Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STERILISASI DAN DESINFEKTAN

OLEH:

KELOMPOK 3:

1. SRI NATASYA
2. WINARTI NOVIKA SARI
3. TRULY JULIAN MAULUDI

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan karunia-nya kami
berada dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga kami dapat menyusun makalah ini sebagai tugas.
Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini bertujuan untuk mendorong
semangat belajar bagi pembacanya dan mendorong semangat moril untuk memahami dan
mendalami hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan.

Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan penyusun akan
sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah.

Wassalamualaikum wr,wb

Makassar, juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………………………………......

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang……………………………………………………………………
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………
C. Tujuan……………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian sterilisasi dan desinfeksi………………………………………………


B. Tujuan sterilisasi dan desinfeksi…………………………………………………..
C. Macam-macam sterilisasi………………………………………………………….
D. Macam-macam desinfektan……………………………………………………….
E. Perbedaan sterilisasi dan desinfektan……………………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sterilisasi adalah proses destruksi atau mematikan mikroorganisme. Proses


pemanasan yang digunakan dalam proses sterilisasi tidak menghasilkan produk yang
steril atau terbebas dari mikroorganisme karena tidak semua mikroba mati pada proses
sterilisasi. Akan tetapi, pengaturan pH atau kondisi penyimpanan produk, seperti
pengemasan vakum dan pendinginan dapat mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk
dan penyebab keracunan makanan. Sterilisasi merupakan proses pemanasan, yaitu produk
pangan diberi suhu dan lama proses pemanasan yang cukup untuk menghasilkan produk
yang steril secara komersial. Oleh karena itu, proses sterilisasi untuk produk pangan
sering disebut sterilisasi komersial.

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan


kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalan membunuh mikroorganisme pathogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik adalah zat yang
dapat menghambat atau mengahancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang
desinfeksi digunakan pada benda mati.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sterilisasi dan desinfeksi
2. Apa tujuan sterilisasi dan desinfeksi
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana macam-macam desinfeksi
5. Apa perbedaan antara sterilisasi dan desinfeksi

C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian sterilisasi dan desinfeksi
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan sterilisasi dan desinfeksi
3. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam sterilisasi
4. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam desinfeksi
5. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan antara sterilisasi dan desinfeksi
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STERILISASI DAN DESINFEKSI


1. Pengertian sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu cara untuk membedakan sesuatu( alat,bahan,media,dan
lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
pathogen maupun a pathogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegelatative
maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar. Pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencernaan oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran
dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis
sterilisasi anatara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas
(formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi di anataranya:
a. Sterilisator ( alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di sterilisasikan harus dibungkus dan diberi label yang jelas
dengan menyebutkan jenis peralatan,jumlah,dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
e. Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril.
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan sterilisasi ulang.

2. Pengertian desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalan membunuh mikroorganisme pathogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik adalah zat
yang dapat menghambat atau mengahancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup,
sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan
sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung toksisitasnya. Sebelum dilakukan
desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organic dan
bahan-bahan berminyak karena dapat mengahambat proses disinfeksi.
Desinfektan dapat membunuh mikroorganisme pathogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodhopor, derifat fenol atau sodium hipokrit. Untuk mendesinfeksi permukaan,
umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap disinfektan tersebut
memiliki efektifitas “tingkat menegah” bila permukaan teresebut dibiarkan basah
untuk waktu 10 menit.

B. TUJUAN STERILISASI DAN DESINFEKSI


Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry
4. mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam melakukan biakan
murni.

C. MACAM-MACAM STERILISASI
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi:
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotic.
2. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan dan panyinaran
a. Pemanasan
1) Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat: jarum inoculum, pinset,
batang L, dll. 100% efektif namun terbatas penggunaannya.
2) Panas kering
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C..sterilissi panas kering cocok untuk
alat yang terbuat dari kaca misalnya Erlenmeyer,tabung reaksi dll. Waktu
relative lama sekitar 1-2 jam.kesterilan tergantung dengan sushu dan waktu
yang di gunakan,apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasi tidak akan dicapai dengan sempurna.
3) Uap air panas
Konsep ini sama seperti mengukus, bahan yang mengandung air lebih tepat
menggunakan metode ini agar tidak terjadi dehidrasi teknik disinfeksi
termurah waktu 15 menit setelah air mendidih beberapa bakteri tidak terbunuh
dengan teknik ini:clostridium perfingens dan CI.botulinum
4) Uap air panas bertekanan
Menggunakan autoklaf dan menggunakan suhu 121C dan tekanan 15 lbs,
apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui
autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus stearothermopilus bila
media yang telah di sterilkn di inkubasi selama tujuh hari berturut-turut
selama tujuh hari: media keruh maka autoklaf rusak media jernih maka
autoklaf baik,kesterilannya,keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam
autoklaf.

b. Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, digunakan pada sterilisasi susu membunuh
kuman: tbc brucella streptokokus, staphilokokus,salmonella,shigella dan difteri
(kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan suhu 65 C/30menit.
c. Penyinaran dengan sinar uv
Sinar ultra violet juga dapat digunakan untuk sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba pada permukaan interior safety cabinet dengan sinar uv
sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desenfektan antara
lain:
1) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
2) Absorbs as. Nukleat daya kerja
3) Panjang gelombang: 220-290nm paling efektif 253,7nm
4) Penetrasi lrmah daya kerja
d. Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan pada gamma daya krtjanya sterilisasi bahn makanan,terutama
bila panas menyebabkan perubahan rasa.rupa atau penampilan bahan disposable:
alat suntikan cawan petri dapat di sterilkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan
sinar gamma disebut juga “sterilisasi dingin:

3. Sterilisasi dengan cara kimia


a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disenfeksi kimia
1) Rongga (space)
2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus cepat
4) Pengenceran harus dengan anjuran
5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat
sangat mudah menguap
6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak
dengan disinfektan

b. Factor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia


1) Jenis bahan yang digunakan
2) Konsentrasi bahan kimia
3) Sifat kuman
4) pH
5) suhu

c. beberapa zat kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi


1) Alkohol
 Paling efektif untuk sterilisasi dan disinfeksi membrane sel rusak
 Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan emzim tidak aktif
2) Hydrogen
Mengoksidasi protein kuman
3) Yodium
 Konsentrasi yang tepat tidak mengganggu kulit
 Efektif terhadap berbagai protozoa
4) Klorin
 Memiliki warna khas dan bau tajam
 Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5) Fenol (as.karbol)
 Mempersiapkan protein secara aktif, merusak membrane sel
menurunkan tegangan permukaan
 Standar pembanding untuk menentukan aktifitas suatu desinfektan
6) Peroksida
 Efektif dan nontoksid
 Molekulnya tidak stabil
 Menginaktif enzim mikroba
7) Gas etilen oksidasi
Memsterilkan bahan yang terbuat dari plastic

D. MACAM-MACAM DESINFEKSI
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
2. Aldehida
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam
bidang kedokteran gigi sebagai antiseptic dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan
pada detergen digunakan pada surgical scrub (hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat
pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak dan pada konsentrasi lebih tinggi
2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan.
4. Senyawa hologen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas
sebagai desinfektan( misalnya denol).
7. Garam logam berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil
saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik.
8. Zat pewarna
Zat pewarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis.
9. Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas.
10. Hidogen peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya
mengoksidasi.

E. PERBEDAAN STERILISASI DAN DESINFEKSI


Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media dan
lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang pathogen
maupun yang a pathogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan
suatu benda dari semua mikroorganisme, baikbentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi
dengan jalan membunuh mikroorganisme pathogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi memiliki
perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun sterilisasi
memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh kuman
penyebab penyakit.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme pathogen.
2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: mencegah terjadinya infeksi mencegah
makanan menjadi rusak mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry
mencegah kontaminasi terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam melakukan
biakan murni.
3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik,dan kimiawi.
Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodohor,
derifat fenol atau sodium hipokrit.
B. SARAN
1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin
keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat
juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.
2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam proses
pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

DAFTAR PUSTAKA

jan tambayong:mikrobiologi untuk keperawatan


Mikrobiologi kedokteran, bina rupa aksara, Jakarta, FKUI 1994

Jawetz, J. Mclnick, EA adebcrg, 1986, mikrobiologi untuk profesi kesehatan, EGC, jakarta

Anda mungkin juga menyukai