Anda di halaman 1dari 77

ICU

NS. HARINAL AFRI RESTA, M.KEP, CWCCA


Pengertian Intensive Care Unit

 Suatu tempat atau unit tersendiri didalam rumah sakit, memiliki


staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi
pasien gawat karena penyakit, trauma atau komplikasi –
komplikasi.
PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN RUANG ICU

 Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada


pasien yang dalam keadaan sakit berat dan perlu dirawat
khusus, serta memerlukan pantauan ketat dan terus menerus
serta tindakan segera.
 Ruang ICU terletak dekat dengan kamar operasi, ruang
perawatan lainnya, dan memiliki akses yang mudah ke IGD,
Radiologi dan ke Laboratorium.
Tujuan Pengelolaan di ICU :
 Melakukan tindakan – tindakan untuk mencegah terjadinya
kematian atau cacat
 Mencegah terjadinya penyulit
 Menerima rujukan dari level yang lebih rendah dan
melakukan rujukan ke level yang lebih tinggi.
Macam – macam ICU
 Menurut fungsinya ICU dibagi menjadi beberapa unsur yaitu :
1. ICU Khusus
Dimana dirawat pasien payah dan akut dari satu jenis
penyakit, misalnya :
1.1. ICCU ( Intensive Coroneary Care Unit )
Pasien yang dirawat dengan gangguan pembuluh darah koroner
1.2. Respiratory Unit
Dirawat pasien yang mengalami gangguan pernafasan
1.3. Renal Unit
Dimana dirawat pasien – pasien dengan gangguan ginjal
2. ICU Umum

Dimana dirawat pasien – pasien yang sakit payah akut


dari semua bagian Rumah Sakit.
Menurut umur ICU anak dan neonatus di pisahkan
dengan ICU dewasa.

Menurut klasifikasi pelayanan ICU dibagi menjadi :


1.1. Pelayanan ICU Primer ( Standard Minimal )
Rumah Sakit yang dapat mempunyai ICU Primer, adalah :
1. Rumah Sakit Umum Kelas C
1.2. Pelayanan ICU Sekunder ( Menengah )
1.3. Pelayanan ICU Tersier ( Tertinggi )
Syarat - syarat Ruang ICU
 Letaknya di sentral RS & dekat dengan kamar bedah
serta kamar pulih sadar
( Recovery Room )
 Suhu ruangan diusahakan sekitar 22 – 25 derajat C
 Ruangan tertutup dan tidak terkontaminasi dengan
luar
 Mempunyai ruangan septik dan ruangan antiseptik
dengan dibatasi kaca – kaca
 Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat – alat khusus
untuk satu pasien
 Tempat tidur harus yang beroda dan yang dapt
diubah – ubah dalam segala posisi
 Petugas maupun pengunjung memakai pakaian
khusus bila memasuki ruangan isolasi
 Tempat dokter dan perawat harus sedemikian rupa
sehingga mudah untuk mengobservasi pasien
Ketenagaan

1. Tenaga terdiri dari :

Tenaga medis
Tenaga paramedis
Tenaga laboratorium
Tenaga non medis
Teknisi
2. Sarana & prasarana yang harus ada di ICU

a. Lokasi : satu kompleks dengan kamar bedah &


Recovery Room
b. RS. Dengan jumlah pasien > 100 orang, jumlah tempat
tidur untuk ruangan ICU ± 1 – 2 % dari jumlah pasien
c. Bangunan : Terisolasi dilengkapi dengan :
 Kabel monitor
 Ventilator
 Pipa air
 Komunikasi
 AC ± 21 – 25 derajat C
 Exhaust fan
 Lantai mudah dibersihkan, keras dan rata

d. Alat komunikasi
e. Tempat cuci tangan dapat dibuka tutup dengan siku
dan tangan
f. Ruang dokter jaga
g. Ruang untuk perawat
h. Ruang tempat buang kotoran
i. Ruang tempat penyimpanan barang dan obat
j. Ruang tunggu keluarga pasien
k. Ruang pencuci alat
l. Dapur
m. Sumber air
n. Sumber listrik cadangan / generator, emergency lamp
o. Sumber O2 sentral O2
p. Suction sentral
q. Lemari linen, obat instrumen
r. Lemari pendingin 4 – 5 derajat C
s. Laboratorium kecil
t. Alat – alat :
• Ventilator
• ECG monitor / recording
• Defibrilator
• Infus set
• CVP set
• Infusion pump, syringe
pump
• Nebulizer
• Tensimeter biasa / elektrik
• Thermometer biasa /
elektrik
• Gantungan infus
• Papan resusitasi
• Matras anti dekubitus
u. Emergency Trolley yang berisi :
•Alat – alat intubasi
•Laryngoskop dengan bladenya
•OTT, NTT dari bermacam – macam ukuran
•Airway (mayo, guedel, nasopharyng) macam –
macam ukuran
•Xilocain spray dan jelly KY
•Magill forcep
•Spuit 10/20 cc untuk mengisi cuff
•Plester untuk fiksasi
•Ambu bag & face mask macam – macam ukuran
•Tracheostomy set
•Cricothyrotomy set
•Suction set
•Obat – obatan :
• Vasopressor • Kalmethason
• Adrenalin • Oradexon, dll
• Nor adrenalin • Antihistamin
• Ephedrin • Analgetika
• Lidocain 2 % • Morphine, pethidine,dll
• Meylon atau nabic • Anti coagulantia
• Calcium gluconas • Diuretika
• Sulfas atropin • Lasix, manitol dll
• Corticosteroid
• Cortison
• Dexamethason
•Antipiretika
•Xylomidon, dellamidon, dll
•Sedativa
•Valium, diazepam, luminal, dormicum, penthotal
•Muscle relaxant,
•Scolin, pavulon dll
•KCl, NaCl
•Heparin
•Cairan
•Plasma expander: expafusin, haemacell, dextran
•NaCl 0,9 %
•Ringer Lactat
•Dextrose 5 %, 10 %, 20 % dll
Indikasi Masuk dan Keluar ICU
Indikasi masuk ICU meliputi 3 Prioritas :
A. Prioritas 1
Penyakit / gangguan akut pada sistem organ vital yang
memerlukan tindakan terapi yang intensif dan agresif untuk
mengatasinya, yaitu:
a. Gangguan / gagal nafas akut
b. Gangguan / gagal sirkulasi
c. Gangguan / gagal susunan syaraf pusat
d. Gangguan / gagal ginjal
Contoh : edema paru, status konvulsivus, septik
shock
Indikasi Masuk dan Keluar ICU
B. Prioritas 2
Pemantauan / observasi intensif secara infasif atau non
infasif atas keadaan yang dapat menimbulkan
ancaman / gangguan terhadap sistem organ vital,
misalnya :
1. Observasi intensif pasca bedah ekstensif
2. Observasi intensif pasca henti jantung
3. Observasi intensif pasien pasca bedah jantung
C. Prioritas 3
Pasien yang dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai
harapan kecil untuk disembuhkan atau manfaat yang didapat dari
tindakan – tindakan ICU kecil. Pasien ini hanya memerlukan terapi intensif
pada penyakit akutnya tetapi tidak dilakukan intubasi atau RKP.
KEADAAN INDIKASI MASUK ICU
 Memerlukan inotropik
 TD Sistole > 120mmHg, dg Oedem paru, HT enselopaty
 Gagal Nafas , PaO2 <50 mmHg
 Koma, apapun sebabnya
 AMI
 Aritmia Jantung yang mengancam jiwa
 Trauma ganda
 Pasca bedah Op Besar (Trepanasi,Open Hart, thorakotomy)
Pasien – pasien dibawah ini tidak
memerlukan perawatan di ICU :

1. Pasien mati batang otak (MBO), kecuali yang merupakan


donor organ
2. Pasien prioritas 1 atau 2 yang menolak perawatan / tindakan
agresif di ICU
3. Pasien dengan keadaan vegetatif atau permanen
4. Pasien dengan keadaan stabil dengan resiko yang rendah
untuk menjadi berbahaya
5. Pasien dalam stadium akhir ( End – Stage ) penyakit –
penyakit
Indikasi Keluar ICU
1. Penyakit atau kedaan pasien telah membaik dan cukup stabil
sehingga tidak memerlukan terapi atau pemantauan yang
intensif lebih lanjut
2. Terapi atau pemantauan intensif tidak diharapkan bermanfaat
atau tidak memberikan hasil pada pasien sedangkan pasien
pada waktu itu tidak menggunakan bantuan mekanis khusus (
seperti ventilasi mekanis ), misalnya :
a. Pasien mengalami MBO ( Brainsterm Death )
b. Pasien mencapai stadium akhir ( Ards Stadium Akhir )

Dalam hal ini pengeluaran pasien dari ICU dilakukan setelah


memberitahu dan disetujui oleh keluarga terdekat pasien.
Indikasi Keluar ICU
3. Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut ICU ( Keluar
Paksa )

4. Pasien hanya memerlukan observasi intensif saja, sedangkan ada


pasien yang lebih gawat lagi yang memerlukan terapi dan observasi
yang lebih intensif. Pasien ini hendaknya diusahakan pindah ke
Intermediete Care
Tugas Perawat
1. Caring Role, memelihara pasien dan menciptakan
lingkungan biologis, psikologis, sosiokultural yang
membantu penyembuhan
2. Coordinating Role, mengatur keterpaduan tindakan –
tindakan perawatan, diagnostik dan terapeutik sehingga
terjalin pelayanan yang efektif dan efisien
3. Therapeutic Role, sebagai pelaksana pelimpahan tugas
dari dokter untuk tindakan diagnostik dan terapeutik.

Dalam masalah kegawatan ini diperlukan 3 kesiapan, yakni :


1. Siap mental
2. Siap pengetahuan dan ketrampilan
3. Siap alat dan obat
Ketrampilan dan Masalah
Kegawatan
Urutan penanganan prioritas kegawatan
didasarkan pada 6 B, yaitu :

B – 1 Breath – Sistem Pernafasan


B – 2 Bleed – Sistem Peredaran Darah ( Sirkulasi )
B – 3 Brain – Sistem Syaraf Pusat
B – 4 Blader – Sistem Urogenital
B – 5 Bowel – Sistem Pencernaan
B – 6 Bone – Sistem Tulang dan Persendian
❖Kegawatan Sistem B – 1, B – 2 dan B – 3
merupakan prioritas yang paling utama karena
kematian dapat sangat cepat terjadi.
Kegawatan Sistem B – 4, B – 5, B – 6 ( misalnya
retentio urinae, preforasi peritonitis, fractura femur )
relatif mempunyai tenggang waktu yang lebih
panjang.

❖Untuk mengatasi pasien dalam keadaan kritis tidak


memerlukan terapi kausal / penyebab tetapi terapi
suportif untuk menyelamatkan jiwanya➔Pengobatan
kausal dapat dikerjakan kemudian.
Karena itu Perawat ICU harus
mampu :
a. Membebaskan jalan nafas dari sumbatan
b. Memberikan nafas buatan
c. Pijatan jantung luar jika jantung berhenti
d. Posisi koma dan posisi shock
e. Memberikan terapi oksigen dan nebulasi
f. Melakukan suction, penghisapan jalan lendir pada nafas
g. Memasang infus / IV line untuk memasukkan obat atau
cairan
Karena itu Perawat ICU harus
mampu :
a) Respirator untuk pernafasan bantuan
b) Laryngoskop untuk intubasi trachea
c) Monitor ECG untuk pemantauan aritmia
d) Drain thorak dan pompanya untuk pneumo /
hematothorak
e) Memberikan obat – obatan darurat
f) Mengenali aritmia berbahaya
g) DC-Shock untuk defibrilasi
h) Merawat pasien dengan tekanan intrakranial meningkat
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL ICU

Lingkungan ICU

1. Pintu ruang ICU (luar dan dalam) harus selalu dalam keadaan tertutup
2. Pemasangan alas lantai didepan pintu dalam ICU harus tetap terpasangdan
dalam kondisi basah dengan larutan desinfektan.
3. Pengaturan batas tegas antara daerah semi steril dan non steril
sesuaiprosedur.
4. Melakukan pembersihan rutin ruang ICU dan peralatan ICU sesuai
jadwalyang telah ditentukan
5. Melakukan sterilisasi ruangan (UV) setelah pembersihan ruangan
sesuaiprosedur.6.
6. Penanganan sampah pembuangan BAB dan BAK pasien sesuai
denganprosedur
Petugas ICU (dokter dan perawat) harus :
1. Petugas ICU harus memakai skort dan alas kaki
khusus ruang ICU.
2. Petugas harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukantindakan.
3. Pemakaian handscoen dalam melakukan tindakan
perawatanterhadap pasien.
4. Penggunaan softa-man bagi petugas setiap selesai kontak
denganpasien.
Untuk pengunjung pasien ICU / keluarga
pasien :

1. Pengunjung bila masuk ruang ICU harus memakaibaju (skort)


pengunjung dan alas kaki khusus ruang ICU
2. Sebelum dan sesudah berkunjung ke pasien,pengunjung cuci
tangan terlebih dahulu ataumembasahi tangan dengan
menggunakan softa-man.
3. Pengunjung hanya bisa masuk pada saat jamberkunjung (1
orang)
Mengenai Peralatan Ruang ICU
1. Peralatan yang berupa set instrumen, alat kesehatan disposible
harus dalamkeadaan steril.
2. Resterilisasi alat ICU dilakukan setiap 3 x 24 jam sekali.
3. Instrumen, alat alat suction, sirkuit ventilator bila aelesai dipakai
pada pasiendirendam dengan cairan desinfektan baru
kemudian disterilkan di ruangsterilisasi.
4. Setiap pasien yang memerlukan suction harus
mempunyai slang suction sendiri-sendiri dan
diganti dalam waktu 1 x 24 jam.
5. Penggunaan kom untuk suction diganti dalam
waktu 1 x 24 jam dan tiap-tiappasien sendiri-
sendiri
ALAT-ALAT DI ICU
Persedian alat untuk terapi oksigen

1. Spatel lidah
2. Pipa orofaring (Guedel) dan nasofaring berbagai
ukuran
3. Kateter hidung
4. Sungkup muka
5. Kanula binasal
6. Sungkup muka “rebreathing” dengan kantong
oksigen.
7. Sungkup muka “non-rebreathing” dengan kantong
oksigen
8. Alat sungkup dengan balon pompa untuk intubasi
trakea
9. Pipa endotrakea bermacam ukuran dengan stylet
10. Laringoskop
11. Spuit 20 cc
12. Xylocain jelli
13. Xylocain spray
14. Forcep Magill
15. Plester
16. Gunting
17. Jarum pungsi dan kanula lengkung untuk krikotirotomi
18. Kateter penghisap dan alat penghisap
19. Sumber oksigen
20. Humidifier
21. Flow meter
JALAN NAPAS DENGAN GUEDEL HUDSON
JALAN NAPAS DENGAN GUEDEL
BERGMAN
JALAN NAPAS DENGAN NASO-
PHARYNGEAL

Stopper
MASKER PELINDUNG
MASKER SAKU
KANULA HIDUNG

Aliran O2 antara 2 - 4 l/min.


Hantaran oxygen
30 %
MASKER WAJAH SEDERHANA
(HUDSON)

Aliran O2 antara 4 - 6 l/min.


Hantaran oxygen
40 - 60 %
MASKER RE-BREATHING

Tidak ada fungsi katup


• Penyimpanan CO2

Aliran O2 antara 8-10 l/min.


Hantaran Oxygen
98 - 100 %
MASKER NON RE-BREATHING

Katup

• tidak ada CO2 yang


dihirup kembali

Aliran O2 antara 8-10 l/min.


Hantaran Oxygen
98 - 100 %
MASKER VENTOUSE

• terhirupnya kembali CO2


dalam jumlah kecil
•Dapat mengkontrol akan
hantaran O2 (COPD)

Aliran O2 antara 4 - 6 l/min.


Hantaran Oxygen dapat diatur
25 - 60 %
MASKER KANTONG BERKATUP BAG -
VALVE - MASK
MASKER KANTONG BERKATUP
BAG - VALVE - MASK
Reservoar oxygen

Regulator tekanan

PEEP katup penghubung


KATUP PEEP

Positive End Expiratory Pressure


MASKER DEMAND

Tombol melepaskan manual


PENGHISAPAN JALAN NAPAS
MASKER Laryngeal (LMA)
• Mudah memasukan
• Mengkontrol ventilasi
• Gangguan cervical yang
rendah
• Kebocoran
• Resiko aspirasi pada
lambung
BILAH LARYNGOSCOPE

Bilah Miller Bilah Macintosh


TUBE ET

Kembangkan dengan
10 ml udara
(dapat bertambah
pada ketinggian)

Dengan Cuff Tanpa Cuff


TUBE ET

UKURAN: Dewasa 8 - 9 mm ( (sesuai dengan lobang


hidung atau jari kelingking)
Anak usia + 4 / 4.
PANJANG: Dewasa 2x dari ujung mulut ke daun telinga.
~ Pria 23 cm, Wanita 21 cm
Anak usia + 12 / 2.
PENJEPIT MAGILL
HCU Vs ICU
Apa itu HCU dan ICU??
Defenisi

 HCU adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien


dengan kondisi stabil tetapi masih butuh perawatan,
pemantauan dan pengobatan ketat.

 ICU adalah unit tersendiri di dalam rumah sakit, memiliki


staf khusus, peralatan khusus ditujukan untuk
menanggulangi pasien gawat.
Fungsi

ICU dibagi 2 Fungsi :


1. Perawatan pasien gawat darurat dengan potensi
“reversible life thretening organ dysfunction”
2. Mendukung organ vital pasien yang akan
menjalani operasi intervensi dan risiko tinggi untuk
fungsi vital.
 HCU berfungsi untuk mengetahui secara dini
kondisi pasien sebelum dikelola lebih jauh di ICU.
Kemampuan Minimal ICU
a. BHD dan BHL
b. Terapi oksigen
c. Pemasangan pasien monitor
d. Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat
e. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
f. Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan
menyeluruh
g. Memberikan bantuan fungsi vital selama transportasi pasien
gawat
Kemampuan minimal HCU

a. Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup


Lanjut
b. Terapi oksigen
c. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan stabilisasi
d. Nutrisi enteral atau parenteral campuran
e. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien
f. Evaluasi seluruh tindakan yang telah diberikan
Indikasi pasien masuk dan
keluar

 Indikasi masuk ICU:


1. pasien kritis, tidak stabil perlu terapi intensif.
2. pasien perlu pemantauan canggih dari ICU.
3. pasien kritis, tidak stabil di mana ada penyakit dasar sebelumnya.
Indikasi keluar ICU :
1. Pasien tidak perlu lagi terapi intensif karena
keadaan membaik, terapi gagal dan prognosis.
2. Kebutuhan terapi intensif telah berkurang.
3. Manfaat terapi intensif berkurang.
Tidak Masuk ICU

1. Pasien Brain death


2. Pasien menolak dipasang alat
3. Pasien kondisi vegetatif permanen
4. Pasien yang stabil
Indikasi masuk dan keluar HCU

 Indikasi masuk:
1. Pasien gagal organ potensi tinggi komplikasi dan tidak perlu
monitor dan alat bantu invasif
2. Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan
perioperatif.
• Indikasi keluar :
1. Pasien stabil
2. Pasien kondisi memburuk perlu pindah ke ICU
Tidak masuk HCU

1. Pasien kondisi terminal


2. Pasien menolak
Klasifikasi Pelayanan ICU

 Pelayanan ICU primer (standar minimal)


Mampu resusitasi dan ventilasi pasien kurang dari 24
jam.
 Pelayanan ICU sekunder (menengah)
Mampu resusitasi dan ventilasi pasien lebih lama tetapi
tidak kompleks.
 Pelayanan ICU tersier (tertinggi)
Mampu melaksanakan semua aspek
perawatan/terapi intensif
Pelayanan HCU

a.Tingkat kesadaran
b. Fungsi pernapasan dan sirkulasi
c. Oksigen
d. Keseimbangan cairan
ALUR PELAYANAN HIGH CARE UNIT ( HCU) DAN
INTENSIF CARE UNIT ( ICU)

Pasien Baru

Gawat

Tidak Ya

Poliklinik IGD

Meninggal ICU HCU Bangsal

Kamar
Operasi
Kesimpulan

 Adanya hubungan antara ICU dan HCU, dimana HCU dalam


menjalankan fungsi pelayanan dan fungsi pendidikan dibawah
koordinasi ICU.
 Pasien yang masuk ICU merupakan pasien kritis sehingga perlu dengan
sarana dan prasarana yang lengkap
 Pasien masuk HCU kondisi stabil yang masih perlu pengobatan,
perawatan, dan observasi secara ketat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai