15 84 1 PB
15 84 1 PB
1
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP YDB, Lubuk Alung, Indonesia
2
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP YDB, Lubuk Alung, Indonesia
E-mail: rahmanirawati40@yahoo.com
Abstract
The aim of this research was to characterize the cultural values of Minangkabau in A
Complete Anthology of the Short Stories of A.A. Navis and the implications of the research
on the literature teaching at the Senior High School. This was a qualitative research focusing
on content analysis. The contents analyzed related to the Minangkabau kinship system and
social community. The descriptive method was used in this research. The object of the
research was A.A. Navis's Comprehensive Short Stories Anthology. Based on the results of
the research, the cultural values of Minangkabau have been revealed throughout the A.A
Navis' Complete Anthology of Short Stories. Navis viewed as follows: (1) the relationship
between mother and children, (2) the relationship between father and children, (3) the
relationship between uncle and his nieces and nephews, (4) the relationship between children
in law and parents in law, (5) the marriage in Minangkabau. The implication of this research
in the reading class was: (1) expressing interesting things in the short story of thought-
discussion; (2) expressing cultural values in the short story of thought-discussion.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi nilai-nilai budaya Minangkabau dalam
Antologi Lengkap Cerpen A.A. Navis dan implikasi penelitian terhadap pembelajaran sastra
di SMA. Ini adalah penelitian kualitatif yang berfokus pada analisis isi. Isi yang dianalisis
terkait dengan sistem kekerabatan dan sosial kemasyarakatan Minangkabau. Metode
deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Objek penelitian adalah A.A. Antologi Cerita
Pendek Komprehensif Navis. Berdasarkan hasil penelitian, nilai-nilai budaya Minangkabau
yang terungkap dalam Antologi Cerpen Lengkap A.A Navis. Navis adalah sebagai berikut: (1)
hubungan ibu dan anak, (2) hubungan ayah dan anak, (3) hubungan paman dan keponakan, (4)
hubungan menantu dan orang tua dalam hukum, (5) perkawinan di Minangkabau. Implikasi
dari penelitian ini di kelas membaca adalah: (1) mengungkapkan hal-hal yang menarik dalam
cerpen diskusi pemikiran; (2) mengungkapkan nilai-nilai budaya dalam cerpen diskusi
pemikiran.
Keywords: Kinship System, Minangkabau Culture, Complete Antohology of A.A Navis Short Stories,Literary Apreciation
Learning
nilai budaya yang ada di Sumatera Barat yaitu budaya Datangnya dan Perginya, 4) Kawin, 5) Kisah Seorang
Minangkabau. Pengantin, 6) Lagu Kenangannya, 7) Nora, 8) Jodoh.
Dalam delapan cerpen tersebut terdapat nilai-nilai
3. Metode Penelitian budaya mengenai sistem kekerabatan budaya Minangkabau
dan kemasyarakatan budaya Minangkabau. Nilai sistem
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian
kekerabatan terdiri dari: (1)Ibu jo anak, (2) Bapak jo anak, (3)
kualitatif. Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah
Mamak jo kamanakan, (4) Suamando jo pasumandan, (5)
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
Minantu jo mintuo, (6) Induak bako jo anak pisang, (7) Ipa
tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti misalnya
jo bisan, (8) Pambean. Sedangkan nilai kemasyarakatan
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan
budaya terdiri atas: (1)Perkawinan, (2) Perjodohan,(3)
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
Kedudukan dan Peran Laki-laki dan Perempuan
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
Minangkabau, (4) Budaya Kampung dan Rantau.
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Semi
Jenis-jenis nilai-nilai budaya Minangkabau tentang
(1993) penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak
sistem kekerabatan tidak semuanya dibahas dalam delapan
mengutamakan pada angka-angka, tetapi mengutamakan
cerpen ini. Sistem kekerabatan yang ada adalah: 1) hubungan
kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang
antara ibu dan anak, 2) hubungan antara ayah dan anak, 3)
sedang dikaji secara empiris.
hubungan antara mamak dan kemenakan, 4) hubungan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
antara menantu dan mertua di Minangkabau.
metode deskriptif. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
Nilai-nilai budaya tentang sistem kekerabatan
membuat gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual
hubungan antara ibu dan anak terdapat dalam cerpen pertama,
dan akurat mengenai fakta serta hubungan antar fenomena
cerpen Datangnya dan Perginya, kedua cerpen Kisah
yang diselidiki. Metode deskriptif digunakan untuk melihat
Seorang Pengantin, ketiga cerpen Tiada Membawa Nyawa.
dan mendeskripsikan data tentang nilai-nilai budaya
Di Minangkabau hubungan kekerabatan yang paling dekat
Minangkabau yang ada dalam Antologi Lengkap Cerpen A.A
adalah hubungan antara ibu dan anak. Baik anak laki-laki dan
Navis. Metode ini sangat sesuai dengan tujuan dari penelitian
perempuan cendrung lebih dekat dengan orang tua
ini yaitu mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terdapat
perempuannya. Seorang ibu akan rela mengorbankan apa
dalam Antologi Lengkap Cerpen A.A Navis.
saja demi kebahagian anaknya. Pada ketiga cerpen dijelaskan
Data penelitian ini diambil dari salah satu bentuk
kedekatan yang terjalin antara anak dan ibu dengan
karya sastra yang berwujud cerpen. Cerpen yang akan
pencitraan yang berbeda. Meski dengan pencitraan yang
dijadikan penelitian yaitu delapan buah cerpen yang dipilih
berbeda, namun tidak menapik bahwa hubungan yang terjalin
dari kumpulan cerpen berjudul “Antologi Lengkap A.A
antara ibu dan anak di kebudayaan matrilineal Minangkabau
Navis” karya A.A Navis. Kedelapan cerpen tersebut adalah:
terjalin sangat baik. Sementara itu pada cerpen Kisah
(1) Cina Buta, (2) Datangnya dan Perginya , (3) Kawin, (4)
Seorang Pengantin, hubungan Meli dengan ibu tirinya
Kisah Seorang Pengantin, (5) Lagu Kenangannya, (6) Tiada
digambarkan lebih baik, dibandingkan dengan hubungan
Membawa Nyawa, (7) Nora, (8) Jodoh.Data yang dianalisa
Jalal dengan Ibunya. Ibu jalal ini digambarkan memiliki sifat
adalah berkenaan dengan nilai-nilai budaya Minangkabau
suka memaksakan kehendak kepada ankanya, Jalal.
yang terdapat di dalam kedelapan cerpen tersebut. Sumber
Sistem kekerabatan hubungan antara ayah dan anak
data penelitian ini adalah Antologi Lengkap Cerpen A.A.
terdapat dalam cerpen Datangnya dan Perginya, cerpen
Navis.
Kawin, dan cerpen Lagu Kenangannya. Walaupun di
Minangkabau menganut sistem kekerabtan dari garis
4 . Hasil dan Pembahasan keturunan ibu, tidak membuat hubungan antara ayah dan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai sistem anak di Minangkabau menjadi renggang. Tetap memiliki
kekerabatan dalam budaya Minangkabau yang terdapat sesuatu hubungan yang bisa dikatakan cukup baik dalam
dalam kedelapan cerpen dari Antologi Lengkap Cerpen A.A suatu keluarga di Minangkabau. Pada ketiga cerpen tersebut,
Navis yaitu sistem kekerabatan dan kemasyarakatan budaya hubungan antara ayah dan anak secara besar dijelaskan baik-
Minangkabau serta implikasi penelitian ini terhadap baik saja. Satu kerenggangan saja dalam hubungan antara
pembelajaran apresiasi sastra di SMA. ayah dan anak, terdapat pada bagian awal pencitraan isi
cerpen Datangnya dan Perginya, tapi setelah itu hubungan
4. 1 Deskripsi Nilai-nilai Budaya pada Kedelepan ayah dan anak ini digambarkan akur kembali dengan
Cerpen A.A Navis pencitraan rasa rindu yang dimilki oleh tokoh Ayah Masri
dan tokoh Masri.
Dalam melakukan penelitian terhadap cerpen ini, Selanjutnya sistem kekerabatan hubungan antara
peneliti menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk mamak dan kemenakan di Minangkabau terdapat dalam
menganalisis nilai-nilai budaya Minangkabau yang ada cerpen Kawin. Seorang laki-laki di Minangkabau
dalam delapan cerpen Antologi Lengkap Cerpen A.A Navis melaksanakan dua fungsi. Di satu pihak ia adalah ayah dari
ini. Dalam penelitian ini cerpen-cerpen yang dianalisis anak-anaknya sedangkan di pihak lain ia adalah seorang
adalah: 1) Cina Buta, 2) Tiada Membawa Nyawa, 3) mamak dari kemenakan. Hubungan mamak dan kemenakan
di Minangkabau terjalin cukup erat. Dalam berbagai situasi
25
Jurnal Budaya, Vol. 1 No. 2, November 2020, pp 23-27 Rahman et al
yang rumit, peran mamak lebih menonjol dibandingkan ayah. penelitian ini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran
Hal ini sangat sama persis terlihat dalam cerpen ini, ketika Bahasa Indonesia di SMA pada kelas X, semester 1. Standar
Datuk Bareno yang tak lain adalah mamak Ismet mengurus kompetensi ke 6 yaitu membahas cerita pendek melalui
semua tentang perkawinan Ismet. Selain tentang itu kegiatan diskusi. Kompetensi dasar adalah: (1)
hubungan anatara mamak dan kemenakan yang terlihat mengemukakan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari
dalam cerpen ini adalah bahwa seorang mamak di cerita pendek melalui kegiatan diskusi, (2) mengemukakan
Minangkabau itu mempunyai kewajiban membantu nilai-nilai dalam cerita pendek melalui kegiatan diskusi.
kemenakan yang terlantar, membantu membiayai pendidikan Sedangkan indikator yang perlu dicapai adalah: (1) siswa
kemenakan, serta membiayai saudara perempuan yang menceritakan kembali isi cerpen, (2) siswa mampu
menjanda termasuk kemenakannya. menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen.
Sistem kekerabatan antara menantu dan mertua Berdasarkan Standar Kompetensi, dan
terdapat dalam cerpen Tiada Membawa Nyawa. Di Kompetensi Dasar, dan Indikator tersebut dapat dilihat
Minangkabau ketika sudah menikah pihak suamilah yang bahwa penelitian tentang “Nilai-nilai Budaya” dalam cerpen
akan bermukim di kediaman kerabat dari perempuan atau Antologi Lengkap Cerpen A.A Navis karya A.A Navis ini
pihak istiri. Tapi karena budaya merantau yang juga dapat digunakan sebagai materi pembelajaran apresiasi sastra
dilakukan membuat ada juga keluarga yang sudah menikah di sekolah untuk melaksanakan pembelajaran dapat
memilih pindah dan menempati hunian sendiri. Hubungan dilakukan dengan beberapa metode yaitu ceramah, tanya
antara menantu dan mertua di kebudayaan Minangkabau, jawab, dan diskusi. Metode ini ditetapkan setelah siswa
digambarkan sangat baik dalam cerpen ini. Adanya saling membaca salah satu cerpen A.A Navis yang dibagikan oleh
hormat menghormati yang terjalin antara keduanya. guru. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran
Selanjutnya nilai-nilai budaya Minangkabau dari kepada siswa dengan cara berceramah di depan kelas. Pada
segi kemasyarakatan adalah tentang perkawinan di waktu berikutnya guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
Minangkabau. Perkawinan Minangkabau dalam cerpen A.A yang memancing kekreatifan siswa dalam menemukan
Navis digambarkan sangat rapuh. Terbukti dengan banyak jawaban, misalnya guru mengemukakan pertanyaan
pencitraan cerpen yang menggambarkan kawin cerai dan mengenai unsur instrinsik di dalam karya sastra kemudian
poligami yang dilakukan suami yang terjadi di masa itu. siswa memberikan jawabannya. Kegiatan terakhir yaitu
Terlebih lagi pemicu perceraian di rumah tangga diskusi. Pada kegiatan ini guru membagi siswa menjadi
Minangkabau adalah hal yang sepele. Masalah ini terdapat beberapa kelompok untuk mendiskripsikan unsur instrinsik
pada cerpen Cina Buta dan Datangnya dan Perginya. cerpen dan mengemukakan hal-hal menarik yang ada di
Sedangkan perkawinan yang digambarkan pada cerpen Kisah dalam cerpen tersebut serta nilai-nilai budaya Minangkabau
Seorang Pengantin menjelaskan tentang perkawinan di yang terdapat di dalam cerpen. Kemudian guru menyuruh
Minangkabau itu identik juga dengan perjodohan. Pada masing-masing kelompok menampilkan hasil diskusi di
cerpen Jodoh dijelaskan, setelah adanya perkawinan maka depan kelas.
pihak suami di Minangkabau akan tinggal dikediaman istri. Dalam pembelajaran materi sastra ini, metode
Selain itu juga pada cerpen Lagu Kenangannya, terdapat yang diinginkan saling berhubungan dengan metode-metode
penjelasan tentang perkawinan Minangkabau yang lain, yang lain. Metode tersebut saling menunjang dalam
bahwa perkawinan Minangkabau lebih menyukai perkawinan mencapai tujuan pembelajaran.
awak samo awak atau perkawinan antar kerabat dekat.
Hampir pada kenyataannya perkawinan yang terjadi di 5. Simpulan dan Saran
Minangkabau itu karena tradisi perjodohan yang dilakukan.
Nilai-nilai budaya pada sistem kekerabatan pada
Pada cerpen Nora dan cerpen Kawin digambarkan
kebudayaan Minagkabau tentang hubungan ibu dan anak
perjodohan di Minangkabau didasari dari keinginan orangtua
tercermin pada cerpen, Datangnya dan perginya, Kisah
untuk mencarikan jodoh terbaik untuk anaknya. Sebagai
Seorang Pengantin, dan Tiada Membawa Nyawa. Pada
penganut garis keturunan matrilineal, Minangkabau
ketiga cerpen tersebut pada umumya hubungan antara ibu
menempatkan perempuan memiliki kedudukan lebih tinggi
dan anak digambarkan memiliki hubungan yang berjalan
dibanding laki-laki. Perkawinan yang terjadi di Minangkabau
baik. Selanjutnya hubungan antara ayah dan anak terdapat
tidak akan membuat wanita Minang kehilangan hak atas
dalam cerpen, Datangnya dan Perginya, Kawin, dan Lagu
dirinya melainkan tetap mandiri. Jadi ketika pada sebuah
Kenangannya. Meski menganut garis keturunan dari ibu,
keluarga terjadi perceraian, maka pihak suamilah yang akan
tidak membuat hubungan ayah dan anak di Minangkabau
pergi keluar meninggalkan rumah, ini terlihat pada cerpen
terjalin biasa saja. Melainkan kedekatan seorang ayah juga
Cina Buta.
terlihat jelas pada cerpen Lagu Kenangannya. Sementara itu
4.2 Implikasi Penelitian Terhadap Pembelajaran Apresiasi
hubungan antara mamak dan kemenakan terdapat dalam
Sastra
cerpen Kawin. Diceritakan bahwa seorang mamak di
Minangkabau memiliki tanggung jawab untuk mengurusi
Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
dan membimbing kemenakan. Terakhir hubungan menantu
materi ajar yang berkaitan dengan membaca siswa SMA di
dan mertua terdapat dalam cerpen Tiada Membawa Nyawa.
sekolah menyangkut pengkajian sastra berupa puisi, prosa
dan drama. Cerpen merupakan bagian dari prosa. Hasil
26
Jurnal Budaya, Vol. 1 No. 2, November 2020, pp 23-27 Rahman et al
Referensi
27