Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hipertiroid
a. Definisi
Hipertiroid adalah kelainan patologis dimana hormon tiroid
disintesis dan disekresikan secara berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Produksi hormon tiroid yang tinggi menyebabkan kadar hormon
tiroid tinggi dalam aliran darah, disebut tiroksikosis (Farwell et al.,
2018). Tiroksikosis dengan hipertiroid atau hipertiroid primer adalah
kadar hormon tiroid tinggi ditandai dengan penyerapan iodium yang
normal atau tinggi. Tiroksikosis tanpa hipertiroid disebabkan oleh
pelepasan hormon tiroid-preformed ke sirkulasi darah akibat
penyerapan iodium yang rendah (De Leo et al., 2016).
Hipertiroid terbagi menjadi hipertiroid primer dan subklinis.
Hipertiroid primer ditandai dengan kadar TSH rendah dan
peningkatan kadar hormon tiroid, yaitu T4, T3 atau keduanya.
Hipertiroid subklinis ditandai dengan kadar TSH rendah, tetapi kadar
T4 dan T3 normal. Umumnya diagnosis hipertiroid ditegakkan
dengan tes fungsi tiroid yang terdiri dari pemeriksaan TSH, FT4, dan
FT3 (De Leo et al., 2016).
b. Etiologi Hipertiroid
1) Tiroksikosis dengan Hipertiroid
Penyebab hipertiroid utama di daerah cukup iodium
adalah penyakit Grave’s yang disebabkan berbagai faktor, antara
lain gangguan sistem imun dan terjadinya autoantibodi yang
merangsang sel-sel folikel tiroid untuk mengikat reseptor TSH
sehingga kadar TSH rendah (Hall, 2016). Berdasarkan studi
Marino et al. (2015), memberikan bukti bahwa faktor genetik
memengaruhi penyakit Graves, antara lain gen pengatur imun
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
Jika kadar TSH rendah, kadar serum FT4, dan FT3 atau total
T3 harus diukur untuk membedakan antara hipertiroid subklinis
(dengan sirkulasi hormon normal) dan hipertiroid primer (dengan
peningkatan hormon tiroid). American Thyroid Association (ATA)
dan American Association of Clinical Endocrinologists (AACE)
merekomendasikan thyroid radioactive iodine uptake test untuk
mengetahui penyebab hipertiroid, seperti penyakit Graves atau
tiroiditis (Ross. 2011).
Terapi perawatan pada pasien hipertiroid, terdiri dari obat
antitiroid (ATD), terapi radioaktif iodium (I-131), dan pembedahan.
Ketiga pilihan terapi akan efektif dalam pengobatan pasien
hipertiroid dengan penyakit Graves, sedangkan pasien dengan
adenoma toksik atau gondok multinodular toksik harus dilakukan
terapi radioaktif iodium atau pembedahan, karena pasien ini jarang
mencapai remisi apabila diterapi dengan obat antitiroid. Terapi
dengan obat antitiroid umumnya digunakan untuk memulihkan
kondisi eutiroid sebelum dilakukan pembedahan atau terapi
radioaktif (De Leo et al., 2016).
Obat antitiroid thionamide terdiri dari propylthiouracil,
thiamazol, dan karbimazol. Semua secara aktif diangkut ke tiroid
dimana mereka menghambat oksidasi iodida dan sintesis hormon
tiroid dengan cara penghambatan pada penggabungan tiroid
peroksidase dengan iodotirosin menjadi T4 dan T3. Karbimazol
tersedia di beberapa negara-negara Asia dan dikonversi ke bentuk
aktif dengan sifat yang mirip thiamazole. Propylthiouracil dalam
dosis besar, terbukti menurunkan konversi T4 menjadi T3 di jaringan
perifer dengan menghambat proses deiodinase dari T4. Obat-obat
tersebut memiliki efek anti-inflamasi dan imunosupresif (Leger et
al., 2018).
Asosiasi Endokrinologi merekomendasikan thiamazole sebagai
obat pilihan pada hipertiroid, kecuali pada pasien hamil trimester
pertama. Thiamazole memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
2. Hormon Tiroid
a. Kelenjar Tiroid
Hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid yang merupakan
kelenjar endokrin berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian
depan bawah leher. Kelenjar tiroid mengeluarkan tiga hormon, yaitu
tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang merupakan turunan iodium
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
g), daging sapi giling (2,7 mg/100 g), dan telur (2,2 mg/100 g). Pada bahan
makanan nabati, kandungan zat besi relatif tinggi, yaitu biji bunga
matahari (6,4 mg/100 g), selai kacang tanah (2,1 mg/100 g), bayam (1,6
mg/100 g), dan brokoli (1 mg/100 g) (Gill et al., 2017).
Kandungan tertinggi seng berasal dari bahan makanan hewani,
terutama pada organ hati, ginjal atau daging sapi, unggas, ikan dan kerang.
Jumlah yang lebih rendah terdapat pada telur dan produk susu. Bahan
makanan yang mengandung seng dalam jumlah yang relatif tinggi, yaitu
kacang-kacangan, biji-bijian, gandum, dan serealia. Hati dan ginjal ayam
atau sapi memiliki kandungan seng tertinggi yaitu 4,2-6,1 mg/100 g (Hotz
et al., 2004).
c. Oksalat
Oksalat adalah senyawa organik yang ditemukan dalam
berbagai tumbuhan, yaitu sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan
dengan kandungan oksalat tertinggi adalah bayam, sawi, ubi dan
kacang kedelai. Oksalat yang berasal dari diet berkontribusi sebesar
50-80% terhadap oksalat yang diekskresikan dalam urin (Huang et
al., 2020).
d. Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat dapat memengaruhi penyerapan
zat besi. Askorbat memodulasi metabolisme zat besi dengan
merangsang sintesis feritin, menghambat degradasi lisosom feritin,
dan menurunkan aliran zat besi di seluler. Selanjutnya, askorbat
melintasi membran plasma dan bertanggung jawab atas pengambilan
zat besi dari kompleks besi-sitrat dengan berat molekul rendah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
subjek hipotiroid, yaitu 89,03 dan 49,22 µg/dL (Onat et al., 2003). Hal ini
didukung penelitian selanjutnya oleh Refaat (2015) menunjukkan kadar
serum zat besi lebih tinggi pada subjek hipertiroid dibandingkan subjek
hipotiroid dan subjek sehat (99,1 vs 42,7 vs 86,6 µg/dL).
B. Penelitian Relevan
Berikut ini beberapa studi yang relevan dengan penelitian ini.
2. Statistical Evaluation of Desain: Variabel terikat: Rata-rata kadar serum zat besi dan TSH Perbedaan pada desain
Trace Metals, TSH and T4 observasional penyakit gangguan lebih tinggi pada kelompok hipotiroid, dan variabel.
in Blood Serum of Thyroid analitik. tiroid. sedangkan kadar T4 lebih tinggi pada
Disease Patients in Subjek: Variabel bebas: kelompok hipertiroid.
Comparison with Controls. pasien hipertiroid, kadar serum TSH, T4, Patogenesis penyakit tiroid memengaruhi
(Hanif et al., 2018) hipotiroid, dan Fe, Zn, Cu, Co, Mn, keseimbangan mineral esensial.
subjek sehat. Ni, Cr, Cd, dan Pb.
3. Hubungan kadar Desain: Variabel terikat: Rata-rata kadar hemoglobin dan FT4 Perbedaan pada subjek
hemoglobin dengan kadar cross sectional. kadar FT4. normal, yaitu 12,6 g/dL dan 1,5 ng/dL. dan variabel.
hormon tiroksin bebas Subjek: Variabel bebas: Terdapat hubungan positif antara kadar
(FT4) pada anak sekolah anak sekolah kadar hemoglobin. hemoglobin dengan kadar FT4.
dasar. dasar usia 9-12
(Mulyantoro et al., 2017) tahun.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
5. Association of Iodine and Desain: Variabel terikat: Ketika kadar serum zat besi rendah, ada Perbedaan pada subjek
Iron with Thyroid Function. cross sectional. kadar total T3, total T4, hubungan antara penurunan kadar dan variabel.
(Luo et al., 2017) Subjek: FT3, FT4, TSH. iodium urin dengan penurunan kadar
dewasa sehat. Variabel bebas: FT3.
kadar serum zat besi Ketika kadar serum zat besi tinggi,
dan iodium urin. terdapat hubungan antara penurunan
kadar iodium urin dengan peningkatan
TSH.
6. Relationship between body Desain: Variabel terikat: Semua subjek dengan gangguan tiroid Perbedaan pada desain
iron status and thyroid case control. FT3, FT4, TSH, TIBC, memiliki defisiensi zat besi. dan variabel.
profile in an adult Subjek: kadar serum zat besi, Kadar TIBC, serum zat besi, dan ferritin
population: A Hospital pasien gangguan ferritin. lebih tinggi pada kelompok pasien
based study (Shukla et al., tiroid dan subjek Variabel bebas: gangguan tiroid dibandingkan kontrol.
2017) sehat. kondisi gangguan
tiroid.
7. Association between iron Desain: Variabel terikat: Risiko anak dengan anemia dan Perbedaan pada subjek
status and thyroid function cross sectional fungsi tiroid kekurangan zat besi menderita gangguan dan variabel.
in Nepalese children Subjek: Variabel bebas: tiroid sebesar 1,939.
(Khatiwada et al., 2016) anak usia sekolah kadar Hb, serum zat Hormon TSH memiliki hubungan negatif
6-12 tahun. besi, TIBC, saturasi dengan Hb dan saturasi transferin.
transferin.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
9. Hemoglobin, iron, and Desain: Variabel terikat: Ada defisiensi hemoglobin, zat besi, dan Perbedaan pada desain,
vitamin B12 deficiencies case control. kondisi autoimun tiroid vitamin B12, peningkatan kadar subjek, dan variabel.
and high blood Subjek: (TGA, TMA). homosistein, dan GPCA positif.pada
homocysteine levels in pasien autoimun Variabel bebas: pasien gangguan autoimun tiroid.
patients with anti-thyroid tiroid dan subjek kadar Hb, serum zat
autoantibodies. sehat. besi, vit. B12, asam
(Wang et al., 2014) folat, GPCA, serum
homosistein, dan TSH.
10. Relationship between Desain: Variabel terikat: Kadar serum seng memiliki hubungan Perbedaan pada subjek
serum zinc levels, thyroid cross sectional. volume tiroid, kadar negatif dengan volume tiroid pada pasien dan variabel.
hormones and thyroid Subjek: hormon tiroid dan gondok.
volume following pasien autoimun autoantibodi tiroid. Kadar serum seng memiliki hubungan
successful iodine tiroid, pasien Variabel bebas: positif dengan kadar anti-tiroglobulin
supplementation. gondok, dan kadar serum seng. pada pasien autoimun tiroid.
(Ertek et al., 2010) subjek sehat. Kadar serum seng berhubungan positif
dengan kadar FT3 pada subjek sehat.
11. Effect of zinc Desain: Variabel terikat: Suplementasi seng memengaruhi Perbedaan pada desain,
supplementation on thyroid Eksperimental. kadar plasma seng, penurunan kadar ferritin, peningkatan subjek, dan variabel.
hormone function. Subjek: serum ferritin, T3, T4, kadar plasma seng, T3, dan RMR pada
(Maxwell et al., 2007) wanita defisiensi FT3, FT4, TSH, dan wanita defisiensi seng.
seng. RMR.
Variabel bebas:
suplementasi seng.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
C. Kerangka Berpikir
Singkatan: Enzim 5’D-1 = Enzim 5’Deiodinase-1, TSH = Thyroid stimulating hormone, T4 = Tiroksin, FT4 = Free Tiroksin, T3 = Triiodothyronine
Gambar 2.8. Kerangka berpikir pengaruh asupan dan kadar serum zat besi serta seng terhadap kadar TSH dan FT4
pada pasien hipertiroid.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
D. Hipotesis
1. Ada pengaruh antara asupan dan kadar serum zat besi terhadap kadar TSH
pada pasien hipertiroid.
2. Ada pengaruh antara asupan dan kadar serum zat besi terhadap kadar FT4
pada pasien hipertiroid.
3. Ada pengaruh antara asupan dan kadar serum seng terhadap kadar TSH
pada pasien hipertiroid.
4. Ada pengaruh antara asupan dan kadar serum seng terhadap kadar FT4
pada pasien hipertiroid.
5. Ada pengaruh antara asupan dan kadar serum zat besi serta seng terhadap
kadar TSH dan FT4 pada pasien hipertiroid.