Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUATAN BIDANG TUGAS

A. Nama Pelatihan
Nama pelatihan yang diikuti penulis adalah Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) yang
diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan
Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Kepala Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor :
KEP-10/I/ltf/02/2021 meliputi 83 jam pelajaran. Diklat TAK yang
dilaksanakan Badan Diklat Kejaksaan RI Jl. Harsono RM No.6,
RW.7, Ragunan, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, ini dilaksanakan mulai tanggal 13 April 2021
sampai tanggal 21 April 2021.

B. Nama sumber/Pengajar /facilitator


Berikut ini adalah Daftar Mata Pelajaran pada Diklat Teknis
administrasi Kejaksaan (TAK) berikut nama Nara
Sumber/Pengajar/Fasilitator.
No. Jam Nama Nara Sumber
Mata Pelajaran
Pelajaran /Pengajar/Fasilitator
I KAJIAN SIKAP DAN
PERILAKU
1. Orientasi, Pembinaan 3 Tony Tribagus Spontana,
Korps Adhyaksa dan S.H., M.Hum.
Penanaman Jiwa Korsa
2. Pengarahan Disiplin 2 Dr. Jaya Kesuma, S.H.,
M.Hum.
3. Pengarahan Program 2 Kabid Program dan Kabid
Penyelenggara
4. Integritas 3 Puji Rahayu, SH., MH

89
5. Revolusi Mental 3 Endi Arofa, SH., MH.
6. Peraturan Urusan 3 Eka Kurnia Sukmasari, SH.,
Dalam Kejaksaan MH.
(PUDK)
7. Peraturan Baris 9 Pelatih Dari TNI AL
Berbaris (PBB)
II. KAJIAN
ADMINISTRASI
1. Tugas dan Fungsi serta 7 Yudi Triadi, SH., MH
Administrasi
Pembinaan, dan Tata
Persuratan Dinas
2. Tugas dan Fungsi serta 6 Adi Kusumo, SH., MH.
Administrasi Intelijen
3. Tugasdan Fungsi serta 6 Tasjrifin, SH., MH
Administrasi Perkara
Tindak Pidana Umum
4. Tugas dan Fungsi serta 6 Yadyn Palembangan, S.H.
Administrasi Perkara M.H.
Tindak Pidana Khusus
5. Tugas dan Fungsi serta 6 Dr Nana Mulyana, .SH.,MH.
Administrasi Perdata
dan TUN
6. Tugas dan Fungsi serta 6 Juwita Pasaribu, SH.,MH.
Administrasi
Pengawasan
III. KAJIAN WAWASAN
1. Ketentuan Tentang 3 Sesjamwas
Penyelenggaraan
Pengawasan
2. Organisasi dan Tata 3 Kristanto, S.H., M.Hum.
Laksana Kejaksaan R.I.
90
serta Reformasi
Birokrasi
3. Pembinaan Karier dan 3 Danang Suryowibowo, S.H.,
Kepegawaian LL.M.
4. Data Statistik Kriminal 3 Didik Farkhan Alisyahdi, S.H.,
dan Teknologi Informasi M.H.
IV. UJIAN 3 Penyelenggara
VI. EVALUASI 6 Kepala Pusat Diklat Teknis
KELULUSAN Fungsional, Kabid
Penyelenggara DTF,
Widyaiswara/ Pengajar dan
Penyelenggara
JUMLAH 83

C. Hasil yang dicapai (Materi yang diperoleh)

a. KAJIAN SIKAP DAN PERILAKU


1. Orientasi Pembinaan Korps Adhyaksa dan Penanaman Jiwa
Korsa
Materi ini mengajarkan peserta Diklat TAK dalam menanamkan
jiwa Korps Adhyaksa atau cinta instansi Kejaksaan dengan pedoman
TRI KRAMA ADHYAKSA yakni Satya, Adhi dan Wicaksana dengan
memaknai dengan baik.
2. Pengarahan Disiplin
Materi Pengarahan Disiplin menjelaskan mengenai disiplin
peserta dikat yang meliputi peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
oleh peserta Diklat TAK selama menjalani pendidikan dan hukuman
yang akan dijatuhi oleh peserta apabila melanggar peraturan yang
berlaku selama menjalani pendidikan baik dari segi pakaian, jam
keluar malam maupun aktivitas pembelajaran dan keseharian
selama di Kampus A Badan Diklat Kejaksaan RI di Jakarta

91
3. Pengarahan Program
Materi yang diperoleh dari pendidikan pelatihan Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) untuk Mata
pembelajaran Pengarahan Program adalah mengenai Progam dan
Kurikulum Diklat Teknis Administrasi kejaksaan yang akan
dilaksanakan dan dijalankan peserta selama pendidikan Diklat TAK
di Kampus A Badan Diklat Kejaksaan RI di Jakarta.

4. Integritas
Integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi
antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Artinya selaras antara
tindakan serta pikiran sehingga diharapkan dengan adanya materi
pembelajaran integritas diharapkan peserta diklat dapat membentuk
karakter yang berjiwa integritas yang tinggi dalam melakukan
pekerjaan dengan rasa penuh tanggung jawab.

5. Revolusi Mental
Revolusi Mental adalah adalah perubahan yang relative cepat
dalam cara berpikir untuk merespon, bertindak, dan bekerja.
8 Prinsip Revolusi Mental
1. Bukan proyek tapi gerakan sosial untuk menjadi lebih baik.
2. Ada tekad politik untuk menjamin kesugguhan pemerintah.
3. Harus bersifat lintas-sektoral.
4. Bersifat partisipatif (kolaborasi pemerintah, masyarakat sipil,
sektor privat dan akademisi)
5. Diawali dengan pemicu (value attack).
6. Desain program harus ramah pengguna, popular, menjadi
bagian dari gaya hidup, dan sistemik-holistik (berencana-
semesta).
7. Nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan mengatur kehidupan
sosial (moralitas publik).
8. Dapat diukur dampaknya.

92
Diharapkan dengan adanya materi pembelajaran revolusi
mental peserta Diklat TAK menjadi PNS/ ASN yang memiliki pola
pikir maupun perilaku yang menggantikan pola orde lama yang
mengarah ke kinerja yang lambat dan kurang melayani masyarakat
dengan sepenuh hati serta pamrih.

6. Peraturan Urusan Dalam Kejaksaan (PUDK)


Diatur dalam Peraturan Jaksa Agung RI Nomor :
PER-016/A/JA/07/2013 tanggal 06 Agustus 2013. Dengan tujuan
dalam rangka menegakkan dan memelihara disiplin, tata tertib, dan
keamanan di lingkungan kejaksaan, serta membina dan memelihara
moral setiap pegawai.
Pemberlakuan
1. Pegawai
2. Bukan pegawai
3. Setiap orang yang berada di lingkungan kejaksaan.
Lingkungan kejaksaan meliputi :
1. Lingkungan perkantoran kejaksaan
2. Rumah jabatan
3. Perumahan dinas pegawai
4. Rumah sakit kejaksaan
5. Adhyaksa Loka Center
6. Taman Pusara Adhyaksa
7. Tempat-tempat lain yang berkaitan dengan tugas kedinasan.
Ruang Lingkup
1. Hak dan kewajiban
2. Ketertiban
3. Keamanan
4. Keprotokolan
5. Pengamanan Pimpinan
6. Kesejahteraan dan Kesehatan
7. Pemeliharaan Panji Adhyaksa

93
8. Pengelolaan angkutan, dan
9. Penanganan Pelanggaran

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB


 Setiap pegawai wajib menegakkan dan menjaga kehormatan
Kejaksaan, menjauhkan diri dari setiap perbuatan tercela baik
tingkah laku dan tutur kata yg dapat menodai korps dan pribadi.
 Setiap orang yang berada di lingkungan Kejaksaan
bertanggung jawab memelihara disiplin, tata pikir, tata kata, dan
tata laku, serta menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan.
 Setiap pegawai wajib berpedoman pada TRI KRAMA
ADHYAKSA (satya, adhi, wicaksana).
 Setiap atasan wajib memberi bimbingan, petunjuk, arahan dan
nasihat kepada bawahannya yang berkaitan:
- Dengan kedinasan dengan memperhatikan saran bawahan.
- Dengan pribadi apabila diminta.

KETERTIBAN
 Jam kerja senin-kamis : 07.30 – 16.00; jumat: 07.30 – 16.30.
 Apel kerja
 Mengisi daftar hadir dan daftar pulang melalui mesin
elektronik/manual
 Pegawai yang keluar kantor pada jam kerja harus memperoleh
ijin tertulis dari atasan.
 Pegawai yang berhalangan dan/melakukan tugas keluar
kantor :DL,S,I,C,TAK.
 Setiap pegawai yang akan bepergian keluar negeri untuk
keprluan pribadi wajib melaporkannya kepada Jaksa Agung,
medapatkan clearance dari JAMINTEL, memperoleh Surat Ijin
Perjalanan dari JAMBIN.
 Keluar negeri untuk keperluan dinas /tugas belajar - harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Jaksa Agung.

94
 Meninggalkan daerah hukumnya pada hari kerja wajib
mendapatkan ijin dari atasannya.
 Melaksanakan tugas - wajib mengenakan pakaian dinas,
terdiri dari PDH, PDL, PDU(PDUBHBA, 17 Agustus, upacara
persemayaman: PDUK upacara ziarah TMP, serah terima
jabatan dan upacara lainnya).
 Pakaian batik  setiap hari jumat atau acara-acara tertentu.
 Pakaian Sipil Harian (PSH) : eselon II keatas atau pangkat IV/c
keatas (kejagung); eselon III atau pangkat IV/b keatas (kejati &
kejari) senin wajib PDH.
 Penggunaan tanda pengenal.
 Penerimaan tamu, pengecualian tamu VIP/VVIP

KEAMANAN
 Dibentuk Satuan Tugas Jaga  personil, dokumen, sarpras,
disiplin pegawai.
 Koordinator : Kabag Kamdal, Kabag TU, Asbin, Kasubagbin,
Kacabjari.
 Penjagaan : Kantor kejaksaan, rumah jabatan JA, WAJA, Jaksa
Agung Muda, Kaban, Kajati.
 Setiap pegawai dibebani tugas piket, kecuali eselon III keatas,
pangkat IV/a keatas, Kasubag Protokol dan pengamanan
pimpinan (ADC), pimpinan satker, ajudan, petugas sandi,
petugas kesehatan, telah berusia 50 tahun keatas, karena
kesehatannya.

KEPROTOKOLAN
 Tugas : penyelenggaraan upacara, penerimaan tamu VIP/VVIP,
penyelengaraan rapat JA, mempersiapkan perjalanan dinas JA
dan WAJA, pengiriman undangan/kartu ucapan JA untuk
pejabat VIP/VVIP, menyusun daftar hari nasional dari semua

95
perwakilan negara asing, melakukan koordinasi dengan pihak
terkait.
 Ajudan  JA (III/c), WAJA (III/b), eselon I (III/b), Kajati (III/a).

PENGAMANAN PIMPINAN KEJAKSAAN


 Dilaksanakan oleh WALSUS (regu pilihan dari KAMDAL)
 Tugas, kewajiban dan tanggung jawab WALSUS.
 Jaksa Agung dan keluarganya; Wakil Jaksa Agung dan
keluarganya.
 Penunjukkan dan SP WALSUS dilaksanakan/ dikeluarkan oleh
kabag Kamdal dan dapat diganti atas usul Kasubag Protokol
dan pengamanan pimpinan.

KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN


 Penyediaan tempat/ruangan untuk ibadah bagi pegawai.
 Kesempatan untuk menjalankan ibadah pada waktu jam kerja
 Karo Umum, Kabag TU, Asbin, Kasubagbin, Kaur
Pembinaan.
 Pelaksanaan pembinaan mental dan rohani secara berkala 
minimal sebulan sekali.
 Penyediaan balai pengobatan dan tenaga kesehatan.
 Penyelenggaran pertandingan olahraga antar bidang.
 Penyelenggaraan kegiatan kesenian.
 Penyediaan kantin.
 Penyediaan Koperasi.
 Penyediaan rumah jabatan struktural dan rumah dinas (dapat)
 disesuaikan dengan anggaran yang ada.
 Rumah jabatan struktural bagi pejabat yang menduduki jabatan
struktural  wajib keluar tanpa syarat paling lama 3 bulan
setelah tidak menduduki jabatan struktural.
 Rumah dinas  wajib keluar tanpa syarat paling lama 3 bulan
setelah dicabut hak nya untuk menghuni.

96
PEMELIHARAAN DAN PENGGUNAAN PANJI ADHYAKSA
 Panji Adhyaksa disimpan di Kejagung  diruang kerja JA atau
ruang lain yang disediakan, diletakkan dalam lemari kaca
dalam keadaan terpasang pada togkat dan standarnya serta
harus terselubung.
 Kebersihan  2 wira kamdal
 Pemeliharaan diberi bahan anti serangga, melakukan
pemeriksaan bersama.

PENGELOLAAN ANGKUTAN
 Pengunaan semua kendaraan dinas dan kendaraan lainnya
diatur oleh kabag Rumga, Asbin, Kasubagbin, kaur Pembinaan.
 Pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengadministrasian
kendaraan dilaksanakan oleh : kasubag angkutan, Kasubag
Umum&Kepegawaian, Kasubag Umum, Kasubagbin, Kaur
Pembinaan.

PENANGANAN PELANGGARAN
 Provos mengadministrasikan pelanggaran dan melaporkannya
kepada kabag Kamdal.
 Kabag Kamdal menyampaikan laporan kepada atasan
langsung pegawai.
 Atasan langsung pegawai wajib melakukan pengawasan
melekat dengan menindak lanjuti laporan.

7. Peraturan Baris Berbaris (PBB)


Materi Pembelajaran Peraturan Baris Berbaris (PBB)
mengajarkan serta melatih peserta baik dari segi fisik, mental
maupun disiplin. Dengan adanya pembelajaran PBB diharapkan
peserta Diklat dapat meningkatkan kualitas fisik, mental maupun
disiplin bekerja yang lebih tinggi sehingga diharapkan dapat

97
menjadikan PNS / ASN yang memiliki dedikasi tinggi serta memiliki
karakter dengan kualitas disiplin yang kuat terhadap instansi
Kejaksaan RI.

b. Kajian Administrasi

1. Tugas dan Fungsi serta Administrasi Pembinaan dan Tata


Persuratan Dinas
Pembinaan merupakan bagian dari bidang yang ada di
Kejaksaan dibawah Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan, yang
mana unsur pembantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan
wewenang di Kejaksaan di bidang pembinaan, bertanggungjawab
kepada Jaksa Agung. Yang mempunyai wewenang dan tugas
melaksanakan tugas Kejaksaan di bidang pembinaan.
Lingkup bidang pembinaan meliputi pembinaan atas
perencanaan, pelaksanaan pembangunan sarana dan prasaranan,
organisas dan ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan,
pengelolaan kekayaan milik negara, pertimbangan hukum,
penyusunan peraturan perundang-undangan, kerjasama luar negeri,
pelayanan dan dukungan teknis lainnya.

Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan menyelenggarakan fungsi :


a. Perencanaan dan perumusan kebijakan di bidang pembinaan,
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan.
b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pembinaan
c. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik
di dalam negri maupun di luar negri
d. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang pembinaan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.

98
2. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Intelijen
Secara umum intelejen telah banyak diketahui, namun kesan
tentang intelijen sangat beragam, tergantung kepada pengalaman,
pengetahuan dan pendidikan yang melatarbelakangi masing-masing.
Salah satu hal yang terpenting dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
intelejen adalah menghasilkannya produk intelijen yang dilaksanakan
secara baku dalam Administrasi Intelijen sebagaimana diatur dalam
Peraturan Jaksa Agung Nomor 024/A/JA/08/2014. Berdasarkan hasil
evaluasi bidang intelijen yang dilaksanakan oleh Jaksa Agung Muda
Bidang Intelijen tahun 2016 bahwa pengelolaan Administrasi Intelijen
Kejaksaan RI “belum diselenggarakan secara optimal” teurtama
terhadap penyelengaraan intelijen kejaksaan di daerah”.
Intelijen mempunyai beberapa kemampuan, antara lain:
a. Pengumpulan dan Pengolahan Data
b. Analisis
c. Antisipasi Pemikiran secara dini
d. Deteksi dini, kemampuan menemukan atau mencari indikasi yang
akan terjadi
e. Melacak, kemampuan untuk melakukan penjejakan, melacak,
menelusuri melalui kegiatan penyelidikan baik secara terbuka
maupun tertutup
f. Proteksi, kemampuan melakukan proteksi melalui kegiatan
pengamanan
g. Jejaring, intelijen mempunyai kemampuan untuk menanamkan sel
melalui kegiatan penggalangan atau prakondisi
h. Perkiraan, estimasi atau ramalan yang akan dating
i. Kemampuan lain sesuai dengan tingkat intelijensa manusia.

3. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Perkara Pidana


Umum.
Tindak Pidana Umum adalah :

99
a. Tindak Pidana sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) dan semua perundang-undangan yang
mengubah dan menambah KUHP;
b. Tindak pidana umumlain yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan lain di luar KUHP.
Pasal 267 Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor :
PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan R.I, kedudukan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana
Umum adalah sebagai unsur pembantu pimpinan dalam
melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang tindak
pidana umum dan bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.
Pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang tindak
pidanan umum meliputi :
a) Pra Penuntutan
b) Pemeriksaan tambahan
c) Penuntutan
d) Upaya hukum
e) Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap
f) Eksaminasi
g) Pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana
pengawasan , pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan
lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang di bidang tindak
pidana umum, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum
menyelenggarakan fungsi ( pasal 268 Peraturan Jaksa Agung RI
Nomor : PER-006/A/JA/07/2017) :
a) Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana umum ;
b) Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana umum ;
c) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
tindak pidana umum ;

100
d) Pelaksaanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga baik
di dalam negeri maupun di luar negeri
e) Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang tindak pidana umum
f)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung.
Berdasarkan pasal 1 (ketentuan umum) Keputusan Jaksa Agung
RI nomor KEP-120/JA/12/1992 tanggal 31Desember 1992
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Administrasi Perkara
Tindak Pidana adalah bagian dari Administrasi umum Kejaksaan
yang meliputi segala administrasi yang mengelola perkara tindak
pidana umum dan perkara tindak pidana khusus mengenai
perkara, tahanan, barang sitaan, barang bukti, barang rampasan,
barang temuan dan hasil dinas, baik secara teknis yuridis maupun
yang hanya merupakan pencatatan proses penanganan
berbentuk Surat-Surat, register dan laporan sesuai dengan bentuk
dan kode yang ditentukan.
Yang dimaksud dengan surat-surat adalah segala bentuk dan
macam surat baik berupa surat menyurat, Surat perintah, Surat
Ketetapan dan Berita Acara yang diperlukan menurut ketentuan
KUHAP.
Yang dimaksud dengan register adalah buku daftar yang
memuat secara lengkap dan terinci mengenai perkara, benda
sitaan, barang bukti, barang rampasan, barang temuan dan hasil
dinas.
Yang dimaksud dengan laporan adalah penyampaian
informasi dan data secara berkala berupa :
1) Laporan bulanan
2) Laporan triwulan
3) Laporan tahunan, atau
4) Sewaktu-Waktu (insendentil)
Mengenai:
1) Perkara

101
2) Tahanan
3) Benda sitaan
4) Barang bukti/barang rampasan
5) Hasil dinas

4. Tugas Pokok dan Fungsi serta Administrasi Perkara Pidana


Khusus.
Tugas dan wewenang Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus adalah melaksanakan tugas dan wewenang Kejaksanaan di
bidang tindak pidana khusus yakni penyelidikan, penyidikan,
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, upaya hokum,
pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, eksaminasi serta pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat dan keputusan lepas
bersyarat dalam perkara tindak pidana khusus serta tindakan hukum
lainnya.
Fungsi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus adalah :
1) Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana khusus;
2) Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana khusus;
3) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
tindak pidana khusus;
4) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi / lembaga di dalam
negeri maupun luar negeri;
5) Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang tindak pidana khusus;
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung
Ketentuan Administrasi Perkara Tindak Pidana Khusus diatur
dalam :
a. Keputusan Jaksa Agung RI Nomor : 518/A/JA/11/ 2001 tanggal 1
November 2001 mengenai Perubahan Keputusan Jaksa Agung RI
Nomor : KEP-132/JA/11/1994 tanggal 7 November 1994 tentang
Administrasi Perkara Tindak Pidana

102
b. Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : 039/A/JA/10/2010 tentang
Tata Kelola Teknis dan Administrasi Penanganan Perkara Tindak
Pidana Khusus
c. Petunjuk teknis lainnya.
Administrasi Perkara Tindak Pidana adalah bagian dari
administrasi umum kejaksaanyang meliputi segala administrasi
yang mengelolaperkara tindak pidana umum dan perkara tindak
pidana khusus mengenai perkara tahanan, barang sitaan, barang
bukti, barang rampasan, barang temuan dan hasil dinas baik
secara teknis yuridis maupun yang hanya merupakan pencatatan
proses penanganan berbentuk surat-surat, register, dan laporan
sesuai dengan bentuk dank ode yang ditentukan.
Ruang Lingkup Adminstrasi Perkara Tindak Pidana Khusus :
1) Segi Perkara Tindak Pidana Khusus yakni :
a) Perkara Tindak Pidana Korupsi, tindak pidana perpajakan
dan perkara tindak pidana ekonomi (kepabeanan dan cukai)
b) Perkara pelanggaran HAM berat
c) Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang
2) Segi Tahap Penanganan Perkara Tindak Pidana Khusus :
a) Perkara TPK dan TPPU dengan tindak pidana asal TPK
mulai dari tahap prapenyelidikan sampai dengan tahap
eksekusi
b) Perkara pelanggaran HAM berat mulai dari tahap
prapenyidikan sampai dengan tahap eksekusi
c) Perkara Tindak Pidana Korupsi, tindak pidana perpajakan
dan perkara tindak pidana ekonomi (kepabeanan dan cukai)
mulai dari tahap prapenuntutan sampai dengan tahap
eksekusi
3) Segi Daerah Hukum :
a) Kejaksaan Agung
b) Kejaksaan Tinggi
c) Kejaksaan Negeri

103
d) Cabang Kejaksaan Negeri

5. Tugas Pokok dan Fungsi Administrasi Perkara Perdata dan Tata


Usaha Negara
UU Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI di bidang
perdata dan tata usaha negara, kejaksaan, dengan kuasa khusus
dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan
atas nama negara atau pemerintah. (Pasal 30 ayat 2)
Perja No. 025/A/JA/11/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penegakan Hukum, Bantuan Hukum, Pertimbangan Hukum,
Tindakan Hukum Lain dan Pelayanan Hukum di Bidang Perdata
dan Tata Usaha Negara. Pengganti dari Insja No. 01, 02, 03 tahun
1994 tentang Tata Laksana Penegakan Hukum, Bantuan Hukum,
Pelayanan Hukum, Pertimbangan Hukum dan Tindakan Hukum
Lain.
Ruang Lingkup Kewenangan, Tugas dan Fungsi Perdata dan
Tata Usaha Negara diantaranya; penegakan hukum, bantuan
hukum, pertimbangan hukum, pelayanan hukum, tindakan hukum
lain. Fungsi Perdata dan Tata Usaha Negara diantaranya;
menjamin tegaknya hukum/ kepastian hukum, menyelamatkan/
memulihkan/ kekayaan/ keuangan negara, menegakkan
kewibawaan pemerintah dan negara, melindungi hak-hak
keperdataan masyarakat.
Administrasi Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara bagian
dari administrasi umum kejaksaan yang meliputi segala kegiatan
admin istrasi dalam penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha
Negara mengenai Formulir Surat, Registrasi, Formulir Laporan dan
Rekapitulasi.

6. Tugas Pokok dan Fungsi Administrasi Pengawasan


Kejaksaan Republik Indonesia merupakan lembaga
pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang

104
penuntutan serta kewenangan lain berdasawkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan kekuasaan negara
tersebut diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi,
dan Kejaksaan Negeri berlandaskan pada asas een en ondelbaar
(satu dan tak terpisahkan) dalam hal ini dibawah Jaksa Agung
Bidang Pengawasan berkedudukan sebagai unsur pembantu
pimpinan yang melaksanakan tugas di bidang pengawasan, unsur
pembantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan wewenang
kejaksaan di bidang pengawasan, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan pengawasan atas
kinerja dan keuangan intern kejaksaan, serta pelaksanaan
pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Jaksa Agung
sesuai dengan ketentuan peraturan perndang-undangan. Dalam
melaksanakan tugas dan wewenang tersebut, Jaksa Agung Muda
Bidang Pengawasan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan intern kejaksaan
b. Pelaksanaan dan pengendalian pengawasan intern kejaksaan
terhadap kinerja dan keuangan melalu audit, review, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Jaksa Agung sesuai dengan ketentuan penugasan
Jaksa Agung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
d. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pengawasan
e. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi/lembaga baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
f. Penyusunan laporan hasul pengawasan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Jaksa Agung RI

105
c. Kajian Wawasan

1. Ketentuan tentang Penyelenggaraan Pengawasan


Penyelenggaraan pengawasan di lingkungan Kejaksaan
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Jaksa Agung Republik
Indonesia.
Nomor : PER-022/A/JA/03/2011 tanggal 18 Maret 2011 tentang
Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Jaksa Agung Republik
Indonesia.
Nomor : PER-015/A/JA/07/2013 tanggal 2 Juli 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :
PER-022/A/JA/03/2011 tanggal 18 Maret 2011 tentang
Penyelenggaraan Pengawasan Kejaksaan Republik Indonesia.
Bentuk Pengawasan terbagi menjadi 2(dua) yaitu :
1. Pengawasan melekat
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan/atasan langsung,
baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah.
2. Pengawasan fungsional
Pengawasan Fungsional merupakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas semua unsur Kejaksaan serta sikap,
perilaku, dan tutur kata pegawai Kejaksaan yang dilaksanakan
oleh Pejabat Pengawasan Fungsional

Sistem akuntabilitas pengelolaan keuangan negara


menghendaki kewajiban aparatur pemerintah untuk menjelaskan
kepada publik terhadap penggunaan keuangan negara. Sistem
akuntabilitas pengelolan keuangan negara diamanatkan oleh Pasal 6
ayat (1) danPasal 7 ayat (1) Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003
tentangKeuangan Negara, Pasal 2 ayat (2) danPasal 9 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

106
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan Pasal 58
ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004.

2. Organisasi dan Tata Laksana Kejaksaan R.I. serta Reformasi


Birokrasi
Organisasi dan Tata Laksana Kejaksaan R.I. dalam serta
reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur
negara dan untuk mewujudkan tata pemerintah yan baik, baik di
pusat maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan
pembangunan di bidang lainnya. Kebijakan pembangunan di bidan
hukum dan aparatur diarahkan pada perbaikan tata kelola
pemerintahan yang baik melalui pemantapan pelaksanaan
Reformasi Birokrasi.

3. Pembinaan Karier dan Kepegawaian


Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai Pilar Pembangunan
Indonesia yang mempunyai tujuan utama sebagai independensi dan
netralitas, kompetensi, kinerja/produktivitas kerja, integritas,
kesejahteraan. Prinsip Dasar UU ASN memberlakukan sistem merit
melalui, seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif, menerapkan
prinsip fairness, penggajian, reward and punishment berbasis
kinerja, standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik,
manajemen SDM secara efektif dan efisien, melindungi pegawai dari
intervensi politik dan dari tindakan semena-mena.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip, nilai dasar,
kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan
tanggungjawab pada pelayanan publik, kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik, jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan profesionalitas
jabatan.
Fungsi Pegawai ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayanan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Sedangkan

107
peran pegawai ASN sebagai perencana, pelaksana dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, nepotisme.
Jenjang karier pegawai Kejaksaan RI melalui:
a. Jabatan Struktural, yang pembinaan kariernya diberlakukan
ketentuan yang berlaku untuk jabatan struktural.
b. Jabatan Fungsional, yang pembinaan kariernya diberlakukan
ketentuan yang berlaku untuk jabatan fungsional.
Jabatan rangkap, yang pembinaan kariernya diberlakukan
ketentuan yang berlaku untuk jabatan rangkap.

4. Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Daskrimti)


Materi yang diperoleh dari pendidikan pelatihan Pendidikan dan
Pelatihan Teknis Administrasi Kejaksaan (TAK) untuk Mata
pembelajaran Daskrimti mengenai bahwa Daskrimti merupakan
unsur penunjang tugas dan fungsi Kejaksaan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Jaksa Agung R.I.

d. Ujian
Pada tahap materi pembelajaran ini adalah peserta
melaksanakan ujian terhadap semua materi yang telah dipelajari
selama Diklat TAK, sehingga diharapkan peserta setidaknya dapat
memahami dan mengerti materi pembelajaran selama pendidikan
TAK ini sehingga dapat menjadi bekal saat ditempatkan di satuan
kerja masing-masing.

108
e. Evaluasi Kelulusan

Pada tahap materi pembelajaran ini adalah penyelenggara


memberikan nilai hasil ujian peserta terhadap semua materi yang
telah dipelajari selama Diklat TAK, sehingga peserta yang lulus
diharapkan dapat memahami dan mengerti materi pembelajaran
selama pendidikan TAK ini sehingga dapat menjadi bekal saat
ditempatkan di satuan kerja masing-masing.

109

Anda mungkin juga menyukai