Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI

Tentang

“PERTUKARAN CAIRAN TUBUH SEHARI-HARI (ANTAR KOMPLEMENTER)

Disusun oleh :

Kelompok 11 (sebelas)

1. Mila Puja Purnama


2. Dhea Cindy Lestari
3. Siti Astria Nur Azizah

Kelas 1B
Dosen Pembimbing :

Intan Rina Susilawati, M.Keb

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GARUT (SKHG)

Jl. Nusa Indah NO.14,Jayaraga, Tarogong Kidul. Kabupaten Garut, Jawa Barat
44151 Telp : (0161)
KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................................
i

Kata Pengantar.................................................................................................................
ii

Daftar Isi...........................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pertukaran cairan tubuh sehari-hari antar kompartemen...................................


B. Pengaturan Keseimbangan Elektrolit...................................................................
C. Peristiwa Disfusi, Osmosi,
Filtrasi........................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
BAB III

Kesimpulan

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter


penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.
Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin
sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut.

Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan


asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat
dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam
keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresi ion

hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.
Daftar Pustaka

1. Sherwood, Lauralee. (2004). Human physiology: From cells to


systems. 5th ed. California: Brooks/ Cole-Thomson Learning, Inc.

2. SIlverthorn, D.U. (2004). Human physiology: An integrated approach.


3rd ed. San Francisco: Pearson Education.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cairan tubuh adalah ari beserta unsur-unsur di dalam nya yang di perlukan
untuk kesehatan sel. Jumlah cairan tubuh 60% dari berat badan. Cairan tubuh
terdapat di luar sel (ekstra selular) dan sebagian lagi dalam sel (intra selular).

Cairan tubuh terdiri dari sebagai berikut:

1. Cairan ekstra sel sebanyak: 20%


2. Cairan interstisial:15% cairan tubuh merupakan medium di tengah-
tengah sel hidup, sel menerima garam, makanan serta oksigen dan
melepaskan semua hasil buangan nya ke dalam cairan itu juga
3. Plasma darah: 5%, merupakan sistem transport yang melayani semua
sel melalui medium cairan ekstraselular
4. Cairan intra sel : 60%, Mengandung elektorit,kalium, frosfat dan bahan
makanan seperti glukosa dan asam amino

Kerja enzim dalam sel adalah konstan memecahkan dan membangun


kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk mempertahankan
keseimbanga cairan. Pertukaran cairan dalam jaringan.
Di dalam tubuh pertukaran cairan tubuh di pengaruhi oleh tekanan. Cairan
dalam plasma berada di bawah tekanan hidrostatik lebih besar daripada
tekanan interstisial. Oleh sebab itu cairan cairan itu cenderung untuk keluar
dari pembuluh kapiler, akan tetapi di dalam plasma ada ptotein, sedangkan
cairan intserstisial mengandung sedikit protein. Protein plasma ini
mengeluarkan tekanan osmotik yang berusaha mengisap cairan masuk
pembuluh kapiler.
Pertukaran antara cairan intra seluler dan ekstra selular juga tergantung
pada tekanan osmotik, akan tetapi membran sel mempunyai permiabilitas
selektif dan dilalui oleh beberapa bahan seperti oksigen, karbondioksida, dan
ureum secara bebas, dan juga memompakan bahan lain masuk atau keluar
untuk mempertahankan perbedaan konsentrasi dalam cairan intra selular dan
ekstraselular, misalnya halium di konsentrasikan dalam intra selular
sedanngkan natrium di pompa keluar.
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pertukaran cairan tubuh sehari-hari antar kompartemen


2. Bagaimana pengaturan keseimbangan elektrolit
3. Bagaimana peristiwa keseimbangan antara disfusi, osmosis dan filtrasi

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui bagaimana pertukaran cairan tubuh itu terjadi


2. Mengetahui mengenai pengaturan keseimbangan elektrolit
3. Dapat mengetahui tentang bagaimana peristiwa keseimbangan disfusi, osmosi
dan filtrasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertukaran Cairan Tubuh Sehari-Hari

 Pemasukan

Cairan tubuh sebagian berasal dari minuman dan makanan yang dimakan sehari-hari,
dan sebagian kecil berasal dari proses oksidasi hydrogen didalam makanan, yang
jumlahnya berkisar antara 150 sampai 250ml/hari, tergantung dari kecepatan
metabolisme. Jumlah cairan yang masuk, termasuk hasil sintesa didalam tubuh,
berkisar 2300ml/hari.

 Pengeluaran

Pengeluaran dari tubuh dalam keadaan normal sebagian besar terjadi melalui urine
yang jumlah kurang lebih 1400ml/hari. Namun pada keadaan tertentu , seperti pada
latihan berat, kehilangan cairan yang terbesar terjadi melalui pengeluaran keringat.
Pada suhu yang sangat panas, kehilangan cairan melalui keringat akan meningkat 1,5
sampai 2 liter/jam, sehingga dapat ,enyebabkan berkurangnya cairan tubuh dengan
cepat. Pengeluaran melalui keringat ini berfungsi untuk melepaskan panas dari tubuh.
Pada latihan fisik yang berat , kehilangan cairan dapat terjadi melalui 2 mekanisme.
Pertama, latihan fisik menyebabkan meningkatkannya kecepatan ventilasi sehingga
jumlah cairann yang hilang melalui saluran pernafasan akan meningkat. Kedua,
latihan fisik menyebabkan meningkatnya produksi panas dan konsekuensi
meningkatnya cairan yang hilang melalui keringat. Komposisi cairan ekstrasel dan
cairan intrasel berbeda satu sama lain. Komposisi utama cairan tubuh adalah air dan
elektrolit. Elektrolit terdiri atas kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion yang
bermuatan negatif) . Pada cairan tubuh jumlah kation dan anion harus sama untuk
mempertahankan “electrical neutrality”. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah partikel
kation dan anion harus sama. Plasma protein misalnya, mempunyai beberapa muatan
negatif, sehingga beberapa kation harus ada untuk mengimbang tiap molekul protein.

B. Pengaturan keseimbangan elektrolit

Pengaturan keseimbangan eletrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit , paru,
dan gastrointinal. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem
atau mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh sistem hormonal, yakni ADH
( anti diuretik hormon), Sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan
kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal , yakni sebagai
pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah. Pengatur keseimbangan asam-
basa darah, dan ekresi bahan buangan atau kelebihan garam.

Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini, diawali oleh kemampuan


bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter
darah mengandung 500 c-c plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya
disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui
tubuli renalis yang sel-selnva menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Keluaran
urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-
rata 1 ml/kg/ bb/jam.

2. Kulit

Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait


dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang
disarafi oleh vasomotorik dengan kemanpuan mengendalikan arteriol kutan dengan
cara vasodilatasi dan vasouonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah
yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainya
dilakukan melalui cara pemancaran yaitu dengan melepaskan panas ke udara
sekitarnya. Cara tersebut berupa cara konduksi, yaitu pengalihan panas ke benda yang
disentuh dan cara konveksi, yaitu dengan mengalirkan udara yang telah panas ke
permukaan yang lebih dingin.

Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian


saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini, suhu dapat diturunkan dengan cara
pelepasa.n air yang jumlahnya kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan
kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu lingkungan,
melalui kondisi tubuh yang panas.
3. Paru

Organ paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan


insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait
dengan respons akibat perubahan terhadap upaya kemampuan bernapas.

4. Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan _yang berperan


dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam
kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/ hari.

5. Sistem Endokrin

a. ADH ( Antidiuretik Hormon)

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga


dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh
hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.

b. Aldosteron

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar
adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin.

c. Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang


berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan
pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam
mengatur sirkulasi ginjal.

d. Gukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air


yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

e. Mekanisme Rasa Haus

Mekanisrne rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan


dengan cara merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi
angiotensin II, sehingga merangsang hipotalamus sehingga menimbulkan rasa haus.
C. Peristiwa Disfusi, Osmosis, dan Filtrasi

1. Difusi

Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau


zat padat secara bebas atau acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur
dalam sel membran. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain terjadi
melalui membran kapiler yang permeabel. Kecepatan proses difusi bervariasi
tergantung pada faktor ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan temperatur cairan.

Difusi

Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan
cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah sehingga konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel
seperti ini disebut difusi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan
sesuai dengan hukum Fick (Fick’s law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.


2. Peningkatan permeabilitas.

3. Peningkatan luas permukaan difusi.

4. Berat molekul substansi.

5. Jarak yang ditempuh untuk difusi.


Jenis Difusi

Difusi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Difusi Biasa

Difusi ini terjadi pada molekul atau partikel yang tidak berpolar dan terjadi pada sel
yang akan mengambil nutrisi. Partikel akan langsung berdifusi tanpa harus
memerlukan energi dan juga bisa melewati membran sel langsung.

2. Difusi Khusus

Difusi ini terjadi pada sel yang ingin mengambil nutrisi dan partikel yang memiliki
ion hydrolhilic. Pengertian Difusi dan Contohnya – Pada difusi khusus, memerlukan
protein yang khusus juga agar partikel dapat melewati membran.

Sebenarnya banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi difusi. Berikut


adalah 5 faktor yang dapat mempengaruhi difusi :

1. Area yang luas dapat memperbesar kecepatan difusi.

2. Ukuran partikel, partikel yang kecil akan lebih mudah bergerak dan akan membuat
difusi semakin cepat.

3. Ketebalan membran, membran yang tipis akan membuat difusi semakin cepat.

4. Suhu yang tinggi dapat mempercepat difusi, karena partikel mendapatkan energi
dari panas.

5. Jarak, jarak diantara dua konsentrasi tentunya berbeda, kecepatan difusi pun akan
melambat.

Proses Difusi

Proses difusi terjadi ketika adanya pergerakan partikel suatu zat padat, cair,
maupun gas dari bagian yang memiliki konsentrasi tinggi ke bagian yang memiliki
konsentrasi rendah yang melewati suatu membran. Proses difusi juga disebut sebagai
proses transportasi, karena proses ini tidak memerlukan energi. Dalam proses ini salah
satu syarat agar partikel dapat melewati membrane yaitu, partikel harus memiliki
bentuk yang lebih kecil, sehingga dapat larut dalam air ataupun lemak.

Kecepatan difusi hanya akan ditentukan oleh jumlah zat yang ada, jumlah celah pada
membran sel dan kecepatan gerak kinetik.
Cara terjadinya proses difusi juga sangat sederhana. Berikut adalah 2 proses
terjadinya difusi.

1. Melalui saluran licin yang ada pada protein transport.


2. Melalui celah pada lapisan lipid ganda.

Contoh Difusi

Untuk memperjelas tentang pengertian difusi, pada tulisan ini saya juga akan
memberikan contoh difusi. Berikut adalah beberapa contoh difusi :

1. Ketika menaburkan garam pada makanan, maka proses difusi yang terjadi pada
garam dan makanan yaitu ketika garam lebur dan merata .

2. Ketika menyemprotkan parfum pada salah satu ruangan, maka aromanya akan
langsung menyebar pada seluruh ruangan, karena parfum memiliki partikel yang
berdifusi pada udara.

3. Ketika memberikan tambahan gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan teh
tersebut akan menjadi manis, hal ini merupakan proses difusi yang terjadi ketika gula
melebur dan merata dengan cairan teh.

4. Konduksi panas, energi suatu benda yang panas bergerak dari suhu yang tinggi ke
suhu yang rendah, sehingga membuat benda lain yang akan menyentuhnya menjadi
panas.

Itulah pengertian, penjelasan, serta beberapa contoh tentang difusi. Semoga tulisan ini
bermanfaat dan dapat menambah wawasan kamu tentang arti defusi. Tulisan ini
dibuat berdasarkan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Jika ada kesalahan baik
dalam penulisna dan juga penyampaian, penulis mohon untuk dimaafkan. Jika tulisan
ini bermanfaat, jangan lupa untuk share kepada orang lain agar makin banyak orang
yang tahu tentang arti difusi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Difusi

Molekul bergerak terus-menerus secara acak pada tingkat yang tergantung pada massa
mereka, lingkungan mereka, dan jumlah energi panas yang mereka miliki, yang pada
gilirannya merupakan fungsi dari temperatur. Gerakan ini menyumbang difusi
molekul melalui media apa pun di mana mereka dilokalisasi. Sebuah substansi akan
cenderung bergerak ke setiap ruang yang tersedia untuk itu sampai merata di seluruh
itu. Setelah zat telah menyebar sepenuhnya melalui ruang yang menghilangkan
gradien konsentrasinya, molekul masih akan bergerak di sekitar ruang, tetapi tidak
akan ada gerakan bersih jumlah molekul dari satu daerah ke daerah lain.
Kurangnya gradien konsentrasi di mana tidak ada gerakan bersih suatu zat yang
dikenal sebagai kesetimbangan dinamis. Sedangkan difusi akan maju dengan adanya
gradien konsentrasi suatu zat, beberapa faktor mempengaruhi laju difusi:

 Tingkat gradien konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat


difusi. Semakin dekat distribusi bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat
laju difusi terjadi.
 Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat; Oleh
karena itu, mereka menyebar lebih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk molekul
yang lebih ringan.

 Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan molekul,
meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul,
sehingga mengurangi laju difusi.

 Kerapatan Pelarut: Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi akan
berkurang. Molekul-molekul memperlambat karena mereka memiliki waktu yang
lebih sulit masuk melalui media padat. Jika media kurang padat, difusi meningkat.
Karena sel-sel terutama menggunakan difusi untuk memindahkan bahan dalam
sitoplasma, setiap peningkatan kepadatan sitoplasma akan menghambat pergerakan
bahan. Sebuah contoh dari hal ini adalah orang yang mengalami dehidrasi. Seperti
sel-sel tubuh kehilangan air, laju difusi menurun dalam sitoplasma, dan fungsi sel-sel
‘memburuk. Neuron cenderung sangat sensitif terhadap efek ini. Dehidrasi sering
menyebabkan ketidaksadaran dan mungkin koma karena penurunan laju difusi
dalam sel.

 Kelarutan: Seperti telah dibahas sebelumnya, bahan nonpolar atau larut dalam-lipid
melewati membran plasma lebih mudah daripada bahan polar, memungkinkan
tingkat yang lebih cepat dari difusi.

 Luas permukaan dan ketebalan membran plasma: Peningkatan luas permukaan


meningkatkan laju difusi, sedangkan membran tebal mengurangi itu.

 Jarak tempuh: Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin lambat
laju difusi. Hal ini memberikan pembatasan atas ukuran sel. Sel yang bulat besar
akan mati karena nutrisi atau limbah tidak dapat mencapai atau meninggalkan pusat
sel. Oleh karena itu, sel-sel yang baik harus dalam ukuran kecilseperti halnya dengan
kebanyakan eukariota bersel tunggal.

Sebuah variasi dari difusi adalah proses filtrasi. Dalam penyaringan, bahan bergerak
menurut gradien konsentrasinya melalui membran; kadang-kadang laju difusi
ditingkatkan oleh tekanan, menyebabkan zat untuk menyaring lebih cepat. Hal ini
terjadi pada ginjal dimana gaya tekanan darah dalam jumlah besar air dan zat terlarut
yang menyertai, atau zat terlarut, keluar dari darah dan masuk ke tubulus ginjal.
Tingkat difusi dalam hal ini hampir sepenuhnya bergantung pada tekanan. Salah satu
efek dari tekanan darah tinggi adalah munculnya protein dalam urin, yang “diperas”
oleh tekanan yang abnormal tinggi.
Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul
kecil. Molekul akan lebih mudah berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke
larutan berkonsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan
mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.

3. Osmosis

Osmosis adalah proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran


semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke
larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solut adalah zat pelarut, sedang solven adalah
larutannya. Air merupakan solven, sedang garam adalah solut. Proses osmosis ini
penting dalam pengaturan keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.

Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan


menggunakan satuan mol. Natrium dalam NaCl berperan penting dalam pengaturan
keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila ada tiga jenis larutan garam dengan
kepekatan yang berbeda, dan di dalamnya di masukkan sel darah merah maka larutan
yang mempunyai kepekatan sama yang akan seimbang dan berdifusi terlebih dahulu.
Larutan NaCl 0,9 % merupakan larutan yang isotonik, karena larutan NaC 1
mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam sistem vaskular. Larutan
isotonik merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang
dicampur. larutan liipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding dengan
larutan intrasel.Pada proses osmosis, dapat terjadi perpindahan larutan dengan
kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui membran
semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan
berkurang, sedangkan larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah
volumenya.

Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut
lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume
yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi
tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan
menurun.

Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel


dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka
terjadi perpindahan air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.

Tekanan osmosis didefinisikan sebagai tekanan eksternal yang diperlukan untuk


diterapkan sehingga tidak ada pergerakan bersih pelarut di membran.
Tekanan osmotik adalah sifat koligatif , yang berarti bahwa tekanan osmotik
bergantung pada konsentrasi molar zat terlarut namun tidak pada identitasnya.
Osmosis adalah proses vital dalam sistem biologis, karena membran biologis
semipermeabel. Secara umum, membran ini tidak dapat terbentuk pada molekul besar
dan polar , seperti ion , protein , dan polisakarida , sementara dapat dimasuki molekul
non-polar atau hidrofobik seperti lipida dan juga molekul kecil seperti oksigen,
karbon dioksida, nitrogen, dan nitrik.
Permeabilitas tergantung pada kelarutan, muatan, atau kimia, serta ukuran zat
terlarut. Molekul air berjalan melalui membran plasma, membran tonoplast (vakuola)
atau protoplas dengan menyebarkan seluruh lapisan ganda fosfolipid melalui
aquaporin (protein transmembran kecil yang serupa dengan yang bertanggung jawab
untuk saluran difusi dan ion difasilitasi).
Osmosis menyediakan sarana utama dimana air diangkut masuk dan keluar dari
sel. Tekanan turgor dari sel sebagian besar dipertahankan oleh osmosis melintasi
membran sel antara interior sel dan lingkungannya yang relatif hipotonik.

 Sejarah Osmosis

Jean-Antoine Nollet pertama kali mendokumentasikan pengamatan osmosis


pada tahun 1748. Kata "osmosis" turun dari kata-kata "endosmosis" dan
"eksosmosis", yang diciptakan oleh dokter Prancis René Joachim Henri Dutrochet
(1776-1847) dari bahasa Yunani kata ἔνδον ( éndon "within"), ἔξω ( éxō "outer,
external"), dan ὠσμός ( ōsmós "push, impulsion").

 Proses Osmosis

Osmosis adalah gerakan pelarut melintasi membran semipermeabel menuju


konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi. Dalam sistem biologi, pelarutnya biasanya
air, tapi osmosis dapat terjadi pada cairan lain, cairan superkritis, dan bahkan gas.

Ketika sel terendam air , molekul air melewati membran sel dari daerah
konsentrasi zat terlarut rendah sampai konsentrasi zat terlarut tinggi. Misalnya, jika
sel terendam air asin, molekul air keluar dari sel. Jika sel terendam air tawar, molekul
air bergerak ke sel.

Bila membran memiliki volume air murni di kedua sisi, molekul air masuk dan
keluar di setiap arah pada tingkat yang sama persis. Tidak ada aliran air bersih melalui
membran.

Mekanisme yang bertanggung jawab untuk mengemudikan osmosis umumnya


telah diwakili dalam teks biologi dan kimia baik sebagai pengenceran air dengan zat
terlarut (menghasilkan konsentrasi air yang lebih rendah pada sisi konsentrasi zat
terlarut yang lebih tinggi dari membran dan oleh karena itu difusi air sepanjang
gradien konsentrasi) atau oleh daya tarik zat terlarut terhadap air (menghasilkan air
yang kurang bebas pada konsentrasi yang lebih tinggi dari sisi konsentrasi zat terlarut
dan oleh karena itu pergerakan bersih air ke zat terlarut). Kedua gagasan ini telah
disangkal secara meyakinkan.
Model difusi osmosis tidak dapat dipertahankan oleh fakta bahwa osmosis dapat
mengarahkan air melintasi membran menuju konsentrasi air yang lebih tinggi.
Model "air terikat" disangkal oleh fakta bahwa osmosis terlepas dari ukuran
molekul zat terlarut - sifat koligatif - atau bagaimana hidrofiliknya.

Sulit untuk menggambarkan osmosis tanpa penjelasan mekanis atau


termodinamika, namun pada dasarnya, ada interaksi antara zat terlarut dan air yang
menetralkan tekanan yang bisa dilakukan molekul bebas zat terlarut bebas.

Satu fakta yang perlu diperhatikan adalah bahwa panas dari sekitarnya bisa diubah
menjadi energi mekanik (air naik).

Banyak penjelasan termodinamika masuk ke konsep potensi kimia dan bagaimana


fungsi air pada sisi larutan berbeda dari air murni karena tekanan yang lebih tinggi
dan adanya zat terlarut yang bereaksi sehingga potensi kimiawi tetap tidak berubah.

Teorema virial menunjukkan bahwa daya tarik antara molekul (air dan zat terlarut)
mengurangi tekanan, dan dengan demikian tekanan yang diberikan oleh molekul air
satu sama lain dalam larutan kurang dari pada air murni, yang memungkinkan air
murni untuk "memaksa" larutan sampai tekanan mencapai ekuilibrium.

 Contoh Osmosis

Tekanan osmotik merupakan penyebab utama dukungan pada banyak


tanaman. Masuknya osmotik air menimbulkan tekanan turgor yang menempel pada
dinding sel , sampai sama dengan tekanan osmotik, menciptakan keadaan mapan.
Ketika sel tanaman ditempatkan dalam larutan yang bersifat hipertonik relatif
terhadap sitoplasma, air bergerak keluar dari sel dan sel menyusut.

Dengan melakukannya, sel menjadi lembek. Dalam kasus yang ekstrim, sel
menjadi plasmolyzed - membran sel terlepas dengan dinding sel karena kurangnya
tekanan air di atasnya.
Ketika sel tanaman ditempatkan dalam larutan yang bersifat hipotonik terhadap
sitoplasma, air bergerak ke sel dan sel membengkak menjadi letupan.

Osmosis bertanggung jawab atas kemampuan akar tanaman untuk menarik air dari
tanah. Tanaman mengkonsentrasikan zat terlarut ke dalam sel akar mereka melalui
transport aktif, dan air memasuki akar oleh osmosis. Osmosis juga bertanggung jawab
mengendalikan gerakan sel penjaga.

Osmosis dapat ditunjukkan saat irisan kentang ditambahkan ke larutan garam


tinggi. Air dari dalam kentang bergerak ke solusi, menyebabkan kentang mengecil
dan kehilangan 'tekanan turgor'. Semakin terkonsentrasi larutan garamnya, semakin
besar perbedaan ukuran dan berat potongan kentang.

Dalam lingkungan yang tidak biasa, osmosis bisa sangat berbahaya bagi
organisme. Sebagai contoh, ikan akuarium air tawar dan air asin ditempatkan di air
dengan kadar garam yang berbeda dari pada tempat biasanya, mereka akan segera
mati, dan dalam kasus ikan air asin, hal ini terjadi secara dramatis. Contoh lain dari
efek osmotik yang berbahaya adalah penggunaan garam meja untuk membunuh lintah
dan siput.

Misalkan seekor hewan atau sel tanaman ditempatkan dalam larutan gula atau
garam dalam air.

Jika medium hipotonik relatif terhadap sitoplasma sel - sel akan mendapatkan air
melalui osmosis.
Jika mediumnya isotonik - tidak akan ada pergerakan bersih air melintasi membran
sel.Jika medium hipertonik relatif terhadap sitoplasma sel - sel akan kehilangan air
dengan osmosis.

Intinya, ini berarti bahwa jika sel dimasukkan ke dalam larutan yang memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari pada yang dimilikinya, ia akan mengerut, dan
jika dimasukkan ke dalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah
daripada pada dirinya sendiri, sel akan membengkak dan mungkin bahkan meledak.
Kebun kimia menunjukkan efek osmosis dalam kimia anorganik.

 Faktor Yang Menyebabkan Osmosis

 Tekanan osmotik
Seperti disebutkan sebelumnya, osmosis dapat ditentang dengan
meningkatkan tekanan di daerah konsentrasi zat terlarut tinggi
berkenaan dengan konsentrasi rendah pada konsentrasi zat terlarut.

Gaya per satuan luas, atau tekanan, yang diperlukan untuk


mencegah aliran air melalui membran permeabel selektif dan ke
dalam larutan dengan konsentrasi lebih besar sama dengan tekanan
larutan osmotik, atau turgor. Tekanan osmotik adalah sifat koligatif
, artinya properti bergantung pada konsentrasi zat terlarut, namun
tidak pada identitasnya. Ini juga terlibat dalam difusi difasilitasi.

Gradien osmotik
Gradien osmotik adalah perbedaan konsentrasi antara dua
larutan di kedua sisi membran semipermeabel , dan digunakan
untuk membedakan perbedaan konsentrasi partikel spesifik yang
dilarutkan dalam larutan.

Biasanya gradien osmotik digunakan saat membandingkan


solusi yang memiliki membran semipermeabel di antara keduanya
sehingga memungkinkan air berdifusi di antara dua larutan, menuju
larutan hipertonik (larutan dengan konsentrasi lebih tinggi).

Akhirnya, kekuatan kolom air di sisi hipertonik membran


semipermeabel akan menyamai gaya difusi pada sisi hipotonik (sisi
dengan konsentrasi lebih rendah), menciptakan keseimbangan.
Ketika ekuilibrium tercapai, air terus mengalir, namun mengalir
baik dalam jumlah yang sama maupun gaya, oleh karena itu
menstabilkan solusinya.

 Variasi Jenis Osmosis

Reverse osmosis (RO)


Artikel utama: Reverse osmosis

Reverse osmosis adalah proses pemisahan yang menggunakan tekanan


untuk memaksa pelarut melalui membran semi permeabel yang
mempertahankan zat terlarut di satu sisi dan memungkinkan pelarut murni lolos
ke sisi lain, memaksanya dari daerah konsentrasi zat terlarut tinggi melalui
membran ke daerah konsentrasi zat terlarut rendah dengan menerapkan tekanan
melebihi tekanan osmotik.
 Teruskan osmosis
Artikel utama: Teruskan osmosis

Osmosis dapat digunakan secara langsung untuk mencapai pemisahan air dari
larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak diinginkan.
Larutan "menarik" dari tekanan osmotik yang lebih tinggi daripada larutan
umpan digunakan untuk menginduksi aliran air bersih melalui membran semi
permeabel, sehingga larutan umpan menjadi terkonsentrasi saat larutan penarik
menjadi encer.
Larutan imbas yang diencerkan kemudian dapat digunakan secara langsung
(seperti zat terlarut seperti glukosa), atau dikirim ke proses pemisahan sekunder
untuk menghilangkan zat terlarut.
Pemisahan sekunder ini bisa lebih efisien daripada proses reverse osmosis
saja, tergantung pada zat terlarut yang digunakan dan air umpan yang diobati.
Teruskan osmosis adalah bidang penelitian yang sedang berlangsung, dengan
fokus pada aplikasi desalinasi , pemurnian air , pengolahan air , pengolahan
makanan , dll.

 Contoh Osmosis

Beberapa contoh osmosis.

Contoh: Dua kontainer A dan B diisi dengan volume yang sama dari air dan
dipisahkan oleh membran yang memungkinkan air untuk lulus bebas, tetapi
melarang lewatnya molekul zat terlarut. larutan memiliki 3 molekul protein
albumin (berat molekul 66.000) dan larutan B memiliki 15 molekul glukosa
(berat molekul 180). Sekarang mari kita menentukan berikut: pertama, di
mana air akan mengalir kompartemen, dan kedua, akan ada gerakan air?

Dalam contoh ini osmosis, air akan mengalir dari wadah A ke kontainer B
karena solusi B memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari partikel zat terlarut
dari larutan A. aliran osmotik air tidak tergantung pada ukuran molekul zat
terlarut.
 Contoh Osmosis di Tubuh

Contoh osmosis dalam tubuh antara lain:

Garam dan mineral dari air yang ditransfer melalui osmosis. Air mengalir melalui
membran plasma sel dan karena konsentrasi osmosis air, glukosa dan garam
dipertahankan dalam tubuh. Jadi filtrasi osmotik penting dalam mencegah
kerusakan sel.

 Ikan laut yang disesuaikan dengan badan air garam yang tinggi. Karena, konsentrasi
garam dari air lebih tinggi dari ikan, sekarang kelebihan garam dalam air di
sekitarnya menarik air dari tubuh ikan. Ini adalah bagaimana osmosis diatur.
 Ikan air tawar menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh mereka melalui osmosis.
Karena konsentrasi garam dalam tubuh mereka lebih tinggi dari air di sekitarnya,
mereka tidak perlu minum air. Hal ini karena air spontan diserap oleh hadir garam
dalam tubuh mereka

 Proses ini memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena
membantu dalam berfungsinya ginjal. Hal ini terjadi pada ginjal untuk memulihkan
air dari bahan limbah dari tubuh.

 Ginjal dialisis juga merupakan contoh osmosis. Hal ini untuk pasien yang menderita
penyakit ginjal. Dalam proses ini, dialyzer menghilangkan produk limbah dari darah
pasien melalui membran mendialisis, dan melewati mereka ke dalam tangki cairan
dialisis. Sel-sel darah merah yang lebih besar dalam ukuran tidak bisa melewati
membran dan dipertahankan dalam darah. Jadi, dengan proses limbah osmosis terus
dikeluarkan dari darah.

Contoh Osmosis di Kehidupan Sehari-hari


 Ketika tangan Anda tenggelam dalam cucian untuk waktu yang lama, kulit Anda
terlihat membengkak. Ini adalah efek dari osmosis.
 Ketika Anda menuangkan garam ke siput, air berdifusi dan siput menyusut akibat
osmosis.

 Ketika Anda memasak makanan dan menaruh saus di bagian cair dari piring Anda,
beberapa bagian dari zat terlarut bergerak dalam bagian padat dari makanan yang
Anda memasak. Bagian padat bisa menjadi telur, sepotong daging tapi saus yang
terbuat dari zat terlarut dan bukan air, sehingga akan pindah ke makanan.

 Osmosis juga memainkan peranan penting dalam tubuh. Ini membantu dalam
transfer air dan berbagai nutrisi antara darah dan cairan sel.

 Tanaman juga menggunakan osmosis untuk mengambil air dan mineral penting
untuk pertumbuhan.

 Reverse osmosis adalah jenis osmosis yang digunakan untuk mengubah air limbah
menjadi air minum yang bersih.
Jadi, ini adalah beberapa contoh osmosis yang terjadi di lingkungan kita dan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Osmosis adalah penting dalam kehidupan
kita sehari-hari untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel hidup dalam tubuh
kita.

 Perbandingan Difusi dan Osmosis


 Osmosis terjadi ketika terdapat membran semi-permeable, membran
ini tidak dibutuhkan untuk terjadinya difusi.
 Pada osmosis yang berpindah adalah molekul-molekul pelarut,
biasanya air. Sedangkan pada difusi yang berpindah adalah molekul-
molekul terlarut.
 Pada proses difusi, molekul-molekul terlarut bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah, sedangkan pada osmosis molekul-
molekul pelarut mengalir secara kebalikannya.
 Difusi biasa terjadi pada molekul-molekul gas, meski difusi juga dapat
terjadi pada molekul padat-cair atau cair-gas.
 Osmosis hanya terjadi di antara dua larutan.
 Osmosis terjadi relatif lebih lambat dibandingkan dengan difusi.
 Difusi dapat menyebar sampai jarak yang jauh, sedangkan osmosis
terbatas pad a jarak yang lebih dekat.
 Keduanya termasuk transpor pasif sehingga tidak membutuhkan energi
eksternal agar kedua proses ini dapat terjadi.
 Keduanya dapat terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi.
4. Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang diatasnya padatan akan
terendapkan. Rentang penyaringan pada industri mulai dari penyaringan sederhana
bila pemisahan yang kompleks.

Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang
dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar
perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan
yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.

Filtrasi biasanya merupakan proses yang tidak sempurna. Beberapa cairan


tetap berada di sisi umpan filter atau masih berada di media filter dan beberapa
padatan kecil lolos melalui filter. Sebagai teknik kimia  selalu ada beberapa produk
yang hilang, entah itu cairan atau padatan yang terkumpul.

 Contoh Filtrasi

Filtrasi merupakan teknik pemisahan yang penting di laboratorium, selain itu


juga biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan bir kopi melibatkan air panas yang melewati melalui kopi bubuk
dan saringan. Kopi cair adalah filtratnya. Teh celup juga mempunyai proses
yang sama, yaitu menggunakan kantong teh (kertas filter).

Ginjal adalah contoh filter biologis. Darah disaring oleh glomerulus. Molekul
penting diserap kembali ke dalam darah.

AC dan banyak penyedot debu menggunakan filter HEPA untuk


menghilangkan debu dan serbuk kecil dari udara.

Banyak akuarium menggunakan filter yang mengandung serat yang


menangkap partikulat padat.

Filter sabuk memulihkan logam mulia selama penambangan.

Air dalam sumber air relatif murni karena telah disaring melalui pasir dan
batuan permeabel di tanah.

Metode Filtrasi
Ada berbagai jenis filtrasi. Metode mana yang digunakan sangat bergantung
pada apakah padatan adalah partikulat (tersuspensi) atau dilarutkan dalam
cairan.

Filtrasi Umum: Bentuk filtrasi yang paling dasar adalah menggunakan


gravitasi untuk menyaring campuran. Campuran dituangkan dari atas ke media
saringan (mis., Kertas saring) dan gravitasi menarik cairan ke bawah. Padatan
tertinggal pada filter, sedangkan cairan mengalir di bawahnya. 

Filtrasi Vakum: Labu Büchner dan selang digunakan untuk menarik vakum
untuk menyedot cairan melalui saringan (biasanya dengan bantuan gravitasi).
Ini sangat mempercepat pemisahan dan bisa digunakan untuk mengeringkan
padatan. Teknik yang terkait menggunakan pompa untuk membentuk
perbedaan tekanan pada kedua sisi saringan. Filter pompa tidak perlu vertikal
karena gravitasi bukan sumber perbedaan tekanan pada sisi saringan.

Filtrasi dingin: Penyaringan dingin digunakan untuk mendinginkan larutan


dengan cepat, mendorong terbentuknya kristal kecil. Ini adalah metode yang
digunakan saat awalnya padatan kemudian dilarutkan. Metode yang umum
adalah menempatkan wadah dengan larutan dalam bak es sebelum filtrasi.  

Filtrasi Panas: Dalam filtrasi panas, larutan, filter, dan corong dipanaskan
untuk meminimalkan pembentukan kristal selama penyaringan. Corong beruap
berguna karena tidak banyak daerah permukaan untuk pertumbuhan kristal.
Metode ini digunakan ketika kristal akan menyumbat saluran atau untuk
mencegah kristalisasi komponen kedua dalam campuran. 

Terkadang alat bantu filter digunakan untuk memperbaiki aliran


melalui filter. Contoh alat bantu filter adalah silika, tanah diatom, perlit, dan
selulosa. Alat bantu filter dapat ditempatkan pada filter sebelum filtrasi atau
dicampur dengan cairan. Alat bantu ini dapat membantu mencegah
penyumbatan saringan dan dapat meningkatkan porositas “lapisan” atau
umpan ke saringan. 

Filtrasi Versus Sieving


Teknik pemisahan yang terkait adalah sieving. Sieving mengacu pada
penggunaan mesh tunggal atau lapisan berlubang untuk mempertahankan
partikel besar, sambil membiarkan bagian yang lebih kecil keluar. Dalam
filtrasi, sebaliknya, filter adalah kisi atau memiliki banyak lapisan. Cairan
mengikuti saluran di media untuk melewati filter. 

Alternatif untuk Filtrasi


Dalam beberapa situasi, ada metode pemisahan yang lebih baik daripada
penyaringan. Misalnya, untuk sampel yang sangat kecil dimana penting untuk
mengumpulkan filtrat, media saringan bisa menyerap terlalu banyak cairan.

Dalam kasus lain, terlalu banyak padatan menjadi terjebak dalam


media saringan. Dua proses lain yang dapat digunakan untuk memisahkan
padatan dari cairan adalah dekantasi dan sentrifugasi. Sentrifugasi melibatkan
pemintalan sampel, memaksa padatan yang lebih berat ke dasar wadah.
Dekantansi bisa digunakan mengikuti sentrifugasi atau dengan sendirinya.
Dalam dekantasi, cairan tersebut disedot atau dituangkan dari padatan setelah
jatuh dari larutan. 

Kekurangan filtrasi membran :


a. Kurang cocok untuk menghitung sampel dengan jumlah mikroba yang
terlalu pekat walaupun pengenceran dapat dilakukan dengan pengenceran
bertingkat.
b. Beberapa jenis mikroba yang berdiameter lebih kecil dari pori seperti
Rickettsia dan Mycoplasma mampu lolos dari pori kertas membran.

F. Metode Filtrasi

Metode filtrasi sangat sering digunakan di laboraturium. Penggunaan


metode ini disesuaikan dengan sampel yang sedang ditangani dan hasil yang
diharapkan. Secara umum ada tiga metode filtrasi yang sering digunakann,
yakni metode filtrasi panas, metode filtrasi dingin dan metode filtrasi vakum.
Metode filtrasi panas digunakan untuk memisahkan antara cairan dan
padatan, dimana dalam prosesnya diharapkan tidak menghasilkan kristal di
bagian funnel penyaring dan peralatan lainnya. Pada metode ini, peralatan
gelas yang akan terkena larutan secara langsung dipanaskan terlebih dahulu.
Sebaliknya dari metode filtrasi panas, metode filtrasi dingin digunakan 
untuk memisahkan antara cairan dan padatan, dimana setelah penyaringan
diharapkan terjadi pembentukan kristal. Metode ini menggunakan es untuk
mendinginkan aparatus yang digunakan, sehingga temperatur dalam sistem
akan turun secara drastis dan memicu tumbuhnya kristal. Metode ini
umumnya kalian gunakan dalam proses rekristalisasi.

 Metode filtrasi vakum


digunakan untuk mendapatkan hasil padatan yang kering dengan
cepat. Untuk melakukan filtrasi vakum, alat yang dibutuhkan ialah Funnel
Buchner.

Contoh Penggunaan Metode Filtrasi


1. Kalian pasti pernah menyaring kopi dari ampasnya kan? Penyaringan ini
merupakan metode filtrasi yang paling sederhana.
2. Pembuatan santan kelapa juga menggunakan metode filtrasi
3. Metode filtrasi digunakan juga pada banyak industri sebagai metode awal
penanganan limbah.
4. Pembuatan wine, anggur dan wishky juga menggunakan metode filtrasi
sebelum distilasinya (pemurnian)

5. Penyaringan debu-debu pada AC masih menggunakan metode filtrasi.


Metode pemisahan campuran daengan filtrasi ini merupakan proses fisika,
sehingga tidak dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang homogen.

Alat-alat yang Digunakan dalam Proses Filtrasi

Saat ini di pasaran telah tersedia berbagai macam jenis alat-alat untuk
melakukan proses filtrasi atau penyaringan yang terbuat dari berbagai macam
bahan dan ukuran porinya juga bermacam-macam. Jadi kita tinggal
memilihnya sesuai dengan yang kita butuhkan. Beberapa contoh alat-alat
filtrasi dan kegunaannya antara lain:
1. Kertas saring whatman, banyak digunakan dalam laboratorium untuk
menyaring berbagai keperluan. Tersedia dalam berbagai ukuran pori.
2. Micro glass filter, penyaring yang terbuat dari bahan gelas yang berpori –
pori sangat kecil, dapat digunakan untuk menyaring berbagai macam jenis
pelarut.

3. Mikro filter dari bahan polimer, misalnya polikarbonat, teflon, poliester,


digunakan untuk keperluan khusus, terutama untuk menyaring pelarut organik.

Bagaimanakah Proses Filtrasi yang Sederhana Berlangsung?


Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan
media filter kertas saring. Adapun metodenya adalah sebagai berikut:
1. Kertas saring kita potong melingkar jika masih berbentuk lembaran 4
persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran, lipat 2, sebanyak 3
atau 4 kali.
2. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat
dengan corong pisah.
3. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit,
kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas.
4. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat
dengan cairannya.

Hasil filtrasi adalah berupa zat padat yang disebut residen dan zat cairnya
disebut dengan filtrat. Jadi, proses filtrasi dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
1. Dilakukan dengan tanpa tekanan atau hanya dilakukan menggunakan
corong dan kertas saring saja dimana cairan mengalir karena adanya gaya
grafitasi. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana
jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya.

2. Filtrasi dengan menggunakan tekanan atau dengan cara divakumkan


(disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat
tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan
dengan cairannya.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES FILTRASI


Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika, sehingga banyak faktor–faktor
yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula kualitas air hasil filtrasi,
efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah debit filtrasi, kedalaman
media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi muka air, kehilangan
tekanan, dan temperatur.
1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien.
Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air
yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring
dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati
rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring
akan lolos.
2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori
dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen)
yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi
dan sedimentasi.
3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan
massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik
diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan
besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi.
Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.
4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material
Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan
bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya
saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,
tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Lagi pula ditinjau daris segi biaya,
media yang terlalu tebal tidaklah menguntungkan dari segi ekonomis. Sebaliknya
media yang terlalu tipis selain memiliki waktu pengaliran yang pendek, kemungkinan
juga memiliki daya saring yang rendah. Demikian pula dengan ukuran besar kecilnya
diameter butiran media filtrasi berpengaruh pada porositas, laju filtrasi, dan juga
kemampuan daya saring, baik itu komposisisnya, proporsinya, maupun bentuk
susunan dari diameter butiran media. Keadaan media yang terlalu kasar atau terlalu
halus akan menimbulkan variasi dalam ukuran rongga antar butir. Ukuran pori sendiri
menentukan besarnya tingkat porositas dan kemampuan menyaring partikel halus
yang terdapat dalam air baku. Lubang pori yang terlalu besar akan meningkatkan rate
dari filtrasi dan juga akan menyebabkan lolosnya partikel halus yang akan disaring.
Sebaliknya lubang pori yang terlalu halus akan meningkatkan kemampuan menyaring
partikel dan juga dapat menyebabkan clogging (penyumbatan lubang pori oleh
partikel halus yang tertahan)terlalu cepat.
5. Tinggi Muka Air Di Atas Media dan Kehilangan Tekanan
Keadaan tinggi muka air di atas media berpengaruh terhadap besarnya debit
atau laju filtrasi dalam media. Tersedianya muka air yang cukup tinggi diatas
media akan meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori. Dengan
muka air yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (bila filter dalam keadaan
bersih). Muka air diatas media akan naik bila lubang pori tersumbat (terjadi
clogging) terjadi pada saat filter kotor.

Untuk melewati lubang pori, dibutuhkan aliran yang memiliki tekanan yang
cukup. Besarnya tekanan air yang ada diatas media dengan yang ada didasar
media akan berbeda di saat proses filtrasi berlangsung. Perbedaan inilah yang
sering disebut dengan kehilangan tekanan (headloss). Kehilangan tekanan
akan meningkat atau bertambah besar pada saat filter semakin kotor atau telah
dioperasikan selama beberapa waktu. Friksi akan semakin besar bila
kehilangan tekanan bertambah besar, hal ini dapat diakibatkan karena semakin
kecilnya lubang pori (tersumbat) sehingga terjadi clogging.
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung
cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang
hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.

Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan


media filter kertas saring . Kertas saring kita potong melingkar jika masih
bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk
lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan
letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah.
Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit,
kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas.
Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat
dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat
cairnya disebut dengan filtrat.
    Filtrasi banyak dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada
pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan
pirogen dan pengotor pada air suntik injeksi dan obat‐obat injeksi, dan
membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula dan untuk memurnikan
bahan-bahan obat dari partikel dan bahan yang tidak diinginkan sehingga
dapat menjamin hasil akhir dari suatu produk obat yang berkualitas dan sesuia
syarat yang ditentukan.
• Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi dituntut untuk dapat
bersaing dengan industri farmasi baik dalam maupun luar negeri untuk
menciptakan obat yang bermutu bagi masyarakat,karena itu diperlukan
pedoman bagi industri farmasi untuk dapat menghasilkan produk yang
bermutu yaitu dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).

• Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) menyangkut seluruh aspek produksi dan
pengendalian mutu, bertujuan untuk menjamin mutu obat yang baik dan memenuhi
kriteria yang telah ditentukan. Misalnya untuk sediaan tertentu seperti obat tetes mata
harus memenuhi syarat bebas dari partikel asing karena dapat mengiritasi mata,
karena itu pembuatannya mutlak membutuhkan proses penyaringan (filtrasi)
Buruh bangunan yang sedang melakukan pemisahan antara pasir dengan kerikil.
Pembuatan santan kelapa. Santan kelapa dibuat dengan cara memisahkan campuran
santan, air, dan ampas kelapa dengan menggunakan saringan. saringan teh agar ampas
teh tidak terbawa dalam air teh.

Pemisahan pasir dengan kerikil dan pemisahan air dengan parutan kelapa bertujuan
untuk memisahkan zat-zat yang dicampur dalam campuran tersebut. Partikel yang
mempunyai ukuran lebih kecil akan lolos dari saringan sedangkan yang berukuran
besar akan tertahan pada saringan. Mengapa air sumur tampak jernih meskipun hujan
turun? Peristiwa alam turunnya hujan ke bumi akan mengalir ke tempat yang lebih
rendah di permukaan bumi dengan membawa zat-zat lain. Air yang meresap ke dalam
tanah melalui celah-celah kecil, dan mengalami penyaringan oleh lapisan tanah,
sehingga dihasilkan sumber air yang jernih. Dalam kegiatan laboratorium pemisahan
campuran dapat dilakukan dengan menggunakan kertas saring. Pemilihan ukuran
penyaring disesuaikan dengan ukuran zat yang akan dipisahkan. Pemisahan campuran
dengan memperhatikan perbedaan kelarutan juga dapat dilakukan dengan penyaringan
(filtrasi). Contoh, kita hendak memisahkan campuran garam dan pasir.
Langkah yang kita tempuh adalah memberikan air pada campuran tersebut. Air
merupakan zat pelarut untuk zat-zat yang memiliki sifat terlarut. Dalam hal ini garam
dapat dilarutkan oleh air, sedangkan pasir tidak. Melalui proses penyaringan pasir
akan tertinggal, sedangkan air garam lolos dari saringan tersebut. Zat yang tertahan
dan tertinggal di kertas saring disebut residu. Cairan yang dapat lolos dari kertas
saring dinamakan filtrat.

6. Transpor Aktif

Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transpor aktif.


Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini
penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel.

Proses pengaturan cairan dipengaruhi oleh dua faktor yakni tekanan cairan dan
membran semipermeabel.

a. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotik juga
menggunakan tekanan osmotik, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk
menarik larutan melalui membran. Bi1a dua larutan dengan perbedaan konsentrasi
maka larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekul intinya tidak dapat
bergabung, larutan tersebut disebut: koloid. Sedangkan larutan yang mempunyai
kepekatan yang sama dapat becrgabung maka larutan tersebut discbut kristaloid.
Scbagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam. Sedangkan koloid adalah
apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan
menembus membran sel permeabel tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotik ini sangat
penting dalam proses pembcrian cairan intravena. Biasanya larutan yang sering
digunakan dalam pemberian infus intrmuskular bersifat isotonik karena mempunvai
konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah
perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. larutan intravena yang hipotonik,
yang larutan mempuyai konsentrasi kurang pekat disbanding dengan konsenirasi
plasma darah.

Hal ini menyebabkan tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibandingkan
dengan tekanan osmotik cairan interstisial, karena konsentrasi protein dalam plasma
lebih besar disbanding cairan interstisial dan molekul protein lebih besar, maka akan
terbentuk larutan koloid Yang sulit menembus membran semipermiabel. Tekanan
hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang
tertutup. Hal ini penting untuk pengaturan keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.

b. Membran semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul


besar tidak tergabung. Membran semipermiabel ini terdapat pada dinding kapiler
pembuluh darah, Yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak
berpindah ke jaringan.

Anda mungkin juga menyukai