Menurut KHD, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga
harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental ,
jasmani dan rohani.
Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pengembangan budi pekerti (olah cipta, olah
karya, olah karsa, dan olah raga) yang terpadu menjadi satu kesatuan. Hasil hasil positif yang
sesuai dengan pemikiran KHD yaitu :
• Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri tauladan anak dan
siswa)
• Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat ataupun ide-ide
yang mendukung)
• Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan motivasi
2. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau Among
Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak kasih sayang
3.Tri pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah dan
masyarakat.
- Asas Kemerdekaan
- Asas Kebudayaan
- Asas Kemanusiaan
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, berulang kali menekankan apa yang
disebutnya 'kemerdekaan dalam belajar'. Dari berbagai literatur, gagasan ini boleh jadi
bermula karena beliau menolak praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan dan
berjuang menyebarkan konsep pendidikan ala “Taman Siswa”.
"Jadi yang punya kehendak dalam belajar itu siswanya, bukan gurunya yang memaksa siswa
akan menjadi apanya tapi siswa sendiri yang menentukan mau menjadi apa. Untuk itu
kemudian muncullah Tut Wuri Handayani.
Tut Wuri Handayani berarti mendorong dan menguatkan. Namun cara mendorong dan
memberi kekuatan belajar tak boleh sembarangan. Rentang kendali harus tetap ada, agar
asa menjadi manusia terap terjaga.
Guru harus memperhatikan apa yang dapat dikembangkan dari siswanya. Guru harus jeli
melihat kebutuhan anak didik, mana yang harus didorong, dan apa yang harus dikuatkan.
Guna memenuhi kebutuhan pengembangan bakat, siswa harus merasa gembira/happy
dalam pembelajaran. Pendidikan karakter dalam membangun bakat semakin terasa penting
dan tak boleh tersingkirkan. Karakter merupakan kunci utama dalam membangun setiap
insan pendidikan.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan
antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.
keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan
karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang
sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak
individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam
bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya.
Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran
dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak
dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antara satu
dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, peran
orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam
pertumbuhan karakter baik anak.
relevansi yang paling terasa dari pemikiran KHD dengan konteks pendidikan saat ini
disekolah adalah mengutamakan pembentukan budi pekerti siswa. Dizaman yang serba
canggih saat ini, berbagai informasi sangat mudah sekali diterima oleh siswa melalui gadget
yang mereka miliki. Jika siswa tersebut tidak memiliki budi pekerti yang baik pastinya siswa
tidak mampu menyaring segala informasi yang diterima dan pada akhirnya nanti akan
berdampak negatif pada diri siswa tersebut.
Salah satu upaya saya sebagaiseorang [endidik dalam menanamkan budi pekerti yang baik
bagi setiap siswa adalah dengan memunculkan karakter baik dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Salah satu contoh konkrit nya adalah berdo’a sebelum dan sesudah belajar,
Melantunkan AyatSuci Al Quran setiap pagi (Tadarus Kelas) dan berbagai kegiatan
ekstrakurikuler yang memunculkan berbagai karakter baik siswa seperti kegiatan
kepramukaan, pencak silat, dan atletik.