Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS

KELOMPOK SENSORI

DISUSUN OLEH

1. Sekar Eka Pertiwi 202002010010

2. Agus Tri Utomo 202002010013

3. Triasih 202002010027

4. Miftah Dwi Amelia 202002010029

5. Puteri Agus Setiyowati 202002010042

6. Nurkhamidah 202002010054

7. Diyah Riski Qurotul Aini 202002010056

8. Berlian Pramesti Mulia 202002010070

9. Akhmad Kurniawan 202002010078


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2022

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SENSORI

1. Topik
Terapi aktivitas kelompok sensori
2. Latar belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah  gangguan persepsi sensori:
Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
a. Bagaimana klien gangguan jiwa
b. Mengapa perlu terapi aktivitas kelompok tersebut
3. Tujuan :
a. Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.

b. Khusus
1. Klien dapat mengenal halusinasi.
2. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
4. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
5. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
4. Seleksi klien
a. Kriteria pasien
1. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
2. Klien yang mengalami perubahan persepsi
b. Jumlah peserta TAK
Jumlah pesrta TAK 5 orang
c. Nama peserta TAK
1. Nurkhamidah
2. Sekar eka pertiwi
3. Diyah riski
4. Putri agus setyowati
5. Mifta dwi amelia

d. Proses seleksi klien ditentukan sehari sebelum pelaksanaan


1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok

5. Jadwal kegiatan
a. Tempat pelaksanaan TAK : Aula
b. Lama pelaksanaan TAK: 45 menit
c. Waktu pelaksanaan TAK: 22 oktober 2022, pukul 09.00 WIB

6. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
d. Bermain peran
e. Brain storming
7. Media dan alat
1. Bola
2. Kertas
3. Bolpoin
4. Musik bok

8. Pengorganisasian
a. Leader : Triasih
b. Co – leader : Berlia
c. Fasilitator dan observer : Kurniawan
d. Pasien
1.
9. Setting tempat
10. Langkah kegiatan TAK
a. Persiapan
Mengelompoka klien dengan ganggua halusinasi
Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Orientasi:
1) Salam
Leader : Assalamualaikum wr.wb
2) Penjelasan tujuan TAK
3) Penjelasan aturan main
4) Kontrak waktu
c. Kerja: dilakukan sesuai jenis atau topik TAK
d. Terminasi
1) Leader melakukan evaluasi subjektif (perasaan klien setelah terapi aktivitas
kelompok)
2) Leader melakukan evaluasi objektif (menanyakan hal-hal terkait dengan topik
TAK yang sudah dilakukan)
3) Leader bersama klien membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) terkait topik TAK
untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Membuat kontrak dengan klien tentang topik TAK, waktu TAK, tempat TAK
yang akan datang
11. Program antisipasi
12. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
b. Evaluasi Hasil
c. Menggunakan format evaluasi standar
13. Daftar Pustaka
Naskah

Peran:

1. Leader : Ttriasih
2. Co Leader : Berlian
3. Vasilitator : Kurniawan
4. Kameramen : tomo
5. Klien 1:Ami , Klien 2 : sekar, Klien 3: dhiyah, Klien 4: puteri dan Klien 5: Miftah

 Pra interaksi

Mengelompokan klien dengan gangguan halusinasi dan Mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan.

(Di ruangan)

Leader : Assalamualaikum Wr.Wb, Selamat pagi ibu, saya perawat Triasih. Kami disini
ingin berbincang-bincang dengan ibu tentang perasaan yang dialami saat ini dan
melakukan terapi aktivitas kelompok bu . Jadi tujuannya agar ibu bisa mengenal
halusinasi, dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dan
dapat menyelesaikan masalah yang dialami . Apakah ibu -ibu bisa?.

Klien (semua) : Waalaikumsalam wr.wb. Bisa sus.

Leader : Untuk waktu nya ibu bisa berapa lama ?

Klien 2 : 45 menit sus cukup, kita juga ingin bercerita dengan suster.

Leader : Baik, 45 menit ya bu. Untuk tempat di aula bagaimana bu? Tidak ada – apa ?

Klien 4 : Tidak apa-apa sus, biar tidak sempit juga.

Leader : Baik kalau begitu nanti berkumpul di aula jam 10 bisa?

Klien (semua) : Bisa sus

Leader : Saya pamit dulu ya bu, nanti bertemu kembali di aula, waasalamualaikum wr.wb

Klien (semua) : Waalaikumsalam wr.wb.

 FaseOrientasi

Di aula

Leader : Assalamualaikum Wr.Wb, Selamat pagi ibu sekalian, masih ingat saya?
Klien (semua) : Masih sus, suster Triasih.

Leader : wah benar sekali ibu, saya suster Triasih. Jadi disini saya akan memimpin terapi

aktivitas kelompok dan berbincang-bincang pada hari ini. Namun saya disini tidak
sendiri ibu, saya di temani dengan anggota yang lain. Silahkan bisa
memperkenalkan diri.

Anggota memperkenalkan diri ( wawa, berlian).

Leader :Ibu sekalian sudah tau nama kami, sekarang agar kami mengenal ibu bisa tulis
nama di kertas yang akan diberikan oleh perawat ya.

Co leader : Bagaimana ibu-ibu keberatan tidak?

Klien (semua) : Tidak sus

Anggota membagi kertas dan klien menulis nama masing –masing.

Co Leader : Sus triasih, semua sudah dapat kertas kita bisa mulai acaranya. Sebelumnya kita
berdoa terlebih dahulu, silahkan salah satu memimpin doa.

Vasilitator : Sebelum kita mulai acara hari ini, marilah kita berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing. Berdoa Mulai!!! Selesai.

Co Leader : Baik saya akan menjelaskan peraturan diskusi kita ini ya bu.

1. Ibu sekalian tidak boleh meninggalkan aula selama acara masih berlangsung,
jika ingin ke kamar mandi . ibu bisa mengangkat tangan dan ijin dengan saya
terlebih dahulu.
2. Sesuai dengan kesepakatan, lamanya acara 45 menit ya bu.
Bagimana bu setuju?

Klien (semua) : Setujuuuu

 Fase Kerja

Leader : Baik, kita akan memulai acaranya ya. Kita mulai dengan bercerita tentang
perasaan halusinasi yang di rasakan . bagaimana bu ?

Klien (semua) : oke sus

Leader : Jadi saya punya permainan, dimana nanti saya punya bola (menunjukan bola)
kemudian kita melingkar dan bola ini akan dipegang ibu secara bergantian dengan
diiringi musik. Jika music nya berhenti, bola ikut berhenti. Dan yang terakhir
memegang, harus berdiri lalu memperkenalkan diri dan bercerita tentang
pengalamanya mengenai halusinasi yang di alami kepada teman-teman yang lain.

Co Leader :Bagaimana ibu bersedia?

Klien ( semua): Oke sus,bersedia.

Co Leader : Baik bu mari kita mulai, mas wawan silahkan musiknya dimainkan.

Vasilitator : Siap laksanakann

Bola berputar dan berhenti disalah satu klien.

Leader : Stopp!!! (musik berhenti)

Klien (semua) : wahhh hahahahhahah

Leader : Bola nya sudah berhenti, silahkan tadi yang memegang bola terakhir bisa berdiri.

Klien 1 : Saya sus.

Co Leader : Iya bu, silahkan ibu bisa memperkenalkan diri dan bercerita tentang perasaan
yang dialami saat ini .

Klien 1 : Nama saya Nurkhamida, sering dipanggil Ami. Perasaan hari ini seneng, bisa
berkumpul dengan teman-teman dan suster semua. Sebelumnya saya merasa
takut.

Leader : Kalau boleh tahu takut kenapa ibu?

Klien 1 : Saya sering dibisiki oleh orang yang tidak dikenal sus.

Leader : Ibu Ami sering di bisiki sama orang yang tidak dikenal. Ada yang mau bertanya
dengan ibu Ami?

Klien 2 : Saya sus

Co Leader : Silahkan ibu, perkenalkan nama dulu ya.

Klien 2 : Perkenalkan saya Sekar Eka, sering di panggil sekar. Ibu Ami dibisikan apa
sama orang itu? Terus itu kapan dibisikinya?

Klien 1 : Saya dibisiki kalau saya orang jahat, saya disuruh berbuat jahat sama orang itu.
Biasanya si kalau saya sedang sendirian bisikan itu datang.

Klien 3 : Mohon maaf , perkenalkan saya Diyah. Ijin bertanya bu ami, bagaimana cara ibu
mengusir bisikan itu?
Klien 1 : Saya teriak- teriak sendiri bu, saya tidak kuat dengan bisikan itu.

Leader : Jadi ibu Ami teriak-teriak untuk mengusir bisikan itu ya bu.Bagaimana ibu-ibu
sekalian, mengenai cara ibu Ami untuk mengusir bisikan itu?

Klien 3 : Saya tidak setuju sus.

Leader : Kenapa bu, ibu bisa diceritakan alasanya?

Klien 3 : Jadi saya juga sama dengan ibu Ami , saya sering dibisiki sama orang yang tidak
dikenal. Tapi saya mengusirnya dengan menutup telinga saya, dan menyuruhnya
pergi. Tapi saya lakuka itu didalam hati, tidak teriak-teriak.

Co Leader : Kenapa ibu melakukan dalam hati?

Klien 3 : Soalnya saya tidak mau mengganggu tentangga saya, dan saya tidak ingin
tetangga saya tahu tentang masalah yang saya alami.

Leader : Baik ibu, jadi ibu Diyah tidak ingin tetangga tahu tentang masalah yang ibu
alami ya. Sebelumnya beri tepuk tangan dulu untuk ibu Ami dan ibu Diyah.

Tepuk tangan

Leader : Kalau begitu kita mainkan musik sekali lagi dan memutarkan bolanya lagi ya bu.
Nanti yang mendapatkan bolanya bisa langsung berdiri, memperkenalkan diri dan
langsung bercerita seoerti ibu Ami tadi ya bu, bagaimana? Setuju ya?

Klien (semua) : Setujuuu

Co Leader : Mas wawan tolong nyalakan musik nya.

Vasilitator memainkan musik dan menyetop musik nya.

Leader : Baik , ibu silahkan berdiri memperkenalkan diri dan berbagi cerita dengan kami.

Klien 4 : Iya bu. Perkenalkan saya Puteri Agus sering di panggil Puteri. Jadi saya sering
melihat beberapa wanita membawa kayu yang mengarah ke saya, seolah-olah
mereka akan mengroyok saya. Saya sangat takut sekali ketika mereka datang.

Klien 2 : Lalu apa yang ibu lakukaan ketika seperti itu?

Klien 4 : Saya biasanya langsung lari untuk menghindari mereka, karena saya sangat
takut sekali. Entah kemana arahnya, saya pokonya lari sebisa mungkin untuk
menghindai mereka.

Klien 5 : Mohon maaf, perkenalkan dulu nama saya Miftah, sering di panggil Miftah. Iin
bertanya bu itu apakah mereka lari juga mengikuti ibu?
Klien 4 : Ya terkadang mereka masih ada. Tapi terkadang ketika saya sudah berlari
sekencang mungkin, mereka tidak ada dibelakang saya lagi.

Leader : Ohh baik, kalau begitu , siapa yang setuju dengan cara yang dilakukan oleh ibu
Puteri? Bisa angkat tangan.

Klien 5 : Saya tidak setuju sus. Menurut saya kalau hanya berlari seperti itu mereka akan
tetap mengikuti, karena saya sudah pernah mengalaminya.

Co leader : Baik, lalu apa yang ibu lakuka setelah tau cara itu tidak berhasil?

Klien 5 : Saya bilang pada diri saya sendiri kalau dia itu tidak ada.Dia hanya bayangan .
Saya mencoba beranikan menatap dia dan perlahan -lahan mereka hilang ketika
saya lihat terus sus.

Klien 2 : Wah iya sama saya juga melakukan seperti itu berhasil.

Leader : Oh jadi ibu Miftah dan ibu Sekar meyakinkan pada diri sendiri kalau itu hanya
bayangan dan ibu melihatnya dengan sungguh-sungguh supaya dia hilang. Seperti
itu ya bu?

 Fase Terminasi

Klien 2 dan 5 : Iyas sus seperti itu.

Leader :Baik bagus sekali . Terimakasih ya ibu yang sudah mau berbagi cerita tentang
halusinasi yang sedang dialami. Nah disini saya akan menyimpulkan ya bu. Jadi
untuk menghilangkan halusinasi itu sebenarnya banyak sekali caranya. Seperti
tadi yang telah ibu sampaikan. Itu semua benar. Jadi bisa ibu lakukan jika suara
dan bayangan itu kembali muncul. Namun, sebisa mungkin jangan berlari-larian
dan berteriak ya bu, karena itu bisa membahayakan diri sendiri dan bisa
menganggu orang lain . Kita lebih baik menghardik diri sendiri, meyakinkan
bahwa apa yang ibu lihat dan dengar itu sebenarnya hanya suara dan bayangan
palsu dan harus meyakinkan diri sendiri dan melawannya. Seperti itu ibu, bisa di
pahami?

Klien (semua) : Bisa sus

Co Leader : Wahh ibu tidak terasa ya sudah 45 menit.

Klien 2 : Iya ya sus cepat sekali tidak terasa.

Leader : Nahh bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang sambil bermain
tadi? Merasa lebih lega?

Klien 3,4,5 : Lebih lega sus


Klien 1 : Iya sus juga seneng bisa banyak informasi yang di dapat buat menghilangkan
suara-suara yang mengganggu itu.

Klien 2 : Seneng bisa bercerita sus tentang halusinasi yang saya rasakan dengan teman-
teman dan suster juga, apa lagi ada permainan musik.

Leader : Bagus bu kalau seperti itu. Baik saya ingi bertanya terlebih dahulu.

Jadi kalau ada suara-suara dan bayangan yang tiba- tiba muncul kita harus
bagaimana?

Klien 3 : Menutup telinga sus, dan menyuruh nya pergi.

Klien 4 : Meyakinkan bahwa apa yang lihat dan sebenarnya bayangan palsu sus dan harus
meyakinkan diri sendiri dan terus melawannya.

Leader : Bagus sekali bu benar seperti itu.

Co Leader : Karena waktu nya sudah habis, bagaimana kalau kita melakukan berbincang-
bincang lagi besok bu? Nanti kita bisa berbincang tentang halusinasi lagi dengan
melihat vidio yang di sediakan, bagimana ibu bersedia?

Klien (semua) : Bersedia sus

Leader : Kira-kira sekitar jam berapa mu kita bisa berbincang sama-sama lagi?

Klien 2 : Jam 10 seperti ini juga bisa sus.

Leader : Boleh, yang lain bagaimana ibu?

Klien( semua) : Setujuuu

Leader : Untuk tempat nya mau dimana bu ?

Klien 5 : Terserah sus

Co Leader : Kalau tetap di aula bagaimana?

Klien (semua) : iya sus boleh

Leader : Baiklah besok jam 10 di aula ya bu, saya tutup diskusi pada kesempatan kali ini
dengan bacaan hamdalah (allhamdulillah).Semoga apa yang kita diskusikan tadi
bisa bermanfaat bagi ibu sekalian. Terimakasih atas perhatiannya, ibu bisa
kembali ke ruangan masing-masing ya. Wassalamualaikum wr.wb

Klien (semua) : Waalaikumsalam Wr.wb, terimakasi sus Triasih, Berlia dan wawan

Perawat: Sama-sama ibu kami seneng bisa membantu itu


Tamat-

Anda mungkin juga menyukai