Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan UU No.

10 tahun 1998 tentang perbankan, kesehatan bank mencakup beberapa


aspek, antara lain : kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Saat ini,
ketentuan pengukuran tingkat kesehatan bank umum di Indonesia dalam peraturan Otoritas
Jasa Keuangan No.4/POJK.03/2016 tentang penilaian kesehatan Bank Umum. Sebelum
adanya OJK ketentuan tingkat kesehatan bank umum diatur dengan Peraturan Bank Indonesia
PBI No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Meskipun sudah
dicabut, namun Peraturan Pelaksanaan PBI dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan OJK No.4/POJK.03/2016. Cakupan penilaiannya sebagai
berikut :
1. Profil risiko (risk profile) merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas
penerapan manajemen risiko dalam operasional bank. Profil resiko diukur dengan 8 jenis
risiko meliputi :
a. Risiko kredit.
b. Risiko pasar.
c. Risiko operasional.
d. Risiko likuiditas.
e. Risiko hukum.
f. Risiko statejik.
g. Risiko kepatuhan.
h. Risiko reputasi.
2. Good Corporate Governance (CGC) merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen
bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
3. Rentabilitas (earnings) meliputi evaluasi terhadap kinerja earnings, sumber-sumber
earnings, dan sustainability earnings bank.
4. Permodalan (capital) meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan
pengelolaan permodalan.
Dasar pengaturan Kesehatan bank adalah UU NO.7 Tahun 1992 yang diperbaharui dengan
UU no.10 tahun 1998 tentang perbankan. Pengaturan tentang kesehatan bank dalam UU ini
dalam pasal 29 ayat 2 yang berbunyi : Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai
dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Pokok-pokok yang diatur
dalam pengawasan kesehatan bank sesuai PJOK No.4 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
 Bank (termasuk kantor cabang bank asing) wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan
bank baik secara individual maupun konsolidasi dengan menggunakan pendekatan resiko.
Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi dilakukan bagi bank yang melakukan
pengendalian terhadap perusahaan anak.
 Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri dari : Profil Risiko (risk profile),
Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital).
 Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assesment) tingkat kesehatan bank dan hasil
self assesment tingkat kesehatan bank yang telah mendapat persetujuan dari direksi wajib
disampaikan kepada dewan komisaris. Selanjutnya, hasil self assesment dimaksud wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia.
 Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester (untuk
posisi akhir bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
 Apabila dari hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan permasalahan atau
pelanggaran yang secara signifikan mempengaruhi atau akan mempengaruhi operasional
dan/atau kelangsungan usaha bank maka Bank Indonesia berwenang menurunkan
peringkat komposit tingkat kesehatan bank.

Sumber : BMP EKSI4205 Modul 5 Hal. 5.5-5.10

Anda mungkin juga menyukai