Anda di halaman 1dari 34

PETUNJUK TEKNIS

PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA


MASYARAKAT (KSM)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)


MANDIRI - PERKOTAAN

Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  i 
 
ii  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
KATA PENGANTAR
 

Puji  syukur  ke  hadirat  Tuhan  Yang  Maha  Kuasa  atas  tersusunnya  Buku  Petunjuk  Teknis  KSM, 
dengan  harapan  bermanfaat  bagi  para  pelaku  PNPM  Mandiri  Perkotaan,  khususnya  para 
pelaksana  yang  mendampingi  langsung  masyarakat,  yaitu  para  fasilitator,  BKM  serta  unsur 
warga  yang  lain  yang  peduli  untuk  menumbuhkan  iklim  kebersamaan  masyarakat  melalui 
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). 
  
KSM  pada  dasarnya  menjadi  bagian  dari  proses  belajar  masyarakat  dalam  pengorganisasian 
kelompok,  yaitu  menggambarkan  serangkaian  kegiatan  untuk  membangun  kelompok‐
kelompok  swadaya  masyarakat  yang  dilakukan  oleh  masyarakat  sendiri,  sehingga  tumbuh 
ikatan  kebersamaan  yang  cukup  kuat,  sebagai  sarana  menumbuhkan  solidaritas  dan 
kepedulian di antara masyarakat, serta media belajar bersama dalam memecahkan persoalan‐
persoalannya secara mandiri. 
 
Sejalan dengan konsep strategi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses 
transformasi  sosial  di  masyarakat,  dari  kondisi  masyarakat  yang  tidak  berdaya  atau  miskin 
menuju  masyarakat  yang  lebih  berdaya,  mampu  mandiri  dan    pada  akhirnya  menuju 
masyarakat  madani.  Sebagian  langkah  intervensinya,  maka  PNPM  Mandiri  Perkotaan 
memandang  perlu  dilakukan  pendampingan  dan  pembelajaran  kepada  masyarakat  untuk 
mengembangkan  kelompok‐kelompok  swadaya  atas  asar  ikatan‐ikatan  pemersatu,  seperti  : 
kesamaan tujuan, kesamaan kegiatan atau usaha, kesamaan domisili, niat pembelajaran yang 
sama,  dan  sebagainya.  Dengan  demikian,  pendekatan  PNPM  Mandiri  Perkotaan  untuk 
mendorong  pengembangan  Kelompok  Swadaya  Masyarakat  (KSM)  merupakan  komponen 
yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan. 
 
Dengan  terbitnya  Buku  Petunjuk  Teknis  KSM  yang  disusun  dalam  penyajian  yang  lebih 
sederhana  ini,  merupakan  hasil  belajar  dari  proses  pengembangan  KSM  pada  kegiatan 
sebelumnya. Semoga buku ini dapat dipahami dan mudah dijadikan acuan dalam pelaksanaan 
di lapangan oleh para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan. 
 

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  iii 
 
iv  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR | iii
DAFTAR ISI | v

BAB I | PENDAHULUAN

A. Latar Belakang | 2
B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat | 2
C. Tujuan Pembangunan KSM | 2
D. Keluaran dan Indikator | 3
E. Substansi Pesan Dalam Pembentukan KSM | 5
F. Prinsip-prinsip KSM | 6
G. Peran dan fungsi KSM | 7

BAB II | LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN KSM

A ALUR PENGEMBANGAN KSM | 10


1. Pembekalan Tim Fasilitator | 11
2. Coaching Kepada BKM/ UP/Relawan | 11
3. Sosialisasi Konsep KSM dan Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika
Kelompok | 11
4. Pengembangan KSM | 12
5. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM | 15
6. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP BKM sesuai kaidah
umum | 16

B. Arah Pengembangan KSM | 17


1. Penguatan ke dalam Kelompok | 18
2. Penguatan ke tingkat Komunitas | 18

LAMPIRAN
Checklist Pengendalian Review Kondisi Kelompok Dan Organisasi | 22
Checklist Pengendalian Review Aturan Main Kelompok | 23
Checklist Pengembangan KSM | 24
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  v 
 
 

vi  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
BAB I
PENDAHULUAN
 

PETUNJUK TEKNIS Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 1 
 
A. Latar Belakang

Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses
transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi
berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui pendampingan
dan pembelajaran kepada masyarakat melalui pendekatan kelompok.

Pendekatan kelompok digunakan dengan tujuan terjadinya proses saling belajar,


membangun kebersamaan, saling peduli dan saling memahami di antara anggota.
Proses saling belajar bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
akan tetapi juga agar bisa berbagi nilai-nilai positif. Pengalaman membuktikan kelompok
yang kuat adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara
anggota dengan didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan,
keadilan, kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini
mempunyai fungsi sebagai media belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam
membangun paradigma – paradigma baru dalam penanggulangan kemiskinan,
mengembangkan dan mempraktekan nilai – nilai positif yang menjadi dasar
penumbuhan modal sosial.

Berangkat dari kondisi tersebut, ada dua alternatif yang bisa dilakukan program
penanggulangan kemiskinan ini, yaitu: pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok
yang sudah ada di masyarakat atau; kedua, membangun dan mendampingi kelompok-
kelompok baru. Setiap alternatif memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Bekerja dengan kelompok yang sudah ada di masyarakat membuat program lebih
efisien, penerimaan masyarakat terhadap program berlangsung relatif lebih cepat dan
dukungan sumber daya lokal lebih mungkin digalang. Akan tetapi, kelompok yang sudah
ada telah memiliki nilai-nilai dan aturan main yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai
yang diusung oleh program ini. Apapun pilihan pendekatan yang diambil, apakah bekerja
dengan kelompok yang ada atau membentuk baru, arah pendampingan tetap ditujukan
kepada penguatan kapasitas kelompok sehingga mereka bisa membangun kultur
kelompok yang lebih terbuka, adil, bertanggungjawab dan mandiri

Dengan demikian, pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong


terbangunntya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan komponen yang tidak
terpisahkan dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan.

B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat


Sesuai dengan namanya dan prinsip pemberdayaan , kelompok masyarakat yang paling baik
adalah kelompok yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri,
dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di
masyarakat tersebut.  Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang
yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan
pemersatu, yaitu adanya Visi , kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga
kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama

C. Tujuan Pembangunan KSM


Terwujudnya kelompok-kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berdaya dan
mampu memecahkan persoalan mereka secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut :

2  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
a. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali
ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui
pembelajaran bertumpu pada kelompok.
b. Masyarakat memahami tujuan KSM, nilai dan prinsip dasar yang diusung KSM,
peran dan fungsi KSM, kriteria anggota KSM, dan aturan main KSM.
c. Kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan
kemiskinan menyusun tujuan, struktur, aturan main serta kegiatan KSM-nya.
d. Membangun dan menerapkan nilai – nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam
kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial
e. Berfungsinya aturan main tanggung renteng, keswadayaan modal, dll

D. Keluaran dan Indikator

Keluaran yang diharapkan dan indikator keberhasilan pembangunan KSM


didasarkan kepada tujuan – tujuan antara yang ingin dicapai seperti dijelaskan dalam
tabel 1.

Tujuan antara 1 :
Tumbuhnya kesadaran dan kepeduliaan masyarakat untuk memperkuat kembali
ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial melalui
pembelajaran bertumpu pada kelompok.
Keluaran Indikator
 Daftar kelompok-kelompok yang ada di
masyarakat
Masyarakat memahami
 Pertemuan rutin kelompok
pentingnya membangun
 Persoalan-persoalan yang di selesaikan oleh
kelompok
kelompok
 Adanya kegiatan kelompok
Tujuan antara 2 :
Masyarakat memahami tujuan KSM, nilai dan prinsip dasar yang diusung KSM, peran
dan fungsi KSM, kriteria anggota KSM.

Keluaran Indikator
Masyarakat memahami konsep,  paham konsep, tujuan, peran dan fungsi KSM
tujuan, peran dan fungsi serta  Masyarakat secara sadar untuk bergabung dalam
kriteria anggota KSM KSM
Tujuan antara 3 :
Kelompok masyarakat yang bersepakat terlibat dalam program penanggulangan
kemiskinan menyusun tujuan, struktur, aturan main serta kegiatan KSM-nya.

Keluaran Indikator
Daftar kelompok masyarakat  Daftar KSM, berikut tujuan, kepengurusan,
yang bersepakat terlibat dalam aturan main.
program  KSM mempunyai perencanaan kelompok dan
penanggulangan kemiskinan. kegiatan rutin
 KSM mempunyai rencana kegiatan
penanggulangan kemiskinan
 Daftar warga miskin yang menjadi penerima
manfaat

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  3 
 
Tujuan antara 4 :
Membangun dan menerapkan nilai – nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam
kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial

Keluaran Indikator
Pengelolaan keuangan KSM  Pencatatan keuangan KSM
dilakukan secara transparansi  Apabila ada pinjaman bergulir, dibayar tepat
dan akuntabel waktu
 Seluruh anggota mengetahui penggunaan dana
yang dilakukan KSM
Tujuan antara 5 :
Berfungsinya aturan main tanggung renteng, keswadayaan modal, dll.

Keluaran Indikator
 Tanggung renteng berjalan untuk
menyelesaikan persoalan anggota
 Kegiatan KSM didanai dari dana
Adanya modal kegiatan KSM anggota/swadaya dan lembaga luar
dari anggota dan lembaga luar  Penilaian perkembangan kelompok dan tingkat
kesejahteraan warga miskin
 Akses pasar yang lebih luas dalam rangka
membangun jaringan kemitraan

4  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
E. Substansi Pesan Dalam Pembentukan KSM

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan, dimana


tidak setiap persoalan dapat diselesaikan secara individu, acapkali justru cukup banyak
persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan
diselesaikan dengan banyak orang, dimungkinkan muncul banyak gagasan, sehingga
akan banyak alternatif pemecahan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa pada
dasarnya warga masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesamanya,
sehingga masalah yang dihadapi oleh orang-per-orang akan dirasakan sebagai
persoalan bersama. Di samping itu, pada dasarnya setiap orang juga mempunyai
motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi yang beragam, yang pada umumnya
belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal. Jika hal tersebut dihimpun dalam suatu
ikatan kelompok, maka akan menjadi kekuatan besar yang bisa digunakan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Diibaratkan seikat sapu
lidi, maka jika satu lidi saja, potensi dan manfaatnya sangat kecil serta gampang
dipatahkan, akan tertapi ketika sejumlah lidi diikat menjadi sapu lidi, maka menjadi lebih
kuat serta lebih bermanfaat.

Dengan demikian, pada hakekatnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dapat


didefinisikan sebagai kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam
kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya kepentingan dan
kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan
yang ingin dicapai bersama. Sedangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam
rangka PNPM Mandiri Perkotaan, keberadaan sekumpulan warga tersebut bertujuan
untuk mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan
prasarana dasar, pengembangan sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi.

Posisi KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah independen dalam arti bukan sebagai
bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan Unit Pengelola
dan BKM/LKM adalah hubungan kemitraan. Posisi KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan
adalah sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan
kemiskinan. Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk
meningkatkan wawasan tentang prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi
juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antara sesama
anggota KSM, sangat memungkinkan terjadi pergesekan yang mencerdaskan, sehingga
tumbuh nilai-nilai baru, cara pandang, cara menyelesaikan masalah maupun cara
memahami realitas yang dapat mempengaruhi kehidupan.

Dengan demikian KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan bukanlah semata-mata sebagai
kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, atau kegiatan
infrastruktur melainkan kelompok pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM
merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling
kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain.

Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar
pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik
yang berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan
keputusan/ kebijakan publik.

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  5 
 
F. Prinsip-prinsip KSM

Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi
pemberdayaan anggota-anggotanya, maka ada beberapa prinsip yang perlu sepakati,
yang bisa dijadikan pedoman di internal KSM, antara lain :

a. Karakter saling mempercayai dan saling mendukung. Melalui pengembangan


karakter tersebut, bisa mendorong para anggota untuk mengekspresikan gagasan,
perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Dengan demikian, setiap anggota
KSM memiliki keleluasaan mengungkapkan pemikiran dan pendapat, serta mampu
mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok
tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya.

b. Mandiri dalam membuat keputusan. Melalui kebersamaan kelompok, maka secara


mandiri dimungkinkan adanya proses pengambilan keputusan melalui kesepakatan
yang diambil oleh kelompok itu sendiri. Keputusan kelompok lazimnya merupakan
hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari
perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi
dari pihak manapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangganya
sendiri sesuai dengan keputusan bersama.
 
c. Mandiri dalam menetapkan kebutuhan. Melalui basis kelompok, dimungkinkan
terjadinya proses belajar bersama yang lebih efisien dan efektif, sehingga
peningkatan dan penguatan kapasitas KSM terkait dengan pengembangan
kemampuan/kapasitas para anggotanya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya
dapat berjalan, misalnya dalam hal : peningkatan kesejahteraan, peningkatan
wawasan dan pengetahuan, serta ketrampilan, baik secara individual maupun
kelompok.

d. Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota untuk
memberikan kontribusi kepada kelompok atau anggota kelompok yang lainnya,
sebagai wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan. Dengan demikian, potensi
untuk menumbuhkan keswadayaannya dalam wujud partisipasi nyata terbuka luas.

6  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
G. Peran dan fungsi KSM

Secara konseptual, dalam berkelompok masyarakat bisa mengambil banyak manfaat


darinya. Oleh karena itu, keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan
materiil maupun psikologis warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM
diharapkan dapat berperan dan berfungsi seperti berikut ini :

a. Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial. Proses


pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya
perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara
kerja baru serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang


dilaksanakan KSM lazimnya berkaitan dengan upaya memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya merupakan rumusan bersama
yang disepakati secara bersama-sama pula.

c. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi. Jika ada permasalahan,


kepentingan, ataupun harapan yang berkembang di masyarakat, maka KSM dapat
menampungnya, membahas dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang relevan,
dengan tetap berpijak pada hak-hak warga masyarakat yang lainnya.

d. Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan


(menggalang social trust). Melalui KSM, para anggota bisa saling terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab semata-mata atas dasar saling
percaya. Saling percaya secara sosial ini dapat dibangun melalui cara penjaminan di
antara para anggota kelompok yang telah bersepakat, serta melalui rekomendasi
kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lainpun,
kepercayaan tersebut sebagai modalnya yang utama.

e. Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika


masyarakat membutuhkan dana atau modal, maka KSM bisa berfungsi sebagai
sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar ataupun
dari internal anggota sendiri, misalnya dengan cara iuran bersama. Iuran anggota
tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan
pemersatu dan membangun kekuatan secara mandiri.

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  7 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

8  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
BAB II
LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN KSM

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  9 
 
 

  10  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
 

1. Pembekalan Tim Fasilitator

Agar proses pengembangan KSM dapat difasilitasi dengan baik, maka KMW dan
Koordinator Kota berkewajiban untuk melakukan pembekalan melalui coaching, KBIK
maupun pelatihan kepada seluruh Fasilitator mengenai Konsep pengembangan KSM.

2. Coaching Kepada BKM/ UP/Relawan

Sebelum pelaksanaan pengembangan KSM, sebaiknya Tim Fasilitator melakukan


coaching kepada BKM/LKM/UP/Relawan mengenai pengembangan KSM serta
langkah langkah teknisnya, sehingga mereka mampu memfasilitasi sendiri
pengembangan KSM di wilayahnya.

3. Sosialisasi Konsep KSM dan Pertemuan Warga untuk FGD mengenai


Dinamika Kelompok

3.1. Sosialisasi Konsep KSM.

Dalam melakukan pengembangan KSM secara menerus selalu dilakukan


sosialisasi mengenai konsep KSM oleh BKM/LKM, sehingga masyarakat
desa/kelurahan mengetahuinya. Hal-hal yang perlu disosialisasikan adalah
strategi PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan kemiskinan maupun
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, sehingga diperlukannya KSM bagi
masyarakat beserta kaidah pembentukannya. Sosialisasi ini dimaksudkan
untuk mendorong warga masyarakat agar termotivasi mengembangkan KSM.
Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga yang ada atau
pertemuan-pertemuan warga yang ada dimasyarakat.

3.2. Pertemuan Warga untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok

Melalui basis forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah


warga dengan melibatkan warga miskin, BKM/LKM dibantu oleh Relawan,
melakukan penjajagan mengenai dinamika kelompok dengan cara Diskusi
Kelompok Terarah (FGD). Pada kegiatan ini didiskusikan beberapa hal
mengenai : alasan pentingnya berkelompok, manfaat berkelompok, bagaimana
membangun kelompok yang baik.

Pada kesempatan ini juga dikenalkan dan dimotivasi untuk berhimpun dalam KSM
atau mengembangkan kelompok yang sudah ada di masyarakat. Melalui kegiatan
tersebut, diharapkan masyarakat paham maksud dan tujuan pembelajaran
pengembangan KSM dan mampu menyusun rencana kegiatan yang menjadi
kebutuhan KSM, serta dapat memahami peran strategis KSM sebagai institusi yang
bisa memperjuangkan kepentingan warga miskin.

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  11 
 
 

4. Pengembangan KSM
4.a. Mengembangkan Kelompok Masyarakat yang sudah ada

KSM tidak harus selalu dibentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompok-
kelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat seperti kelompok tani,
kelompok perempuan, kelompok pembangunan, dan lain sebagainya. Dimana
kelompok-kelompok tersebut tujuan dan kegiatanya berorientasi kepada
penanggulangan kemiskinan. sehingga harus dipastikan warga miskin terdaftar
dan terlibat dalam kegiatan kelompok dan merupakan penerima manfaat primer
sebagai kelompok sasaran. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan
pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas
pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, permukinan dan lainnya. Dalam
mengembangkan kelompok yang sudah ada dan berkembang di masyarakat,
tentunya memerlukan langkah-langkah agar kelompok tersebut benar-benar
bermanfaat bagi warga miskin.

4.b. Review Kelompok


Dalam kegiatan review kelompok tersebut dilakukan beberapa hal mengenai :
a. Review kondisi kelompok dan organisasi
secara keseluruhan dilakukan review mengenai asal usul pembentukan
kelompok, tujuan kelompok dibangun, bagaimana kondisi kelompok saat ini,
anggota kelompok, apakah ada warga miskin selalu terlibat dalam kegiatan
kelompok dan menjadi anggota KSM, apakah kegiatan kelompok berorientasi
kepada warga miskin. (lampiran 1)
b. Review aturan main kelompok
aturan main kelompok menjadi hal yang terpenting untuk dilakukan review,
apakah terdapat akses warga miskin dan perempuan terhadap kelompok
tersebut, serta bagaimana manfaatnya keberadaan kelompok tersebut bagi
warga miskin dan perempuan.(lampiran 2)

Kelompok yang sudah ada dapat mengakses kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan
dengan ketentuan sebagai berikut :

 Kegiatan yang diajukan oleh KSM terdapat dalam PJM Pronangkis dan Renta
Desa/Kelurahan yang bersangkutan,
 mempunyai orientasi untuk penanggulangan kemiskinan serta penerima
manfaat dari kegiatan tersebut adalah warga miskin yang tercatat dalam data
warga miskin hasil pemetaan swadaya (Data PS-2),
 Terdiri dari minimal 5 orang ,serta tidak ada indikasi “eksploitasi” terhadap
warga miskin atau memanfaatkan “warga miskin” untuk kepentingannya,
bilamana di antara anggota kelompok tersebut terdapat warga yang tergolong
mampu.
 Pada umumnya terdapat susunan kepengurusan kelompok yang disepakati
bersama para anggota kelompok.
 Memiliki kesepakatan aturan main bersama yang menjadi acuan kelompok.
 Memiliki kegiatan utama atau komitmen yang definitif untuk melestarikan
ikatan kebersamaan di antara para anggota-anggotanya, misalnya : arisan,
iuran anggota, kegiatan diskusi atau kajian yang rutin, silaturahmi yang rutin,
usaha bersama, dan sebagainya

12  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
 

4.c. Membentuk KSM Baru

4.c.1. Pembentukan KSM

Apabila di suatu wilayah tidak terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang


sudah ada dan berkembang, maka KSM dapat dibentuk baru. Warga masyarakat
atau calon-calon anggota KSM mengadakan serangkaian pertemuan untuk
membentuk KSM. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh BKM atau relawan.
Pembentukan KSM hendaknya dilakukan dengan proses yang sesuai dengan
konsep PNPM Mandiri Perkotaan. Substansi mendasar dalam pembentukan KSM
adalah adanya kesamaan kepentingan dan/atau kebutuhan dari anggota KSM
yang akan berkelompok. Kriteria anggota KSM, aturan-aturan dasar KSM, serta
jenis kegiatan KSM secara mandiri dapat dirumuskan melalui permusyawaratan
anggota-anggota KSM sehingga menjadi bagian tidak terpisah dari kesepakatan
membentuk KSM. Selanjutnya, KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada
formulir pembentukan KSM.

Setelah terbentuk KSM kemudian dilakukan verifikasi yang dilakukan oleh BKM
dibantu oleh UP-UP BKM untuk melihat apakah KSM tersebut layak atau tidak.
Jika benar-benar layak, maka BKM memberikan justifikasi kelayakan proses
pembentukan KSM tersebut dan memasukkannya dalam buku register KSM
terbentuk.

KSM sebagai pelaku langsung PNPM Mandiri Perkotaan terkait dengan


pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan, dalam pembentukannya perlu
berpijak pada pertimbangan kepentingan jangka panjang terkait keberdayaan
anggota-angotanya, bukan semata-mata terbentuk berorientasi pada dana BLM
PNPM Mandiri Perkotaan. Oleh karena itu, dalam proses terbentuknya sebuah
KSM beberapa prinsip yang perlu menjadi perhatian adalah :

a. Pembentukan KSM diutamakan sebagai wadah pembelajaran, untuk


menghindari minat masyarakat semata-mata ke arah dana BLM
b. Inisiatif pembentukan KSM haruslah dari masyarakat sendiri dan
berdasarkan pada kesediaan dan kesiapan masyarakat untuk
menanggulangi kemiskinan
c. Pembentukan KSM diselaraskan dengan tingkat kemampuan warga
pemrakarsanya

Pembentukan KSM harus mengacu pada pendapat masyarakat ketika harus


memilih anggota-anggotanya, sehingga kriteria mengenai warga miskin dalam
keanggotaan KSM dimaksud misalnya, merupakan keputusan masyarakat
sendiri sebagaimana telah terjadi pada proses siklus FGD RK dan PS, dengan
koridor berikut ini :

KSM yang dibangun berdasarkan ikatan-ikatan pemersatu di antara orang-orang


yang berkelompok dalam satu satuan wilayah tertentu (RT/RW), dibentuk atas
prakarsa warga secara sukarela, sebagai sarana pembelajaran nilai-nilai dan
prinsip-prinsip P2KP, utamanya dalam hal membangun kebersamaan,
kerjasama, berdemokrasi, serta berakuntabilitas, sehingga secara definitif
memenuhi kaidah umum bahwa prakarsa pembentukan pada dasarnya oleh

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  13 
 
 

warga miskin, namun apabila dibutuhkan dapat saja melibatkan warga yang
secara ekonomi tergolong mampu sepanjang dibutuhkan keterlibatannya oleh
warga miskin, dimana keterlibatan warga dimaksud lebih diperankan sebagai
relawan dalam penguatan KSM bersangkutan dan tetap dapat dijamin bahwa
warga miskin (data PS-2) sebagai penerima manfaatnya

Ikatan pemersatu KSM dapat bersumber dari adanya persoalan yang sama di
antara warga miskin. Berikut ini beberapa contoh ikatan pemersatu.
 Persoalan lingkungan: selokan di depan rumah warga miskin tersumbat
sehingga air selokan tidak mengalir dan ketika musim hujan air selokan
meluap ke halaman rumah. Warga-warga miskin (dan juga warga kaya) di
daerah dimana selokan tersumbat dapat menjadi anggota satu KSM .
 Persoalan pendidikan: beberapa warga miskin memiliki anak usia sekolah
dasar yang putus sekolah karena keterbatasan biaya dan harus bekerja untuk
membantu pendapatan orang tua. Warga-warga miskin tersebut dapat
membentuk satu KSM.
 Persoalan kesehatan: beberapa warga miskin memiliki anak balita yang
kekurangan gizi. Warga-warga miskin tersebut dapat membentuk satu KSM.

Ikatan pemersatu KSM juga dapat bersumber dari adanya potensi


pengembangan kehidupan warga miskin.
 Potensi pasar/penjualan produk bersama: beberapa warga miskin yang
memproduksi tikar pandan dapat membentuk satu KSM dengan tujuan
membangun pasar/penjualan bersama.
 Potensi kepedulian: beberapa kader posyandu dapat membentuk satu KSM
berangkat dari kepedulian mereka terhadap kondisi gizi balita warga miskin.
KSM ini menyusun kegiatan rutin pemberian makanan tambahan untuk balita
warga miskin. Dalam pengembangan KSM seperti ini, harus dinyatakan
secara jelas siapa saja warga miskin yang menjadi penerima manfaat
program.
 Potensi peningkatan pengetahuan warga miskin: sekelompok ibu-ibu
pengajian (di dalamnya ada warga miskin dan warga kaya) dapat menjadi
KSM dengan kegiatan rutin mengkaji pengetahuan hidup bersih dan sehat di
permukiman warga miskin (anggota kelompok pengajian).

Ikatan pemersatu pada dasarnya merupakan alasan (keberadaan) warga miskin


untuk membentuk kelompok (KSM). Satu saja ikatan pemersatu dapat menjadi
titik masuk pembelajaran kelompok untuk dapat memecahkan persoalan lainnya.
Karena sebagaimana terlihat dalam hasil Pemetaan Swadaya, warga miskin
memiliki banyak persoalan. Jadi di awal pembentukan KSM, temukan saja dulu
satu persoalan atau potensi bersama beberapa warga miskin yang dapat
menjadi ikatan pemersatu awal. Meskipun kalau ada dua atau tiga ikatan yang
sama juga baik.

Keberadaan KSM yang diusulkan sebagai penerima manfaat memenuhi


ketentuan seperti berikut :
 Terdiri dari minimal 5 orang ,serta tidak ada indikasi “eksploitasi” terhadap
warga miskin atau memanfaatkan “warga miskin” untuk kepentingannya,
bilamana di antara anggota KSM tersebut terdapat warga yang tergolong
mampu.

14  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
 

 Pada umumnya terdapat susunan kepengurusan KSM yang disepakati


bersama para anggota KSM.
 Memiliki kesepakatan aturan main bersama yang menjadi acuan KSM
 Memiliki kegiatan utama atau komitmen yang definitif untuk melestarikan ikatan
kebersamaan di antara para anggota-anggotanya, misalnya : arisan, iuran
anggota, kegiatan diskusi atau kajian yang rutin, silaturahmi yang rutin, usaha
bersama, dan sebagainya

Tatacara pengembangan KSM yang sudah ada dan pembentukan KSM baru,
secara detail dalam Buku 5ª. Panduan Fasilitasi Musayawarah
Pengembangan KSM.

4.c.2. Merumuskan Aturan Main KSM

Agar KSM dapat berjalan dengan baik, maka seteleh pembentukan KSM,
kegiatan dilanjutan dengan merumuskan aturan main KSM. Rumusan ini harus
dirumuskan dan disepekati bersama oleh seluruh anggota KSM karena akan
menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan KSM. Adapun beberapa
hal yang dapat menjadi bahan rumusan aturan main KSM, diantaranya :
a. sumbangan yang dapat diberikan oleh kelompok maupun anggota kelompok
dalam menangguangi kemiskinan bersama-sama PNPM Mandiri Perkotaan.
Sumbangan tersebut dapat berupa dana, waktu, tenaga maupun pemikiran.
b. bagaimana proses pengambilan keputusan kedepan
c. bagaimana mekanisme pemecahan masalah kelompok
d. kapan dan berapa kali pertemuan kelompok akan di lakukan
e. siapa yang duduk dalam kepengurusan KSM? Apa tugas dan wewenangnya
f. bagaimana jika ada orang baru bermaksud menjadi anggota
g. bagaimana menentukan rencana kegiatan KSM

5. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM

5.a. Menyusun Rencana Kegiatan KSM

Kegiatan KSM merupakan salah satu komponen yang dapat mencerminkan


apakah KSM tersebut berorientasi terhadap penanggulangan kemiskinan atau
tidak?, sehingga setiap KSM baik KSM yang dibentuk baru, maupun KSM dengan
mengembangkan kelompok yang sudah ada, harus menyusun rencana kegiatan.
Kegiatan KSM semestinya tidak dibatasi oleh satu aspek saja, namun dapat
menyusun rencana beberapa aspek baik dari sisi kegiatan sosial, ekonomi
maupun lingkungan, dimana seluruh aspek tersebut tujuan utamanya untuk
menanggulangi kemiskinan.

Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, syarat KSM dapat mengakses kegiatan adalah
sebagai berikut :
a. kegiatan yang dilakukan terdapat dalam Renta dan PJM Pronangkis
Desa/Kelurahan lokasi KSM berada.
b. Penerima manfaat adalah warga miskin.
 Penerima manfaat dari kegiatan sarana & prasarana lingkungan, secara
dominan minimal 50 % dipastikan warga miskin (baik secara kuantitas

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  15 
 
 

maupun fenomena lingkungan hunian warga di wilayah sasaran


kegiatannya)
 Penerima manfaat dari kegiatan sosial dipastikan hanya warga miskin
(100% tergolong warga miskin), yang indikasinya bisa dideteksi
berdasarkan hasil pendataan dalam PS-2 (Profil KK miskin).
 Penerima manfaat dari kegiatan ekonomi (pinjaman bergulir) dipastikan
hanya warga miskin (100% tergolong warga miskin) yang menjadi
anggota KSM berbasis pada satuan rumah tangga, yang indikasi
kelayakan anggota-anggotanya bisa dideteksi berdasarkan hasil
pendataan dalam PS-2 (Profil KK miskin).

c. Dalam program penanggulangan kemiskinan, posisi KSM adalah independen.


Artinya, KSM bukan bawahan BKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM
dengan BKM dan UP merupakan hubungan kemitraan. KSM harus
mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya
sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdayaan
baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini
dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi, dan
mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan.

d. KSM harus mampu berperan memonitoring dan mengevaluasi (monev) kinerja


BKM dan UP-BKM. KSM berhak melakukan monev terhadap BKM karena
sesungguhnya "alas keberadaan" (mandat) BKM bersumber dari warga miskin.

5.b. Menyusun Usulan Kegiatan KSM.

Bila KSM tersebut dinilai layak, dilanjutkan dengan proses penyusunan usulan
kegiatan KSM sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh BKM. BKM
melalui UP-UP BKM dapat memfasilitasi tata cara penyusunan usulan kegiatan
KSM, selanjutnya melakukan verifikasi atas kelayakan usulan kegiatan KSM
yang telah disusun oleh KSM.

Adapun sumber pembiayaan kegiatan KSM, dapat bersumber dari dana BLM
PNPM Mandiri Perkotaan, swadaya masyarakat serta dari lembaga lain yang
bermitra dengan BKM/LKM.

Mekanisme penyusunan proposal secara detail, diatur dalam petunjuk teknis


kegiatan ekonomi, petunjuk teknis kegiatan infrastruktur dan kegiatan sosial.

6. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP BKM sesuai kaidah
umum.

Seluruh proposal kegiatan yang masuk ke BKM, UP-UP berkewajiban melakukan


verifikasi kelayakan usulan kegiatan. Kaidah Umum Penilaian kelayakan usulan
kegiatan KSM, ditinjau dari sisi penerima manfaat harus warga miskin yang
tercantum dalam format PS-2, administratif dan teknik. UP BKM mengadakan
rapat untuk memutuskan hasil verifikasi kelayakan usulan kegiatan KSM,
mengumumkan usulan kegiatan KSM yang dijustifikasi layak kepada warga

16  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
 

masyarakat (khususnya KSM) melalui media warga yang efektif, serta


menyampaikan rekap datanya ke BKM. Bagi usulan kegiatan KSM yang
dinyatakan tidak layak dikembalikan ke KSM bersangkutan untuk dilakukan
penyempurnaan kembali.

Apabila kegiatan yang diajukan oleh KSM layak untuk didanai, maka KSM
sebelum melaksanakan kegiatan berkewajiban menandatangani surat perjanjian
antara KSM dengan BKM.

B. Arah Pengembangan KSM

KSM dalam perjalanannya memerlukan penguatan dalam rangka memantapkan


eksistensi dan keberlanjutannya, sehingga mampu melaksanakan fungsi dan peran
KSM seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu ada pengembangan dalam KSM
tersebut, baik berupa pendampingan dari pihak luar maupun melalui pembelajaran
yang dilakukan sendiri dalam kelompok maupun antar kelompok yang ada. Pada
prinsipnya arah pengembangan KSM ditujukan untuk :

1. Membangun adanya rasa saling membutuhkan, toleransi, menghargai antara satu


anggota dengan yang lainnya;
2. Memelihara adanya tata-tertib dan aturan main yang telah disepakati bersama
dilaksanakan secara konsisten;
3. Mendorong dilaksanakannya pertemuan rutin atau kegiatan-kegiatan bersama
untuk memelihara kebersamaan dalam berkelompok dan saling belajar di antara
mereka sendiri;
4. Memotivasi KSM agar bermanfaat bagi anggotanya sehingga KSM bisa berperan
sebagai wadah untuk pemecahan masalah ekonomi, penyampaian informasi,
menambah pengetahuan, forum silaturahmi, dan lain sebagainya;
5. Mengembangkan sifat kepemimpinan yang mendorong terciptanya modal sosial.
6. Peningkatan aset KSM guna pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar sehingga
masyarakat miskin akan mampu masuk ke pasar tenaga kerja atau memanfaatkan
berbagai peluang usaha;
7. Peningkatan produktifitas KSM baik tenaga kerja maupun usaha sehingga
kesejahteraan anggota KSM terus meningkat;
8. Peningkatan partisipasi anggota KSM dalam pelaksanaan pembangunan
partisipatif baik pada saat pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan
maupun pada saat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan
pemeliharaan.
9. Penyiapan KSM sebagai modal sosial yang tanggap terhadap resiko bencana
alam, bencana sosial (konflik sosial) dan bencana ekonomi (krisis ekonomi).

Langkah pengembangan KSM yang telah terbentuk dapat diberikan melalui pelatihan
dan pendampingan. Pelatihan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi untuk memberikan pelatihan.
Adapun pendampingannya, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu :
 Konsultasi: membantu KSM dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap
informasi dan wawasan baru khususnya berkaitan dengan penanggulangan
kemiskinan, melalui dialog, diskusi, penyebaran informasi, dan sejenisnya.
 Asistensi: membantu KSM dalam meningkatkan keterampilan, khususnya
berkenaan dengan penyusunan usulan kegiatan.

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  17 
 
 

 Fasilitasi: membantu KSM untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam


kelompok, berhubungan dengan pihak lain, membuat jaringan dan lain-lain.

Upaya-upaya pendampingan yang diarahkan kepada pengembangan KSM sekurang-


kurangnya terfokus kepada 2 hal penting, diantara :

1. Penguatan ke dalam Kelompok

Pertama, Penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang
teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan transparan.
Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur melakukan program
pendidikan anggota. Perencanaan program kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya
dilakukan secara partisipatif.

Kedua, berorientasi kepada peningkatan pendapatan anggota dan kelompok. Dalam


rangka ini perlu diupayakan terus-menerus pemahaman dan peningkatan kapasitas
pengelolaan anggaran kelompok dan anggaran rumah tangga bagi anggota. Kapasitas
ini terutama dalam hal pembentukan cadangan atau tabungan yang efektif,
pemupukan modal swadaya dan pengembangan usaha-usaha produksi dan
pemasaran.

Ketiga, penguatan nilai-nilai dalam kelompok. Terutama menanamkan sikap


keterbukaan di kalangan anggota terhadap hal-hal seperti peluang kerjasama dan
teknologi-teknologi baru untuk mencapai skala usaha yang lebih besar. Selain itu juga
menanamkan prinsip demokrasi dan partisipasi dalam kelompok, serta kesetaraan
jender (laki-laki dan perempuan).

Secara berkala Fasilitator, BKM dan relawan dapat melakukan evaluasi terhadap
perkembangan KSM sesuai lampiran 3.

2. Penguatan ke tingkat Komunitas

Pertama, penguatan kepemimpinan. Selama proses pendampingan kelompok


diharapkan muncul personil-personil yang mampu menjadi pemimpin yang dapat
memberdayakan ,kepemimpinan ini diharapkan bisa muncul karena kualitas dan
kemampuannya, serta kepeduliannya kepada persoalan dan masa depan masyarakat.

Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok,


kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen
perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang
aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika baru.
Kelompok-kelompok ini – termasuk individu-individu yang menjadi anggotanya –
menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya. Pengaruh yang
diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah suatu penguatan
kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih terbuka dan partisipatif.

Ketiga, mendorong transformasi sosial dengan adanya penguatan organisasi,


kepemimpinan yang memberdayakan dan berkembangnya dinamika di masyarakat,
diharapkan terjadi karena kepempinan yang demokratris, terbuka, partisipatif, menjadi

18  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
 

model baru ketimpang model kepempimpinan lainnya. Disamping itu komunikasi


diantara anggota KSM lebih multi arah, dialogis, dan lain sebagainya.

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  19 
 
 

20  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
 

LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  21 
 
 

CHECKLIST PENGENDALIAN REVIEW KONDISI KELOMPOK DAN ORGANISASI 
 
 
Nama Kelompok  : …………………………………………………………………………. 
BKM  : …………………………………………………………………………. 
Desa/Kelurahan  : …………………………………………………………………………. 
Kecamatan  : …………………………………………………………………………. 
Kabupaten  : …………………………………………………………………………. 
Provinsi  : …………………………………………………………………………. 
Jumlah Anggota  : …………………………………………………………………………. 
 
 
Jawaban 
No  Uraian  Keterangan 
Ya  Tidak 
1   Apakah ada susunan kepengurusan  
2   Apakah jumlah anggota KSM diatas lima orang  
3   Apakah KSM mempunyai rencana kerja  
4   Apakah KSM dilibatkan dalam pertemuan   
BKM/Kelurahan atau Kecamatan 
5   Adakah rencana kegiatan dari KSM  
6   Adakah pendampingan rutin diberikan oleh   
konsultan/ kelompok peduli,/pemerintah 
daerah,/BKM/ UP‐UP 
7   Apakah kegiatan KSM menunjang kepada upaya   
penanggulangan kemiskinan 
8   Apakah ada warga miskin yang menjadi anggota   
KSM 
9   Apakah KSM pernah mengikuti pelatihan / coaching  
10   Apakah ada pertemuan rutinan KSM  
11   Apakah ada pencatatan (administrasi) dan   
pelaporan di KSM 
 
   

22  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
 

CHECKLIST PENGENDALIAN REVIEW ATURAN MAIN KELOMPOK 
 
 
Nama Kelompok  : …………………………………………………………………………. 
BKM  : …………………………………………………………………………. 
Desa/Kelurahan  : …………………………………………………………………………. 
Kecamatan  : …………………………………………………………………………. 
Kabupaten  : …………………………………………………………………………. 
Provinsi  : …………………………………………………………………………. 
Jumlah Anggota  : …………………………………………………………………………. 
 
Jawaban 
No.  Uraian  Keterangan 
Ya  Tidak 
1   Apakah ada aturan main KSM? 
  Jika ada, Apakah dalam aturan main tersebut;
2   Disebutkan maksud dan tujuan pendirian KSM?
3   Membahas syarat dan criteria anggota KSM?
4   Membahas prosedur pembentukan, pergantian 
dan penerimaan kembali anggota KSM? 
5   Membahas hak dan kewajiban dari anggota KSM?
6   Menyebutkan tugas masing‐masing pengurus dan 
anggota KSM? 
7   Membahas mekanisme pengambilan keputusan 
di KSM? 
8   Membahas sumber pendanaan KSM?
9   Membahas tranfaransi dan akuntabilitas?
10   Apakah terdapat akses warga miskin dan 
perempuan di dalam KSM 
 
   

PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)  23 
 
 

CHECKLIST PENGEMBANGAN KSM 
 
Nama Kelompok  : …………………………………………………………………………. 
BKM  : …………………………………………………………………………. 
Desa/Kelurahan  : …………………………………………………………………………. 
Kecamatan  : …………………………………………………………………………. 
Kabupaten  : …………………………………………………………………………. 
Provinsi  : …………………………………………………………………………. 
Jumlah Anggota  : …………………………………………………………………………. 
 
Jawaban 
No  Uraian  Keterangan 
Ya  Tidak 
I  KEORGANISASIAN   
1  KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas  
2  Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan  
tanggungjawabnya dengan baik
3  KSM memiliki AD/ART atau aturan main  
4  Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya  
dengan baik
5  Solidaritas antar anggota semakin kuat  
6  KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan  
demokratis
II  ADMINISTRASI  
1  KSM memiliki perangkat administrasi dan pembukuan  
yang lengkap
2  Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil  
mengelola administrasi dan pembukuan
3  KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan  
dilaporkan secara rutin ke anggota
III  PERMODALAN  
1  Tabungan/iuran KSM terus meningkat  
2  KSM mampu mengelola dana dari luar  
IV  KEGIATAN  
1  Kegiatan produktif anggota terus berkembang dan  
menguntungkan
2  Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap  
3  KSM mampu membiayai operasional secara layak  
V  KEBERADAAN DI MASYARAKAT  
1  Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun  
kualitasnya
2  Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin  
berkembang
3  Keberadaan KSM semakin dikenal dan diterima  
masyarakat

24  PETUNJUK TEKNIS Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 
 
KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110

KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210

SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRI


www.pnpm-mandiri.org

PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 48048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org

www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org

Anda mungkin juga menyukai