Anda di halaman 1dari 8

2.

1 Konsep Dasar Hipotermia


A. Definisi Hipotermia
Beberapa definisi hipotermia dari beberapa sumber :
1. Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo (2001),bayi
hipotermia adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu
normal pada neonatus adalah  36,5o-37,5oC. Gejala awal pada hipotermi
apabila suhu <36o C atau kedua kaki dan tangan  teraba dingin. Bila seluruh
tubuh bayi terasa dingin maka bayi sudah  mengalami hipotermia sedang
(suhu 320-36o C). Disebut hipotermia berat bila suhu <32 o C diperlukan
termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25o C.
2. Menurut Indarso F(2001), disamping sebagai suatu gejala,hipotermia
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
3. Menurut Sandra M.T (1997),hipotermi yaitu suatu kondisi dimana suhu
tubuh inti turun sampai dibawah 35o C.
B. Klasifikasi Hipotermia
1. Hipotermi spintas.
Yaitu penurunan suhu tubuh1-2◦c sesudah lahir. Suhu tubuh akan
menjadi normal kembali setelah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu ruang di
atur sebaik-baiknya. Hipotermi sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR,
hipoksia, resusitasi lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi
segera di bungkus setelah lahir terlalucepat di mandikan (kurang dari 4 -6
jam sesudah lahir).
2. Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam,
terdapat pada bayi dengan BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin,
incubator yang cukup panas. Terapinya adalah: segeralah masukan bayi
segera kedalam inkubataor yang suhunya sudah menurut kebutuhan bayi dan
dalam kaadaan telanjang supaya dapat di awasi secara teliti. Gejala bayi
lemah,gelisah, pernafasan dan bunyi jantung lambat serta kedu kaki dingin.
3. Hipotermi sekunder

1
Penurunan suhu tubuh yang tidak di sebabkan oleh suhu lingkungan
yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan nafas,
penyakit jantung bawaan yang berat,hipoksia dan hipoglikemi, BBLR.
Pengobatan dengan mengobati penyebab Misalnya: pemberian
antibiotika,larutan glukosa, oksigen dan sebagainya.
4. Cold injuri
Yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu lama dalam ruang
dingin(lebih dari 12 jam). Gejala: lemah, tidak mau minum, badan dingin,
oligoria , suhu berkisar sekitar 29,5◦c-35◦c, tidak banyak bergerak, oedema,
serta kemerahan pada tangan, kaki dan muka, seolah-olah dalam keadaan
sehat, pengerasan jaringan sub kutis. Pengobatan : memanaskan secara
perlahan-lahan, antibiotika, pemberian larutan glukosa10% dan kastikastiroid.
·       Aktifitas berkurang
·       Suhu badan dibawah 36◦c
·       Lemah
·       Perabaan terhadap tubuhnya teraba dingin
·       Telapak kaki dingin (ini merupakan pertanda bahwa
hipoterminya sudah berlngsung lama)
·       Kaki, tangan dan badannya akan mengeras(sklerema)
C. Etiologi Hipotermi
Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
1. Jaringan lemak subkutan tipis.
2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
3. Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4. Bayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
5. Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi
mengalami hipotermia.
6. Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
7. Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
8. Tempat melahirkan yang dingin.

2
9. Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis,sindrom dengan pernapasan,
hipoglikemia perdarahan intra kranial.
Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992 :
1. Faktor lingkungan.
2. Syok.
3. Infeksi. 
4. Gangguan endokrin metabolik.
5. Kurang  gizi
6. Obat-obatan.
7. Aneka cuaca
Mekanisme hilangnya panas pada bayi yaitu :
1. Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke objekyang
dingin. Misal BBL diletakkan ditempat yang dingin.
2. Konduksi adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak
dengan permukaan yang lebih dingin. Misal popok atau celana basah tidak
langsung diganti.
3. Konveksi adalah hilangnya panas dari bayi ke udara sekelilingnya. Misal BBL
diletakkan dekat pintu atau jendela terbuka.
4. Evaporasi adalah hilangnya panas akibat penguapan dari air pada kulit bayi
misalnya cairan amnion pada bayi
  D. Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada
sentral pengatur panas di  hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu
mencapaib rown fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida
dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak.Blood gliserol  level meningkat,
tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk menghasilkan panas.
Daerah brown fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa bagian
tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan
glukosa untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap
hangat.Methabolicther mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari

3
sistem syaraf sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta
oksigen. Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf
pusat antara lain depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria,
pertimbangan yang terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal,
depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan
berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah otak menurun,
koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunanyangprogressif dari aktivitas
EEG.
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu
normal pada bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu
ketiak). Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi
baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg Gejala awal
hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat Celsius atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin.

E. Tanda dan Gejala Hipotermi


a. Berikut beberapa gejala bayi terkena hipotermia,yaitu :
1. Suhu tubuh bayi turun dari normalnya.
2. Bayi tidak mau minum atau menetek.
3. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.
4. Tubuh bayi teraba dingin.
5. Dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh mengeras
(sklerema).
6. Kulit bayi berwarna merah muda dan terlihat sehat.
7. Lebih diam dari biasanya.
8. Hilang kesadaran.
9. Pernapasannya cepat.
10. Denyut nadinya melemah.
11.  Gangguan penglihatan.
12.  Pupil mata melebar (dilatasi) dan tidak bereaksi.
b. Berikut adalah tanda terjadinya hipotermia

4
Tanda-tanda hipotermia sedang :
a)      Aktifitas berkurang.
b)      Tangisan lemah.
c)      Kulit berwarna tidak rata (cutis malviorata).
d)     Kemampuan menghisap lemah.
e)      Kaki teraba dingin.
f)       Jika hipotermia berlanjut akan timbul cidera dingin.
c. Tanda-tanda hipotermia berat :
a)      Aktifitas berkurang,letargis.
b)      Bibir dan kuku kebiruan.
c)      Pernafasan lambat.
d)     Bunyi jantung lambat.
e)      Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis
metabolik.
f)       Risiko untuk kematian bayi.
d. Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia :
a)      Muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.
b)      Bagian tubuh lainnya pucat.
c)      Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada
punggung,kaki dan tangan(sklerema).
F. Komplikasi
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat          
akan menyebabkan beberapa gangguan yang akan menyertai yakni:
1. Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
2. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya
tekanan darah sistolik
3. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
4.  Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
 G. Penatalaksanaan Umum
1. Penanganan hipotermia secara umum untuk bayi

5
Pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa
kehilangan suhu tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang
dingin. Bayi yang mengalami hipotermi harus dihangatkan secara bertahap.
Berikut beberapa cara penanganan hipotermia untuk bayi :
a. Hangatkan bayi secara bertahap. Bawalah ia ke ruangan yang hangat.
Bungkuslah tubuhnya dengan selimut tebal.
b. Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh           
anda.
2. Penanganan hipotermia secara umum untuk balita
a.  Jika ia mampu melakukannya,minta anak berendam air hangat. Bila warna
kulitnya telah kembali normal,segera keringkan dan bungkus tubuhnya dengan
handuk tebal atau selimut.
b. Kenakan pakaian tebal dan baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut
yang cukup banyak. Tutupi kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam
ruangan cukup hangat. Temani anak.
c. Berikan anak minuman hangat dan makanan penuh energi,misalnya cokelat.
Jangan tinggalkan anak sendirian,kecuali anda yakin warna kulit dan suhu
tubuhnya telah kembali normal.
3. Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a.  Jangan menempelkan sumber panas langsung,seperti botol berisi air panas ke
kulit anak. Anak harus menjadi hangat secara bertahap.
b. Jika anak hilang kesadaran,bukalah saluran udaranya dan periksa              
pernapasannya. Jika anak bernapas,baringkan ia pada posisi pemulihan,jika
tidak bernapas,mulailah bantuan pernapasan dan kompresi dada. Telepon
Ambulans.
  H.   Prinsip Dasar Untuk Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir
1.  Mengeringkan bayi segera setelah lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui
jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi
lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin
(cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya

6
tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya masih
belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermia seringkali tidak
terdeteksi oleh ibu atau keluarga bayi atau penolong persalinan. Untuk
mencengah terjadinya serangan dinginadalah sebagai berikut:
a.      Setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan
bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan
tubuh bayi harus dilakukan dengan cepat.dimulai dari kepala kemudian seluruh
tubuh bayi. Handuk yang basah harus diganti dengan handuk lain yang kering
dan hangat.
b.   Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau
tutup kepala,kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas
dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.
c.   Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat
merangsang rooting refleks dan bayi mendapat kalori.
d.  Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu
merujuk.
e.  Memberikan penghangatan pada bayi  baru lahir secara mandiri.
f.  Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. 
g. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil. Untuk
mencengah terjadinya serangan dingin ibu atau keluarga dan penolong
persalinan harus menunda memandikan bayi. Beberapa kriteria dalam
memandikan bayi;
a.   Pada bayi lahir sehat yaitu lahir cukup bulan,berat>2.500 gram,langsung
menangis kuat,memandikan bayi ditunda selama kurang lebih 24 jam setelah
kelahiran. Pada saat memandikan bayi gunakanlah air hangat.
b.  Pada bayi lahir dengan risiko (tidak termasuk kriteria di atas),keadaan umum
bayi lemah atau bayi dengan berat lahir < 2.000 gram sebaiknya bayi jangan
dimandikan ditunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila
suhu tubuh bayi stabil,bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan
baik.
  I.  Tindakan Pada Hipotermia Bayi Baru Lahir

7
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal.
Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam
inkubator atau melalui penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang
adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup
di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi
tetap hangat,tubuh ibu dan bayi harus berada di dalam 1 pakaian (merupakan
teknologi tepat guna baru) disebut sebagai metode Kanguru. Sebaiknya ibu
menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat  yang
diseterika terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu.
Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi
ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap beri infus
glukosa 10 % sebanyak 60-80 ml/kg per hari.

Anda mungkin juga menyukai