Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas psikologis anak. Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang terpenting terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang selalu di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada anggota keluarga lainnya. Disamping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula. Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsinya. Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak-anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula. Secara sederhana peran orang tua dapat dijelaskan sebagai kewajiban orang tua kepada anak. Diantaranya adalah orang tua wajib memenuhi hak-hak (kebutuan) anaknya, seperti hak untuk melatih anak menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan, berbicara, berjalan, berdoa, sungguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat dengan perkembangan dirinya sebagai pribadi. Sikap orang tua sangat memengaruhi perkembangan anak. Sikap menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh, sikap sabar atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung memengaruhi reaksi emosional anak. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang masih ada sebagian orangtua yang kurang menyadari pentingnya cara mereka berkomunikasi, bersosialisasi, serta mengapresiasi apa yang dilakukan anak sangat penting bagi kondisi psikis dan jiwa anak. Orangtua mempunyai tanggung jawab besar terhadap masa depan anaknya. Soe’oed (dalam Ihromi 2004: 36) menjelaskan bahwa tanggung jawab orangtua tidak hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan akan materi saja (kebutuhan biologis) tetapi juga tanggung jawab dalam bentuk spiritual (memenuhi kebutuhan rohani seperti kasih sayang dan pendidikan).
DAFPUS Ihromi, T. O. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia