Anda di halaman 1dari 82

Unggul Dalam IPTEK

Kokoh Dalam IMTAQ

LAPORAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN


KESEHATAN ORAL HYGIENE
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH
SDN CIMANGGU 02 KABUPATEN BOGOR

NURAENIDA FEBRIANTI
2018720032

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA 2022

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Nuraenida Febrianti


NPM 2018720032
Tanda Tangan :

Tanggal : 12 Agustus 2022

i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nuraenida Febrianti

NPM 2018720032

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jika

dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, Saya bertanggung jawab sepenuhnya

dan menerima sanksi yang dijatihkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Jakarta, 12 Agustus 2022

Nuraenida Febrianti

i
i

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul laporan hasil penelitian

“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN ORAL HYGIENE


DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA
SEKOLAH DI SDN CIMANGGU 02 KABUPATEN BOGOR”

Menyetujui

Pembimbing

(Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An)

Mengetahui

Ka. Program Studi Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

(Ns. Neneng Kurwiyah, MNS)


i

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Nuraenida Febrianti

NPM : 2018720032

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Kesehatan Oral Hygiene dengan Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SDN Cimanggu 02

Kabupaten Bogor

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program

studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Dewan Penguji

Penguji 1: Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An (….............................)

Penguji 2 : Ibu Miciko Umeda, S.Kp., M.Biomed (….............................)

Penguji 3 : Ns. Awaliah, M.Kep.,Sp.Kep.An (….............................)

Ditetapkan : Jakarta

Tanggal : Agustus 2022


i

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sitivas akademik Universitas Muhammadiyah

Jakarta, Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nuraenida Febrianti

NPM 2018720032

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu

Keperawatan Jenis Karya : Skripsi

Demi membangun ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas

Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-ekslusif Royaltiy-Free Right) atas karya

ilmiah saya yang berjudul:

Hubungan pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

Beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan. Dengan hak bebas royalty nonekslusif ini, Universitas

Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data dasar (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Jakarta

Pada tanggal: 12 Agustus 2022

Yang Menyatakan

(Nuraenida Febrianti)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

serta junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan menuju

kebaikannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang

berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Oral Hygiene dengan Kejadian

Karies Gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor”. Peneliti

menyadari, berhasilnya studi dan hasil penelitian ini tidak terlepas dari berbagai pihak

yang telah memberikan semangat, bimbingan dan do’a kepada peneliti dalam

menghadapi setiap tantangan. Untuk itu, perkenankan peneliti agar dapat mengucapkan

terima kasih yang sangat tulus kepada:

1. Ibu Miciko Umeda, S.Kp., M.Biomed selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta dan selaku penguji I.

2. Ns. Neneng Kurwiyah, MNS selaku Ketua Program Studi Keperawatan Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya dan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada peneliti.

v
v

4. Ns. Awaliah, M. Kep., Sp. Kep. An selaku dosen penguji II yang siap membantu

dan memberi saran atas penlitian ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf akademik Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan informasi untuk

memudahkan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

6. Orang tua saya Bapak Dedih Turiadi dan Ibu Siti Muminah, dan kepada kakak-adik

tersayang Nurul Ainis Syifa, Desi Rahmawati, Devi Muminatullayi dan Muhammad

Rafi yang tiada henti mendoakan, memotivasi, dan memberikan dukungan.

7. Kepala Sekolah serta seluruh Staf Akademik dan siswa/I SDN Cimanggu 02 yang

membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti

dengan segala kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun agar penelitian ini dapat dilanjutkan pada proses penelitian. Harapan

peneliti semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Skripsi, 12 Agustus 2022
Nuraenida Febrianti
Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Oral Hygiene Dengan Kejadian Karies
Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor

ABSTRAK

Pengetahuan adalah domain kognitif faktor salah satu penyebab dasar perubahan perilaku
individu, sehingga tindakan terbentuk sebagai hasil dari perubahan tersebut. Kesehatan gigi dan
mulut seseorang di tentukan oleh pengetahuan bagaimana pentingnya kebersihan rongga mulut.
Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena beberapa masalah mulut
dan gigi dapat terjadi karena kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Dampak jika tidak
melakukan oral hygiene maka akan muncul infeksi akut seperti demam, pembengkakan pada
daerah infeksi, lemas, sakit menelan, kemerahan, tidak dapat membuka mulut dan terjadinya
karies gigi. Karies gigi dapat dialami oleh semua orang dan dapat muncul disuatu permukaan
gigi atau lebi serta dapat meluas ke bagian gigi yang lebih dalam seperti dari enamel ke dentin
atau pulpa. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02
Kabupaten Bogor. Jenis penelitian menggunakan deskriptif kolerasional dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 dengan
teknik pengambilan sampel stratified sampling sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah
119 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi yang disebarkan secara
langsung menggunakan paper based. Hasil yang didapatkan penelitian ini ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak
usia sekolah. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji masalah ini dengan
jangkauan lebih luas seperti menambah variabel dan menambah responden lebih banyak lagi

Kata Kunci: pengetahuan kesehatan oral hygiene, karies gigi, anak usia sekolah
v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


BACHELOR NURSING PROGRAM
FACULTY OF NURSING
SKRIPSI, 12 AUGUST 2022
Nuraenida Febrianti
The Correlation Between Knowledge Level Of Oral Hygiene Health And The
Incidence Dental Caries In School-Aged Children In SDN Cimanggu 02, Bogor
Regency

ABSTRACT

Knowledge is the cognitive domain of factors one of the basic causes of changes in the
behavior of individuals, so actions are formed as a result of such changes. The health of
a person's teeth and mouth is determined by the knowledge of how important the
hygiene of the oral cavity is. Oral hygiene in dental and oral health is very important
because some oral and dental problems can occur due to lack of dental and oral hygiene.
The impact if you do not do oral hygiene, acute infections will appear such as fever,
swelling of the infection area, weakness, swallowing pain, redness, unable to open your
mouth and the occurrence of dental caries. Dental caries can be experienced by everyone
and can appear on a tooth surface or lebi and can extend to deeper parts of the tooth such
as from enamel to dentin or pulp. The purpose of this study is to determine the
relationship between the level of knowledge of oral hygiene health with the incidence of
dental caries in school- age children at SDN Cimanggu 02 Bogor Regency. This type of
research uses a cholerational descriptive with a cross sectional approach. The population
in this study was school-age children of SDN Cimanggu 02 with stratified sampling
techniques so that the sample in this study was 119 respondents. Data collection using
questionnaires and observations that are distributed directly using paper-based. The
results obtained by the study found that there was a significant relationship between
knowledge of oral hygiene health and the incidence of dental caries in school-age
children. Suggestions for subsequent researchers are expected to be able to examine this
issue with a wider range such as adding variables and adding more respondents
Keywords: knowledge of oral hygiene, dental caries, school-age children
.
i

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.................................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR..................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................................................x
DAFTAR SKEMA......................................................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................................xii
DAFTAR SKEMA......................................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................................8
2.1 Oral Hygiene.................................................................................................................................8
2.2 Karies Gigi..................................................................................................................................12
2.3 Anak Usia Sekolah......................................................................................................................18
2.4 Pengetahuan................................................................................................................................20
2.5 Penelitian Terkait........................................................................................................................22
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS...................................................24
3.1 Kerangka Konsep.......................................................................................................................24
3.2 Hipotesis Penelitian....................................................................................................................25
3.3 Definisi Operasional...................................................................................................................26
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN................................................................................................28
4.1 Desain Penelitian........................................................................................................................28
4.2 Populasi dan Sampel...................................................................................................................29
4.3 Tempat Penelitian.......................................................................................................................31
4.4 Waktu Penelitian.........................................................................................................................32
4.5 Etika Penelitian...........................................................................................................................32
4.6 Alat Pengumpulan Data..............................................................................................................33
4.7 Uji Validitas dan Reabilitas........................................................................................................34
4.8 Prosedur Pengumpulan Data.......................................................................................................35
4.9 Pengolahan Data.........................................................................................................................37
4.10 Analisa Data..............................................................................................................................38
BAB VI PEMBAHASAN..........................................................................................................................43
6.1 Keterbatasan Penelitian...............................................................................................................43
6.2 Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................................................43
6.3 Hasil PembahasanAnalisa Bivariat.............................................................................................47
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................50
7.1 Kesimpulan.................................................................................................................................50
7.2 Saran...........................................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................52
x

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional.......................................................................................39


Tabel 4. 1 Analisa Data....................................................................................................50
x

DAFTAR SKEMA

Skema 3. 1 Kerangka Konsep..........................................................................................24


x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin penelitian yang ditujukan ke kepala sekolah


Lampiran 2 : Surat izin penelitian dari sekolah
Lampiran 3 : Lembar persetujuan responden
Lampiran 4 : Kuesioner data demografi
Lampiran 5 : kuesioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Lampiran 6: lembar observasi karies gigi
Lampiran 7 : Bukti foto penelitian
Lampiran 8 : Halaman Konsultasi
BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, baik tujuan

umum maupun tujuan khusus dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang

Usia sekolah merupakan hal penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik

pada anak. Pada usia sekolah anak mulai mengembangkan kebiasaan sehari-harinya

dan cenderung dilakukan sampai dewasa. Kelompok anak usia sekolah dasar yang

berusia 6-12 tahun termasuk kelompok yang banyak mengalami masalah kesehatan

gigi dan mulut, sehingga pada anak usia sekolah membutuhkan kewaspadaan dan

perawatan gigi yang baik dan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut

(Chrismilasari et al., 2019).

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2019) kesehatan gigi dan mulut (oral hygiene)

merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi dan

mulut merupakan bagian kesehatan tubuh yang tidak bisa dipisahkan satu dengan

yang lainnya.

1
Hal ini pun dijelasan sebagaimana mestinya di dalam hadis yang berbunyi “pentingnya

menjaga kebersihan dapat menjadikan seseorang untuk selalu menjaga kebersihan diri

atau mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh Allah SWT”. Firman Allah SWT dalam

surah Al-Baqarah ayat 222:

‫ِه ِري هن‬Kّ ‫ب ٱ ط‬


ِ ‫ٱلت َّٰ و‬ ‫ن ٱ هَلل‬
ْ
K‫ِبي هن ح ل ُمته‬ ‫ِح‬
‫ب و‬
‫ُي‬

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang

mensucikan / membersihkan diri” (Al-Baqarah: 222)

Sebagai umat yang beriman, hendaknya selalu menjaga kebersihan, salah satunya gigi

dan mulut. Anjuran ini menunjukkan bahwa kebersihan gigi termasuk hal yang penting,

ajaran untuk menjaga kebersihan gigi terdapat dalam hadis Nabi saw yang intinya

mengingatkan agar manusia selalu dalam keadaan bersih sebelum melakukan ibadah

wajib (shalat). Rasulullah bersabda: “jika aku tidak memberatkan umatku, maka aku akan

memerintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap kali hendak melakukan shalat”. (HR.

Bukhari Muslim).

Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan

karena dapat menyebabkan terjadinya penyakit rongga mulut salah satunya menimbulkan

karies gigi pada anak. Secara umum anak yang mulai mengalami karies gigi adalah anak-

anak usia sekolah berusia 6-12 tahun, karena kebanyakan pada usia ini anak suka jajan

makanan dan minuman sesuai keinginannya. Hal ini didukung oleh penelitian yang

2
dilakukan oleh Gunawan (2015), menyatakan bahwa yang rentan mengalami karies gigi

diantaranya anak usia sekolah berusia 10-12 tahun karena anak pada usia ini rentan

3
3

terhadap pertumbuhan dan perkembangan masalah gigi dan mulut (karies gigi) karena

memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman sesuai keinginannya baik disekolah

maupun dirumah.

Karies merupakan penyakit mulut dengan morbilitas serta prevalensi yang masih tinggi.

Karies menyerang semua umur, terutama pada anak usia sekolah. Penyakit gigi dapat

mengurangi aktivitas pada anak usia sekolah dan karies ini sering diderita anak-anak

dibandingkan penyakit lainnya. Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan gigi yang

disertai dengan kerusakan jaringan, dari permukaan gigi seperti (pit, fissure, hingga

daerah interproximal) sehingga meluas kearah pulpa dan karies hasil dari interaksi bakteri

pada permukaan gigi, plak dan diet (Markus et al., 2020). Faktor yang menyebabkan

kenapa karies pada anak sering terjadi diantaranya adalah karena konsumsi gula terlalu

banyak, kebersihan mulut yang berhubungan dengan frekuensi dan kebiasaan menggosok

gigi, perilaku dan pengetahuan terhadap perawatan kesehatan gigi (Salsabeela et al.,

2021).

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut penting bagi seseorang agar memahami dengan

baik bagaimana cara pencegahan dan bagaimana cara merawat keshatan gigi dan mulut.

Pengetahuan merupakan faktor yang membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan yang

kurang akan membentuk perilaku dan sikap yang keliru terhadap pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut (Marimbun et al., 2016).

Hal ini didukung oleh hasil penelitian (Afiati, 2017) hasil penelitian menyebutkan bahwa

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut memberikan pengaruh terhadap cara merawat dan
4

mencegah kesehatan gigi dan mulut sehingga terhindar terhadap karies gigi yang

merupakan penyakit yang sering dijumpai pada masalah kesehatan gigi dan mulut pada

anak usia sekolah.

Berdasarkan prevalensi yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Marimbun et.al (2016) menyatakan tingkat pengetahuan anak usia sekolah mengenai

karies gigi masih dalam kategori rendah dengan 58,1%.

The Global Burden of Disease Study (2016), menyatakan bahwa masalah kesehatan gigi

dan mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah

populasi penduduk dunia yaitu sebanyak 3,58 milyar jiwa. Menurut hasil survei

kesehatan gigi nasional yang di selenggarakan pada tahun 2015-2016 oleh Pengurus

Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), PT Unilever Indonesia menunjukkan

bahwa tingkat kesehatan gigi anak Indonesia masih berada pada taraf rendah. Sebanyak

73,9% anak usia 6-12 terkena karies, gigi yang tidak terawat.

Menurut data WHO, karies gigi di Eropa, Amerika, Asia, termasuk Indonesia, memiliki

prevalensi 80-90% anak di bawah usia 18 tahun yaitu 6-12 tahun, yang dipengaruhi oleh

karies gigi. Menurut hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), masalah kesehatan

gigi dan mulut mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2013 yaitu sebanyak 25,9

% menjadi 57,6%. Sebanyak 20 provinsi memiliki prevalensi masalah gigi dan mulut

diatas angka nasional, provinsi yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut

sedikit
5

melebihi angka nasional yaitu Jawa Barat sebesar 58%, sedangkan prevalensi kesehatan

gigi dan mulut di daerah Kabupaten Bogor yaitu sebesar 62,75%.

Berdasarkan studi pendahuluan hasil wawancara yang dilakukan kepada 15 anak usia

sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor di dapatkan hasil 9 dari 15 anak usia

sekolah kurang mengetahui pengetahuan tentang kesehatan oral hygiene dengan kejadian

karies gigi dan 6 anak usia sekolah yang mengetahui tentang pengetahuan kesehatan oral

hygiene dengan kejadian karies gigi.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai tingkat

pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

1.2 Rumusan Masalah

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat

dipisahkan. Karena kesehatan gigi akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara

keseluruhan, masalah kesehatan gigi yang sering dikeluhkan oleh anak usia sekolah

yaitu karies gigi. karies gigi adalah penyakit kronis dengan prevalensi yang tinggi pada

anak usia sekolah 10-12 tahun. Kejadian karies gigi pada anak menjadi masalah yang

perlu adanya peran orang tua, pengetahuan dan perilaku yang baik dalam menggosok

gigi. Pengetahuan yang kurang akan membentuk perilaku dan sikap yang keliru terhadap

pemeliharaan kesehatan oral hygiene dan akan menyebabkan timbulnya karies gigi
6

Maka dari itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan tingkat

pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan

kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1.3.2.1 Diketahui karakteristik anak usia sekolah yang meliputi usia, jenis kelamin di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor

1.3.2.2 Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan Oral Hygiene pada anak usia

sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

1.3.2.3 Diketahui distribusi frekuensi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor

1.3.2.4 Diketahui hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Sekolah dan Pengajar

penelitian ini berkontribusi bagi sekolah dan pengajar meningkatkan mutu promosi

kesehatan di sekolah dengan adanya peningkatan pemahaman mengenai oral hygiene,


7

serta mampu memberikan gambaran kepada murid tentang pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Murid

Penelitian ini berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan khususnya anak usia

sekolah tentang perawatan kesehatan gigi, sebagai upaya untuk mencegah berbagai

penyakit dan masalah dalam kesehatan gigi.

Bagi peneliti

Penelitian ini berkontribusi dalam menambah wawasan dan dapat dijadikan sebagai

bahan rujukan ataupun perbandingan untuk penelitian selanjutnya dengan metode yang

berbeda salah satunya adalah penelitian kualitatif.


BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan mengenai konsep dan teori yang mendukung penelitian ini.

Adapun konsep dan teori dalam bab ini meliputi: oral hygiene, karies gigi, anak usia

sekolah dan teori tentang pengetahuan

2.1 Oral Hygiene

Konsep oral hygiene

Kebersihan gigi dan mulut (oral hygiene) adalah salah satu bentuk kebersihan diri.

Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena beberapa

masalah mulut dan gigi dapat terjadi karena kurangnya kebersihan gigi dan mulut.

Dampak jika tidak melakukan oral hygiene maka akan muncul infeksi akut seperti

demam, pembengkakan pada daerah infeksi, lemas, sakit menelan, kemerahan dan

tidak dapat membuka mulut (Setianingsih & Febi Riandhyanita, 2017). Perawatan

gigi dan mulut semuanya dimulai dengan kebersihan gigi dan mulut pada setiap

individu (Motto et al., 2017). Kondisi kebersihan mulut dan gigi pada anak

umumnya lebih buruk daripada orang dewasa. karena kebiasaan anak-anak yang

sering mengkonsumsi makanan dan minuman penyebab karies (Utami, 2013).

8
Pertumbuhan gigi pada anak usia sekolah

Gigi terdiri dari mahkota gigi (corona), leher gigi (colomn) dan akar gigi (radix).

Mahkota gigi adalah bagian yang muncul diatas gusi dan memiliki tiga lapisan. Lapisan

terluar adalah lapisan email yang merupakan lapisan terkeras. Dibawah lapisan email

adalah tulang gigi atau dentin yang mengandung saraf dan pembuluh darah. Lapisan

terdalam adalah rongga atau pulpa gigi yang merupakan bagian antara korona dan akar.

Leher gigi (colomn) adalah bagian yang berada di dalam gusi. Akar gigi adalah bagian

yang tertanam di tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan

menggunakan semen gigi. semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi

agar tetap melekat pada gusi. Pada rentang usia 6 sampai 12 tahun, gigi susu mulai

tanggal dan diganti dengan gigi permanen. Gigi permanen sudah ada terdapat pada usia

12 tahun, kecuali geraham kedua dan ketiga. Masalah kesehatan yang paling banyak

dialami pada usia ini adalah karies dan ketidakteraturan gigi. pada tingkat

perkembangan ini peran orang tua dan menjaga kebersihan mulut dan nutrisi yang baik

sangat diperlukan untuk menghindari masalah masalah dimasa depan agar tidak terjadi

karies pada gigi permanen (Mutiara & Eddy, 2015).

Penyebab masalah kesehatan oral hygiene

Masalah kesehatan gigi dan mulut, seperti karies dan gigi berlubang merupakan salah

satu masalah kesehatan yang serius pada anak usia sekolah. Masalah ini disebabkan oleh

kurangnya perawatan dalam hal menggosok gigi dengan baik dan benar ((Ndoen, 2021).

Penyebab lain masalah kesehatan gigi dan mulut karena terlalu banyak mengonsumsi

makanan manis, kurang menjaga kesehatan gigi dan mulut dan tidak rutin dalam

9
1

menggosok gigi (Kemenkes, 2019). Banyak mengonsumsi gula seperti coklat dan

permen akan dicerna oleh enzim amilase dari saliva, kemudian dapat berkembang oleh

bakteri rongga mulut dan dapat mengubah pH menjadi asam, sehingga terjadi

demineralisasi gigi. selain makanan manis, masih banyak hal yang dapat

mempengaruhhi kerusakan gigi terutama karies yaitu bentuk makanan, lamanya

paparan, nutrisi yang dikonsumsi, sehingga kebersihan di dalam rongga mulut. Dalam

hal ini, peran dan dukungan orang tua sangat di perlukan. Orang tua perlu

memperhatikan anak-anaknya dalam memilih makanan terutama makanan yang manis

(Ohly et al., 2013).

Akibat masalah kesehatan gigi dan mulut

Efek yang dialami karena masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu sakit kepala

keterbatas fungsi gigi seperti sulit mengunyah, bau nafas, pencernaan terganggu dan

merasakan sakit ketika mengunyah (Ramadhan et al., 2016). Masalah kesehatan gigi dan

mulut terutama karies gigi semakin lama menjadi lebih parah dan hal tersebut dapat

mengganggu pengunyahan dan akan mempengaruhi penampilan diri yang

mengakibatkan terbatasnya interaksi sosial dan komunikasi (Azdzahiy Bebe et al.,

2018).

Cara-cara yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan mulut:

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sedini mungkin

sehingga karies dapat dicegah agar tidak sampai terjadi pada anak-anak (Nugraheni et

al., 2019). Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut antara lain meliputi menyikat

gigi, kumur-kumur dengan larutan fluor, mengatur makanan yang sehat.


1

a. Sikat gigi. pengenalan Teknik menyikat gigi yang tepat, memotivasi untuk menyikat

gigi secara teratur, dan pemilihan pasta gigi yang tepat. Menyikat gigi suatu usaha

yang efektif dan merupakan tindakan sehari-hari yang digunakan untuk

menghilangkan debris dan plak gigi. Cara menyikat gigi yang baik dan benar dapat

membantu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga mencegah terjadinya

penyakit periodontal dan karies gigi (Liana & Arbi, 2019). Pemilihan bulu sikat gigi

yang halus juga penting agar tidak melukai gusi. Lebih tepat sikat gigi diganti

sekurang-kurangnya tiap sebulan sekali. Dengan demikian bulu sikat masih tetap

efektif dalam membersihkan gigi. Pasta gigi berfluoride selayaknya dipilih karena dari

penelitian kandungan fluoride mampu menurunkan angka karies gigi.

b. Kumur-kumur antiseptic (oral rinse). Terdapat berbagai bahan aktif yang sering

digunakan sebagai kumur-kumur yang dijual bebas dan umumnya berasal dari minyak

tumbuh-tumbuhan seperti metal salisilat.

c. Dental floss atau benang gigi. Akhir-akhir ini cara tersebut mulai banyak

diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan sela-sela gigi. Teknik

penggunaanya harus dimengerti dengan tepat, karena jika tidak bukannya mencegah

penyakit periodontal tetapi yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.

d. Mengatur makanan anak. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan tidak terlalu

banyak makan-makanan yang mengandung gula atau kariogenik yang berpotensi

menyebabkan karies. Banyak makan-makanan yang mengandung bahan vitamin dan

mineral yang dapat menguatkan gigi dari serangan bakteri jahat di rongga mulut

seperti buah dan sayuran.


1

Manfaat oral hygiene

Menurut Santosa (2019) ada beberapa manfaat oral hygiene yaitu:

a. Dapat menjaga kontinuitas bibit, lidah, dan mukosa mulut

b. Melembabkan membrane mulut dan bibir

c. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut

d. Mencegah terjadinya bau mulut

e. Dapat meningkatkan nafsu makan

f. Mencegah infeksi/penyakit gigi dan mulut seperti karies gigi

2.2 Karies Gigi

Pengertian karies gigi

Kerusakan gigi terjadi sebagai akibat dari proses demineralisasi gigi oleh asam yang

dihasilkan oleh mikroorganisme dan ditandai dengan terbentuknya struktur kavitas pada

permukaan email, dentin atau sementum. Karies gigi dapat dialami oleh semua orang

dan dapat muncul disuatu permukaan gigi atau lebi serta dapat meluas ke bagian gigi

yang lebih dalam seperti dari enamel ke dentin atau pulpa (Markus, 2020). Penyebab

karies gigi adanya bakteri streptococcusmutans dan lactobali.

Proses pembentukan karies gigi

Berkembangbiaknya bakteri streptococcus di dalam mulut akan mengubah gula dan

karbohidrat yang dimakan menjadi asam. Kemudian bakteri ini membentuk suatu

lapisan lunak dan lengket yang dinamakan sebagai plak yang menempel pada

permukaan gigi dan sela-sela gigi. Proses menghilangnya mineral dari struktur gigi itu

disebut dengan
1

demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral dari struktur gigi dinamakan

remineralisasi (Suratri, 2017). Kerusakan gigi dapat terjadi karena demineralisasi lebih

besar dari proses remineralisasi. Pada awalnya lubang kecil pada permukaan email tidak

terlihat dibentuk oleh plak yang erosi, apabila email berhasil ditembus maka denting

yang lunak dibawahnya akan terkena (Ramadhan, 2010 dalam Suratri, 2017).

Faktor-faktor penyebab karies gigi

2.2.3.1 Mikrorganisme

Mikroorganisme patogen streptococcus mutans dan streptococcus sovereignus adalah

faktor utama yang menyebabkan kerusakan gigi. pada kedua mkroba ini ada di

permukaan gigi dan dapat dengan cepat menghasilkan asam yang dapat menyebabkan

kerusakan gigi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian (putri et, al., 2017) menyatakan

bahwa permasalahan gigi karies didefinisikan penyakit pada jaringan keras dalam gigi

yang disebabkan oleh mikroorganisme, terbentuknya zat asam dan pH turun drastis

sampai dengan berada di pH kritis, sehingga terjadi demineralisasi/penurunan jaringan

keras pada gigi.

2.2.3.2 Faktor jumlah saliva

Saliva atau air liur adalah sistem pertahanan pada mulut yang menghilangkan sisa

makanan atau bakteri dari gigi dan melawan produksi asam dari sisa makanan yang

menumpuk pada gigi. Menurut hasil penelitian (Sutomo, et, al., 2018) menyatakan

bahwa saliva dapat mempengaruhi proses terjadinya karies karena saliva selalu

membasahi gigi geligi sehingga mempengaruhi lingkungan dalam rongga mulut.


1

2.2.3.3 Faktor makanan/minuman

Faktor utama penyebab karies yaitu anak sering mengkonsumsi makanan atau minuman

yang manis. Makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan gula, seperti jus dan

susu formula, dapat mengakibatkan risiko kerusakan gigi pada permukaan gigi. Hasil

penelitian menunjukan bahwa anak yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama

sukrosa akan mengalami kerusakan gigi saat diberi susu botol. Hal ini dikarenakan

cairan pada mulut menumpuk di sekitar permukaan gigi, lalu mengendap dan berubah

menjadi asam yang berbahaya bagi gigi. hal ini didukung oleh hasil penelitian

(Youventri, et, al., 2020). Menyatakan bahwa faktor utama penyabab karies gigi yaitu

sering mengonsumsi makanan dan minuman yang manis. Pada permukaan gigi substrat

akan melekat lama dan akan menimbulkan demineralisasi pada gigi anterior yang

kemudian menyebabkan terbentuknya karies.

2.2.3.4 Faktor pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku. Perilaku yang baik diawali dengan pengetahuan yang baik. Perilaku yang

didasari dengan pengetahuan dapat lebih kekal daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Terjadinya suatu penyakit tidak terlepas dari pengetauan yang kurang

baik tentang kesehatan Notoadmodjo (2007) dalam Alini (2018). Hal ini didukung oleh

hasil penelitian (Dewanti, 2012) menyatakan bahwa pengetahuan yang kurang baik

dapat menyebabkan karies gigi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor penghambat atau

pendorong seperti halnya pengetahuan kurang baik namun tidak terjadi karies gigi, hal

ini
1

dapat disebabkan oleh faktor pendorong seperti peran orang tua yang peduli kesehatan

gigi anaknya dan selalu mengingatkan untuk menggosok gigi sesuai anjuran kesehatan.

2.2.3.5 Faktor perilaku membersihkan gigi

Munculnya plak karena anak tidak mematuhi kebersihan mulut yang merupakan salah

satu risiko yang memicu terjadinya kerusakan gigi. Hal yang dapat menghindari risiko

kerusakan gigi yaitu dengan menyikat gigi dengan baik. Disarankan untuk

menggunakan pasta gigi yang berfluoride untuk anak-anak yang dapat melindungi gigi

dari kerusakan, seperti pasta gigi khusus untuk anak. Hal ini didukung oleh hasil

penelitian (Sinaga et al., 2020) menyatakan bahwa faktor sikap atau perilaku yang

mengabaikan kebersihan mulut dan gigi. selain itu, kerusakan gigi juga dapat terbentuk

akibat dari makanan sisa yang menempel di gigi, sehingga dapat mengakibatkan gigi

menjadi mengapur. Dampak dari hal ini yaitu gigi menjadi berlubang, keropos dan

rapuh.

Tanda dan gejala karies pada anak

Karies gigi pada anak sering terjadi karena berbagai faktor. Tanda dan gejala karies gigi

diantaranya seperti sakit gigi, gigi sensitif, nyeri ringan sampai tajam saat memakan

makanan manis, dingin atau panas, lubang yang terlihat pada gigi dan rasa sakit saat

menggit makanan (Maryani, 2019).


1

Tanda awal karies gigi menurut (Pratiwi, 2007 dalam Lesmana, 2021) yaitu:

a. Munculnya seperti kapur atau spot putih pada permukaan gigi. ini diakibatkan area

demineralisasi akibat asam

b. Warna akan berubah menjadi bewarna cokelat, kemudian membentuk lubang. Jika spot

kecokelatan ini tampak mengkilap, maka proses demineralisasi telah berhenti jika

kebersihan mulut membaik.

c. Jika kerusakan telah mencapai dentin, seseorang tersebut akan mengeluh sakit atau

timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas, dan dingin. Jika seseorang

tesebut mengeluh sakit bukan hanya setelah makan saja, berarti kerusakan gigi tersebut

sudah mencapai pulpa. Kerusakan pulpa akut terjadi jika mengeluh sakit terus menerus

yang pada akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari.

Patofisiologi karies gigi

Patofisiologi karies gigi adalah awalnya asam (H+) terbentuk karena adanya gula

(sukrosa) dan bakteri Streptococcus mutans dalam plak (kokus). Gula (sukrosa) akan

mengalami fermentasi oleh bakteri dalam plak hingga akan terbentuk asam (H +) dan

dextran. Dextran akan melekatkan asam yang terbentuk pada permukaan email gigi.

apabila hanya satu kali makan gula (Sukrosa), maka asam yang terbentuk hanya sedikit,

tetapi konsumsi gula (sukrosa) dilakukan berkali-kali atau sering maka akan terbentuk

asam hingga pH mulut menjadi ±5. Apabila asam yang masuk ke bawah permukaan

email sudah banyak, maka reaksi akan terjadi berulang kali. Jumlah Ca yang lepas

bertambah banyak dan lama kelamaan Ca akan keluar dari email yang disebut proses

dekalsifikasi (Sherlyta, 2017).


1

Pencegahan karies gigi

Menurut Pertiwiningsih Bening Ika (2019) perawatan gigi yang telah mengalami karies

gigi yaitu penambalan. Bila kerusakan gigi sudah terlalu parah, maka harus dilakukan

pencabutan. Oleh karena itu, ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan agar

terhindar dari karies gigi, sebagai berikut.

1. Pencegahan primer

Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Upaya peningkatan kesehatan

1) Menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari pada waktu yang tepat yaitu pada

pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

2) Menggunakan dental floss (benang gigi) sedikitnya satu kali sehari untuk

mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi.

3) Menggunakan pencuci mulut anti plak

4) Mengontrol dan menghindari kebiasaan makan yang buruk seperti makan-makanan

yang mengandung banyak gula, karbohidrat, dan makanan yang mengandung

kariogenik.

5) Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride

6) Rutin kontrol ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan untuk menghambat atau mencegah agar karies tidak

berkembang atau kambuh kembali yaitu dengan penambalan gigi.


1

3. Pencegahan tersier

Apabila keadaan gigi sudah parah dan tidak lagi dapat diperbaiki, maka langkah yang

harus diambil adalah pencabutan. Selain itu, upaya pemulihan atau pengembalian fungsi

dan bentuk sesuai dengan aslinya dapat dilakukan pembuatan gigi tiruan. Karena gigi

tiruan bermanfaat untuk pemulihan system stomatognatik seperti fungsi pengunyahan,

memperbaiki gangguan fungsi bicara, mencegah gangguan pada sendi rahang, dan

mempertahankan kesehatan jaringan sekitar mulut. Oleh karena itu pembuatan gigi

tiruan sangat bermanfaat termasuk untuk anak usia sekolah.

2.3 Anak Usia Sekolah

2.3.1 Definisi anak usia sekolah

Anak usia sekolah di Indonesia lazimnya anak yang berusia 6-12 tahun. pada anak usia

sekolah periode usia pertengahan dimulai dengan masuknya anak kedalam lingkungan

sekolah. Anak sekolah adalah anak yang berusia 7-12 tahun dan berada pada tahap

perkembangan baik secara fisik, kognitif, moral, ataupun sosio-emosional. Pada masing-

masing tahapan perkembangan ini membentuk karakteristik tertentu yang unik.

Keunikan tersebut membuat anak mempunyai keunikan yang berbeda dari anak yang

lainnya (Trianingsih, 2018).

2.3.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak-anak di dalam setiap tahapan perkembangan yang dilaluinya selalu memiliki ciri

khas yang membedakan dengan tahapan yang lain. Oleh karena itu anak usia sekolah

secara umum akan menampakkan ciri khas yang sama sebagai karakteristik tahapan
1

perkembangannya. Anak usia sekolah memiliki karakteristik yang sangat kompleks dan

menyangkut berbagai aspek perkembangan anak (Rima, 2018).

Beberapa karakteristik anak usia sekolah yaitu:

a. Perkembangan Fisik dan Motorik

Perkembangan fisik dan motorik adalah sesuatu yang tidak terpisahkan, fisik seseorang

akan mempengaruhi gerak motoriknya. Perkembangan fisik merupakan suatu proses

tumbuh kembang serta pematangan seluruh organ tubuh manusia sejak lahir hingga

dewasa. Pada orang yang sehat secara fisik akan dapat melakukan aktivitas dengan baik

sehingga perkembangan motoriknya berjalan dengan baik. Perkembangan motorik

merupakan proses perkembangan kemampuan gerak seseorang baik itu motorik kasar

ataupun halus. Motorik kasar adalah gerakan yang menggunakan hampir seluruh otot

besar anggota tubuh sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot

kecil serta koordinasi mata dan tangan. Berdasarkan kemampuan motorik yang dimiliki,

maka anak usia sekolah sudah mampu melakukan perawatan gigi dengan baik seperti

menggosok atau menyikat gigi dengan baik, sebagai upaya untuk menjaga kesehatan

gigi dan mulut.

b. Perkembangan Kognitif

Teori perkembangan kognitif yang ditemukan oleh Piaget dalam jurnal intelektualitas

tahun (2015) menyatakan bahwa ketika anak memasuki sekolah, anak mulai

memperoleh kemampuan untuk menghubungkan rangkaian peristiwa dengan perbuatan

yang dapat diungkapkan baik secara verbal maupun simbolis. Anak usia sekolah dapat

mengembangkan keterampilan klasifikasi mengelompokkan dan mengurutkan objek

menurut atribut yang mereka miliki, menempatkan sesuatu dalam urutan yang masuk

akal
2

dan logis. Anak usia sekolah pada umumnya berada pada tahap operasional konkret

untuk anak dari usia 7 sampai 11 tahun. Tahap operasional konkret merupakan tahap

ketiga dari tahap perkembangan kognitif. Pada tahap ini Anak usia sekolah sudah

mampu diberikan pemahaman, menganalisis pengetahuan melalui informasi yang

diberikan, sehingga anak usia sekolah sudah mampu memahami dan dapat melakukan

perawatan gigi, menjaga kesehatan gigi dan mulut berdasarkan pengetahuan yang

dimilikinya (Hockenberry Marilyn, 2013).

2.4 Pengetahuan

2.4.1 Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah domain kognitif faktor salah satu penyebab dasar perubahan

perilaku individu, sehingga tindakan terbentuk sebagai hasil dari perubahan tersebut.

Kesehatan gigi dan mulut seseorang di tentukan oleh pengetahuan bagaimana

pentingnya kebersihan rongga mulut. tetapi, pengetahuan tidak cukup jika tidak di sertai

dengan tindakan yang mendukung. (Aulia et al., 2021). Pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut salah satu usaha untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi dan

mulut melalui pendekatan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan mengenai

kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk dapat terbentuknya tindakan kebersihan

gigi dan mulut (Nisa, 2021). Penyebab perilaku anak yang tidak bisa menjaga

kebersihan gigi dan mulut adalah kurangnya pengetahuan anak mengenai pentingnya

menjaga kebersihan gigi dan mulut jika di abaikan akan menimbulkan masalah

kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak dialami anak usia sekolah (Aulia et al.,

2021).
2

2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang,

maka akan semakin mudah seseorang tersebut menerima sebuah inforasi. Peningkatan

pengetahuan tidak harus diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh

juga melalui Pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek akan diketahui maka akan

menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. Pendidikan tinggi seseorang

didapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak

informasi maka semakin banyak pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

b. Media massa/sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari Pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengetahuan jangka pendek (immediate impact), sehingga dapat

menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga dapat menentukan

ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.


2

d. Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar individu lingkungan fisik, biologis,

maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap pengetahuan ke dalam individu yang

berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut dikarenakan adanya interaksi timbal balik

yang akan di respon sebagai pengetahuan.

e. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.

Pengalaman ini merupakan suatu cara yang dapat memperoleh kebenaran suatu

pengetahuan.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Karena ketika

bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap

seseorang sehingga pengetahuan yang didapat semakin banyak.

2.5 Penelitian Terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fayoga (2013) tentang “Faktor-faktor

yang berhubungan dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru

01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013” didapatkan

variabel pengetahuan tentang karies gigi diperoleh hasil uji statistik p value 0,31 (α <

0,05), secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

tentang karies gigi dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Jatibaru

01 Kelurahan Jatibaru Kecamatan Cikarang Timur Bekasi Tahun 2013. Hasil analisis

diperoleh nilai odds ratio (OR) sebesar 4,36 artinya responden yang memiliki
2

pengetahuan baik tentang karies gigi berpeluang 4,636 kali untuk mencegah terjadinya

karies gigi pada anak usia sekolah dibandingkan dengan responden yang memiliki

pengetahuan kurang baik.

Hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan oral hygiene dengan kejadian karies

gigi di SDN 01 Ketanggan Batang oleh pagunanto et al (2014) menunjukan terdapat

hubungan signifikan antara pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies

gigi di SDN 01 Ketanggan Batang dengan p value=0.000. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Pagunanto mengenai hubungan pengetahuan oral hygiene dengan karies gigi

menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dengan kejadian karies gigi dengan p

value= 0,000.
BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS

Bab ini menguraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi

operasional masing-masing variabel yang ada dalam penelitian.

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan variabel independent

(variabel bebas) dan dependent (variabel terikat) dalam penelitian yang dilakukan

oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent yaitu tingkat

pengetahuan kesehatan oral hygiene. Sedangkan variabel dependent merupakan

variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent (Hidayat, 2017). Variabel

dependent pada penelitian ini yaitu, kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di

SDN 02 Cimanggu Kabupaten Bogor.

Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

2
Skema 3.1 konsep Penelitian

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian,

menurut La Biondo-Wood dan Haber (2002) dalam Nursalam (2015) adalah suatu

pernyataan asumsi tentang hubungan antar variabel satu dan yang lainnya yang

diharapkan dapat menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.

Pada umumnya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidaknya hubungan

antara dua variabel, yakni variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable). Variabel bebas merupakan variabel penyebab atau variabel

pengaruh, sedangkan variabel terikat merupakan variabel akibat akan variabel

terpengaruh. Jadi, hipotesis itu merupakan suatu kesimpulan sementara atau jawaban

sementara dari suatu penelitian (Hidayat, 2017).

Penulisan hipotesis sangat penting bagi suatu penelitian, karena dengan hipotesis ini

maka penelitian terarahkan, dapat mengbimbing dalam pengumpulan data, dapat

memberikan

2
2

batasan atau memperkecil jangkauan penelitian, dapat memfokuskan perhatian dalam

rangka pengumpulan data, dapat sebagai panduan dalam pengujian antara dua variabel

atau lebih dan dapat membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variabel yang

diteliti. Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini:

Ha: ada hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat,

2017). Berikut definisi operasional pada penelitian ini:


2

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat ukur dan Hasil Ukur Skala
Operasional Cara Pengukuran Ukur

Data demografi
1 Usia Rentang umur Alat ukur: kuisioner
anak terhitung …….. tahun Rasio
sejak lahir sampai Cara ukur:
dengan ulang memberikan
tahun terakhir pertanya pada
kuisioner
3 Jenis Perbedaan Alat ukur: 1) Laki-laki Nominal
Kelamin karakteristik anak Kuisioner 2) Perempuan
berdasarkan Cara ukur:
seks/gender yang memberikan pilihan
didapat sejak dalam kuisioner
lahir (laki-laki
atau perempuan.
Independent
4 Tingkat Pemahaman dan Alat ukur: kuisioner Skor tingkat Ordinal
Pengetahuan kemampuan anak Cara ukur: mengisi pengetahuan
oral hygiene tentang cara kuisioner dengan kesehatan oral
menjaga skala guttman dan hygiene
kesehatan gigi memberikan tanda 1. kurang baik jika
dan mulut check list pada kolom responden
yang tersedia dengan mendapatkan skor
jawaban yang sesuai 1-18
2. baik jika
responden
mendapatkan skor
19-36
Dependent
5 Kejadian Masalah yang Alat ukur: lembar 1= tidak ada Ordinal
karies gigi terjadi pada gigi observasi karies gigi, jika
dengan cara ukur: Observasi tidak terdapat
karakteristik, rongga mulut dan salah satu dari 3
seperti: gigi kondisi gigi karakteristik
berlubang, gigi 2=karies gigi, jika
bewarna terdapat salah satu
hitam/kecoklatan dari karakteristik
dan adanya
karang gigi
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai desain penelitian, populasi dan

sampel, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data,

prosedur pengumpulan data, pengolahan data dan analisa data.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan suatu penelitian yang digunakan sebagai

petunjuk dalam perancangan serta pelaksanaan penelitan untuk menjawab suatu

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2017).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif

kolerasional dengan menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan

cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan

kuesioner dan melakukan observasi kepada responden yang sesuai dengan

penelitian kemudian data tersebut diolah dan dianalisa. Hasil pengukuran

dianalisis dan ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir sebuah penelitian (Nursalam,

2017).

2
4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri pada obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan peneliti untuk ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-

VI di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan dengan jumlah sebanyak 170 orang. Populasi yang digunakan pada penelitian

ini yaitu siswa kelas IV-VI dikarenakan siswa tersebut kooperatif dalam mengikuti

penelitian, memiliki kemampuan membaca dan pemahaman yang baik.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang telah dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini belum diketahui, sehingga peneliti akan

menentukan jumlah sampel yang akan diteliti (Sugiyono, 2017).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability

sampling dengan metode stratified sampling. Prinsip probability sampling setiap subjek

atau populasi mempunyai kesempatan dipilih atau tidak terpilih sebagai sampel

(Nursalam, 2017).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/I kelas IV-VI di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan pada

perhitungan dengan menggunakan rumus slovin adalah:

2
3

n= 1+𝑁𝑁(𝑑)2

Keterangan:

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat signifikasi (p)= 0,05

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑)2

170
𝑛=
1 + 170 (0,05)2

170
𝑛=
1 + 0,425

n =119

Berdasarkan hasil perhitungan sampel minimum diatas diperoleh hasil sampel 119

responden.

Jumlah anggota sampel bertingkat (berstrata) dilakukan dengan pengambilan sampel

secara stratified sampling dan alokasi sampel secara proposional, maka sampel yang

diambil dari masing-masing kelas dengan menggunakan rumus:

ni
𝑛𝑖 = .𝑛
N
ni = jumlah anggota sampel menurut startum

n = jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut startum


3

Kelas IVa = 28
. 119 = 19,6 dibulatkan 20
170

Kelas IVb = 28
. 119 = 19,6 dibulatkan 20
170

30
Kelas Va = . 119 = 20,9 dibulatkan 21
170

30
Kelas Vb =
170 . 119 = 20,9 dibulatkan 21

Kelas VIa = 28
170 . 119 = 19,6 dibulatkan 20

Kelas VIb = 28
170 . 119 = 18,2 dibulatkan 18

Dalam pengambilan sampel peneliti juga memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi yaitu:

1. Kriteria Inklusi:

1) Anak usia sekolah kelas IV-VI yang bersedia menjadi responden

2) Memahami Bahasa Indonesia dan dapat membaca serta menulis

3) Siswa/I yang kooperatif

2. Kriteria eksklusi

1) Anak dalam kondisi kurang sehat jasmani (sakit) dan rohani

2) Mengundurkan diri saat penelitian

4.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Cimanggu Kabupaten Bogor, alasan peneliti

memilih tempat tersebut karena ditempat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang

hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada

anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor dan alasan peneliti

mengambil tempat
3

ini karena berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan banyak siswa yang

kurang mengetahui kesehatan oral hygiene.

4.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Juli 2022, yang diawali dengan pembuatan

proposal dan pengumpulan data awal hingga pengumpulan data penelitian.

4.5 Etika Penelitian

Etika penelitian yaitu pedoman yang berlaku untuk semua kegiatan penelitian yang

melibatkan pihak peneliti, subjek yang diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh

dampak dari hasil penelitian. Tujuan dari etika penelitian ini untuk dapat memperhatikan

dan mengutamakan hak-hak responden (Notoadmodjo, 2018). Peneliti memperhatikan

prinsip-prinsip etika dalam penelitian, yang meliputi:

1. Persetujuan (Informed Consent)

Informed consent atau lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Jika responden bersedia diteliti maka responden harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut.


3

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan (Respect for privacy and confidentialy)

Setiap individu memiliki hak kebebasan privasi dan juga kerahasiaan dalam

memberikan informasi. Oleh karena itu peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas dan kerahasiaan responden. Peneliti bisa menggantinya dengan

menggunakan inisial sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (Respect for justice and inclusiveness)

Seorang peneliti harus memiliki prinsip keterbukaan dan adil. Prinsip keadilan ini

menjamin responden mendapatkan perlakuan dan keuntungan yang sama. tanpa

membedakan ras, etnis, gender, agama, dan sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(Balancing harms and benefits)

Dalam melakukan sebuah penelitian sebisa mungkin mendapatkan manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat terutama responden dan meminimalisir kerugian bagi

responden dan masyarakat.

4.6 Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data penelitian (Nursalam, 2017). Alat yang di pergunakan dalam

pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner karakteristik responden meliputi data

demografi usia dan jenis kelamin. Kuesioner tingkat pengetahuan tentang kesehatan

gigi, kuesioner ini berisi tentang pengetahuan kesehatan gigi yang dibuat oleh Ahmad

pada tahun 2021. Kuesioner ini terdiri dari 18 pertanyaan pilihan benar atau salah yang

berkaitan dengan membersihkan gigi dan membersihkan mulut. Rentan nilai dalam

kuesioner ini adalah


3

nilai 2 untuk jawaban benar dan nilai 1 untuk jawaban salah. Sehingga, interprestasi

nilai dalam kuesioner ini yaitu skor 1-18= buruk dan skor 19-36 = baik. Sedangkan

untuk mengetahui kejadian karies gigi menggunakan lembar observasi yang mengenai

tanda sebagai berikut: gigi berlubang, gigi bewarna hitam/kecoklatan dan adanya karang

gigi.

4.7 Uji Validitas dan Reabilitas

4.7.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan

instrument dalam pengumpulan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang harus

diukur (Nursalam, 2017). Untuk menguji validitas instrument, peneliti melalukan analisa

dengan menggunakan komputer perangkat lunak untuk analisa data. nilai r hitung: 1)

jika r hitung > r tabel berarti valid. 2) jika r hitung < r tabel berarti tidak valid, atau bisa

juga membandingkan dengan nilai signifikansi < 0,05 maka artinya ada korelasi dengan

variabel yang dihubungkan. Uji validitas yang telah dilakukan oleh Ahmad pada tahun

2021 pada kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang terdiri dari 18

pertanyaan di Kelurahan Gunung Bahagia Kota Balikpapan, kuesioner ini sudah

dilakukan uji validitas dan hasinya dinyatakan valid dengan nilai r hitung > tabel yaitu

bernilai 0,96.

4.7.2 Uji Reabilitas

Sebuah ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2016).

mengukur uji reabilitas pada umumnya mempunyai dua cara yaitu:


3

1. Reapeted measure atau ukur ulang, pertanyaan ditanyakan pada responden berulang kali

pada waktu yang berbeda setelah itu dilihat apakah pertanyaan tetap konsisten dengan

jawaban.

2. One shot disebut juga pengukuran sekali saja, kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain

Untuk mengetahui reabilitas dilakukan dengan cara melakukan uji Crombach Alpha.

Jika nilai Crombach Alpha>0,6: artinya variabel reliabel. Kuesioner pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut merupakan kuesioner baku yang digunakan untuk mengukur

skala pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut yang dibuat oleh Ahmad pada

tahun 2021. Kuesioner ini sudah dilakukan uji reabilitas dan hasilnya dinyatakan reliabel

dengan crombach alpha >0,6 yaitu bernilai 0,78.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek

penelitian dan proses pengumpulan karakteristik yang di perlukan peneliti dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2017). Peneliti melakukan prosedur untuk pengumpulan data

dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke bagian akademis Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta guna meminta izin penelitian

yang ditujukan kepada Kepala Sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.


3

b. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta kepada Kepala Sekolah SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari

penelitian yang dilakukan serta proses selama pelaksanaan penelitian.

b. Kepala sekolah menunjuk wali kelas IV-VI yang akan membantu peneliti dalam

pengambilan data selama penelitian berlangsung

c. Peneliti melakukan pendataan sampel.

d. Peneliti memperkenalkan diri kepada responden serta menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian yang dilakukan.

e. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Setelah mendapatkan

penjelasan dari peneliti, responden diberikan kesempatan untuk memberikan

persetujuan atau menolak dalam berpartisipasi dalam penelitian.

f. Setelah responden menyutui kemudian diminta untuk menandatangani surat

persetujuan yang telah disiapkan oleh peneliti.

g. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner.

h. Responden diharapkan menjawab semua daftar pertanyaan dan setelah diisi diserahkan

kembali kepada peneliti.

i. Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh responden.

j. Melakukan observasi dengan melihat keadaan gigi anak yang mempunyai tanda

sebagai berikut: gigi berlubang, gigi bewarna hitam/kecoklatan dan adanya karang

gigi.
3

3. Tahap Terminasi

a. Setelah semua kuesioner terkumpul, peneliti memberikan reward kepada responden

yang telah ikut serta dalam penelitian.

b. Kemudian peneliti mengakhiri kontrak waktu kepada responden dan mengucapkan

terimakasih.

4.9 Pengolahan Data

Menurut Notoadmodjo (2018) adalah rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan

sesudah pengumpulan data. Ada empat tahap pengolahan data yaitu:

1. Editing

Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan dari isian formulir atau kuisioner.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan untuk mempermudah peneliti dalam penginputan.

3. Memasukan data (data entry)

Data yaitu jawaban dari responden yang sudah diubah menjadi kode angka lalu

dimasukan kedala program atau software computer dan dianalisis. Program yang paling

banyak digunakan untuk entry data yaitu program SPSS for windows.

4. Cleansing

Jika semua data telah selesai dimasukan diperlukan pengecekan kembali data yang

sudah dimasukan untuk memastikan tidak ada kesalahan.


3

4.10 Analisa Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya akan dianalisa dan diolah dengan uji statistik,

uji statistik yang akan digunakan adalah analisis univariat deskriptif dan analisis

bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Bentuk dari data analisis ini tergantung dari jenis datanya. Untuk data numeric biasanya

menggunakan mean, median dan standar deviasi. Dalam Analisa ini biasanya hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Variabel analisa

univariat dalam penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin (Notoadmodjo, 2018).

Variabel Analisa Data


Usia Mean, Median, SD, Minimal dan Maksimal

Jenis Kelamin Distribusi frekuensi dan persentase

2. Analisa Bivariat

Suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara variabel

yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor.

Untuk menguji hipotesa dilakukan analisis statistik menggunakan uji Chi-square test,

pada tingkat kemaknaan 95% dengan (p value<0.05). melalui uji Chi-square selanjutnya

ditarik kesimpulan apabila nilai P lebih kecil dari nilai α (0,05), maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang menunjukan ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan

kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor. (Notoadmodjo, 2018).


3

Rumus Uji Chi Square:

Keterangan:

X2 = Nilai uji chi-square

O = Nilai observasi (nilai yang diamati)

E = Nilai ekspektasi (nilai yang diharapkan)

Penelitian ini variabel pengetahuan kesehatan oral hygiene yang berhubungan dengan

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor

menggunakan continuity correction dikarenakan pada tabel terdapat dua baris yaitu

pengetahuan oral hygiene benar dan salah dengan 2 kolom yaitu kejadian karies gigi ada

dan tidak ada.


BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral

hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2022. Kegiatan penelitian ini diawali dengan

pengumpulan data yang dilakukan di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor dengan

jumlah responden penelitian sebanyak 119 siswa/i.

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan distribusi frekuensi hubungan dari tingkat

pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah

yang diukur dengan pengambilan data. Alat ukur yang digunakan adalah lembar

kuesioner dan lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan analisa univariat

dan bivariat.

5.1 Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini menggambarkan distribusi responden

menurut karakteristik responden usia dan jenis kelamin, variabel independent

(hubungan pengetahuan oral hygiene) dan variabel dependent (kejadian karies gigi).

secara rinci analisa univariat adalah sebagai berikut:

4
Tabel 5.1
Karakteristik usia anak sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor Tahun 2022 (n=119)

Variabel Mean Standar Minimal- 95% CI


Deviasi Maksimal
Usia Anak 11.03 0.807 10-12 10.88-11.17

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa rata-rata usia anak adalah 11.03 tahun (95%

CI: 10.88 – 11.17) dengan standar deviasi 0.807 tahun. Usia termuda 10 tahun dan usia

tertua 12 tahun.

Tabel 5.2
Distribusi frekuensi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor Tahun
2022 (n=119)

No. Variabel Kategori Frekuensi Presentase(%)


1 Jenis Kelamin Laki-Laki 53 44.5
Perempuan 66 55.5
2 Tingkat Pengetahuan Baik 50 42.0
Pengetahuan Pengetahuan Kurang 69 58.0
Baik
3 Kejadian Tidak Ada Karies Gigi 52 43.7
Karies gigi Ada karies Gigi 67 56.3

Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan mayoritas perempuan yaitu sebanyak 66

(55.5%) responden. Pengetahuan menunjukkan sebagian besar responden memiliki

pengetahuan kurang baik yaitu sejumlah 69 orang (58.0%), dan untuk kejadian karies

gigi sebanyak 67 orang (56.3%) yang ada karies gigi.

5.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel

independent dan variabel dependent. Pada penelitian ini variabel independent yaitu

hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dan variabel dependent yaitu

4
42

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor. Uji

statistic ini menggunakan uji chi-square dengan derajat kepercayan 95% (α 0,05). Berikut

data hasil analisa bivariat dalam penelitian ini adalah:

Tabel 5.3
Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada
anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor Tahun 2022 (n=119)

Pengetahuan Tidak Ada Ada Karies Total OR P Value


Oral hygiene Karies Gigi Gigi CI (95%)
N % N % N %
Pengetahuan 31 62.0% 19 38.0% 50 100.0% 3.729 0.001
Baik (1.731-

8.034)
Pengetahuan 21 30.4% 48 69.6% 69 100.0%
Kurang Baik
Total 52 43.7% 67 56.3% 119 100.0%

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh hasil dari data analisis hubungan tingkat pengetahuan

kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor, di dapatkan anak usia sekolah yang memiliki

pengetahuan kurang baik dengan adanya karies gigi pada anak usia sekolah sejumlah 48

orang (69.6%). Hasil uji statistic di peroleh p value= 0.001 (a<0.05) maka dapat

disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan oral

hygiene dengan kejadian karies gigi dengan nilai OR= 3.729. artinya responden yang

memiliki pengetahuan kesehatan oral hygiene yang kurang baik memiliki risiko 3.729

kali lebih besar untuk kejadian karies gigi pada anak usia sekolah.
BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan bab sebelumnya, maka pada bab ini

membahas tentang keterbatasan penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

6.1 Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian serta laporan hasil pada penelitian ini tidak luput

dari segala kekurangan. Peneliti menyadari terdapat beberapa keterbatasan dalam

pelaksanaan penelitian. Keterbatasan penelitian ini hanya mengambil responden

anak usia sekolah kelas IV-VI.

6.2 Pembahasan Hasil Penelitian

6.2.1 Analisa Univariat

6.2.1.1 Distribusi responden menurut usia

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 119 responden pada anak usia sekolah di

SDN Cimanggu 02 kabupaten Bogor, didapatkan bahwa sebagian besar

responden berada di usia 11,03 tahun dengan usia termuda 10 tahun dan usia

tertua 12 tahun. Menurut CDC (2014) dalam Gayatri (2016) karies gigi

merupakan penyakit kronis dengan prevalensi yang cukup tinggi pada anak usia

sekolah dasar 6-11 tahun.

4
Usia sekolah adalah usia rentang antara 6 sampai 12 tahun, pada usia 4 sampai 8 tahun

adalah usia yang paling rentang menderita karies gigi. Anak-anak sangat rentan

terkena masalah pada gigi, karena dimasa ini anak belum bisa sepenuhnya mengerti

akan pentingnya perawatan gigi Wong (2008) dalam Frayoga (2013). Hal ini tidak

sesuai dengan hasil penelitian karena penelitian ini hanya mengambil responden kelas

IV sampai VI yang berusia 10 sampai 12 tahun sehingga untuk usia 4 sampai 8 tahun

tidak teridentifakasi.

6.2.1.2 Distribusi berdasarkan jenis kelamin

Hasil penelitian terhadap 119 responden pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02

Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa jenis kelamin anak terbanyak yaitu perempuan

sebanyak 66 (55,5%). Jenis kelamin diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara

perempuan dan laki-laki ditinjau dari segi nilai dan tingkah perilaku.

Sesuai dengan pernyataan Kusuma & Angga (2020) jenis kelamin laki-laki maupun

perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk menderita karies gigi, namun

anak perempuan memiliki risiko terkena karies gigi lebih tinggi dibandingan dengan

anak laki-laki. Hal ini dikarenakan gigi anak perempuan lebih lama mengalami erupsi

dibandingkan laki-laki, selain itu anak perempuan lebih suka makanan yang manis

sehingga menyebabkan anak perempuan lebih banyak mengalami karies. Beberapa

penyebab lain yang mepengaruhi seperti faktor host (gigi), usia, unsur saliva dan plak.

4
4

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Listrianah, R.A Zainur, Levi Saputri

(2018) yang menyatakan bahwa karies gigi lebih banyak dialami perempuan yaitu 100

responden sedangkan laki-laki 85 responden.

Menurut analisis peneliti bahwa mayoritas berjenis kelamin perempuan lebih banyak

makan-makanan manis dibandingkan dengan laki-laki sehingga anak perempuan lebih

rentan atau lebih banyak terkena karies gigi.

6.2.1.3 Distribusi berdasarkan pengetahuan kesehatan oral hygiene anak

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 119 responden pada anak usia sekolah di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor, didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki

pengetahuan kurang baik yaitu sejumlah 69 orang (58.0%).

Tingkat pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi perilaku kesehatan dalam

meningkatkan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut. Sebaliknya pengetahuan

yang kurang mengenai pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat

menyebabkan timbulnya sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut (Citra, 2018).

Oleh karena itu, ketika pengetahuan anak meningkat maka anak dapat semakin

memahami, mengerti dan melakukan tindakan berdasarkan pengetahuannya. (Abadi,

Muh.Yusri, Dian Saputra Marzuki, Suci Rahmadani, Muhammad Al Fajrin, Arvina

Pebrianti, Rima Eka Juliarti, 2019). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hardika

(2018) bahwa anak usia sekolah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang

kurang tentang makanan yang akan menyebabkan timbulnya karies gigi dan

terbukti masih
4

banyaknya anak yang senang mengkonsumsi makanan yang manis yang terdapat pada

penjual jajanan disekitar sekolah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sorolawe

(2021) bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan

karies gigi.

Menurut analisis peneliti didapatkan bahwa anak usia sekolah yang memiliki

pengetahuan oral hygiene kurang baik dapat mengakibatkan timbulnya karies gigi, hal

ini disebabkan karena minimnya kesadaran dan pengetahuan oral hygiene anak usia

sekolah mengenai makanan yang sehat.

6.2.1.4 distribusi berdasarkan kejadian karies gigi

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 119 responden pada anak usia sekolah di SDN

Cimanggu 02 Kabupaten Bogor, diketahui bahwa mayoritas responden yang ada karies

gigi sebanyak 67 orang (56.3%) yang ada karies gigi.

Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu proses patologis dari kerusakan

jarinngan yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme. Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain makanan manis, kebiasaan menggosok

gigi yang tidak baik, genetik, usia dan faktor lingkungan. Hal tersebut dilandasi oleh

kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan oral hygiene.

Masalah kesehatan oral hygiene pada anak usia sekolah masih belum dapat teratasi, hal

ini dapat diketahui melalui prevalensi atau angka kejadian karies yang masih tinggi.
4

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rahmayanti & Purnakarya, 2013)

diketahui bahwa 49 orang (70%) mempunyai gigi karies, 21orang (30%) mempunyai

gigi yang tidak karies.

Menurut analisis peneliti didapatkan bahwa anak usia sekolah dalam mengkonsumsi

makanan atau minuman manis yang tidak di iringi dengan perilaku membersihkan gigi

yang menyebabkan karies gigi

6.3 Hasil PembahasanAnalisa Bivariat

6.3.1 Hubungan pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada

anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor

Dari hasil analisis hubungan pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies

gigi pada anak usia sekolah yang memiliki pengetahuan kurang baik dengan adanya

karies gigi pada anak usia sekolah sejumlah 48 orang (69.6%) dengan p value 0.001

(<0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan kesehatan oral hygiene

dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten

Bogor. selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR= 3.729. artinya responden

dengan pengetahuan kurang baik memiliki risiko 3.729 atau 3.7 kali lebih besar untuk

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah.

Sesuai pernyataan (Pagunanto, 2014) pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya tingkat Pendidikan, informasi, pengalaman, budaya dan sosial

ekonomi. Dengan pengetahuan yang baik akan mendorong siswa untuk berperilaku
4

memperhatikan kesehatannya. Pengetahuan sangat penting untuk menimbang baik dan

tidaknya informasi yang diperoleh. Maka semakin baik informasi yang di peroleh

semakin baik pula pengetahuan tentang karies. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

(Hidayati Sri, Sri Rahayu, Ida Chairanna, 2020) bahwa kurangnya kesadaran atau

pengetahuan dalam pemeliharaan kesehatan oral hygiene yang disebabkan karena anak

mempunyai kegemaran dalam mengkonsumsi makanan manis serta kebiasaan

menggosok gigi yang belum benar.

Salah satu bentuk untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tetap sehat adalah

dengan melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya dengan

menggosok gigi. Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor

cukup penting untuk pemeliharaan gigi dan mulut. Waktu yang optimal untuk

membersihkan gigi dilakukan setelah makan di pagi hari dan sebelum tidur. Menyikat

gigi setelah makan di pagi hari bertujun untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang

menempel setelah makan dan sebelum tidur (Setiari & Sulistyowati, 2018).

Menurut analisis peneliti didapatkan bahwa pengetahuan seseorang adalah bagian dari

perilaku seseorang, Ketika seseorang melakukan tindakan biasanya disebabkan karena

pengetahuan. Semakin pengetahuan siswa tidak baik tentang oral hygiene maka semakin

tinggi resiko anak mengalami kejadian karies gigi. Oleh karena itu, para orang tua dan

guru sangat berperan penting untuk memperhatikan dan mengajarkan kesehatan oral

hygiene kepada anak didiknya.


4

Dari hasil penelitian dan sumber yang diperoleh, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene

dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten

Bogor.
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian karies gigi pada

anak usia sekolah di SDN Cimanggu Kabupaten Bogor.

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terkait hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral

hygiene dengan kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu

Kabupaten Bogor. Bogor. Maka dapat disimpulkan bawa:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 119 anak usia sekolah didapatkan bahwa

rata-rata usia sekolah yaitu 11.08 tahun, usia termuda 10 tahun dan usia tertua yaitu

12 tahun. Sedangkan jenis kelamin anak usia sekolah yang dilakukan kepada 119

anak mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 66 (55,5%).

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 119 anak usia sekolah

didapatkan bahwa sebagian besar responden memilki pengetahuan yang kurang baik

tentang oral hygine yaitu 69(58.0%).

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 119 anak usia sekolah

didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki karies gigi yaitu 67(56.3%).

5
4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 119 anak usia sekolah didapatkan

bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan kejadian

karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor dengan p value

0.001.

7.2 Saran

Dengan diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan kesehatan oral hygiene dengan

kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor maka

saran kepada pihak yang terkait antara lain kepada:

1. Bagi Sekolah dan Pengajar

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu promosi

kesehatan di sekolah dengan adanya peningkatan pemahaman mengenai oral hygiene,

serta mampu memberikan gambaran kepada murid tentang pentingnya menjaga kesehatan

gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Murid

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

khususnya anak usia sekolah tentang perawatan kesehatan gigi, sebagai upaya untuk

mencegah berbagai penyakit dan masalah dalam kesehatan gigi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat mengkaji masalah ini dengan

jangkauan lebih luas dan menambah variabel lain yang memungkinkan memiliki

hubungan tingkat pengetahuan oral hygiene, dan dapat menambah responden lebih

banyak lagi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, D. A., Hatta, I., & Sari, G. D. (2021). oral hygiene pada siswa SMP ( Tinjauan pada
siswa kelas 1 di SMPN 1 Alalak Kabupaten Barito Kuala ). Dentin jurnal kedokteran
gigi, V(2), 52–57.
Azdzahiy Bebe, Z., Setyawan Susanto, H., (2018). Faktor risiko kejadian karies gigi pada
orang dewasa usia 20-39 di Kelurahan Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara, Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 2356–3346.
Chrismilasari. (2020). Penyuluhan menggosok gigi pada anak Sekolah Dasar Teluk dalam Ii
Banjarmasin. Journal.Stikessuakainsan.Ac.Id, 1(2), 91–97.
Hidayat. (2017). Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika Hockenberry, Marilyn. J., Wilson, David. (2015). Wong’s nursing care of infants and
children.
St. Louis: Elsevier
Liana, I., & Arbi, A. (2019). Hubungan tindakan menggosok gigi dengan status kebersihan
gigi dan mulut pada murid kelas V dan VI Sekolah Dasar di Peudada Kabupaten Bireuen.
Jurnal bahana kesehatan masyarakat (Bahana of Journal Public Health), 3(1), 26–29.
Marimbun, B. E., Mintjelungan, C. N., & Pangemanan, D. H. C. (2016). Hubungan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan status karies gigi pada penyandang
tunanetra. Jurnal kesehatan gigi, 4(2), 0–5.
Markus, H., Harapan, I. K., & Raule, J. H. (2020). Gambaran karies gigi pada pasien
karyawan Pt Freeport Indonesia berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit Tembagapura
Kabupaten Mimika Papua Tahun 2018-2019. JIGIM (Jurnal ilmiah gigi dan mulut), 3(2),
65–72.
Maryani, E. (2019). Hubungan perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada
anak kelas 1 Dan 2 Sekolah Dasar Tanggulrejo Kecamatan Tempuran Kabupaten
Magelang.
Motto, C. J., Mintjelungan, C. N., & Ticoalu, S. H. R. (2017). Gambaran kebersihan gigi dan
mulut pada siswa berkebutuhan khusus di SLB YPAC Manado. jurnal kesehatan gigi, 5(1).
Mutiara, H., & Eddy, F. N. E. (2015). Peranan ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak
dengan status karies anak usia Sekolah Dasar. Medical Journal of Lampung University,
4(8), 1–6.
Ndoen, E. (2021). Perbaikan kesehatan gigi dan mulut melalui pemberian cerita audiovisual dan
simulasi pada anak. Universitas Nusa Cendana.
Nugraheni, H., Sadimin, S., & Sukini, S. (2019). Determinan perilaku pencegahan karies gigi
siswa Sekolah Dasar Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1), 26.
Notoadmodjo. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan: pendekatan praktis. Jakarta:
Salemba Medika

5
Ohly, H., Pealing, J., Hayter, A. K. M., Pettinger, C., Pikhart, H., Watt, R. G., & Rees, G.
(2013). Parental food involvement predicts parent and child intakes of fruits and
vegetables. Appetite, 69, 8–14.
Ramadhan, A., Cholil, & sukmana indra, B. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut terhadap angka karies gigi di SMPN 1 Marabaha. Jurnal Kedokteran Gigi,
1(2), 173–176.
Rima, T. (2018). Aplikasi pembelajaran kontekstual yang sesuai perkembangan anak usia
Sekolah Dasar. LPPM Institusi agama islam ibrahimy genteng banyuwangi.
Salsabeela, E., Larasati, R., Hadi, S., Keperawatan gigi politeknik kesehatan kemenkes
Surabaya, J., Pucang Jajar Selatan No, J., Gubeng, K., & Surabaya, K. (2021).
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah ditinjau dari penggunaan
media poster dan media animasi. E-Indonesian Journal of Helath and Medical, 1(3),
2774–5244.
Santosa, A. (2019). Buku ajar praktik keperawatan medikal bedah. In Uny Press.
Setianingsih, Febi Riandhyanita, A. A. (2017). Gambaran pelaksanaan tindakan oral hygiene.
Jurnal Perawat Indonesia, 1(2), 48–53.
Utami, S. (2013). Hubungan antara plak gigi dengan tingkat keparahan karies gigi anak usia
prasekolah the relationship between dental plaque and the severity of dental caries
among preschool children. Idj, 2(2), 9–15.

5
LAMPIRAN

Lampiran 1

5
5

Lampiran 2
5

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama (Inisial) :

Usia :

Jenis Kelamin :

Saya menyatakan bersedia dengan sukarela tanpa paksaan sebagai responden dari penelitian

ini Nama : Nuraenida Febrianti

Institusi : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Oral Hygiene dengan Kejadian

Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SDN Cimanggu 0 Kabupaten Bogor”

Setelah membaca dan memahami maksud dan tujuan dari penelitian yang terlampir dalam

penjelasan penelitian, saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan berdampak buruk bagi

saya dan saya percaya bahwa segala informasi yang telah saya berikan akan dijamin

kerahasiannya oleh peneliti. Saya memahami bahwa partisipasi saya dalam penelitian ini akan

bermanfaat besar bagi pengembangan ilmu keperawatan. Dengan menandatangai surat

persetujuan ini, saya telah menyatakan untuk ikut berpartisipasi secara sukarela dan tanpa

paksaan dari siapapun.

Bogor, 2022

( )
5

Lampiran 4

Kuesioner Data Demografi

Pertanyaan berikut adalah informasi tentang data diri responden. Mohon diisi dengan memberi

tanda ( ) pada kotak yang sesuai dengan jawaban yang dipilih.

1. Nama/Inisial :

2. Usia :

3. Jenis kelamin : Laki-laki

Perempuan
5

Lampiran 5

KUISIONER PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

No Pertanyaan Benar Salah


(2) (1)
1 Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan tidak berlubang
2 Sakit gigi disebabkan karena malas menggosok gigi
3 Sakit gigi disebabkan karena makan cokelat dan permen yang
berlebihan
4 Sakit gigi dapat menyebabkan sakit kepala, bau mulut dan sulit untuk
tidur
5 Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi
6 Gusi bengkak, warna merah terang dan sering mengeluarkan darah
merupakan masalah kesehatan gigi
7 Kebiasaan menghisap jempol dapat membuat gigi menjadi maju
(tonggos)
8 Menyikat gigi minimal 2 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur
9 Sikat gigi yang baik yaitu sikat gigi anak-anak yang ujung sikatnya
pipih dan kecil sehingga dapat menjangkau bagian belakang gigi.
10 Sikat gigi perlu diganti setiap 3 bulan sekali
11 sikat gigi tidak boleh dipakai oleh banyak orang (ayah, ibu, kakak,
adik)
12 Menggosok gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut.
13 Saat menyikat gigi permukaan gusi dan lidah perlu disikat.
14 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok seluruh bagian gigi
(depan, belakang, sela-sela gigi) dan menyikat permukaan lidah
15 Setelah menyikat gigi harus berkumur dengan air yang bersih
16 Menggosok gigi perlu menggunakan pasta gigi (odol) ber fluoride
17 Susu dan keju dapat menambah kekuatan gigi
18 Setelah makan cokelat dan permen perlu menyikat gigi
Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI KARIES GIGI

PADA ANAK USIA SEKOLAH SDN di CIMANGGU 02 KABUPATEN BOGOR

RESPONDEN ADA TIDAK


ADA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

59
6

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
6

92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
6

Lampiran 7

BUKTI FOTO PENELITIAN


6

Lampiran 8

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
HALAMAN KONSULTASI RISET
Nama : Nuraenida Febrianti
NIM 2018720032
Nama Pembimbing : Ns. Titin Sutini, M.Kep., Sp. Kep. An
Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Oral Hygiene
Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SDN Cimanggu 02 Kabupaten Bogor
No Hari/Tanggal Materi Konsul Saran Pembimbing TTD
Pembimbing
1. jumat/25-02- Pengantar, 1. Saran dan masukan untuk
2022 pengarahan membuat judul
skripsi dan 2. Lihat skripsi senior atau
kontrak proses google scholar
bimbingan 3. Daftar pustaka minimal 10
tahun terakhir
4. Buat struktur untuk
bimbingan dan jadwal
bimbingan
5. Buat lembar konsul
2. Selasa/01-03- Pengajuan 1. Membuat judul sesuai
2022 judul, Revisi dengan fenomena di sekitar
Judul dan ACC 2. Sesuai trend dan issue
judul 3. Hubungan tingkat
pengetahuan kesehatan oral
hygiene dengan kejadian
karies gigi pada anak usia
sekolah di SDN Cimanggu
02.
3. Selasa/ 08-03- Pengarahan Latar belakang:
2022 BAB 1 (latar 1. Sesuai fenomena yang
belakang, terjadi dan data di mulai
rumusan global hingga spesifik
masalah, tujuan, 2. Paragraf 1 dan selanjutnya
dan manfaat berkesinambungan
penelitian) 3. Sitasi di awal dan di akhir
paragrap
Rumusan masalah
1. Tidak ada kutipan atau sitasi
Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus (tahapan
dalam penelitian)
Manfaat penelitian
6

Sesuaikan dengan penelitian seperti


manfaat untuk sekolah
4. Kamis, Pengajuan BAB 1. Sitasi di awal dan di akhir
12/03/2022 1 dan masukan kalimat.
dari dosen 2. Mencari sumber yang
pembimbing terpercaya.
melalui 3. Paragraph satu ke paragraph
Microsoft berikutnya
teams berkesinambungan
5. Jumat Revisi BAB I Perubahan judul menjadi
14/04/2022 dan pengarahan “Hubungan Tingkat Pengetahuan
BAB II Kesehatan Oral Hygiene Dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak
Usia Sekolah di SDN Cimanggu 02
Kabupaten Bogor”

Cover
1. Logo untuk proposal dibuat
proporsional
2. Penulisan menggunakan
spasi 1
3. Pemenggalan kata dalam
menulis judul
BAB I
Latar belakang:
1. Perhatikan keselarasan
dalam penulisan
2. Harus nyambung dari
kalimat satu dan kalimat
berikutnya.
3. Tidak boleh ada huruf besar
di tengah kalimat
Tujuan penelitian:
1. Cantumkan daerah mana

BAB II
1. Isi BAB II sesuaikan
dengan judul
2. berisi tentang oral hygiene,
karies gigi, anak usia
sekolah, pengetahuan
6. Kamis/12-05- Penyerahan Pengumpulan BAB 3 dan BAB 4
2022 BAB 3 dan dikirim melalui Google Drive
BAB 4 melalui
Grup WA
7. Senin/16-05- Revisi BAB 1 BAB 1
2022 sampai BAB 4 1. Judul harus konsisten
melalui personal dengan menambahkan
chat WA daerah.
6

2. Antar paragraf masih belum


nyambung
3. Harus menggunakan bahasa
yang baku dan jelas.
4. Latar belakang belum tajam
5. Belum menggambarkan
urgensinya dilakukan
penelitian
6. Latar belakang harus
memiliki pola yang bersifat
umum ke khusus
7. Dalam judul tdk terkait
dengan covid tetapi ada
penjelasan covid, tdk
relevan

BAB 2
1. Urutan dalam uraian bab 2
harus sesuai
2. Tambahkan teori tentang
peran oral hygiene dapat
mengurangi karies gigi
3. Kalimat terlalu panjang dan
maknanya sulit utk
dipahami, gunakan bhs yg
baku, singkat dan mudah
dipahami isinya
4. Perbaiki penulisan nama
pengarang dalam teks
5. Tambahkan penelitian
terkait.
BAB 3
1. Tambahkan teori tentang
definisi operasional
BAB 4
1. jumlah populasinya berapa,
sebagai dasar dalam
menghitung sampel
2. Tuliskan teori dan
pengertian dari semua
prinsip etika penelitian
3. Jelaskan quisioner dan
lembar observasi yang
digunakan dibuat sendiri
atau di adovsi dari
penelitian orang lain
4. Ada berapa bertanyaan,
bagaimana cara pemberian
penilainnya dan
menentukan karakteristik
dari penilain tersebut
6

5. Apakah perlu dilakukan uji


validitas dan reliabilitas
6. Cantumkan nilai Crombach
Alpha yg menyatakan bhw
telah diuji realibilitas
7. Disusun secara bertahap
langkah2 pengambilan data
8. Tambahkan syarat uji chi
square.
8. Kamis Pengarahan BAB 1
/26-05-2022 BAB 1 sampai 1. Perbaiki sitasi.
4 2. Paragraf satu ke paragraf
selanjutnya.
BAB 2
1. Tambahkan penelitian
terkait
BAB 3
1. Tambahkan definisi pada
setiap sub bab.
2. Perbaik tabel, tabel hanya
menggunakan garis
horizontal.
3. Pembahasan tentang hasil
ukur dan skala data.
BAB 4
1. Pembahasan tentang
univariat data kategori dan
data numerik.
2. Pembahasan tentang syarat
uji chi square.
PPT
1. Ppt buat perpoint saja.
2. Bab 2 hanya satu slide.
3. Bab 4 jelaskan sesuai point-
pointnya.
9 Jumat, Penyerahan Pengumpulan dikumpulkan melalui
10/06/2022 revisi setelah google drive
siding proposal
10 Jumat, Bimbingan 1. Memperbaiki kata agar
05/08/2022 seluruh bab, lebih mengalur dan cara
persiapan ujian pengetikan sistematis
siding akhir 2. Mengubah layout dan
margin
3. Mengubah judul dari kata
proposal penelitian menjadi
hasil penelitian
4. Mengubah bahasa lapora
5. Menambahkan bagaimana
pengetahuan menyebabkan
karies
6

11 Selasa Penyerahan Pengumpulan bab 1-7


9/08/2022 revisi bab 1-7 melalui wa group
12 Kamis Feedback hasil 1. Merapihkan tabel hasil
11/08/2022 penelitian penelitian.
2. Merapihkan daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai