Anda di halaman 1dari 17

ACARA I

PERKECAMBAHAN BIJI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih merupakan biji tanaman yang dipelihara dan ditangani untuk tujuan
budidaya, sedangkan perkecambahan adalah permulaan munculnya pertumbuhan
aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai.
Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi tingkat
kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta
faktor eksternal yang meliputi air, temperatur, oksigen, cahaya, dan medium.
Benih yang baik harus memenuhi syarat seperti benih utuh yang artinya
tidak luka atau tidak cacat, benih harus bebas hama dan penyakit.benih harus
murni yang artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih
dari kotoran, benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat,
mempunyai daya kecambah 80%, dan benih yang baik akan tenggelam bila
direndam dalam air. Jadi jika kualitas benih itu baik maka daya perkecambahan
itu juga baik pula. Tipe perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata) adalah tipe
epigeal (Epigeous). Tipe ini adalah perkecambahan yang ditandai dengan
munculnya radikula yang diikuti dengan pemanjangan hipokotil secara
keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas permukaan tanah.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari Praktikum Budidaya Tanaman Pangan acara Perkecambahan


Biji yaitu untuk mengetahui mutu benih melalui uji daya kecambah serta
mengetahui faktor yang mempengaruhinya. Manfaat dari paktikum ini adalah agar
dapat mengetahui mutu benih dari uji daya perkecambahan dan agar dapat
mengetahui faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam ataupun luar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kacang Hijau (Vigna radiata)

Kacang hijau (Vigna radiata) merupakan tanamanpalawija yang tumbuh


baik di wilayah tropis.Kacang hijau termasuk dalam jenis palawija anggota
leguminosa dan famili fabaceae (Herman dkk, 2015).Kacang hijau di Indonesia
memiliki urutan ketiga sebagai tanaman pangan legum setelah kedelai dan kacang
tanah. Klasifikasi ilmiah kacang hijau ialah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyldonae
Ordo : Leguminales
Familia : Leguminosae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata L.(Sumber : Hasanah dkk, 2018)
Benih kacang hijau termasuk dalam benih dengan kulit biji yang keras
sehingga menjadi faktor pembatas terhadap masuknya air dan oksigen ke dalam
biji. Air dan oksigen merupakan komponen penting dalam proses perkecambahan,
untuk itu diperlukan scarifikasi terhadap benih sebelum dikecambahkan.
Skarifikasi merupakan suatu proses pelukaan kulit benih untuk mengubah kondisi
impermeabel menjadi permeabel dengan cara penggoresan, pengikiran dan
pemecahan. Skarifikasi dapat dilakukan dengan merendam biji pada air panas
dengan suhu 60oC selama 20 menit, scarifikasi ini dapat memudahkan proses
masuknya air (imbibisi) dan oksigen pada biji (Febriyan dan Widajati, 2015).
Scarifikasi juga dapat membantu kegiatan sel dan enzim serta naiknya tingkat
respirasi. Perendaman biji dalam air dengan waktu tertentu dapat memberikan
pengaruh kecepatan tumbuh yang baik karena dapat memicu pemanjangan dan
perkembangan sel (Fitri, 2015).
Tanaman kacang hijau memiliki bentuk akar tunggang, sistem perakaran
yang bercabang banyak serta membentuk bintil-bintil (nodula) akar yang memiliki
kemampuan mengikat nitrogen bebas sehingga menjadi tersedia bagi tanaman.
Bintil-bintil (nodul) akar ini merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara
bakteri nitrogen dengan tanaman kacang hijau, sehingga mampu mengikat
nitrogen bebas dari udara (Hasanah dkk, 2018). Batang kacang hijau tumbuh
tegak dengan ketinggian mencapai 30-110 cm serta bercabang menyebar. Ciri
fisik yang tampak pada batang kacang hijau ialah terdapat bulu pada batangnya
dengan batang brukuran kecil dan bewarna hijau kemerahan (Maghfiroh, 2017).
Tipe daun tanaman kacang hijau termasuk dalam tipe daun majemuk. Kacang
hijau memiliki tiga helai anak daun tiap tangkainya dengan daun berbentuk oval
serta ujungnya meruncing (Faidah, 2013).
Tanaman kacang hijau digunakan sebagai sumber bahan pangan berprotein
tinggi dan memiliki banyak manfaat. Kacang hijau mengandung protein tinggi
mencapai 24% (Nurhalimah dkk, 2012). Manfaat kacang hijau dalam proses
pengobatan antara lain dapat melancarkan buang air besar, mengobati hepatitis,
mengobati kepala pusing atau vertigo, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan kacang
hijau mengandung banyak zat gizi seperti amilum, besi, protein, blerang, kalsium,
niasin vitamin (B1, E, dan A), magnesium, dan mangan (Muhammad dkk, 2016).

2.2. Pengujian Perkecambahan Biji

Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,


khususnya tumbuhan berbiji. Suatu biji yang berkecambah ditandai dengan
terlihatnya radikula dan plumula dari biji (Marthen dkk, 2013). Perkecambahan
benih kacang hijau termasuk tipe perkecambahan epigeal dimana perkecambahan
ditandai dengan munculnya kotiledon di permukaan tanah. Tipe ini merupakan
tipe perkecambahan diatas tanah dengan kotiledon dan plumula muncul di atas
tanah serta ditandai dengan hipokotil memanjang (Siahaan, 2017).
Proses perkecambahan diawali dengan imbibisi yaitu masuknya air kedalam
biji menuju embrio, kemudian air ini nantinya akan memicu aktifnya hormon dan
enzim. Proses perkecambahan melalui empat tahapan utama yaitu imbibisi,
formasi sistem enzim, inisiasi dalam pembentukkan organ, serta pembentukkan
tunas hingga muncul ke permukaan tanah (Shofi, 2017). Nilai daya kecambah
dapat dikategorikan tinggi, sedang maupun rendah. Nilai daya kecambah tinggi
minimal telah mencapai persentase 80% (Tustiyani dkk, 2016). Tinggi rendahnya
daya berkecambah disebabkan oleh ukuran biji. Ukuran biji yang kecil dan tidak
mempunyai endosperm memiliki daya berkecambah yang rendah (Mukminin dkk,
2014). Nilai daya berkecambah berkaitan dengan valiabilitas benih atau
kemampuan daya hidup. Nilai berkecambah diperoleh dengan menghitung jumlah
benih yang berkecambah normal dibagi benih yang ditanam (Jasmi, 2018).
Keberhasilaan penggunaan benih sebagai bahan tanam sangat dipengaruhi
oleh mutu benih, baik secara genetik maupun fisiologis seperti viabilitas dan vigor
benih. Viabilitas dapat dilihat dari banyaknya benih yang berkecambah, semakin
banyak benih yang berkecambah maka semakin baik nilai valiabilitas atau daya
hidupya (Muhammad dkk, 2016). Vigor benih merupakan kemampuan benih
untuk tumbuh menjadi normal meskipun keadaan biofisik lingkungan produksi
tidak optimal. Benih kacang hijau termasuk benih yang tidak tahan disimpan
lama, umumnya penyimpanan selama enam bulan telah terjadi penurunan indeks
vigor benih. Penurunanan indeks vigor dapat terjadi karena disimpan pada kadar
air tinggi, kelembaban tinggi dan suhu ruang yang tinggi (Dinarto, 2010).
Faktor yang memengaruhi keberhasilan perkecambahan biji yaitu terdiri
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari tubuh
tumbuhan itu sendiri seperti faktor gen dan hormone. Gen dan hormone pada biji
tanaman dapat mengendalikan seluruh aktivitas metabolik yang berlangsung di
dalamnya termasuk aktivitas perkecambahan (Sara dkk, 2014). Faktor eksternal
merupakan faktor dari lingkungan seperti nutrisi yaitu berupa unsur mineral.
Proses perkecambahan biji akan melemah jika nutrisi yang tersedia dalam jumlah
sedikit (Polhaupessy dan Sinay, 2014). Faktor eksternal lain yang memengaruhi
perkecambahan ialah ketersediaan air. Air berperan penting dalam menghilangkan
inhibitor perkecambahan dan juga berfungsi dalam penguraian kabohidrat dalam
kotiledon biji untuk dapat digunakan bagi pertumbuhan embrio. Ketersediaan air
yang cukup bagi tanaman berfungsi sebagai pelarut zat hara dan berperan pada
proses fotosintesis (Nugraha dkk, 2014). Media tanam juga menjadi faktor
perkecambahan, salah satunya adalah media tanam kapas. Kapas bisa digunakan
sebagai alternatif media tanam karena dapat menahan biji kacang hijau agar tidak
sepenuhnya terendam air (Fadjryani, 2016).
BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum Budidaya Tanaman Pangan acara Perkecambahan Biji telah


dilaksanakan pada Rabu, 16 September 2020 sampai Rabu, 30 September 2020 di
Jalan Suren Raya 24, Banyumanik, Semarang.

3.1 Materi

Materi yang digunakan dalam Praktikum Budidaya Tanaman Pangan acara


Perkecambahan Biji terdiri dari alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah petri
dish atau penggantinya sebagai wadah untuk perkecambahan, kertas tissue sebagai
media perkecambahan, dan penjepit untuk meletakkan benih. Bahan yang
digunakan adalah biji kacang hijau dan air.

3.2 Metode

Metode yang dilakukan dalam Praktikum Budidaya Tanaman Pangan acara


Perkecambahan Bijiyaitu sebanyak 40 biji yang telah dipilih discarifikasi dengan
cara direndam menggunakan air hangat 60°C. Biji diletakkan diatas petri dish
yang telah diberi kertas tissue. Perkecambahan biji dilakukan sebanyak tiga
ulangan. Setelah 14 hari, jumlah biji yang berkecambah diamati dan dihitung
menggunakan rumus:

T
P= x 100%
N
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Daya Berkecambah

Berdasarkan Praktikum Budidaya Tanaman Pangan acara Perkecambahan


Biji yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Daya Berkecambah biji kacang hijau


Ulangan Daya Berkecambah (%)
Ulangan 1 81%
Ulangan 2 100%
Ulangan 3 92%
Rata-rata 91%
Sumber: Data Primer Praktikum Budidaya Tanaman Pangan, 2020.

Berdasarkan Tabel 1.dapat diketahui bahwa pada ulangan pertama, daya


berkecambah kacang hijau sebesar 81%, daya berkecambah kacang hijau pada
ulangan kedua sebesar 100%, dan daya berkecambah kacang hijau pada ulangan
ketiga sebesar 92% sehingga rata-rata daya berkecambahnya sebesar 91%.
Besarnya daya berkecambah pada ketiga ulangan tersebut termasuk kategori
tinggi karena persentasenya daya berkecambahnya lebih dari 80%. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari Tustiyani dkk (2016) yang menyatakan bahwa minimal
persentase daya berkecambah pada benih adalah 80%. Daya berkecambah ini
menggambarkan viabilitas potensial benih yang dihitung berdasarkan persentase
kecambah yang tumbuh normal dibagi dengan jumlah biji yang ditanam. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Jasmi (2018) yang menyatakan bahwa nilai
berkecambah diperoleh dengan menghitung jumlah benih yang berkecambah
normal dibagi benih yang ditanam.
Keberhasilan perkecambahan biji kacang hijau tersebut dipengaruhi oleh
beberapa factor. Faktor pertama yaitu faktor gen dan hormone yang dimana dapat
mempengaruhi proses perkecambahan dari dalam biji. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Sara dkk (2014) yang menyatakan bahwa gen dan hormone pada
biji tanaman dapat mengendalikan seluruh aktivitas metabolik yang berlangsung
di dalamnya termasuk aktivitas perkecambahan. Faktor kedua adalah ukuran dan
kekerasan biji yang dimana semakin kecil ukuran biji maka daya berkecambahnya
juga makin rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mukminin dkk (2014)
yang menyatakan bahwa daya berkecambah biji yang rendah disebabkan oleh
ukuran biji yang kecil dan tidak mempunyai endosperm. Faktor ketiga adalah
adanya persediaan makanan dalam biji yang dimana semakin sedikit persediaan
makanan yang dimiliki maka akan semakin lama proses perkecambahan biji. Hal
ini sesuai dengan pendapat dari Polhaupessy dan Sinay (2014) yang menyatakan
bahwa bila cadangan makanan yang tersedia dalam jumlah sedikit maka proses
perkecambahan biji akan melemah.
Faktor keempat yaitu dengan perlakuan skarifikasi terhadap biji kacang
hijau dengan perendaman di dalam air panas untuk menghilangkan sifat dormansi
fisik dari biji sehingga mempercepat daya perkecambahan. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Febriyan dan Widajati (2015) yang menyatakan bahwa skarifikasi
dapat dilakukan dengan merendam biji di air panas dengan suhu 60OC selama 20
menit yang nantinya dapat memudahkan proses perkecambahan. Faktor kelima
adalah media tanam yang merupakan tempat tanaman atau biji dapat
berkecambahyang dimana salah satu contohnya adalah media kapas yang
memiliki struktur lembut dan memiliki daya serap air yang cukup kuat. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Fadjryani (2016) yang menyatakan bahwa media
kapas juga bisa digunakan sebagai alternatif media tanam dalam proses
perkecambahan karena dapat menahan biji kacang hijau agar tidak sepenuhnya
terendam air.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan Praktikum Budidaya Tanaman Pangan acara Perkecambahan


Biji yang telah dilakukan didapat kesimpulan bahwa rata-rata hasil presentase
daya berkecambah biji kacang hijau pada tiga kali ulangan adalah tinggi dengan
presentase rata-rata sebesar 91%. Daya berkecambah ini dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti perlakukan skarifikasi biji dan jenis media tanam,

5.2. Saran

Saran dalam proses praktikum adalah agar faktor yang mempengaruhi


perkecambahan biji lebih diperhatikan. Hal ini agar biji kacang hijau dapat
tumbuh dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Afif, T., D. Kastono., dan P. Yudono. 2014. Pengaruh macam pupuk kandang
terhadap pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kacang hijau (Vigna radiata L.
Wilczek) di lahan pasir pantai Bugel, Kulon Progo. J. Vegetalika, 3 (3) : 78-
88.

Ariska, N., dan Rachmawati, D. 2018. Pengaruh ketersediaan air berbeda terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga kultivar bawang merah (Allium cepa
L.).J.Agrotek Lestari, 4(2): 42–50.

Dinarto, W. (2010). Pengaruh kadar air dan wadah simpan terhadap viabilitas
benih kacang hijau dan populasi hama kumbang bubuk kacang hijau
callosobruchus Chinensis L. J. AgriSains, 1(1) : 68 – 78.

Fadjryani, F. 2016. Rancangan Percobaan Pengamatan Berulang Untuk Analisis


Pengaruh Interaksi Cahaya Dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Perkecambahan Kacang Hijau. J. Ilmiah Matematika dan
Terapan, 13(1) : 81 – 95.

Febriyan, D. G., dan Widajati, E. 2015. Pengaruh teknik skarifikasi fisik dan
media perkecambahan terhadap daya berkecambah benih pala (Myristica
fragrans). J. Agrohorti, 3(1) : 71–78.

Fitri, N. 2015. Pengaruh skarifikasi dengan perendaman dalam aquades, air panas,
dan asam sulfat terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan awal
lamtoro (Leucaena leucocephala). Skripsi, Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makasar.

Hasanah, F., M. S. Sari, S. Legowo. A. Saefullah, S. Fatimah. 2018. Pengaruh


intesitas cahaya spektrum cahaya warna merah dan hijau terhadap
perkecambahan dan fotosintesis kacang hijau (Vigna radiata L.). J. Ilmiah
Penelitian dan Pembelajaran Fisika. 2(4) : 25–35.

Hastuti, D. P., Supriyono, dan S. Hartati. 2018. Pertumbuhan dan hasil kacang
hijua (Vigna radiata L.) pada beberapa dosis pupuk organik dan kerapatan
tanam. J. Of Sustainable Agriculture. 33(2) : 89–95.

Herman, Desnilla, dan D. I. Roslim. 2015. Karakteristik agronomi delapan galur


kacang hijau (Vigna radiata L.) kampar generasi kedua. Prosiding Seminar
Bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura, Pontianak. Hal
154-165.

Jasmi, J. 2018. Pengaruh konsentrasi nacl dan varietas terhadap viabilitas, vigor
dan pertumbuhan vegetatif benih kacang hijau (Vigna radiata L.). J.
Agrotek Lestari, 2(1) : 11 – 22.
Mariana, M. 2017. Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stek batang
nilam (Pogostemon cablin Benth). J. Agrica Ekstensia, 11(1) : 1 – 8.

Marthen, E. K dan H. Rehatta. 2013. Pengaruh perlakuan pencelupan dan


perendaman terhadap perkecambahan benih sengon. J. Agrologia. 1(2) : 10–
16.

Muhammad, A., S. Purwanti, dan Supriyanta. 2016. Daya simpan benih kacang
hijau (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) hasil tumpangsari dengan jagung
manis (Zea mays L. saccharata) dalam barisan. Vegetalika, 5(1) : 1–12.

Mukminin, L. H., Al Asna, P. M., & Setiowati, F. K. (2016). Pengaruh Pemberian


Giberelin dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan
(Phalaenopsis sp.). Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 2(2), 90-95.

Polhaupessy, S., & Sinay, H. (2014). Pengaruh konsentrasi giberelin dan lama
perendaman terhadap perkecambahan biji sirsak (Anonna muricata L.).
BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan, 1(1), 73-79.

Sara, D., Izzati, M., & Prihastanti, E. (2014). Perkecambahan Biji Dan
Pertumbuhan Bibit Batang Bawah Karet (Havea brasiliensis Muell Arg.)
Dari Klon Dan Media Yang Berbeda. Jurnal Akademika Biologi, 3(4), 60-
74.

Shofi, M. 2017. Daya Hambat Perak Nitrat (Agno3) pada Perkecambahan Biji
Kacang Hijau (Vigna radiata). Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 10(2) : 98–104.
Siahaan, F. A. Pengaruh kondisi dan periode simoan terhadap perkecambahan
benih kesambi. (Schleichers oleosa (Lour.) Merr). J. Pembenihan Tanaman
Hutan, 1(5) : 1–11.

Suparwata, D. O. 2018. Respon pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Vigna


radiata L.) terhadap perlakuan perbedaan naungan. J. Akademika, 7(1) :10 –
21.

Tustiyani, I., Pratama, R. A., dan Nurdiana, D. 2016. Pengujian viabilitas dan
vigor dari tiga jenis kacang-kacangan yang beredar di Pasaran daerah
Samarang, Garut. J. Agroekoteknologi, 8(1) : 16–21.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pengamatan Perkecambahan Biji


Pengamatan Jumlah Kecambah (Hari Ke-)
Jumlah Biji
Ulangan 1 yang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14
2 Dikecambahkan

1 1
1 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 16
3 3
1 1
2 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
2 2
1 1
3 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 12
1 1

Lampiran 2. Perhitungan Perkecambahan Biji


1. Ulangan 1
T ( jumlah biji yang berkecambah )
P = x 100%
N ( jumlah biji yang dikecambahkan )
13
= x 100%
16
= 81%
2. Ulangan 2
T ( jumlah biji yang berkecambah )
P = x 100%
N ( jumlah biji yang dirkecambahkan )
12
= x 100%
12
= 100%
3. Ulangan 3
T ( jumlah biji yang berkecambah )
P = x 100%
N ( jumlah biji yang dikecambah kan )
11
= x 100%
12
= 92%
 Hasil Perhitungan Rata-Rata Perkecambahan Biji
81 %+100 %+ 92 % 273 %
X = = = 91%
3 3

Lampiran 3. Dokumentasi Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Keterangan

1. Benih Kacang hijau

Kacang hijau

2. Kapas

Kapas

3. Wadah

Wadah
4. Perkecambahan biji kacang hijau hari
ke-1
Ulangan 1

Lampiran 3. Lanjutan
No. Alat dan Bahan Keterangan

Perkecambahan biji kacang hijau


5.
hari ke-2

Ulangan 2

Perkecambahan biji kacang hijau


6.
hari ke-2

Ulangan 3

Perkecambahan biji kacang hijau


7.
hari ke-7

Ulangan 1
Perkecambahan biji kacang hijau
8.
hari ke-7

Ulangan 2

Lampiran 2. Lanjutan
No. Alat dan Bahan Keterangan

Perkecambahan biji kacang hijau


9.
hari ke-7

Ulangan 3

Perkecambahan biji kacang hijau


10.
hari ke-11

Ulangan 1

Perkecambahan biji kacang hijau


11.
hari ke-11

Ulangan 2
Perkecambahan biji kacang hijau
12.
hari ke-11

Ulangan 3

Lampiran 2. Lanjutan
No. Alat dan Bahan Keterangan

Perkecambahan biji kacang hijau


13.
hari ke-14

Ulangan 1

Perkecambahan biji kacang hijau


14.
hari ke-14

Ulangan 2

Perkecambahan biji kacang hijau


15.
hari ke-14

Ulangan 3

Anda mungkin juga menyukai