Blok 5.1
---------
Dextra medical course
SAKIT KEPALA
Seorang laki laki berusia 35 tahun datang ke klinik dokter dengan
keluhan nyeri kepala sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
leher kaku, sering kencing, dan mudah lelah. Pasien merasa berat
badan semakin bertambah 2 tahun belakangan ini. Pasien seorang
foodvlogger yang sering melakukan mukbang dan jarang berolahraga.
Pasien menyangkal ada riwayat sebelumnya, tekanan darah 150/110
mmHg. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil GDP 220 mg/dl,
kolesterol total 300 mg/dl, LDL 180 mg/dl, trigliserida 250 mg/dl, HDL
30 mg/dl. Dokter menyarankan pasien untuk memodifikasi gaya hidup
dan memberikan tatalaksana awal.
PRETEST
1
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhannyeri pada leher belakang sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan sering lapar dan haus sejak 1 bulan yang lalu. TD 150/90, nadi
88x/m, RR 20x/M, suhu afebris. Hasil Pemeriksaan laboratorium didapatkan
GDS 358 mg/dl, GDP 160 mg/dl, kolesterol total189 mg/dl, LDL 180 mg/dl,
HDL 46 mg/dl, TGS 178 mg/dl. Apakah diagnosa yang paling tepat pada
pasien?
a. Diabetes mellitus tipe 1.
b. Diabetes mellitus tipe 2.
c. Dyslipidemia.
d. Hipertensi grade II.
e. Sindrom metabolik
2
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhannyeri pada leher belakang sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan sering lapar dan haus sejak 1 bulan yang lalu. TD 150/90,
nadi 88x/m, RR 20x/M, suhu afebris. Hasil Pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 358 mg/dl, GDP 160 mg/dl, kolesterol total189 mg/dl, LDL
180 mg/dl, HDL 46 mg/dl, TGS 178 mg/dl. Apakah diagnosa yang paling
tepat pada pasien?
Diet menurunkan
risiko penyakit
kardiovaskular dan
diabetes melitus
Penatalaksanaan
• Berdasarkan studi klinis, penatalaksanaan
agresif terhadap komponen2 Sindrom
Metabolik dapat mencegah atau
memperlambat onset diabetes, hipertensi
dan penyakit kardiovaskular
• Semua pasien yang didiagnosis dengan
Sindrom Metabolik hendaklah dimotivasi
untuk merubah kebiasaan makan dan latihan
fisiknya sebagai pendekatan terapi utama
• Penurunan berat badan dapat memperbaiki
semua aspek Sindrom Metabolik, mengurangi
semua penyebab dan mortalitas penyakit
kardiovaskular
• Namun kebanyakan pasien mengalami
kesulitan dalam mencapai penurunan berat
badan
• Latihan fisik dan perubahan pola makan dapat
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
kadar lipid, sehingga dapat memperbaiki
resistensi insulin
1. Latihan Fisik
• Otot rangka merupakan jaringan yang
paling sensitif terhadap insulin didalam
tubuh, dan merupakan target utama
terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik
terbukti dapat menurunkan kadar lipid dan
resistensi insulin didalam otot rangka.
Pengaruh latihan fisik terhadap sensitivitas
insulin terjadi dalam 24 – 48 jam dan
hilang dalam 3 sampai 4 hari
• Jadi aktivitas fisik teratur hendaklah
merupakan bagian dari usaha untuk
memperbaiki resistensi insulin. Pasien
hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan derajat aktifitas fisiknya.
Manfaat paling besar dapat diperoleh bila
pasien menjalani latihan fisik sedang secara
teratur dalam jangka panjang. Kombinasi
latihan fisik aerobik dan latihan fisik
menggunakan beban merupakan pilihan
terbaik
• Jalan kaki dan jogging selama 1 jam
perhari juga terbukti dapat menurunkan
lemak viseral secara bermakna pada laki2
tanpa mengurangi jumlah kalori yang
dibutuhkan
2. Diet
komplikasi
Penyakit
Stroke Jantung
Koroner
Pencegahan
• Olahraga -> BB ideal
• Komsumsi byk buah-buahan dan
sayur-sayuran
• Kurangi cemilan tinggi lemak
• Makan perlahan-lahan
• Gunakan piring yang lebih kecil
• Baca label makanan pilihan
• Buang lemak pada daging, ayam.
Prognosis
• Obesitas Prognosis obesitas
tergantung pada penyebab, ada atau
tidaknya komplikasi dan cara yang
dilakukan dalam rangka penurunan berat
badan
• Hipertensi Prognosis untuk hipertensi
terutama ditentukan oleh sifat penyakit
yang mendasari dan ketanggapannya
terhadap terapi spesifik
• Dislipidemia Prognosis tergantung pada
jenis dislipidemia, dan itu mapan bahwa
hiperkolesterolemia, dalam bentuk
homozygotic
• Resistensi insulin Komponen genetik yang
signifikan terhadap perkembangan resistensi
insulin, banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mencegah timbulnya dan perkembangan
Post test
1
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhannyeri pada leher belakang sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan sering lapar dan haus sejak 1 bulan yang lalu. TD 150/90, nadi
88x/m, RR 20x/M, suhu afebris. Hasil Pemeriksaan laboratorium didapatkan
GDS 358 mg/dl, GDP 160 mg/dl, kolesterol total189 mg/dl, LDL 180 mg/dl,
HDL 46 mg/dl, TGS 178 mg/dl. Apakah diagnosa yang paling tepat pada
pasien?
a. Diabetes mellitus tipe 1.
b. Diabetes mellitus tipe 2.
c. Dyslipidemia.
d. Hipertensi grade II.
e. Sindrom metabolik
2
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhannyeri pada leher belakang sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan sering lapar dan haus sejak 1 bulan yang lalu. TD 150/90,
nadi 88x/m, RR 20x/M, suhu afebris. Hasil Pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 358 mg/dl, GDP 160 mg/dl, kolesterol total189 mg/dl, LDL
180 mg/dl, HDL 46 mg/dl, TGS 178 mg/dl. Apakah diagnosa yang paling
tepat pada pasien?