Anda di halaman 1dari 4

SUMMARY 1

Nama : UMMUL MAESYARAH

NIM : 210502502004

Class : A/01

ICT IN EDUCATION
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang lazim dikenal dengan ICT (information and
communication technology) dalam bahasa Inggris, mengalami perkembangan yang amat pesat
dan secara fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan dan inovasi
penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara. Bahkan terdapat tekanan TIK yang sangat besar
terhadap sistem pendidikan secara global karena:

1. teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk


mengembangkan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah,
2. hasil belajar siswa yang spesifik dapat diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru
tersebut, dan
3. TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di
dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.

PENGERTIAN TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi
mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentrasfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti
kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer
literate) dan memahami informasi (Information literate). 

UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang digunakan untuk
berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi. Teknologi yang
dimaksud adalah komputer, internet, telepon, televisi, radio, dan alat pandang dengar. Produk
teknologi ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan kemampuan yang semakin tinggi
dan canggih. Produk telepon seluler, misalnya, menjadi semakin cerdas dengan fitur yang lebih
lengkap, dan oleh karenanya sering disebut dengan smart phone (telepon cerdas). Berbagai
aplikasi dan fungsi dapat dijalankan dalam perangkat ini, mulai dari jejaring sosial seperti
facebook dan twitter, browsing, email, permainan, chatting, sampai pada mengolah, memutar dan
mengirim video.
MODEL PEGEMBANGAN TIK DALAM PENDIDIKAN

Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh perkembangan prangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) membagi 
perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1 berikut: 

Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice. Fase ini
ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latiha-latihan praktis
dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya
dapat menstimulasi memori jangka pendek.

Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase computer based training (CBT) with
multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-
ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan
memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya
menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari
kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bias belajar
dengan baik kalau mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton filem/animasi, sebagian
lainnya mungkin lebih baik kalau mendengarkan atau membaca. 
Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet.
Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih
terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas
ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi
pembelajaran. Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang
merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang
menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning
maupun paket LMS (learning management system).
Pendekatan Emerging dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan.
Pada pendekatan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf
administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan
manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. 
Pendekatan Applying  dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya
menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga pendidik dan
kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen
sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. 
Pendekatan Infusing menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke
dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau
metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional mereka. 
Pendekatan Transforming dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan
memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral
dengan kegiatan pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari. Fokus kurikulum mengacu pada
learnercentered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia
nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan level profesional dan disesuaikan
dengan bidang-bidang pekerjaan. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk para
komunitasnya.  
Dalam konteks belajar mengajar dan kaitannya dengan keempat pendekatan yang disebutkan
sebelumnya, terdapat pula 4 tahap yang berkaitan dengan bagaimana guru dan peserta didik
mempelajari dan menemukan percaya diri mereka dalam menggunakan TIK. Keempat tahap
tersebut adalah menemukan/mengenali (discovering), belajar bagaimana (learning how), mengerti
bagaimana dan kapan (understanding how and when), dan menjadi ahli (specializing) dalam
penggunaan perangkat TIK.
PERANAN TIK DALAM PENDIDIKAN

Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan TIK sangat bermanfaat dan
memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan pendidikan (Becta, 2004.
MCEETYA, 2008, Noni 2004, Balanskat et al, 2006). Ini menunjukkan bahwa TIK memiliki
peranan yang sangat penting untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan. Berdasarkan
berbagai sumber, peranan TIK telah banyak diartrikulasikan dari berbegai sudut pandang,
sehingga ada beberapa yang sama ada juga yang berbeda.

Menurut Pedro Hepp K. dkk. (2004), TIK sedapat mungkin memainkan berbagai peran di
sekolah. Dari sekian banyak peranan penting yang dimilikinya, ada beberapa diantaranya yang
perlu dipertimbangkan, yakni peran pedagogik, kultural, sosial, profesional dan administratif.
Penggunaan TIK dengan tepat dapat berpengaruh secara positif terhadap aspek-aspek kehidupan
sekolah, seperti pelaksanaan pembelajaran, mutu pembelajaran, dan kesempatan pengembangan
guru. Peran pedagogik yang dapat ditunjukkan adalah bahwa TIK dapat menjadi wahana baru
yang dapat membantu guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, karena fasilitas TIK
menawarkan beragam aktivitas yang menarik dan menantang, seperti pembelajaran kolaboratif,
pembelajaran berbasis projek, dan pembelajaran berdasarkan kemampuan dan minat siswa. 

 Jika digunakan dengan tepat, TIK dengan berbagai macam fasilitasnya diyakini dapat
menawarkan sekurang-kurangnya empat peran utama, yakni
(i) membantu memperluas akses pendidikan,
(ii) membantu memperkuat relevansi pendidikan dengan tempat kerja yang semakin meningkat
penggunaan teknologi digitalnya,
(iii) membantu meningkatkan kualitas pendidikan, dan
(iv) membantu mentransformasi lingkungan pembelajaran ke arah pembelajaran berpusat pada
siswa (learner-centered). Keempat peran tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Peranan TIK sebagai wahana yang potensil untuk membantu memperluas akses pendidikan
ditunjukkan dengan kemampuan TIK menembus batas waktu dan ruang. TIK dapat
digunakan secara asinkronos sehingga memungkinkan kita menghadirkan bahan ajar secara
online yang dapat diakses kapan dan di mana saja selama ada akses internet. Fasilitas TIK
selain komputer dan internet yang dapat juga dimanfatkan adalah radio dan televisi. Selain
itu, TIK juga dapat digunakan secara sinkronos di mana siswa dan guru dapat saling
berinteraksi dan berkomunikasi pada saat yang bersamaan. Beberapa fasilitas yang
memungkinkan hal ini adalah telekonferensi, chatting (misalnya melalui skype, yahoo
messenger, atau ruang chatting yang sudah disiapkan melalui program e-learning).
2. TIK juga dianggap dapat membantu mepersiapkan generasi muda, baik yang belajar di
lembaga pendidikan formal maupun nonformal, untuk memperoleh pekerjaan dengan lebih
mudah. Dalam era globalisasi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, kemelekan dan
keterampilan TIK, khususnya komputer dan internet, menjadi persyaratan utama dalam
perekrutan tenaga kerja, baik di lembaga pemerintah apalagi di perusahaan berskala besar
atau multi-nasional. Oleh karena itu, generasi muda saat ini harus diperlengkapi dengan
keterampilan TIK tersebut, khususnya melalui jalur pendidikan pada semua tingkatan.
3. Peranan TIK  dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Sudah
banyak hasil survei dan studi yang telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan adanya
konstribusi signifikan penggunaan TIK terhadap peningkatan mutu pendidikan, bahkan
cukup banyak juga sumber bacaan yang berkaitan dengan hal tersebut yang menawarkan
gagasan cerdas dan inovatif tentang penggunaan TIK dalam pendidikan. Penggunaan TIK
seperti video, televisi dan perangkat komputer multimedia dengan kombinasi teks, suara,
animasi, gambar, dan rekaman video, dapat membuat konten pembelajaran lebih menantang,
otentik, dan menarik sehingga akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan menuntut lebih
banyak keterlibatan siswa. Selain itu, TIK dengan kegiatan latihan dan praktek juga dapat
menfasilitasi pemerolehan keterampilan dasar yang mengantarkan kepada dimilikinya
keterampilan berfikir yang lebih tinggi dan kreatifitas. TIK juga telah banyak berkontribusi
terhadap peningkatan akses dan mutu pelatihan guru. Sebagai contoh, Cyber Teacher
Training Center (CTTC) di Korea Selatan memanfaatkan internet untuk menawarkan
kesempatan pengembangan profesi guru yang lebih baik kepada guru-guru. Program ini
dibiayai oleh pemerintah, dan dibentuk pada tahun 1997, dan diperuntukkan bagi guru-guru
sekolah dasar dan sekolah menengah. Di Cina, pendidikan guru dengan memanfaatkan radio
dan televisi telah lama diselenggarakan melalui China Central Radio and TV University.
4. TIK khususnya komputer dan internet jika digunakan dengan tepat dapat membantu
mentransformasi lingkungan pembelajaran ke arah pembelajaran berpusat pada siswa
(learner-centered). Paradigma pembelajaran berpusat kepada siswa ini sejalan dengan teori
pembelajaran konstruktivisme, yang dicirikan dengan pembelajaran aktif, pembelajaran
kolaboratif, pembelajaran kreatif, pembelajaran integratif, dan pembelajaran evaluatif.
Berikut ini adalah gambaran ikhtisar tentang perbandingan antara traditional
pedagogy dan emerging pedagogy.

Dalam konteks pelaksanaan kurikulum, Kainth dan Kaur (2010) mengemukakan bahwa secara umum ada
tiga peranan TIK yang perlu diketahui, yakni: 

 Belajar tentang TIK: TIK diperlakukan sebagai sebuah mata pelajaran dalam kurikulum sekolah,
seperti Pengenalan Komputer, Ilmu Komputer, atau TIK. Di Indonesia, pada umumnya mata
pelajaran yang ditawarkan di kurikulum sekolah adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). 
 Belajar dengan TIK: Penggunaan berbagai macam fasilitas komputer, seperti multimedia
komputasi, internet atau Worl Wide Web (WWW) sebagai media pembelajaran atau sebagai
pengganti media lain tanpa mengubah pandangan tentang pendekatan dan metode pembelajaran.  
 Belajar melalui TIK: TIK sama sekali diintegrasikan sebagai alat utama dalam kurikulum atau mata
pelajaran; yang artinya bahwa proses pembelajaran tidak bisa berjalan tanpa penggunaan TIK. 

Anda mungkin juga menyukai