Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
F041700013 –
Perekonomian
Indonesia
Kebijakan Fiskal dan Hutang
Abstract Kompetensi
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang Mahasiswa mampu menjelaskan dan
mengatur penerimaan dan pengeluaran menganalisis tentang kebijakan fiskal
negara. Anggaran Pendapatan dan dan APBN.
Belanja Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan
negara Indonesia. Salah satu prioritas
kebijakan fiskal di Indonesia adalah
mengatasi APBN.
Salah satu gagasan utama Keynes pada tahun 1930-an adalah kebijakan fiskal
dapat dan hendaknya digunakan untuk menstabilkan tingkat keluaran dan peluang kerja.
Secara spesifik menurut Keynes, terdapat dua hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah
dalam kebijakan fiskal yaitu:
1. Kebijakan fiskal ekspansioner yaitu memotong pajak dan/atau menaikkan
pengeluaran untuk mengeluarkan perekonomian dari penurunan.
2. Kebijakan fiskal kontraksioner yaitu menaikkan pajak dan/atau memangkas
pengeluaran untuk mengeluarkan perekonomian dari inflasi.
Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada
ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat
dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan
menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan fiskal mempunyai pengaruh baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Kebijakan fiskal mempengaruhi tabungan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek mempunyai pengaruh terhadap
permintaan agregat barang dan jasa.
Berikut beberapa cara yang dapat ditempuh negara dalam mencapai manfaat tertinggi
dalam mengelola anggaran.
Anggaran Berimbang : pengeluaran (belanja) dengan penerimaan sama.
Keadaan seperti ini dapat menstabilkan ekonomi dan anggaran.Dalam hal ini,
pengeluaran disesuaikan dengan kemampuan.
Anggaran Defisit : anggaran disusun sedemikian rupa sehingga pengeluaran lebih besar
daripada penerimaan.
Anggaran ini dapat mengakibatkan inflasi karena untuk menutup inflasi, pemerintah
harus meminjam atau mencetak uang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sering disebut budget. Budget pada
hakikatnya adalah rencana kerja pemerintah yang akan dilakukan dalam satu tahun yang
dituangkan dalam angka – angka rupiah.
Tugas – tugas pemerintah bukan hanya sebagai lembaga pelayanan untuk menjaga dan
melindungi masyarakat namun juga sebagai pengatur kegiatan ekonomi dan perdagangan
4. Desentralisasi Fiskal
Kebijakan desentralisasi fiskal dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Republik Kesatuan Indonesia.
Dalam hal pelaksanaanya, penerapan kebijakan ini selain menghasilkan hal-hal
positif sebagaimana yang diharapkan ternyata juga berpotensi menimbulkan risiko
fiskal. Risiko Fiskal dari desentarlisasi fiskal diantaranya, bersumber dari kebijakan
pemekaran daerah, tunggakan pemerintah daerah atas pengembalian penerusan
pinjaman dari luar negeri dan rekening pinjaman daerah serta pengalihan pajak
pusat menjadi pajak daerah.
APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh DPR. APBN berisi daftar
sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN merupakan instrumen untuk
mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan
arah serta prioritas pembangunan secara umum. Semua penerimaan yang menjadi hak dan
pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus
dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
Fungsi APBN
• Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan
demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan
kepada rakyat.
• Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi
pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu
pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat
rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah
direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan
dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk
mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
APBN mempunyai dua sisi, yaitu sisi yang mencatat pengeluaran dan sisi yang
mencatat penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang
memerlukan uang untuk pelaksanaannya. Dalam praktek macam pos –pos yang tercantum
di sisi ini sangat beraneka ragam dan mencerminkan apa yang ingin dilaksanakan
pemerintah dalam programnya. Untuk tujuan pembahasan disini cukup bagi kita untuk
menganggap bahwa sisi ini terdiri dari 3 (tiga) pos utama, yaitu :
1. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang atau jasa.
2. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawainya.
3. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payments yang meliputi, pembayaran subsidi
atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran
pensiun, pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat.