Anda di halaman 1dari 3

PENERIMAAN PASIEN SUSPEK COVID-19

DI RSUD PASIRIAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 1/3
Ditetapkan oleh,

RSUD PASIRIAN
Tanggal terbit
STANDAR 6 Oktober 2020
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN COVID-19: penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-


2, salah satu jenis koronavirus.
Definisi operasional kasus COVID-19 yaitu Kasus Suspek, Kasus
Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan,
Discarded, Selesai Isolasi, dan Kematian. Untuk Kasus Suspek,
Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, istilah yang
digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang Dalam
Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang
Tanpa Gejala (OTG)
TUJUAN Mencegah terjadinya penularan baik dari Pasien ke keluarga
dan petugas di lingkungan RSUD Pasirian dengan ruang
lingkup :
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal
kembali dengan istilah kasus suspek.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Pasirian tentang Pedoman
Pelayanan Bidang Pelayanan di lingkungan RSUD Pasirian

PROSEDUR 1. Pasien datang ke RSUD Pasiriandilakukan skrining awal


dengan:
a) Demam/riwayat demam
b) Batuk, pilek/sakit tenggorokan
c) Sesak atau sulit bernafas
d) Riwayat berpergian ke daerah terjangkit dalam 14 hari
terakhir
2. Oleh petugas triase (perawat) dengan formulir kewaspadaan
COVID-19
3. Berikan pasien masker apabila ada batuk dan pilek
4. Apabila pasien suspek Corona, pasien diarahkan ke Poli
Paru.
5. Pasien emergensi langsung diarahkan ke IGD. Apabila pasien
suspek COVID-19 ditempatkan di isolasi IGD
6. Apabila pasien tidak suspek Corona, pasien diarahkan ke
ruang IGD atau poli yang dituju.
7. Dilakukan asesmen klinis dan pemeriksaan penunjang oleh
DPJP
8. Gambaran Pneumonia pada Rotngen Paru ATAU Kontak erat
dengan konfirmasi COVID-19 ATAU Bekerja/ mengunjungi
fasilitas kesehatan yang merawat kasus konfirmasi COVID-
19 ATAU hasil Laboratorium yang engarah ke kasus suspek
Covid
9. Rawat Pasien di Ruang ISOLASI Airbone dengan Prosedur
yang telah ditetapkan di ruang isolasi Covid
10. Masuk Ruang Isolasi Ketat:
 Petugas menggunakan APD lengkap/
 Pemeriksaan lanjut: DPL, Fungsi Hepar, fungsi ginjal, laktat
dan PCT
 Pemeriksaan swab nasofaring, sputum, cairan BAL untuk
pemeriksaan CORONAVIRUS spesiemen dikirim ke LAB
LITBANGKES atau Laboratorium RS dr. Haryoto
Lumajang
11. Bila Hasil swab tenggorok/ sputum/BAL terkonfirmasi
positif, diangnosa COVID-19
Pasien KONFIRMASI tata laksana pasien Covid di ruang
Isolasi Covid
12.Tata laksana:
 Terapi simptomatik
 Terapi cairan
 Terapi oksigen
 Ventilator mekanik
 Serial Foto thoraks sesuai indikasi
 Tatalaksana syok sepsis ( bila terjadi)
 Pemberian antibiotik empiris
13. Bila hasil swab tengorok/sputum/BAL bukan Virus SARS
CoV-2 maka tatalaksana pasien Discarded seperti Pneumonia
pada umumnya
14. Pasien bisa dipindahkan ke ruang isolasi non Covid
14. Pasien dapat dipulangkan bila klinis membaik dan atau bila
gejala sedang/berat dengan 1 kali pemeriksaan PCR
menunjukan hasil negatif
UNIT TERKAIT 1. Bid. Pelayanan beserta jajaran
2. Bid. Perawatan beserta jajaran
3. Bid. Penunjang Medis beserta jajaran
4. Bid. Kesekretariatan beserta jajaran

Anda mungkin juga menyukai