’awiyah, ke Yordania dipimpin Syurahbil Bin Hasanah.[3]

Untuk mengahdapi pasukan Islam, Pasukan Romawi yang dipimpin oleh

Heraklius mempersiapkan pasukan yang cukup besar. Pasukan Islam juga bersatu

dalam satu front besar. Kedua psukan tersebut bertenu di salah satu tenmpat

bernama Yarmuk. Peperangan Yarmuk baru berakhir pada masa pemerintahan

Umar Bin Khottob.[4]

3.    Akhir riwayat Abu Bakar

Abu Bakar memegang kendali pemerintahan selam 2 tahun lebih sedikit.

Kemudian beliau merasa sakit, lalu berpulang kerahmatullah. Masa 2 tahun lebih

sedikit itu adalah masa yang mat singkat tetapi masa yang singkat itu dapat

dipandang sebagai masa yang menentukan bagi ajaran Islam.

Dalam keadaan yang  demikian beliau dapat mengerahkan kaum muslimin

menghancurkan syirik dan memberantas keragu-raguan dan paham malah beliau

dapat pula memgerahkan mereka menggulingkan singgasana Kisra (raja Persia)

dan Kaisar (raja Romawi). Kalau ada suatu peristiwa besar yang terjadi dimasa

permulaan Isalam, maka nama Abu Bakar selalu jelas didalamnya. [5]
B.       UMAR BIN KHOTTOB

Umar Bin Khottob dilahirkan di Makkah tahun 40 sebelum Hijriah. Ayahnya

bernama Nufail Bin Abdul Uzza Al- Quraisy dari suku bani Adi. Ibunya bernama

Hantamah Binti Hasyim Bin Al- Mughiroh Bin Abdillah. Silsilahnya dengan

Rasulullah pada generasi kedelapan. Umar Bin Khottob seorang pemuda Quraisy

yang gagah, kuat dan pemberani. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang tidak

mampu. Ayahnya tidak termasuk orang kaya tetapi memiliki konsep

kepemimpinan yang baik, dan tegas. Watak keluarganya sangat keras sehingga

disegani oleh masyarakat Quraisy.

Umar Bin Khottob masuk islam dalam usia 27 tahun. Pada awalnya Rasulluloh

berdo’a kepada Alloh agar agama islam diberi kekuatan dengan masuknya salah

satu seorang dari dua Umar yaitu Umar Bin Khottob dan Amr Bin Hasyim (Abu

Jahal). Akhirnya Umar Bin Khottob masuk islam.[6] Setelah keislamnya, sikap

keras yang selama ini ditunjukkan kepada masyarakat muslim melemah dan

sebaliknya keras terhadap kaum Quarisy yang mengganggu keselamatan kaum

muslimin.

Bagi islam, keislaman Umar dalah kemenangan yang nyata bagi islam.

Menurut Ibnu Mas’ud bahwa islamnya Umar adalah suatu kemenangan, hijrohnya

adalah suatu pertolongan dan pemerintahannya adalah rohmat.

1.    Proses pengakatan Umar Bin Khottob sebagai Kholifah.

Abu Bakar jatuh sakit pada musim  panas tahun 634 M, dan terbaring

selama 15 hari ditemapt tidur. Kholifah ingin sekali menyelesaikan pergantian dan

mencalonkan seorang penggatinya. Abu Bakar merasa yakin bahwa tidak ada
seorangpun yang lebih pantas memangku jabatan sebagai kholifah penggati

dirinya kecuali Umar Bin Khottob. Karena  itu beliau ingin mengetahui pendapat

masyarakat islam dengan bermusyawarah tentang kepemimpian pasca dirinya

dengan  sahabat yang lainya.

Dalam sebuah riwayat T-Thibari mengatakan bahwa Abu Bakar naik di

atas balkon rumahnya dan berbicara dengan banyak orang yang berkerumunan di

bawahnya.“ apakah kalian akan menerima orang yang akan saya calonkan sebagai

penganti saya? Saya bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik dalam

menentukan hal ini, dan saya telah memilih Umar Bin Khottob sebagai pengganti

saya, dan ikutilah keinginan saya.“ mereka semua menjawab, “ kami telah

mendegar kholifah dan kami semua kan mentaati tuan”.

Kemudian Abu Bakar memanggil Usman Bin Affan dan membacakan

naskah yang berisi penunjukan Umar Bin Khottob sebagai penggatinya. Usman

pun setuju dengan penunjukkan itu. Abu Bakar meninggal dunia pada hari senin,

tanggal 23 Agustus 634 M dalam usia 63 tahun, menjadi kholifah selama 2 tahun

3 bulan 11 hari.[7]

2.      Kepemimpian dan kebijakan Umar Bin Khottob.

a)    Perluasan Wilayah

        Pada zaman Umar Bin Khottob, ekspansi dilakukan secara bertahap.

Dasmaskus ibu kota Syiria jatuh dan dapat dikuasai oleh umat islam pada tahun

635 M. Setahun kemudian Byzantium dikalahkan oleh tentara islam. Dari Syiria

ekspansi dilanjutkan ke Mesir di bawah pimpinan Amr Bin ash dan ke Iraq

dibawah pimpin Sa’ad Bin Abi Waqash. Niskandariyah ibu kota Mesir
ditaklukkan pada tahun 641 M. Al- Qodisiyah sebuah kota dekat hijrah di Iraq

berhasil dikuasai oleh tentara islam pada tahun 637 M. Dari Hirah serangan

dilanjutkan ke ibu kota Persia. Al- Madain dan ibu kota itu berhasil dikuasai oleh

tentara islam, pada tahun 641 M. Mosul juga berhasil dikuasai oleh tentara Isalam.

Jadi pada zaman Umar Bin Khottob kekuasaan wilayah Islam meliputi Jazirah

Arabia, Palestina, Syria, dan sebagian wilayah Persia dan Mesir.

b)   Meletakkan Prinsip Keadilan

Umar Bin Khottob mengirim surat kepada Abu Musa Al-Asy’ari (Hakim Kufah)

yang isinya mengandung prinsip-prinsip perkara di persidangan dalam lingkungan

peradilan. Isi surat surat tersebu adalah:

1.    Memutuskan perkara dipengadilan adalah kewajiban yang harus di kokohkan dan

sunah yang harus diikuti.

2.    Sebelum sebuah perkara di putuskan, ia harus dipahami terlebih dahulu agar

(hakim) dapat bertindak adil.

3.    Pihak-puhak yang berperkara harus diperlakukan sama, baik dalam persidangan

maupun dalam menerapkan keputusan, sehingga pejabat tidak berharap menang

dan orang-orang lemah tidak putus asa dalam memperjuangkan keadilan.

4.    Alat bukti di bebankan pada penggugat, sedangkan sumpah di berikan pada pihak

tergugat.

5.    Damai sebagai alternative dalam memperseketaan  dibolehkan selama tidak

menghalalkan yang haram dan tidak mengharamkan yang halal.

6.    Berilah waktu kepada penggugat untuk mengumpulkan alat-alat bukti dan

persengketaan di putuskan harus berdasarkan alat-alat bukti.


7.    Hakim harus mengakui kesalahan apabila ternyata dalam keputusannya terdapat

kekeliruan.

8.    Kesaksian seorang muslim dapat diterma kecusli muslim yang pernah

memberikan kesaksian palsu, pernah di jatuhi hukuman.

9.    Seorang hakim di benarkan melakukan analogi dalam memutuskan perkara

apabila perkara yang hendak di selesaikan tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan

Hadits.[8]

10.     Dalam proses menyelesaikan dan memutuskan perkara, hakim tidak boleh

dalam keadaan marah, berfikiran kacau, jemu, bersikap keras, dan hendaklah

memutuskan perkara dilakukan dengan hati yang tulus berharap ridho allah.

Surat Umar Bin Khottob yang berisi tentang prinsip-prinsip peradilan

merupakan peradaban yang tinggi, karena prinsip peradilan itu masih di

pergunakan hingga sekarang. Meskipun telah dilakukan beberapa purubahan.

Gagasan tentang peradilan ini dapat dijadikan dasar untuk menjadikan Umar Bin

Khottob sebagai bapak peradilan.

c)   Pengembangan Kekuasaan.

Umar Bin Khottob membagi daerah islam menjadi beberapa wilayah atau

propinsi. Masing-masing propinsi dibawah kekusaan gubernur. Seperti Kufah

dibawah kekuasaan saat Bin Abi Waqosh, Basrah di bawah kekuasaan Athbah Bin

Khazwan, dan Fustad di Mesir dibawah kekuasaan Amr bin Ash.

d)  Membentuk beberapa dewan.

Antara lain Baitul Mal (perbendaharaan Negara), yang bertugas mengatur

keluar masuk uang, sehingga keuangan Negara terkontrol dengan baik, dan dewan
angkatan perang yang bertugas mencatat nama-nama tentara dan yang member

gaji tentara.

e)   Menetapkan tahun Hijriah sebagai tahun islam.

f)    Membnagun beberapa masjid.

Antara lain masjid Al-Haram, masjid Al-Aqsha, masjid An-Nabawai, dan

masjid Amr Bin Ash di mesir.[9]

3.      Perluasan Islam dimasa Abu Bakar As-Shiddiq Umar Bin Khattab dan

Pertempuran yang dihadapi.

Dalam perluasan mernerangkan fase-fase perluasan Islam ke negeri-negeri

Persia dan Romawi. Pemberangkatan pasukan ini lebih titik beratkan kepada segi

politik bukan karena kepentingan pertahanan. Pengiriman pasukan terus

dilaksanakan Abu Bakar karena beliau berpendapat bahwa hal ini akan

menimbulkan kesan kepada kaum-kaum pemberontakan bahwa kaum muslimin

mempunyai kekuatan yang besar. Politik abu bakar inin berhasil baik. Pengiriman

balatentara itu dapat menimbulkan keyakutan pada bangsa Romawi dan pada

pemberontakan-pemberontakan bangsa arab.

a.    Pertempuaran-pertempurann di Persia.

Abu Bakar mengirim balatentara Isalm ke Persia di bawah pimpimpinan

Khalid Ibnu Walid dibantu oleh Al Mutsanna Bin Haritsah yang dapat

mengalahkan kerajaan Manadzirah dan menduduki kota Hirah dan Ansar.

Di masa pemerintahan Umar Bin Khottob keadaan balatentara Islam jauh lebih

kuat daripada Romawi, Umar mengirimkan balatentara ke negeri Persia dengan

jumlah pasukan 8000 orang dengan dipimpin Sa’ad Bin Abi Waqqash.
Pada tahun 15 H, telah berhadapan dengan pasukan Persia dengan jumlah 30.000

ribu orang yang dipimpin oleh Rustam. Dalam pertempuran ini kaum muslimin

menang dan Rustam dapat dibunuh. Tahun 16 H Sa’ad dapat mengalah kan Persia

dan menawan seorang putri Kisra Persia. Pad tahun 21 H melakukan

pertempuaran dengan Yazdigird di Nahawand. Pada peetempuran ini adalah

pertempuran yang terkuat dan terbesar yang lebih dikenal dengan sebutan “Fathul

Futuh” (kemenangan yang paling besar di antara seluruh kemenangan). Pada

tahun 22 H kaum muslimin dapat menduduki Ahwaz.

b.    Pertempuran-pertempuaran di Negeri Romawi.

Minat kaum muslimin untuk memerangi bnagsa Romawi lebih besar dari

minat mereka memerangi bangsa Persia. Hal ini di sebabkan karena gangguan

bangsa romawi terhadap kaum muslimin lebih besar dari pada gangguan bangsa

Persia. Lagi pula karena negeri syam, mesir dan palestina adalah merupakan

Negara-negara jajahan dari bangsa romawi. Oleh karena itu abu bakar

mengumpulkan bala tentara yang besar jumlahnya untuk dikirim ke Negara

Romawi.[10] Lascar ini di bagi Abu Bakar atas empat pasukan, yaitu:

1.      Satu pasukan di pimpin oleh Abu ‘Ubaidah Ibn Jarrahyang pernah diberi julukan

oleh Nabi: “Aminul Ummah’’ (kepercayaan umat) pasukan ini dikirim ke Himsh.

Abu Ubaidah diberi tugas sebagai pemegang pimpinan tertinggi dari ke empat

pasukan ini.

2.      Satu pasukan dibawah pimpinan Yazid ibn Abi Sufyan, dikirim ke Damaskus

3.      Satu pasukan dipimpin oleh Amr ibn Ash di kirim ke Palestina.
4.      Satu pasukan di bawah pimpinan Surahbil ibn Hasanah di kirim ke lembah

Jurdania.

Mulanya lascar yang dikirim ke Syam semuanya berjumlah 12 ribu orang tetapi

kemudian di tambah sampai menjadi 24 ribu orang.[11]

4.      Akhir Riwayat Umar Bin Khottob

Sejumlah musuh islam terdiri dari orang-orang Persia dan Yahudi

mengadakan komplotan untuk membunuh Umar bin Khottob. Pembunuhan ini

dilakukan oleh seorang Nasrani bernama Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah ini seorang

bangsa Persia, dia di tawan o;eh tentara islam di Nahawam dan kemudian menjadi

hamba sahaya dari Mughiroh bin Su’bah.

Abu Lu’lu’ah telah berhasil menyelusup kedalam masjid, di waktu Umar

hendak memulai sembahyang subuh, dikala itu hari masih gelap. Maka di

tikamlah Khalifah Umar bin Khattab dengan sebuah golok beberapa kali, diantara

satu dibawah pusatnya, mka keluarlah perut beliau. Umar lalu memekik, maka

datanglah kaum muslimin hendak menangkap pembunuh itu, tetapi mereka

diserangnya pula degan goloknya, hingga ada yang mati, dan bebrapa orang luka-

luka. Akhirnya kaum muslimin dapat menangkapnya, tatapi masih dapat ia

memakai goloknya untuk membunuh dirinya sendiri.[12]

C.     USMAN BIN AFFAN

Usman bin Affan dilahirkan di Makah pada tahun ke 6 setelah kelahira

Rasulullah. Ia termasuk kabilah Ummah dari suku Qurais. Ayahnya bernama

Affan bin Umaiyah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf. Usman bin Affan mendaoat
gelar Zun Nuraini yang artinya mempunyai dua cahaya, karena telah menikahi

dua putri Rasulullah yaitu Ruqaiyyah dan Ummu Kulsum.

Usman bin Affan masuk islam atas ajakan Abu Bakar As Sidiq. Usman

seorang pedagang sukses.Di daerah Hijjas beliau di kenal sebagai pedagang yang

jujur, memiliki intekgritas yang tinggi, dan seorangyang soleh dan rendah hati.

1)   Proses Pengangkatan Usman Bin Affan Sebagai Kholifah.

Umar Bin Khottob meninggal dunia setelah ditikam oleh seorang yang

bernama Peros (Abu Lu’lu’ah) dan bertahan selama tiga hari setelah

penikaman.Berkuasa selama 10 tahun 6 bulan 4 hari. Ketika masih terbaring sakit

paska penikaman Umar bin Khottob membentuk sebuah tim yang terdiri atas 6

orang sahabat termuka untuk menemukan penggantinya sebagai Kholifah. Enam 

sahabat yang menjadi anggota formatur adalah Usman Bin Affan, Ali Bin Abi

Tholib, Thalhah Bin Ubaidillah, Zubair Bin Awwam, Abdur Rohman Bin Auf,

dan Saad Bin Abi Waqos. Untuk menghindari deadlock dalam pemilihan Umar

mengangkat anaknya Abdullah Bin Umar sebagai anggota formatur dengan serta

hak pilih tampa berhak untuk dipilih Talhah bin Ubaidillah tidak ada di Madinah

dan baru kembali di Madinah setelah pemilihan khalifah selesai dilakukan.

Dalam sebuah penjajakan pendapat yang dilakukan oleh abdur Rahman Bin

auf terhadap anggota formatur yang ada, di peroleh dus calon khalifah yaitu

Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Tholib.Ali Bin Abi Tholib memilih Usman Bin

Affan untuk menjadi khalifah sebaliknya Usman Bin Affan memilih Ali Bin Abi

Tholib menjadi khalifah.Sa’ad Bin Waqos emilih Usman, emtara Abdur Rohman

Bin Auf dan Zubair Bin Awwam tidak diketahui siapa hak pilihnya direalisasikan.
Dewan musyawarah akhirnya berhasil mengangkat Usman bin Affan sebagai

khalifah ketiga mengganti Umar Bin Khotob. 

2)   Kebijakan dan Kepemimpinan Usman Bin Affan.

a)         Perluasan wilayah islam.

Pada saat perluasan wilayah ke Khurasan Usman Bin Affan mengirim

pasukan yang di pimpin oleh Saad Bin Al-Ash dan Hudzaifah bin Yaman melalui

ertempuran yang sengit akirnya daerah itu dapat dikuasaimoleh tentara islam.

Dalam prtluasan wilayah ke Armenia tentara islam dipimpin Salman Robi’ah Al-

Bahy. Afriks Utara sebelum kedatangan islam telah dijajah oleh bangsa Romawi.

Rakyatnya hidup menderita akibat tekanan dari bangsa Romawi. Untuk

membebaskan rakyat Afrika Utara ( Tunisia ) Usman mengirim pasukan dipimpin

oleh Abdullah Bin Saad Bin Abi Saad Bin Abi Sarah. Tentara islam berhasil

membebaskan bangsa Afrika Utara dari penjajah bangsa Romawi. Dari Afrika

Utra tentara islam menuju ke daerah Raid an Azerbaijan serta ke Amuriah dan

Cyprus.[13] Dengan demikian pada masa pemerintahan Usman Bin Affan telah

meluas kesebelah timur himgga ke Armenia dan Azerbaijan, sedangkan ke

sebelah Barat wilayah islam telh sampai ke Tripoli.

b)        Kodifikasi al-qur’an.

Pekerjaan yang paling berat yang dirasakan oleh Usman Bin Affan pada

masa pemerintahannya adalah oengumppulan Al-Qur’an (Kodifikasi Al-

Qur’an)yang merupakan lanjutan kerja yang diawali oleh Abu Bakar As Siddiq

atas inisiatif Umar Bin Khottob. Sebai mana yang telah disinggung sebelumnya

bahwa pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Abu Bakar dilatarbelakangi oleh


Syahidnya 70 sahabat Rasulullah yang hafal Al-Qur’an pada saat perang

Zamamah.Sedangkan yang melatar belakangi pengumpulan Al-Qur’an pada

zaman Usman Bin Affan adalah berbedaan qiroat (baca) Al-qur’an yang

menimbulkan percecokan antara murid dan gurunya.[14] Pada saat penyalinan Al-

Qur’an yang ke dua kalinya panitia (Lajnah) penyusunan mushaf Al-Qur’an yang

di bentuk olehUsman Bin Affan melakukan pengecekan ulang dengan meneliti

kembali mushaf yang sudah disimpan di rumah Hafsah dan membanding

bandingkannya denga mushaf-mushf yang lain. Selain itu tugas utama panitia

adalah menyalin mushaf Al-Qur’an yang di simpan di rumah Hafsah dan

menyeragamkan Qiroat atau bacaannya, yaitu dialek Quraidi.

Setelah behasil membuat salinannya, Zain Bin Tsabit mengembalikan

nafkah yang di salinnya kepada Hafsah. Khalifah Usman memerintahkan kepada

Ziad Bin Tsabit agar membuat sejumlah salinan mushaf dan dikirim kr Mekah,

Madiah, Basroh, Kufah, dan Syri’a dan salah satunya di simpan di rumah Usman

Bin Affan yang kemudian disebut dengan Mshaf Al Imam. Sedangkan mushaf

lain selain mushaf yang di susun oleh panitia yang dipimpin oleh Zaid Bin Tsabit

diperintahksn untuk di bakar.  Penyusunan Mushaf Usmani telah berhasil

menyelamatkan dan mengeluarkan umat islam dari kemelut karena perbedaan

qiraat  

c)         Otonomi daerah.

Pada zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayahnya dibedakan

menjadi dua yaitunwilayah yang pemimpinnya memiliki otonomi penuh dan

pemimpinanya di sebut Amir, dan wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh
yang pemimpinannya disebut Wali. Pada zaman Usman bin Affan dilakukn

perubahan setatus wilayah sehingga semua wilayah memiliki otonomi penuh.

Oleh karena itu seluruh pemimpin wilayah bergelar Amin.

d)     Membentuk angkatan laut.

Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, daerah islam telah sampaike

Afrika, Mesir, Cyprus, dan Konstantinopel daerah-daerah ini banyak di kelilingi

lautan. Atas usul Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Damaskus, Usman

menyetujui pembentukan armada laut yang dilengkapi personil dan sarana yang

memadahi

e)    Merahab Masjid Nabawi di madinah.

Pada zaman Usman bin Affan, masjid nabawi dibongkar, kemudian di

bangun kembali dengan ukuran yang lebih luas. Bentuk dan corak bangunannya di

perindah. Tiang-tiangnya terbuat dari beton dan sebagian dindingnya

dihiasidengan ukiran-ukiran yang indah.[15]

3)    Akhir Riwayat Usman Bin Affan

Usman bin Affan menjabat jabatannya dalam suasana dalam gejala-gejala

dan golongan. Golongan pertama adalah golongan yang tidak menginginkan dan

tidak merestui Usman menjadin Khalifah. Golongan yanag ke dua golongan yang

mendukung Usman. Usman adalah seorang yang kayaraya lagi pemurah dan

berkehidupan makmur. Kekayaan pribadinya habis digunakan untuk keperluan

dan kepentingan fisabilillah ketikan inilah beliau banyak mendapat kecaman

dalam mempergunakan uang baitul mal. Dalam masa ke enam tahun pertama dari

pemerintahan Usman segala sesuatu masih berjalan dengan baik. Tetapi pada
permulaan pemerintahan Usman kesalahan-kesalahan itu sudah mulai ada. Keadan

buruk ini tidak hendak dibiarkan demikian saja. Negara yang lemah itu tidaklah

dibiarkan jatuh begitu saja. Maka bangkitlah beberapa orang sahabat termuka

untuk memebri nasihat kepada khalifah Usman bin Affan untuk beristirahan atau

mengundurkan diri.

Banyak kaum muslimin yang meninggalkan Usman. Usman semakin

mempercayakan segala sesuatunya kepada family dan kerabat dekatnya. Dengan

tangan besi mereka melakukan sewenag-wenang. Beberapa orang pemuda islam

mempertarukan dirinya dengan berdiri di depan pintubrumah Usman untuk

melindungib Usman dari pemberontak, tetapi pemberontak dapan menerobos

masuk dengan memanjat rumah Usman bin Affan dan menyerang beliau yang

sedang membaca Al-Qur’an lalu mereka membunuhnya.[16]

D.    ALI BIN ABI THOLIB

Ali Bin Abi Tholib dilahirkan di kota Makkah pada tahun 13 setelah

kelahiran Rasulullah. Ali Bin Abi Tholib adalah keponakan Rasulullah. Ayahnya

bernama Abi Tholib yang mempunyai keluarga yang sangat banyak.Ketika Ali

masih kanak-kanak, terjadi bencana yang yang melanda masyarakat

Makkah.Untuk meringankan beban penderitaan Abu Tholib, Rasulullah memohon

kepada pamanya Abbas untuk memberi bantuan kepada anak-anak Abu Tholib.

Maka diputuskan, Abbas membantu Ja’far Bin Abi Tholib sedangkan Rasulullah

mre,bantu dan merawat Ali Bi Abi Tholib.

Dengan demikian Ali tumbuh menjadi dewasa di bawah binbingan

langsung Rasulullah yang selalu menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada Ali
Bin Abi Tholib.Ketika Muhammad diangkat mejadai Rasul Ali baru berumur 13

tahun, dan dialah anak yang pertama kali masuk islam. Ali Bin Abi Tholib dan

Siti Khodijah adalah orang yang pertama kali sholat bersama Rasulullah pada

hari-hari berikutnya setelah masa kerosulannya.

Sejak kecil Ali sudah terkenal dengan kebaikannya dan merupakan orang

yang sabar. Beliau telah merasakan pahit getirnya kehidupan bersama Rasullah.

Ketika suku Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Rasulullah dengan

masyarakat Yastrib dan adanya keinginan Rasulullah untuk hijroh ke Yastrib,

tokoh-tokoh kafir Quraisy telah membuat scenario besar untuk membunuh

Rasulullah. Ali dengan hati tulus mematuhi perintah Rasulullah untuk tidur

menggantikan Rasulullah pada malam keberangkatan hijroh ke Madinah.

Begitulah seorang Ali Bin Abi Tholib telah rela memertaruhkan jiwa raganya

untuk menyelamatkan Rasulullah dari ancaman pembunuh kafir Quraisy

a)    Proses pengankatan  Ali Bin Abi Tholib sebagai Kholifah.

Setelah peristiwa kematian Usman Bin Affan, terjadi kefakuman kholifah

selama 3 hari. Seluurh kota Madinah lumpuh akibat kekacauan yang dibuat oleh

kaum pengacau. Bahkan jenazah Usman terlantar selama 3 hari.[17]

Ali Bin Abi Tholib seorang pribadi yang agung, lemah lembut, namun

memiliki kecerdasan yang tinggi.Karena kepribadian yang agung itulah banyaj

kaum munafik yang tidak menyukai Ali. Mereka tidak senang kalau ali Menjadi

holifah, khawatir pola kepemimpinan Ali sama ketika pemerintahan Islam

dikewndalikan oleh Umar Bin Khottob. Mereka takut kesenangan dan kenikmatan
yang mereka rasakan yang didapat dengan cara yang bathil pada masa Usman

tidak ada lagi ketika Ali Bin Abi Tholib memimpin pemerintahan Islam.

Golongan yang anti dengan pengangkatan Ali sebagai Kholifah sangat kecil

(keluarga Umaiyah), sedabgkan masyarakat islam secara umum menanti

pengangkatan Ali sebagai kholifah. Ali diharapkan dapat menjadi tumpuan

harapan bagi masyarakat islam yang hidupnya menderita.[18]

Karena desakan dari arus bawah yang begitu kuat agar segera Ali diangkat

sebagai kholifah, maka para sahabat dan umat islam membai’at ali sebagai

kholifah keempat penggati Usman Bi Affan yang telah meninggal dunia.  Semula

Ali menolak tetapi karena demi kepentingan islam beliau menerima pengangkatan

itu.

b)   Kebijakan dan Kepemimpinan Ali Bin Abi Tholib.

1)        Mengganti para Gubenur.

Semua gubenur yang diangkat oleh Kholifah Usman Bin Affan harus diganti oleh

Kholifah Ali, karena banyak masyarakat yang tidak senang. Karena menurut

pengamatanya, para gubenur inilah yang menyebabkan timbulnya banyak

pemberontakan terhadap pemberintahan Usman Bin Affan. Adapun beberapa

gubenur yang diganti adalah:

a.         Gubenur Syiria diganti oleh Sahl Bin Hanif.

b.        Gubenur Basroh diganti oleh Usman Bin Hanif

c.         Gubenur Mesir diganti oleh Qa’is Bin Sa’ad

d.        Gubenur Kufah diganti oleh Umrah Bin Syihab.

e.         Gubenur Yaman diganti oleh Ubaidah Bin Abbas


2)        Menarik kembali tanah milik Negara.

Pada masa pemerintahan Usman Bin Affan banyak para kerabatnya yang

diberikan fasilitas dalam berbagai bidang.Sehingga banyak diantara mereka yang

kemudian merongrong pemerintahan Usman dan harta kekayaan mereka.Untuk

itulah Ali merasa sangat perlu utuk menarik kembali semua tanah pemberian

Usman kepada keluarganya, menjadi milik Negara.

3)         Perbaikan bidang ilmu Bahasa.

Pada masa pemerintahan Ali wilayah islam sudah sangat luas, tidak hanya

Jazirah Arab tetapi sudah sampai Tunisia bahkan sampai ke Indus India.

Masyarakat muslim yang bukan berasal dari Jazirah Arab banyak ditemukan

kesulitan dalam membaca teks Al-Qur’an dan Hadits, sebagai sumber hukum

islam.[19]

Ali berfikir bahwa kesulitan masyarakat muslim untuk membaca Al-Qur’an dan

Hadits menjadi kendala dalam memaham ajaran islam. Sangat perlu adanya

perbaikan bacaan masyarakat muslim non Arab dalam mempelajari ajaran Islam

yang kebanyakan berbahasa Arab.

Secara mayoritas umat islam memilih Ali sebagai pengganti Usman.

Begitu besar keinginan Ali untuk memulihkan keadaan umat islam agar segera

selamat dari krisis yang melanda umat islam. Tetapi kondisi semakin

memprihatikan. Orang –orang islam yang dulu bersatu padu dalam ikatan

Ukhuwah Islamiyah untuk menegakkan Islam telah hilang berubah menjadi

permusuhan, akibat dari hasutan orang-orang munafiq yang tidak ingin Islam

berkembang. Orang-orang dulu dekat dengan Ali telah menjadi lawan


politik.Seorang Jalal-Din Al-Suyuti mengatakan bahawa Thalhah, Zubair dan

A’isyah telah berangkat ke Basrah untuk mengajukan tuntutan kepada Ali agar

menangkap pembunuh Usmman Bin Affan.Akibat dari tuntutan itu Ali

menyiapkan pasukan bereperang dengan pasukan Tholhah, Zubair, dan A’isyah.

Perang ini dalam sejarah dikenal dengan perang Jamal (Unta). Tholhah, Zubair

terbunuh dalam peperangan itu sedangkan A’isyah dapat diselamatkan.

Di lain pihak, pembangkangan yang dilakukan oleh Mu’awiyah Bin Abi

Sofyan telaj melahirkan konflik senjata antara pasukan Ali dengan pasukan

Mu’awiyah yang dipimpin oleh Amr Bin Ash.Perang ini kemudian dikenal

dengan perang shiffin.Dalam perang ini disebutkan bahwa pasukan Ali telah

berhasil mematahan pertahanan pasukan Mu’awiyah.Dalam situasi yang demikian

pasukan Mu’awiyah yang dipimpin oleh Amr Bin Ash mengangkat mushaf Al-

Quran di atas tenbok pertanda perang dihentikan denagn melakukan

perdamaian.Perintiwa ini disebut dengan peristiwa tahkim.[20]

Akibat dari peristiwa Tahkim ini kubu Ali terpecah menjadi 2 yaitu

golongan yang keluar dari Ali disebut golongan Khawarij dan golongan yang setia

kepada Ali disebut golongan Syiah. Di luar golongan ini masihn ada golongan

umat Islam yang lain yaotu golongan yang mendukung Mu’awiyah dan golongan

Murji’ah. Adanya friksi-friksi ini semakin memperkeruh kondosi umat islam,

sampai pada akhirnya Ali Bin Abi Tholib terbunuh oleh seorang Khowarij yang

bernama Abdur Rahman Bin Muljam pada tanggal 17 Romadlon tahun 40 H.[21]

c)    Akhir Riwayat Ali bin Abi Tholib


Diwaktu beliau bersiap-siap hendah  mengirim balatentara sekali lagi untuk

memerangi Mu’awiah, terjadilah suatu kelompok untuk mengakhiri masing-

masing hidup dari Ali, Mu’awiyah dan ‘Amr ibn ‘Ash.

Komplotan ini terdiri dari tiga orang Khawarij, yang telah bersepakat hendak

membunuh ketiga orang pemimpin itu pada malam yang sama. Seorang

diantaranya bernama Abdurrahman ibn Muljam. Orang ini berangkat ke Kufah

untuk membunuh Ali yang seorang lagi bernama Barak ibn Abdillah at Tamimi.

Orang ini pergi ke Syam untuk membunuh Mu’awiah, sedang yang ketiga yaitu

‘amr ibn Bark At Tamimi berangkat ke Mesir untuk membunuh ‘Amr ibn ‘Ash.

Tetapi di antara ketiga orang itu hanyalah Ibn Muljam yang dapat membunuh

Ali. Ibn Muljam menusuk Ali dengan pedang, waktu beliau sedang memanggil

orang untuk bersembahyang. Orang-orang yang bersembahyang di masjid itu

dapat menangkap Ibn Muljam, yang kemudian sesudah Ali berpulang

kerahmatullah dia dibunuh.[22]


BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Abu Bakar As-Shiddiq

Panggilan Abu Bakar As Shiddiq sebenarnya adalah sebagai gelar saja. Abu

artinya bapak, sedangkan Bakar artinya dengan segera. Beliau diberi nama

demikian karena beliau masuk islam dengan segera, mendahului yang lain.

Kemudia As Shiddiq artinya yang amat membenarkan. Karena beliau sangat

membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa oleh Rasululloh

terutama pada peristiwa Isro’ Mi’roj. Kebijakan Abu Bakar As-Shiddiq:

Memerangi tiga golongan yang mengacaukan islam, Pengungumpulan mushaf al-

qur’an, Perluasan wilayah

2.   Umar Bin Khottob

Umar Bin Khottob masuk islam dalam usia 27 tahun. Pada awalnya

Rasulluloh berdo’a kepada Alloh agar agama islam diberi kekuatan dengan

masuknya salah satu seorang dari dua Umar yaitu Umar Bin Khottob dan Amr

Bin Hasyim (Abu Jahal). Akhirnya Umar Bin Khottob masuk islam. Kebijakan

Umar Bin Khattab: Perluasan wilayah, Meletakkan prinsip peradilan, Pembagian

kekuasaan, Membentuk beberapa dewan, Menetapkan tahub hijriah, Membangun

beberapa masjid

3.   Usman Bin Affan

Usman bin Affan masuk islam atas ajakan Abu Bakar As Sidiq. Usman seorang

pedagang sukses.Di daerah Hijjas beliau di kenal sebagai pedagang yang jujur,
memiliki intekgritas yang tinggi, dan seorangyang soleh dan rendah hati.

Kebijakan Usaman Bin Affan: Perluasan wilayah islam, Kodifikasi al-qur’an,

Otonomi daerah, Membentuk angkatan laut, Merehab masjid Nabawi di Madinah.

4.      Ali Bin Abi Tholib

Sejak kecil Ali sudah terkenal dengan kebaikannya dan merupakan orang yang

sabar. Beliau telah merasakan pahit getirnya kehidupan bersama Rasullah. Ketika

suku Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Rasulullah dengan masyarakat

Yastrib dan adanya keinginan Rasulullah untuk hijroh ke Yastrib, tokoh-tokoh

kafir Quraisy telah membuat scenario besar untuk membunuh Rasulullah. Ali

dengan hati tulus mematuhi perintah Rasulullah untuk tidur menggantikan

Rasulullah pada malam keberangkatan hijroh ke Madinah. Begitulah seorang Ali

Bin Abi Tholib telah rela memertaruhkan jiwa raganya untuk menyelamatkan

Rasulullah dari ancaman pembunuh kafir Quraisy. Kebijakan Ali Bin Abi Tholib:

menggati para Gubenur, menarik kembali tanah miilik Negara, perbaikan bidang

ilmu bidang bahasa


DAFTAR PUSTAKA

Jamil, Ahmad. Sejarah kebudayaan islam MAN. Gresik: Putra Kembar

Jaya. 2008

Syalabi. Sejarah dan kebudayaan isalm 1. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru. 2003

Anda mungkin juga menyukai