Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Kebutuhan Seksualitas

Disusun Oleh :

Ajeng Putri Agus Permana

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA KARAWANG

TAHUN 2018-2019
LAPORAN PENDAHULUAN

Kebutuhan Seksualitas

1. Konsep Kebutuhan Seksualitas


a. Definisi Seksualitas
Seksualitas adalah istilah yang lebih luas. Seksualitas diekspresikan
melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang
berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai,
fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan bagaimana
seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka
mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis melalui
tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan
senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus, seperti isyarat
gerakan tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata (Denny &
Quadagno, 1992; Zawid, 1994; Perry & Potter, 2008)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seksualitas adalah
bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana
mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain
melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun
perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian,
dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi,
emosi.
b. Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem
1) Seksual yang Sehat Meliputi :
a) Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.
b) Bersikap positif terhadap seksual.
c) Mempunyai pengetahuan yang akurat tentang seksualitas.
d) Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran.
2) Karakteristik Kesehatan Seks :
a) Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan
meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
b) Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri
terhadap penampilan pribadi
c) Merupakan hubungan biologis yang paling intim antara dua
individu yang mempunyai tujuan
d) Mendapatkan keturunan (reproduksi)
e) Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
f) Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain
g) Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi,
sentuhan, emosional dan cinta.
3) Komponen kesehatan seksual :
a) Konsep seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan
siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan
seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif menghalangi
terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain.
b) Body image yaitu pusat kesadaran terhadap diri sendiri, secara
konstan dapat berubah. Bagaimana seseorang memandang
(merasakan) penampilan tubuhnya berhubungan dengan
seksualitasnya: Kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit,
dan terapi tertentu. Contoh : wanita ---bentuk tubuh dan ukuran
payudara, Pria --- ukuran penis.
c) Identitas jender yaitu suatu pandangan mengenai jenis kelamin
seseorang, sebagai laki-laki atau perempuan, mencakup
komponen biologi, juga norma sosial dan budaya.
d) Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana
seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan
orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.
4) Tubuh Manusia Memiliki Zona Erotik : Alat genital, kulit , paha,
bibir , telinga,buah dada , bila dirangsang menyebabkan sexual
arousal & desire (keinginan).
5) EkspresiSeksual dipengaruhi oleh Sentuhan, bau, penglihatan,suara,
perasaan, pikiran, fantasy
6) Organ Seksual Wanita
a) Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopi dan ovarium.
b) Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri
dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora,
klitoris dan ostium vaginalis (introitus)
7) Organ Seksual Laki-Laki
a) Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.
b) Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus
deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar
Cowper.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Seksualitas/ masalah seksual.
1) Perkembangan manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial, emosional,
dan biologis
2) Kultur / budaya : berpakaian,tata cara pernikahan, perilaku yang
diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga
akan dipengaruhi budaya
3) Nilai-nilai Realigi :Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks
tanpa nikah
4) Status Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual
karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual.
Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan
penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat
menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
5) Hospitalisasi :
a) Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.
b) Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku secara
seksual melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll
c) Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga
diri dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan
femininitas.
d. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi
1) Penganiayaan seksual :
a) Mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan seksual,
perkosaan, pedofilia, pornografi anak
b) Efek traumatik --- masalah fisik dan psikologis --- disfungsi seksual.
Contoh :Ibu yang yang mengalami penganiayaan selama masa
kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir
rendah.
c) Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko terhadap
masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat terjadi
peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka
melakukan tindak kekerasan.
d) Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku
penganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang.
2) Aborsi
a) Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh wanita yang
berhubungan seks sebelum nikah.
b) Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
c) Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka
3) Penyakit menular seksual (PMS) :
a) Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
b) PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada pasangannya
selama kontak seksual yang intim tempat penularannya biasanya
genital, tetapi mungkin juga tertular melalui oral-genital atau anal-
genital.
c) Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis disebabkan oleh bakteri
d) Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS oleh virus
4) Penyakit/Stress Yang Akan Mempengaruhi Kemampuan Seksual
Seseorang
a) Nyeri kronis
b) Diabetes melitus
c) Penyakit kardio vaskular
d) Penyakit-penyakit sendi
e) Pembedahan/ body image
f) Gangguan mental
g) Penyakit menular seksual
h) Obat-obatan
2. Rencana Asuhan klien dengan Gangguan Kebutuhan Seksualitas
a. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan
a) Keluhan utama
b) Riwayat kesehatan sekarang
c) Riwayat penyakit terdahulu
d) Riwayat kesehatan keluarga
2) Riwayat seksual
a) Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility,
kontrasepsi.
b) Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten,
orgasmic dysfuntion, dll).
c) Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan
mempengaruhi fungsi seksual (penyakit .jantung, DM, dll).
d) Pengkajian seksual mencakup :
3) Riwayat Kesehatan seksual
a) Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah
klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
b) Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat
4) Pengkajian fisik
a) Inspeksi dan palpasi
b) Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik
misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang
tdk normal dari genital, perubahan warna pada genital, ggn fungsi
urinaria, dll.
5) Identifikasi klien yang berisiko
a) Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
Adanya ggn struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan,
setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital
6) Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
7) Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
8) Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan masalah seksual;
kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi
seksual
9) Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan
pasangan Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan
religi
3. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa 1: Disfungsi seksual
Definisi Suatu kondisi ketika individu mengalami suatu perubahan
disfungsi seksual selama fase respons seksual berupa hasrat,
terangsang, atau orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak
bermakna, atau tidak adekuat.
1) Batasan karakteristik
a) Gangguan aktvitas seksual
b) Gangguan eksitasi seksual
c) Gangguan kepuasan seksual
d) Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual
e) Merasakan keterbatasan seksual
f) Penurunan hasrat seksual
g) Perubahan fungsi seksual yang tidak diinginkan
h) Perubahan minat terhadap diri sendiri
i) Perubahan minat terhadap orang lain
j) Perubahan peran seksual
2) Faktor yang berhubungan
a) Adanya penganiayaan (misalnya, fisik, psikologis dan seksual)
b) Gangguan fungsi tubuh ( karena anomali, penyakit,medikasi,
kehamilan, radiasi, bedah, trauma.dll)
c) Konflik nilai
d) Kurang pengetahuan tentang fungsi seksual
e) Model pera tidak adekuat
f) Penganiayaan psikososial (misalnya,pengawasan,manipulasi,dan
penganiayaan verbal)
g) Salah informasi tentang fungsi seksual
h) Tidak ada orang terdekat
i) Tidak ada privasi
b. Diagnosa 2: Ketidakefektifan Pola Seksual
Definisi: Ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas induvidu
1) Batasan Karateristik
a) Kesulitan dalam aktivitas seksual
b) Kesulitan dalam perilaku seksual
c) Konflik nilai
d) Perubahan dalam hubungan dengan orang terdekat
e) Perubahan pada aktivitas seksual
f) Perubahan pada perilaku seksual
g) Perubahan peran seksual
2) Faktor Yang Berhubungan
a) Hambatan dalam hubungan dengan orang terdekat
b) Konflik dengan orientasi seksual
c) Konflik dengan perbedaan varian
d) Kurang keterampilan tentang alternatif yang berhubungan dengan
seksual
e) kurang pengetahuan tentang alternatif yang berhubungan dengan
seksual
f) Model peran tidak cukup
g) Takut hamil
h) Takut infeksi menular seksual
i) Tidak ada orang terdekat
j) Tidak ada privasi
c. Perencanaan Diagnosa 1: Disfungsi seksual
1) Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ...x 24 jam, Pasien dapat menerima perubahan struktur tubuh
terutama pada fungsi seksual yang dialaminya, dengan Kriteria Hasil:
a) Mengekspresikan kenyamanan
b) Mengekspresikan kepercayaan diri
2) Intervensi keperawatan dan rasional
a) Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh
termasuk organ seksual seiring dengan bertambahnya usia.
Rasional : Hal ini menetapkan sebagai data dasar untuk bekerja
dan memberikan dasar untuk tujuan.
b) Berikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi seksual.
Rasional : Menambah pengetahuan pasien dan pasangan mengenai
seksualitas
c) Tinjau aturan pengobatan dan observasi efek samping
Rasional : banyaknya obat-obatan dapat mempengaruhi fungsi
seksual.
d. Diagnosa 2: Ketidakefektifan Pola Seksual
Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama ...x 24 jam, Pasien dapat menerima perubahan pola seksualitas
yang disebabkan masalah kesehatannya, dengan Kriteria Hasil:
1) Mengidentifikasi keterbatasannya pada aktivitas seksual yang
disebabkan masalah kesehatan
2) Mengidentifikasi modifikasi kegiatan seksual yang pantas dalam
respon terhadap keterbatasannya
e. Intervensi keperawatan dan rasional
1) Kaji faktor-faktor penyebab dan penunjang, yang meliputi
a) Kelelahan
b) Nyeri
c) Nafas pendek
d) Keterbatasan suplai oksigen
e) Imobilisasi
f) Kerusakan inervasi saraf
g) Perubahan hormone
h) Depresi
f. Kurangnya informasi yang tepat Rasional :
1) Ajarkan pentingnya mentaati aturan medis yang dibuat untuk
mengontrol gejala penyakit
Rasional : mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
2) Berikan informasi yang tepat pada pasien dan pasangannya tentang
keterbatasan fungsi seksual yang disebabkan oleh keadaan sakit
Raional : tindakan ini membantu mereka berfokus pada keluhan
khusus , mendorong pertanyaan, dan menghindari kesalahpahaman.
3) Berikan waktu dan tempat untuk privasi Rasional : tindakan ini
memberikan kesempatan kepada pasien sebagai suami/istri untuk
mendiskusikan yang berkaita tentang seksualitas
Daftar Pustaka

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC

Herdman,T. Heather.2015. Nanda Internasional Inc diagnosis keperawatan:


definisi & klasifikasi. Edisi 10.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai