Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Sturuktur Kristal

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Penilaian Mata Kuliah Pengantar Fisika
Zat Padat

Alif Fahmi Fatahuddin 140310190046

Salsa Indah Maulia Thallah 140310190048

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2022
Zat padat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kristal dan amorf. Kristal merupakan material
zat padat di mana atom atau ionnya tersusun secara teratur antara atom yang satu dan yang
lainnya dengan susunan berulang dan jarak yang teratur. Keteraturan susunan tersebut terjadi
karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan
yang rapat.

Jika ditinjau dari penyusunnya, benda padat dibedakan menjadi tiga, yaitu kristal tunggal
(monocrystal), polikristal (polycrystal), dan amorf.

Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya mempunyai struktur tetap karena atom-atom atau
molekul-molekul penyusunnya tersusun secara teratur dalam pola tiga dimensi dan pola-pola
ini berulang secara periodik dalam rentang yang panjang tak berhingga. Pada polikristal,
kristal-kristal tunggal yang memiliki ukuran sangat kecil berkumpul dan saling menumpuk
yang membentuk benda padat. Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal,
akan tetapi pola susunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang dimiliki tidak teratur.
Amorf terbentuk karena proses kristalisasi yang terlalu cepat sehingga atom-atom tidak dapat
dengan tepat menempati lokasi kisinya.

Gambar 1.1. Struktur Kristal dan Amorf pada 𝑆𝑖𝑂2


Semua struktur kristal dapat dijelaskan dalam istilah kisi (lattice), yang dihadapi sebagai
kumpulan atom berada pada tiap titik kisi. Kumpulan atom ini disebut basis; dan ketika
berulang dalam ruang menjadi sebuah kristal sehingga kisi dapat didefinisikan sebagai
sebuah susunan titik-titik yang teratur dan periodik di dalam ruang. Pada setiap titik kisi,
baris atom-atom setiap basis adalah identik dalam komposisinya, susunannya serta orientasinya
sehingga basis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan atom dengan jumlah atom dalam
sebuah basis dapat bernilai satu atom atau lebih.
Gambar 1.2. Terbentuknya Struktur Kristal Dari Penjumlahan Kisi dan Basis
Dalam geometri dan kristalografi, kisi Bravais adalah suatu susunan tak hingga dari titik
diskret dalam ruang tiga dimensi yang dihasilkan oleh satu himpunan operasi translasi
diskret yang dijelaskan melalui persamaan
𝑹 = 𝑛1 + 𝑎1 + 𝑛2 + 𝑎2 + 𝑛3 + 𝑎3

dengan ni adalah bilangan bulat ai dikenal sebagai vektor primitif yang terletak pada arah yang
berbeda dan membentang pada kisi. Rangkaian vektor diskret ini harus ditutup dengan
penambahan dan pengurangan vektor. Untuk pilihan vektor posisi R, kisi-kisi itu terlihat persis
sama. Bila titik diskretnya adalah atom, ion, atau rangkaian polimer dari materi padat, konsep
kisi Bravais digunakan untuk mendefinisikan pengaturan kristal secara formal dan batas-
batasnya yang terbatas.

Pola susunan kisi pada kisi Bravais ini dapat dibedakan menjadi tiga sesuai dengan tingkat
dimensinya yaitu kisi satu dimensi, kisi dua dimensi dan kisi tiga dimensi. Pada pola sususnan
kisi pada kisi Bravais didapat dengan menggabungkan salah satu sistem kisi dengan salah satu
tipe keterpusatan. Jenis keterpusatan mengidentifikasi lokasi titik kisi dalam sel satuan sebagai
berikut
Kisi Primitive (P) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi hanya terdapat pada titik-titik sudut
kristal. Tipe kisi primitive terdapat pada hampir semua sistem krisal yaitu sistem kristal
triklinik, monoklinik, orthorhombik, tetragonal, kubik, heksagonal.
Kisi Body-centered (I) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi terletak pada setiap sudut kristal
ditambah titik pada pusat sel. Tipe kisi ini terdapat pada sistem kristal monoklinik,
orthorombik, tetragonal dan kubik.
Kisi Base-centered (C) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi terletak pada setiap sudut kristal
ditambah dua titik pada permukaan atas dan bawah setiap sel. Tipe kisi ini hanya terdapat pada
sisitem kristal orthorombik.
Kisi Face-centered (F) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi terletak pada setiap sudut kristal
ditambah dengan titik-titik pada semua pusat bidang permukaan kristal. Tipe kisi ini terdapat
pada sistem kristal orthorombik dan kubik.
Kisi Rhombohedral primitive (R) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi terletak pada setiap
sudut kristal yang khusus berbentuk rhombohedral. Tipe kisi ini hanya terdapat pada sistem
kristal trigonal.

Kisi satu dimensi yaitu pola pengulangan kisi yang berada pada satu garis lurus satu dimensi
baik pada arah sumbu x, y atau z.

Kisi dua dimensi yaitu pola pengulangan kisi pada dua dimensi. Pada umumnya terdapat 5
jenis pola pengulangan pada kisi dua dimensi ini yaitu kisi jajar genjang, persegi panjang,
persegi panjang berpusat, heksagonal, dan persegi seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah.

Gambar 1.3. Kisi Bravais Dua Dimensi


Pada dua dimensi pun, terdapat 4 sistem kristal beserta luas, panjang tepi, dan sudut sumbu.
Sel satuan ditentukan sesuai dengan panjang relatif tepi selnya (a dan b) serta sudut di antara
keduanya (θ). Luas sel satuan dapat dihitung dengan menghitung a × b, dengan a dan b adalah
vektor kisi.
Sistem Kristal Luas Panjang Tepi Sudut Sumbu
Monoklinik 𝑎𝑏 𝑠𝑖𝑛𝜃 a≠b θ ≠ 90°
Ortorombik 𝑎𝑏 a≠b θ = 90°
Heksagonal √3 2 θ = 120°
𝑎 a=b
2

Tetragonal 𝑎2 θ = 90°
a=b

Selanjutnya, kisi tiga dimensi yaitu pola pengulangan kisi dalam ruang tiga dimensi. Dalam
ruang tiga dimensi, terdapat 14 kisi Bravais.

Sistem Kristal 14 Kisi Bravais

Primitif (P) Base- Body- Face-


centered (C) centered (I) centered (F)

triklinik

monoklinik

ortorombik
tetragonal

heksagonal rhombohedral

heksagonal

kubik

Sel satuan ditentukan sesuai dengan panjang relatif tepi sel (a, b, c) dan sudut di antara
ketiganya (α, β, γ). Volume sel satuan dapat dihitung dengan mengevaluasi perkalian
ketiganya a · (b × c), dengan a, b, dan c adalah vektor kisi. Sifat-sifat sistem kisi diberikan di
bawah ini:

Sistem Krital Jarak Sudut Contoh


sumbu sumbu[4]
(panjang
tepi)[4]

Triklinik (Semua kasus yang K2Cr2O7, CuSO4·5H2O, H3BO3


tersisa)
Monoklinik a≠c α=γ= Belerang
90°, β ≠ monoklinik, Na2SO4·10H2O
90°

Ortorombik a≠b≠c α=β=γ= Belerang rombik, KNO3, BaSO4


90°

Tetragonal a=b≠c α=β=γ= Timah


90° putih, SnO2, TiO2, CaSO4

Heksagonal Rhombohedral a = b = c α=β=γ≠ Kalsit (CaCO3), cinnabar (HgS)


90°

Heksagonal a=b α=β= Grafit, ZnO, CdS


90°, γ =
120°

Kubik a=b=c α=β=γ= NaCl, sfalerit, logam tembaga


90°

Bilangan koordinasi adalah …….. (nunggu passingan orang yaa)

Atomic Packing Factor (APF) atau faktor kemasan rapat merupakan faktor yang paling
menentukan bagaimana suatu unit sel efesien atau tidaknya membentuk struktur kemasan rapat
adalah faktor kemasan rapat. Bila dianggap atom-atom/partikel-partikel adalah bola-bola yang
menempati kotak, maka, faktor kemasan rapat (APF) dapat didefinisikan sebagai perbandingan
total volume bola dalam kotak dengan volume kotak.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑙
𝐴𝑃𝐹 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑙
Harga APF x 100 % menunjukkan faktor efisiensi kemasan rapat atau bagian dari unit sel dari
struktur yang terisi oleh partikel-partikel.
3. Geometri Kisi Kristal
3.1 Aturan dan cara menentukan Indeks Miller
Indeks miller digunakan untuk menyatakan arah dan bidang kristal. Arah dan bidang
ini akan menentukak arah permukaan kristal. Indeks miller dapat mendeskripsikan
perubahan sifat dari kristalin material seperti respon material tersebut terhadap proses
deformasi/dislokasi.
Sistematika Penulisan:
1) Bidang
• Indeks Miller untuk bidang (hkl)
• Indeks Miller untuk bidang-bidang yang ekuivalen karena kesimetrian {hkl}
• Untuk bilangan negative dalam Indeks Miller dituliskan sebagai bar
2) Arah
• Indeks Miller untuk arah [hkl]
• Indeks Miller untuk arah-arah yang ekuivaleb karena kesimetrian <hkl>

Dari bidang menjadi Indeks Miller.


Secara singkat langkah-langkah untuk menentukan Indeks Miller, antara lain berikut ini.
• INTERCEPTS:
Menentukan titik-titik potong antara bidang yang ditinjau dengan sumbu (a1, a2,
a3) dalam konstansa kisi 𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 . Sumbu-sumbu tersebut dapat dipakai sumbu
konvensional (𝑥, 𝑦, 𝑧) atau sumbu-sumbu primitif (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ).
• RECIPOCALS:
Menentukan kebalikan bilangan-bilangan tadi.
• SIMPLIFICATION:
Menentukan tiga bilangan bulat terkecil yang mempunyai perbandingan yang
sama.
• INDEKS MILLER
Menuliskan dalam Indeks Miller (hkl)
Contoh:

• INTERCEPTS:
3a1, 2a2, 2a3
• RECIPOCALS:
1 1 1
, ,
3 2 2
• SIMPLIFICATION:
2, 3, 3
• INDEKS MILLER
(233)
Jika tidak ada skalanya. Panjang sisi adalah satu satuan

Sisi kubus dari Kristal kubus adalah (100), (010), (001), (1̅00), (01̅0), (001̅).
Bidang-bidang yang ekuivalen karena kesimetrian didenotasikan dengan kurung
kurawal di sekitar Indeks; set dari kubus adalah {100}.
Dari Indeks Miller menjadi bidang.
Secara singkat langkah-langkah ntuk menggambarkan Indeks Miller menjadi bidang,
antara lain berikut ini.
• RECIPOCALS:
Menentukan kebalikan dari bilangan-bilangan yang ada.
• BIDANG
Menggambar bidang kemudian diarsir.
Contoh:
Dari arah menjadi Indeks Miller.
Secara singkat langkah-langkah untuk menentukan Indeks Miller antara lain:
1. Melihat tanda panah menunjukkan titik mana
2. Menentukan angka tertiggi [hkl] di sumbu (a1, a2, a3)
3. Membagi semua angka dengan angka tertinggi
4. Menuliskan Indeks Miller

3.2 Struktur Kristal Sederhana


1) Sodium Chloride
Struktur ini biasa disebut garaim dapur (NaCI). Strukturnya berbentuk kubus dan
sepanjang ketiga sumbu utarnanya terdapat secara bergantian atom Na dan CI.
Struktur kristal natrium chlorida merupakan kisi pusat muka (FCC).
Gambar 3.1. Struktur NaCl
1 1 1 1 11
Tempat kedudukan empar atom Na pada (000), (2 2 0), (2 0 2), (02 2) dan empat
111 1 1 1
atom Cl pada (2 2 2), (002), (2 00) dan (02 0)

Berikut beberapa bahan dengan struktur seperti NaCl:

2) Cesium Chloride
Struktur ini berbentuk kubus, tetapi atom cesium dan klorida bergantian terdapat
di diagonal ruang. Sehingga unit sel berbentuk struktcrr kubus berpusat badan
(bcc) seperti terlihat pada gambar 2. Dalam satu unti sel ada dua atom, satu atom
111
Cs posisi pada (000) dan satu atom Cl posisi pada (2 2 2).
Gambar 3.2. Struktur CsCl
3) Struktur Intan
Struktur dasar unit selnya kubus berpusat muka (fcc), ditambah empat atom yang
berada di dalam unit selnya masing-masing pada jarak 1. diagonal ruang dari 4
empat titik sudutnya sepanjang diagonal ruang. Jadi ada delapan atom setiap unit
sel. Kelihatan pada struktur ini atom-atomnya berada pada posisi-posisi: (000),
11 1 1 1 1 111 133 313 331
(02 2), (2 0 2), (2 2 0), (4 4 4), (4 4 4), (4 4 4), dan (4 4 4). Tiap-tiap atom memiliki

empat tetangga terdekat pertama, dan dua belas tetangga terdekat kedua. Unsur
lain yang merniliki struktur seperti intan ini 'antara lain' Ge, hi dan Sn dan banyak
struktur 'semikunduktor’ seperti ini.

Gambar 3.3. Struktur Intan


4) Hexagonal Closed Packed (HCP)
Bentuk ini meiupakan bentuk lain dari struktur metal. Disamping dua lapism atorn
yang terdapat pada lapisan atas dan bawah dari struMur hexagonal, terdapat juga
lapisan atom diantara lapisan atas dan bawah ini. Masing-masing atom dibagian
tengah itu terletak diantara tiga atorn sebelah bawah dan tiga atom lapisan sabelah
atas. Atom-atom daiam stnrktur hexagonal close packed (hcp) ini tersusun secara
rapat sekali sesamanya, contoh yang memiliki struktur hcp ini adalah Be, Mg, Zn
dan Hg.

Gambar 3.4. Struktur HCP


5) Cubic Zinc Sulfide
Strukturnya sama dengan struktur intan, perbdaannya karena dia bentuk dari dua
jernis atom Zn dan S. Setiap unit sel berisi ernpat molekul ZnS atau ernpat atom
Zn dan empat atom S.

Gambar 3.5. Struktur ZnS


4. Kisi Resiprok
4.1 Definisi kisi resiprok
Jika kristal disinari oleh sinar-x, maka akan dihasilkan pola difraksi yang merupakan
peta kisi resiprok kristal tersebut. Bila sinar-x mengenai kristal sebagai kisi nyata,
maka dihasilkan pola difraksi yang berbentuk kisi resiprok. Hubungan kisi dalam
ruang dan kisi ruang balik:
4.2 Manfaat memahami kisi resiprok
Kisi resiprok digunakan agar dapat menentukan struktur sebuah kristal dengan
metode difraksi sinar-X pada XRD.
4.3 Menentukan 𝑑ℎ𝑘𝑙
𝑑ℎ𝑘𝑙 adalah jarak antar bidang pada suatu kristal. Resiprok untuk 𝑑ℎ𝑘𝑙 ini disimbolkan
oleh 𝐺ℎ𝑘𝑙 . Persamaan resiprok ruang untuk dhk dalam arah n̂ adalah sebagai berikut:

Persamaan 𝑑ℎ𝑘𝑙 untuk kristal dengan sistem orthogonal dapat dijabarkan sebagai
persamaan berikut ini:

Sedangkan persamaan 𝑑ℎ𝑘𝑙 untuk kristal dengan sisitem kubik adalah:

Contoh:
Suatu unit cell berbentuk kubik memiliki nilai indeks Miller (1 1 0) dan panjang a =
5,2A
(0,52 nm). Tentukan nilai dhkl nya!
Jawab

5. Difraksi Sinar X dan Hamburan Oleh Kristal


5.1 Hukum Bragg

λ adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara dua
bidang kisi, θ adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n adalah
bilangan bulat yang disebut sebagai orde interferensi.
Contoh:
Hitunglah sudut bragg pada kristal kubik dengan unit cell a = 6 A, untuk bidang (2 2
1)
dengan panjang gelombang 1,54 A.
Jawab

Jadi sudut Bragg untuk kristal ini adalah 𝜃1 = 22,64° dan 𝜃2 = 50,35°
5.2 Difraksi Sinar X
Difraksi sinar-X (X-ray difractions/XRD) merupakan metode karakterisasi yang
memanfaatkan sifat dari sinar-X yang memiliki panjang gelombang 0.01-10 nm untuk
mengidentifikasi arah bidang kisi pada suatu kristal dengan cara mengamati
interferensi konstruktif yang dihasilkan pada sudut tertentu. Sinar-X merupakan
radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV sampai 1 MeV.
Difraksi sinar-X juga dapat digunakan untuk menentukan ukuran partikel. Difraksi
sinar-X terjadi ketika suatu basis dalam suatu kristal teradiasi secara koheren,
menghasilkan interferensi
konstruktif pada sudut tertentu. Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk
mempelajari arah bidang kisi kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg.
Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X dijatuhkan pada suatu bahan
kristal, maka bidang kristal itu akan mendifraksikan sinar-X kristal tersebut. Sinar
yang didifraksikan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai
sebuah puncak difraksi pada sudut θ tertentu. Makin banyak bidang kristal yang
terdapat dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap
puncak yang muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki
orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang telah didapatkan
dari data pengukuran kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk
hampir semua jenis material. Standar ini dikenal sebagai JCPDS (Joint Committee on
Powder Difraction Standards).

Gambar 5.1. Proses hamburan pada kristal berdasarkan hukum Bragg


5.3 Kondisi Laue
Kondisi laue merupakan bentuk yang lebih umum dari kondisi bragg dan menjelaskan
bagaimana gelombang dapat menyebar pada kisi.
5.4 Puncak difraksi dan interpretasi data XRD
XRD difraktometer memiliki 3 buah komponen utama, yaitu pembangkit sinar-X,
tempat bahan (sample holder) dan detektor. Prinsip kerja difraktometer sinar-X
dimulai ketika pembangkit sinar-X menghasilkan radiasi ektromagnetik, yang
kemudian ditembakkan ke bahan yang akan diuji. Sinar-X yang dihamburkan bahan
akan ditangkap oleh detektor yang kemudian dioleh menjadi beberapa informasi yang
dapat diintrepertasikan dan dihitung untuk mendapatkan informasi struktur kristal
dari bahan ersebut. Dari proses pengukuran yang dilakukan, dapat diperoleh beberapa
informasi antara lain sebagai berikut:
1. Posisi puncak difraksi pada sudut θ tertentu, jarak antar bidang (dhkl), struktur
kristal dan orientasi dari sel satuan (dhkl) struktur kristal dan orientasi dari sel
satuan.
2. Intensitas relatif puncak difraksi, memberikan gambaran tentang posisi atom
dalam sel satuan.
3. Bentuk puncak difraksi
4. Jarak antar bidang (𝑑ℎ𝑘𝑙 )

Contoh:
Gambar 5.2. Contoh data XRD untuk bahan superkonduktor
5.5 Brillouin Zone
Brillouin zone merupakan suatu daerah yang berisi semua nilai-k pada resiprok yang
terpantul menurut hukum Bragg. Zona Brillouin pertama adalah
tempat kedudukan titik-titik dalam ruang timbal-balik yang lebih dekat ke titik asal
kisi timbal-balik daripada titik-titik kisi timbal-balik lainnya. Ada juga zona Brillouin
kedua, ketiga, dst., yang sesuai dengan urutan wilayah yang terpisah (semua dengan
volume yang sama) pada jarak yang semakin jauh dari titik asal, tetapi ini lebih jarang
digunakan. Akibatnya, zona Brillouin pertama sering disebut zona Brillouin. Secara
umum, zona Brillouin ke-n terdiri dari himpunan titik-titik yang dapat dicapai dari
titik asal dengan melintasi tepat n1 bidang Bragg yang berbeda.
Gambar 5.3. Zona Brillouin

Anda mungkin juga menyukai