OLEH :
ANGKATAN III
FARMASI A1
2022
DAFTAR ISI
ANGKATAN III
FARMAS A1
Disetujui,
Mengetahui,
NIDN : 0926118703
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
rahmatnya yang diberikan kepada kami berupa kesehatan rohani dan jasmani
sehingga kami dapat menyelesaikan "LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
KIMIA ANALISI" dengan baik.
Tidak lupa kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih belum
sempurna,oleh karena itu untuk memperbaiki kesalahan dankekurangan kami
dalam penyusunan laporan, kami mengharapkan kritik- kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para
pembaca pada umumnya, serta dapat dimanfatkan dengan baik untuk menjadi
pedoman bagi mata kuliah KIMIA ANALISIS selanjutnya. Aamiin.
Penulis
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN I
DISUSUN OLEH:
FARMASI A1
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu
sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing
komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan. Sedangkan
suatu sistem heterogen disebut campuran. Larutan standar dalam titrasi
memegang peranan yang amat penting, hal ini disebabkan larutan ini telah
diketahui konsentrasi secara pasti (artinya konsentrasi larutan standar adalah
tepat dan akurat). (Yuli,2013).
A. Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui tentang larutan baku
dan cara pembuatannya
B. Tujuan percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui dan
memahami apa itu larutan baku serta dapat mengetahui cara pembuatan
larutan baku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang
saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat
dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut.
(Zinu Anwar,2009). Larutan adalah sediaan cair yang mengandung
bahan kimia kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain pelarut digunakan
air suling. (Depkes RI,1979).
Larutan adalah campuran homogen dalam suatu campuran
terdapat molekul-molekul, atom-atom, ion-ion, dan zat atau lebih
disebut campuran, karena susunannya dapat diubah-ubah disebut
campuran homogen. Karena komponen-komponen penyusunannya
telah kehilangan sifat fisiknya dan susunannya sangat seragam
sehingga tidak dapat diamti. (Anshary Isfar,2002).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara
lain adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak
berpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan
bertambah, apabila tekanan diperbesar.
B. Larutan Baku
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui
konsentrasinya secara teliti dan konsentrasinya biasa dinyatakan
dalam satuan N (Normalitasi) atau M (Molaritas). Senyawa yang
digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa baku.
(Zinu Anwar,2009). Larutan standar adalah larutanm yang diketahui
konsentrasinya secara pasti. (Day,2002).
Menurut (Zinu Anwar,2009), larutan bakun dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Larutan baku primer
Baku primer adalahn bahan dengan kemurnian tinggi yang
digunakan untuk membakukan larutan standard an untuk membuat
larutan baku yaitu konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil
penimbangan senyawa dan volumenya yang dibuat. Contoh
H2C2O4; 2H2O; Asam benzoate (C6H5COOH).
2. Larutan baku sekunder
Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya
oleh baku primer karena sifatnya yang tidak stabil dan kemudian
digunakan untuk membakukan larutan standat. Contohnya : larutan
natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium.
C. Komponen Larutan
Ada dua komponen larutan yang penting, yaitu pelarut dan zat
yang dilarutkan atau biasa disebut zat terlarut. Dalam hal ini air dan
alkohol dapat disebut sebagai pelarut. Menurut (Karyadi
Becany,2010).
1. Gas dalam gas yaitu seluruh campuran gas
2. Gas dalam cairan yaitu oksigen dalam air
3. Cairan dalam cairan yaitu alcohol dalam air
4. Padatan dalam cairan yaitu gula dalam air
5. Gas dalam padatan yaitu hydrogen dalam patadium
6. Cairan dalam padatan yaitu Hg dalam perak
7. Padatan dalam padatan yaitu alloys
Indikator adalah zat yang ditambahkan unutuk menunjukkan
titik akhir titrasi telah dicapai. Umumnya indicator yang digunakan
adalah indicator a20 dengan warna yang spesifik pada berbagai
perubahan PH. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi kesetaraan
reaksi secara stokimetri antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
(Zinu Anwar,2009).
II.2 Uraian Bahan
E. ARGENTI NITRAS
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Sinonim : Perak nitrat
Rumus Molekul : AgNO3
Rumus Struktu : -
Berat Molekul : 169,87
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih;
tidak berbau; menjadi gelap jika kena cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol
(95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya
K/P : Antiseptikum ekstern,kaostikum.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1). Gelas ukur
2). Labu Erlenmeyer
3). Gelas beker
4). Sendok tanduk
5). Kaca arloji
6). Buret dan statif
7). Cawan porselin
8). Batang pengaduk
9). Pipet tets
10). Corong
B. Bahan
8). Aquadest
C. Untuk pembuatan perak nitrit 0,1N, perak nitrit dilarutkan dalam air
secukupnya hingga tiap 1000ml larutan mengandung 16,99 gram
AgNO3. Untuk pembakuan natrium klorida p dikeringkan pada suhu
100-120֯ C. Timbang seksama lebih kurang 250mg. Larutkan dalam
50ml air. Titrasi dengan perak nitrat 0,1N menggunakan indicator 1ml
kalium aksonat 5% hingga terbentuk warna coklat merah lemah
D. Untuk pembuatan magnesium sulfat 0,05ml magnesium sulfat
dilarutkan dalam air secukupnya hingga tiap 1000ml larutan
mengandung 12,324 gr MgSO4.7H20. Untuk pembakuannya, encerkan
10,0ml larutan Dinatrium edetat 0,05ml dengan menggunakan indicator
hitam eriokrom.
E. Untuk pembuatan natrium hidroksida 0,1N, natrium hidroksida
dilarutkan dalam air bebas CO2 secukupnya hingga tiap 1000ml larutan
mengandung 4,001gr NaOH untuk pembakuan, lebih kurang 300mg
kalium biftalat secara seksama yang sebelumnya sudah dikeringkan,
masukkan dalam erlenmeyer, tambah 75ml air bebas CO2 tutup
erlenmeyer kocok hingga larut sempurna. Titrasi dengan larutan
natrium hidroksida dengan indicator pp sehingga warna berubah
menjadi merah.
F. Untuk pembuatan KMnO4 0,1N, kalium permanganat dilarutkan
kedalam air secukupnya hingga tiap 1000ml larutan mengandung
3,161gr KMnO4. Panaskan sampai mendidih, pelan-pelan selama 15-30
menit, kemudian dinginkan paa suhu kamar. Lalu saring larutan melalui
corong yang telah diberi kertas saring. Tampung larutan dalam botol
yang telah dicuci campuran asam krokat dan telah dibalas. Kemudian
simpan dalam botol coklat untuk pembakuan, 100mg natrium oksalat
yang ditimbang seksama dilarutkan dalam 50ml air. Tambahkan 7ml
asam sulfat, panaskan sekitar 70֯ C. Titrasi pelan-pelan dengan KMnO4
0,1N dengan diaduk sampai timbul warna ungu selama 15 detik. Suhu
akhir titrasi tidak boleh kurang dari 60֯ C.
G. Untuk pembuatan dinatrium adetat 0,05ml, dinatrium adetat larutan
dalam air secukupnya hingga tiap 1000ml mengandung 18,61 gram
C10H14 N2Na2O8 2H2O. Untuk pembakuannya timbang 100mg
kalsium karbonat yang telah dikeringkan pada suhu 200֯ C selama 4 jam
larutan dalam 50ml air dan sejumlah asam klorida encer hingga larut.
Tambahkan 15ml natrium hidroksida 2N, titrasi dengan dinatrium
edetat 0,05ml menggunakan indicator biru hidoksi,keftoin hingga
larutan berwarna indicator biru hidoksi, keftoin hingga larutan berwarna
biru tua.
H. Untuk pembuatan asam klorida 0,1N . Masukkan larutan kedalam botol
bersumbat kaca kira-kira 1 liter. Dengan gelas ukur atau pipet ukur,
tambahkan sekitar 8,5ml HCl pekat kedalam air. Sumbat botol tersebut
campur dengan mengguncangkan dan membalikkan. Untuk pembakuan,
timbang 100mg natrium karbonat anhidrat secara seksama, yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 270-300֯ C selama setengah
jam. Larutkan dalam 50-75ml air. Titrasi langsung dengan asam klorida
0,1N menggunakan indicator jingga metil hingga warna kuning berubah
menjadi merah.
I. Untuk pembuatan dan pembakuan kalium iodat 0,5M 10,7000 gram
kalium iodide dikeringkan pada suhu 110-120֯C selama 1 jam<
ditimnbang dengan seksama larutkan dalam air hingga 1000ml. Untuk
pembakuan, kalium iodide sangat stabil dan kita peroleh dari sediaan
murni, maka larutan bakunya dapat diperoleh hanya dengan
menghitung berat yang dilarutkan dalam sejumlah air.
J. Untuk pembuatan ammonium tiosianat 0,1N, ammonium tiosianat
dilarutkan air secukupnya hingga tiap 1000ml mengandung 7,612 gr
NH4CNS. Unutk pembakuan masukkan 25ml perak nitrat 0,1N yang
ditakar sekasama dalam labu erlenmeyer, encerkan dalam 50 ml air,
tambahkan 2ml asam nitrat P. Titrasi denagn larutan ammonium
tiosianat menggunakan indicator 2ml besi III ammonium sulfat Lp,
hingga terjadi warna coklat merah.
K. Untuk pembuatan natrium nitrit 0,05ml, natrium nitrit dilarutkan dalam
air secukupnya hingga 1000ml larutan mengandung 3,5gr NaNO2
untuk pembakuan 1000mg asam sulfinat ditimbang seksama yang
sebelumnya dikeringkan pada 120֯ C sampai bobot tetap, masukkan
dalam gelas piala, tambahkan 0,2gr. Natrium karbonat dan sedikit air
hingga larut, encerkan dengan 1000ml air tambahkan 10ml asam
klorida. Titrasi pelan-pelan dengan natrium nitrit hingga setetes larutan
memberikan warna biru pada kertas kanji yodida.
BAB IV
IV.2 Pembahasan
Pada pembuatan Natrium nitrit juga, hasil yang kami dapat tidak
sesuai dengan hasi yang diinginkan yaitu berubahnya warna kertas yang
kami tetesi tidak berubah warna, hal itu mungkin dikarenakan kurangnya
larutan yang kami gunakan bukan kertas yodida melainkan kertas saring.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah larutan baku (standar) adalah larutan
yang telah diketahui secara pasti dan teliti konsentrasinya. Larutan ini dibuat
dengan perhitungan yang pasti dan tepat agar menghasilkan larutan baku
yang baik, contohnya dalam pembuatan larutan ammonium tiosianat 0,1N
yaitu dengan melarutkan ammonium tiosianat P dalam air secukupnya
hingga 1000ml larutan mengandung 7,612 gr NH4CNS. Kemudian
dibakukan dengan 25ml perak nitrat 0,1N yang ditakar seksama dalam labu
erlenmeyer encerkan dengan 50ml air, tambahkan 2ml asam nitrat P. Titrasi
dengan larutan ammonium sulfat Lp, hingga terjadi warna coklat merah.
V.2 Saran
Saran saya dalam praktikum kali ini yaitu, para praktikan menyiapkan alat
dan bahan secara lengkap terlebih dahulu agar praktikum ini berjalan
dengan lancar tanpa ada hambatan.
DAFTAR REFERENSI
PERCOBAAN 2
DISUSUN OLEH:
FARMASI A1
2022
BAB I
PENDAHULUAN
a. Maksud
b. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Basset, 1994) larutan yang dibuat dari zat yang memenuhi
syarat-syarat tertentu disebut larutan baku primr. Syarat agar suatu zat
mnjadi zat baku primer adalah memiliki tingkat kemurniaan yang tinggi,
kring, tidak terpengaruh oleh udara atau lingkungan (zat tersebut stabil),
mudah larut dalam air, mempunyai massa ekuivalen yang tinggi.
Larutan baku skunder adalah larutan baku yang zat terlarut tidak harus
zat yang tingkat kmurniannya tinggi. Larutan baku skunder ini nilai
konsentrasi dapat ditentukan berdasarkan standarisasi dengan cara titrasi
terhadap larutan baku primer. Larutan baku skunder ini tidak stabil sehingga
perlu distandarisasi ulang setiao minggu (Basset, 1994)
Suatu zat asam dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (zat basa) ataupun menerima pasangan
elektron bebas dari suatu zar basa. Berbagai macam zat asam yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu cuka yang mengandung asam
sitrat, dan anggur yang mengandung asam tartat (Keenan dkk, 1980)
Nama sinonim :-
Rumua struktur :-
Berat molekul :-
Penyimpanan :-
Nama sinonim :-
Rumus molekul :C20H14O4
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Pemerian :-
Kelarutan :-
Penyimpanan :-
Rumus molekul :-
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Rumus struktur :-
Nama sinonim :-
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Penyimpanan :-
Nama sinonim :-
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Penyimpanan :-
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Rumus struktur :-
Nama sinonim :-
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Rumus molekul :
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1). Timbangan
4) . Buret
5) . Busen
6) . Corong
7) . Erlemeyer
11). Penjepit
1). Alkohol
2). Metanol
3) . H2SO4
4). NaOH
5) . Hcl
6). Formalin
7) . Asam nitrit
8). FeCl3
12) . Vanili
15). Aquadest
14) . MgSO4
20) . Indikator PP
III.2 Cara kerja
2). Cara kerja kuantitatif 300 mg asam sitrat yang ditimbang seksama
kemudian dilarutkan dalam 100 ml air. Lalu di titrasi dengan
NaOH 0,1 N menggunakan indikator phenoptain hingga larutan
berubah menjadi merah muda
PEMBAHASAN
IV.I Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
No Perlakuan Hasil
IV.2. Pembahasan
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
Almaitzer dan Sunita. 2003. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia
Basset. 1994. Buku Ajar Vogel kimia analisis kuantitatif anorganik. Jakarta:
EGC
Chang R. 2005. Kimia dasar konsep-konsep inti, edisi III. Jakarta : Erlangga
Keenan C.W., Kleinfelter D.C., dan Wood J.H. 1980. Ilmu kimia untuk
universitas, jilid I, edisi VI. Jakarta: Erlangga
Nuryanti S. 2010. Indikator titrasi asam basa dari ekstrak bunga sepatu, skripsi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
(REAKSI REDOKS)
DISUSUN OLEH:
FARMASI A1
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam ilmu kimia, suatu cara untuk menentukan kadar suatu zat
dalam suatu larutan dapat dilakukan dengan cara titrasi. Metode titrasi pada
percobaan volume larutan yang digunakan. Pada dasarnya tidak semua
larutan dapat dicari kadarnya dengan metode titrasi. Sehingga metode titrasi
dibagi lagi dalam beberapa kelompok berdasarkan reaksi dan titran yang
digunakan.
B. Tujuan praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
(setiani,2016).
Berat Molekul :-
Rumus Struktur :
Rumus Struktur : -
Kelarutan :-
Rumus Molekul : -
Rumus Struktur : -
Berat Molekul :-
menusuk kuat
sejuk
Kelarutan :-
Nama Sinonim :-
Rumus struktur :-
Berat molekul :-
Kelarutan :-
Penyimpanan :-
K/P :-
Berat molekul :-
Penyimpanan :-
K/P :-
mereduksi
Rumus Molekul :I
terakorida
Rumus Molekul : KI
T. NATRII HYDROXYDUM
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Sinonim : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Rumus Struktur :-
Berat Molekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keping, kering keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur; putih,
meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbondioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol (95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Zat tambahan
K/P : Antasidum
Nama Sinonim :-
Rumus Struktur :-
Berat Molekul :-
Penyimpanan :-
K/P :-
Rumus Struktur :-
Berat Molekul :-
Penyimpanan :-
K/P :-
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B. Analisis vitamin c
1. Cara kerja kualitatif
a. Reaksi pendahuluan : vitamin c ditambahkan FeCL3,
kemudian dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari
unggu kemudian hilang
b. Reaksi kuprifil positif : vitamin c ditambahkan campuran
larutan (CuSO4 + NaOH 2N ) yang akan terbentuk endapan
kuning coklat, ada hijaunya.
c. Reaksi penegasan
1. Vitamin c ditambahkan NaOH dan luff hingga terbwntuk
endapan Cu2O berwarna merah bata
2. Vitamin c ditambahkan barfoed akan terbentuk endapan
Cu2O merah bata.
3. Vitamin c ditambahkan fehling A dan B akan terbentuk
endapan Cu2O merah bata
d. Reaksi szest gyirgyl : vitamin c ditambahkan air dan NaOH
0,1 N sehingga terjadi asam lemah, kemudian tambahkan 1
tetes larutan FeSO4hingga terbentuk warna ungu.
e. Vitamin c ditambahkan NaCO3akan mengeluarkan
CO2kemudian tambahkan larutan FeSO4hingga terjadi warna
ungu
C. Analisis metampiron
1. Cara kerja kualitatif
a. 3 ml larutan metampiron ditambahkan 1 ml HCL encer,
kemudian ditambahkan lagi 1 ml larutan FeCL3 hingga
terbentuk warna biru yang apabila dibiarkan akan menjadi
warna merah, kemudian warna menghilang.
b. 1 ml larutan metampiron ditambahkan 1 ml larutan
AgNO3hingga terbentuk warna ungu
D. Analisis ion iodida
1. Cara kerja kualitatif
a. Larutan ion iodida yang mengandung I-ditambahkan larutan
argentum nitrat hingga terjadi endapan kuning
b. Larutan ion iodida yang mengandung I- ditambahkan asam
sulfat pekat akan timbul uap ungu, kemudian uap dibuktikan
dengan kedalaman larutan yang ditambahkan kloroform maka
lapisan kloroform tersebut akan berwarnaungu. Kertas saring
yang dibasahi amilum akan menjadi biru jika diletakkan
diatas tabung reaksi tersebut
c. Pada larutan iodida ditambahkan larutan perak nitrat p, akan
terbentuk endapan kuning.
d. Pada larutan iodida ditambahkan larutan kalium iodat p, dan
asam asetat encer p, akan memberikan warna violet
kemerahan.
e. Pada larutan iodida ditambahkan larutan raksa (II) klorida p,
hingga terbentuk endapan merah.
2. Cara kerja kuantitatif
Ambil 5,0 ml larutan iodida dengan pipet tetes tambahkan 17,5
ml asam klorida pekat dan 5 ml kloroform. Kemudian titrasi
dengan larutan kalium yodat 0,05 sampai warna ungu dan
yodium serta kloroform menghilang. Setelah itu tambahkan
bagian akhir dari larutan yodat, teteskan pada labu erlenmeyer
dikocok secara terus menerus sampai lapisan kloroform tak
berwarna lalu diamkan campuran selama 5 menit, dan jika
lapisan kloroform masih berwarna ungu maka boleh dititrasi lagi
dengan larutan yodat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
endapan
merah
6. 5,0 ml + 17,5 ml asam klorida + 5 ml Warna ungu
kloroform lalu dititrasi dengan kalium yodat pada
0,05 N sebanyak 125 ml. kloroform
hilang
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan perubahan titrasi oksidasi
dan reduksi. Titrasi ini adalah salah satu jenis titrasi dimana titrasi
berlangsung antara suatu oksidator pada buret sebagai penetralisasi dan
reduktor pada erlenmeyer begitupun sebaliknya. Adapun oksidasi pada
peningkatan biloks dan reduksi mengalu pada penurunan biloks, ( Amrin,
2015).
V.2 Saran
Saran dari paktikum ini yaitu sebaiknya para praktikan dalam menggunakan
bahan kimia harus lebih berhati – hati agar tidak terjadi kesalahan yang
tidak diinginkan .
DAFTAR REFERENSI
Brady, J,E, 1999. General chemistry Principle and stracture, ath Edition, New
York : Jonh wlley dan sons, inc.
Depkes RI, 1979. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
Ratri. N, 2007. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertai dan Karya Ilmiah
Edisi Pertama. Jakarta .
Tim asisten, 2008. Pengantar dan Panduan dalam Praktikum Kimia Analisis.
Surakarta. UNS.
PERCOBAAN IV
TITRASI ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH:
FARMASI A1
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Kuantitatif
Perlakuan Hasil
Kuantitatif
Perlakuan Hasil
5 ml kbr + 5 ml asam nitrat pekat Kuning pekat menjadi kuning
+ 15 ml perat nitrat 0,1 N lalu pucat.
dititrasi dengan amonium tiosianat
menggunakan indikator besi (III)
amonium sulfat.
Kualitatif
Perlakuan Hasil
Kualitatif
Perlakuan Hasil
V.1 Kesimpulan
V. 2 Saran
Saran saya dalam Praktikum sebaiknya para praktikan lebih cepat dalam
menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
DAFTAR REFERENSI
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Khopkhar. 1990. Konsep dasar kimia analitik Edisi ke IV. Jakarta. UI press.
Sari. 2014. Pengaruh ion tiosulfat terhadap pengukuran kadar klorida metode
argentometri. Journal of chemistry laboratory. 1(2) :83-91.
Tim asisten. 2008. Pengantar dan panduan dalam praktikum kimia analisis.
Surakarta. Universitas muhammadiyah Surakarta.
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH:
FARMASI A1
2022
BAB I
PENDAHULUAN
a. Maksud praktikum
Mampu mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu
menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi pembentukan kompleks
b. Tujuan praktikum
Agar praktikan mampu mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta
mampu menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi pembentukan
kompleks
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Gelas beaker
2. Labu Erlenmeyer
3. Gelas ukur
4. Timbangan digital
5. Buret
6. Corong
7. Kaki tiga
8. Rak tabung
9. Tabung reaksi
10. Kawat kasa
11. Cawan porselin
12. Pipet tetes
13. Batang pengaduk
14. Sendok tanduk
15. Penjepit
16. Aluminium
B. Bahan
1. Natrium hidroksida
2. Ammonium klorida
3. Acidum citricum
4. Ammonia
5. Magnesium sulfat
6. Aquadest
7. Dinatrium edetat
8. Acidum hydrocloridum
9. Tembaga II sulfat
10. ZnO
11. Eriochrom black T
12. Natrium sulfat
A. Analisis MgSO4
Kualitatif
1. Larutan sampel NaOh akan terbentuk endapan putih Mg(OH)2.
2. Larutan sample ditambah NH4Cl Kristal, aduk aduk ditambah
asam sitrat kemudian dipanaskan sampai larut, aduk serta ditambah
dengan NH4OH pekat. Terjadi Kristal berbentuk butiran kemudian
berubah seperti urat daun.
Kuantitatif
Timbang saksama lebih kurang 250 mg sampel, larutkan dalam
100 ml air. Tambahkan sedikit HCL 3N hingga larutan jernih. Atur
hingga pH 7 dengan penambahan NaOH 1N menggunakan kertas
indicator pH, tambahkan 5 ml indicator hitam eriokrom. Titrasi dengan
edetat 0,05 sampai warna biru.
B. Analisis ZnO
Kualitatif
1. Sampel dipanaskan kuat kuat terbentuk warna kuning, jika
diinginkan warna akan hilang.
2. Zat ditambah HCL 2N dinetralkan akan menunjukkan reaksi Zink
positif.
3. Zat dipijarkan : sisa pijar ditambahkan H2SO 4 pekat dan CUSO4
serta reagen Zink akan terbentuk endapan ungu.
4. Pada sampel yang mengandung ditambah natrium sulfide terjadi
endapan putih.
Kuantitatif
350 mg ZnO dilarutkan dengan HCL + natrium hidroksida + 5ml
dapar amoniak. Titrasi dinatrium edetat 0,05 M + indicator hitam
eriokrom.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil pengamatan
a. Tabel analisis Mgso4
Kualitatif
Kuantitatif
Perlakuan Hasil
Kuantitatif
Perlakuan Hasil
IV.2 Pembahasan
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Gadjar, I.G dan Rohman, A.2007. Kimia farmasi analisis, pustaka pelajar.
Yogyakarta..
Kinan, C.1998. Ilmu kimia untuk Universitas edisi 6. The University Tennesa
Knoville. Erlangga, Jakarta.