Anda di halaman 1dari 6

gxw

PERAN ASPEK ETIKA TENAGA MEDIS DALAM PENERAPAN


BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
Ahmad Ahid Mudayana

Abstrak
Permasalahan etik didunia rumah sakit seperti halnya fenomena gunung es. Di
lndonesia ba-nyak permasalahan yang tidak terungkap. Mulai dari kasus dugaan malpraktik,
kelalaian dalam penanganan pasien, diskriminasi terhadap pasien, sampai tindak kriminal
lainnya. Tenaga medis memiliki peran penting dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang
bermutu. Di antaranya dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Saat ini keselamatan
pasien belum sepenuhnya menjadi budaya dalam pelayanan kesehatan. Hal ini terlihat dari
masih adanya kasus seperti malpraktik, diskriminasi, dan lainnya. Setiap profesi kesehatan
memiliki kode etik masing-masing. Keberadaan kode etik seharusnya menjadi aspek dalam
penerapan budaya keselamatan pasien. Undang-undang Rumah Sakit nomor 44 tahun 2009
sudah jelas mengatakan bahwa keselamatan pasien adalah faktor yang harus diutamakan oleh
petugas kesehatan dibandingkan faktor yang lain. Metode: metode yang digunakan yaitu
menelaah dari berbagai sumber publikasi ilmiah secara online. Dari hasil pencarian kemudian
diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sebuah pembahasan dan kesimpulan dari topik
yang ditetapkan. Hasil: Kode etik yang dimiliki oleh profesi tenaga kesehatan harus selalu
diterapkan sebagai upaya untuk menerapkan budaya keselamatan pasien. Pasien akan merasa
puas apabila terlayani dengan baik oleh tenaga kesehatan. Untuk menerapkan budaya
keselamatan pasien dan menjalankan kode etik profesi diperlukan iklim berorganisasi yang baik.
Aspek etika menjadi bagian penting dalam melakukan pelayanan kepada pasien.
Kata kunci: etika, petugas kesehatan, keselamatan pasien

Abstract
Ethical probiem in hospital is iceberg phenomena. .ln lndonesia, many problems are noi
revealed; cases of suspecfed maipractice, negligence in handling of patients, discriminate
against patients and others. Medical personnel have an important role in creating a quality healtlt
servtces including implementing patient safety culture. Currently patient safety citlture does not
exist yet in health care. The evidence are the persistence reports of malpracfrce cases,
discrimination, and others. Each health profession has a code of ethics. The existence of a code
of ethics should be an aspecf in the implementation of safety culture pasien. Hospitals Act
number 44 of 20A9 it was clear to say that patient safety is a factor that should be prioritized by
health v,iorkers compared to other factors. Method: The method used is the examinaticn and
analysis of variety scientific publications published online. Resu/ts; The code of conduct owned
by personnel of health professions should always be applied in an attempt to implement a patient
safety culture. Patients will feel satisfied when served professionalty by health workers. To
implement the patient safety citlture and run code of professional conduct require gooci
organizational climate. Ethicalaspecfs become an imporlant part of patient service
Keyworcis: ethic, health care personnei, patient safety

Affiliasi Penulis : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Korespondensi : Ahmad
Ahid Mudayana, email: ahid.mudayana@ikni.uad.ac.id
Supplemen Majalah Kedokteran Andalas, Vol. 37. No.Supl.l, Maret 20'14 H[rX

PENDAHULUAN negara segera melakukan penelitian dan


Rumah sakit sebagai organisasi pengembangan Sistem Keselamatan
badan usaha di bidang kesehatan Pasien.l
mempunyai peranan penting dalam Malpraktik dan keselamatan pasien
mewujudkan derajat kesehatan ma- tidak lepas dari kode etik yang dijalankan
syarakat secara optimal. Oleh karena itu oleh tenaga medis tersebut, seperti
rumah sakit dituntut agar mampu perawat. Profesionalisme kepe-rawatan
mengelola kegiatannya dengan meng- menjadi kontrak sosial antara profesi
utamakan pada tanggung jawab para keperawatan dengan masyarakat. Ma-
professional di bidang kesehatan, khu- syarakat telah memberikan kepercayaan
susnya tenaga medis dan tenaga kepe- kepada perawat, sehingga perawat
rawatan dalam menjalankan tugas dan harus menlaksanakan tugasnya dengan
kewenangannya. Tidak selamanya laya- memberikan standar kompetensi yang
nan medis yang diberikan oleh tenaga tinggi dan tanggung jawab moral yang
kesehatan dapat memberikan hasil yang baik. Perawat memiliki tanggung jawab
sebagaimana diharapkan semua pihak. terhadap keselamatan dan keamanan
Tenaga kesehatan yang melakukan pasien selama berada di rumah sakit.
kelalaian dapat dapat disebut melakukan Perawat membutuhkan aturan hukum
malpraktik. Malpraktik yang dilakukan yang lebih tinggi yang dapat mengatur
oleh tenaga kesehatan dapat berupa kualitas dan pelayanan, termasuk juga
malpraktik dibidang medik dan malprak- sanksi bagi perawat yang tidak
tik medik. Karena banyaknya kasus melaksanakan tugasnya dengan baik.
malpraktik, maka harus diterapkarr Perawat dalam menjalankan tugasnya
program keselamatan pasien (Patient harus sesuai dengan kode etik dan
Safety). Standar Operasicnal Prosedur (SOP)
Keselarnatan telah menjadi isu yang telah ditetapkan.
global termasuk juga untuk rumah saklt. "Sebuah studi mendapatkan hasil
Penelitian di rumah sakit di Utah, bahwa pertumbuhan untuk pembayaran
Colorado, dan New York didapatkan malpraktik yang terdiri dari jumlah
hasil bhawa di Utah dan Colorado penilaian dan pemukiman tetap stabil
ditemukan kejadian tidak diinginkan selama periode penelitian. Rata-rata
(KTD) sebesar 2,9o/o, dimana 6,6% di jumiah pembayaran (keparahan) tumbuh
antaranya meninggal. Sedangkan di 52 persen dalam dolar riil (pertumbuhan
New York sebesar 3,7o/o d,engan angka tahunan rata-rata 4o/o) antara 19991 dan
kematian 13,60/o. Publikasi WHO pada 2003 tetapi hanya 6% antara tahun
tahun 2004 niengumpulkan angka-angka 2000-2003 (rata-rata 1,60/o). Jumlah
penelitian rumah sakit berbagai di penilaian dengan sampel pembayaran,
negai"a seperti Amerika, lnggris, didapatkan hasil bahwa penilaian untuk
Denmark, dan Australia, ditemukan KTD kurang 4% dari seluruh pembayaran
dengarr rentang 3,2-16,60/0. Dengan tetapi sekitar 1,7-2,4 kali lebih besar dari
adanya data tersebut maka berbagai pemukiman.2
METODE adalah kemampuan motivasi SDM yang
Metode yang digunakan yaitu ada. Manajer dan asisten keperawatan
menelaah dari berbagai sumber publi- sebaiknya memberikan motivasi untuk
kasi ilmiah secara online. Dari hasil pen- menimbulkan dorongan kepada perawat.
carian kemudian diolah dan dianalisis Dengan diberikannya motivasi, diharap-
sehingga menghasilkan sebuah pemba- kan perawat akan bersemangat dalam
hasan dan kesimpulan dari topik yang melaksanakan progra m patient safety.s
ditetapkan. lklim organisasi memiliki hubungan
yang signifikan terhadap patient safety.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil eksplisit ulasan kasus catatan
1. lklim Organisasi berisiko tinggi pada pasien medis
Pengukuran budaya keselamatan menunjukkan praktek-praktek tertentu
pasien dipengaruhi oleh sikap aman dan ditingkatkan dari waktu ke waktu di
tidak aman pegawai di level individu, unit kedua rumah sakit tidak ada hal yang
kerja dan organisasi. Secara khi.rsus di memburuk, namun tidak ada perbedaan
level manajemen senior dalam hal yang signifikan juga antara kontrol dan
kepemimpinan transformasional yang rumah sakit. Budaya keselamatan
berbagai penelitian tentang budaya pasien pada pasien penderita pneu-
menunjukkan bahwa kepemimpinan monia tidak ada perubahan yang
transformasional sangat berpengaruh signifikan daiam pola kesalahan resep.
dalam membangun suatu budaya: Untuk Dua item toleransi latihan dan pekerjaan
mengukur kondisi iklim keselamatan menunjukkan perbaikan dari waktu ke
pasien Ci rumah sakit mencakup 4 hal waktu.6
yang terkait, yaitu kepemimpinan Dari hasil diatas, maka untuk
transforrrrasional (di tingkat CEO/direksi meningkatkan kr-ialitas dan mening-
RS), kerjasama tim (di tingkat unit kerja), katkan keselamatan dalam pelayanan
kesadaran individual (di tingkat individu) kesehatan perlu dilakukan perbaikan
serta iklim keselamatan pasien (di dalam iklim organisasi. Dari segi biaya,
tingkat organisasi/ RS).3 Saat ini terjadi perbaikan iklim organisasi akan meng-
penurunan kualitas pelayanan kesehatan hasilkan biaya yang relatif rendaha.
yang menyebabkan terjadinya penuru- Rendahnya biaya yang diperlukan dapat
nan upaya keselamatan dalam. kepera- membantu rumah sakit meningkatkan
watan hampir disemua Negara.a efektifitas dan efisiensi biaya. lklim orga-
Dalam melaksanakan program nisasi yang baik juga akan bei'pengaruh
patient safetlt, pihak manajemen rumah pada etika petugas kesehatan.
sakit sudah melakukan planning yang
baik untuk menyusun pi"ogram patient 2. Tingkat Pengetahuan
safety. ivleskipun perencanaan sudah Tingkat pengetahuan tenaga medis
dilaksanakan dengan liaik namun output khususnya perawat sangatlah penting
dari program tersebut kurang maksimal. dalam meiaksanakan asuhan kepera-
Dalam menjalankan fungsi manajernen, watan. Semakin tinggi pengetahuan
rnanajemen, seorang manajer diharap- perawat tentang kode etik dan hukum
kan memiliki kemampuan yang cukup kesehatan maka semakin baik pula
dalam mengorganisasikan pegawainya. kinerja perawat dalam melaksanakan
Salah satu kemampuan yang dimaksud asuhan keperawatan. Untuk mening-
Andalas' Vol 3T No'Supl 1' Maret 2014
WM
Supplemen Majalah Kedokteratr

seharusnYa bisa dicegah dan 30o/o


katkan pengetahuan perawat mengenal
diantaranya berkaitan dengan kematian
fode etif din hukum kesehatan maka pasien.e Adanya tindakan yang tidak
perawat harus membaca buku mengenai faktor
ke- aman dikarenakan beberaPa
kode etik keperawatan dan hukum pelatihan'
juga melalui diantaranya tidak kurangnya
sehatan. Selain itu dapat
pengawasan, kegagalan menindaklanjuti
teknologi internet serta melalui teman
kebijakan.e
'
seprofesinYa.T
UPaYa untuk menambahkan tingkat
PeneraPan budaYa keselamatan
pasien dalam sebuah organisasi tidak
pengetahuan Perawat atau tenaga dari Peran aktifatasan
ierlepas
kesehatan Yang lain Yaitu melalui (supervisor atau manajer dalam mem-
pelatihan atau seminar' Pelatihan dan
promosikan dan melakukan tindakan-
seminar daPat bermanfaat untuk tindakan yang mendukung berjalannya
program-
melakukan evaluasi terhadap
proses penanaman nilai yang dianut'
program dan standar-standar termasuk
Masih banYak Perawat Yang meng-
standar asuhan keperawatan' Standar /
ditin- anggap tindakan supervisor manajer
asuhan keperawatan harus selalu
jau keakuratannya sehingga tidak terjadi
dalam memPromosikan keselamatan
pasien masih rendah, karena masih
suatu kesaiahan yang dapat merugikan
adanYa Perawat Yang mengganggaP
pasien, selain itu perawat harus dibina
mencapai kinerja yan^g profes-
bahwa Peran aktif manajer dalam
untuk
menanamkan niiai-nilai keselamatan
sional dan bertanggung jawab'8
pasien bisa dibilang kurang maksimal'10
Tingkat Pengetahuan Yang tinggi
Penjelasan diatas bisa disimpulkan
akan mempengaruhi kinerja perawat bahwa masaiah utama Yang harus
sehingga asuhan kePerawatan akan
menjadi pricritas untuk diselesaikan
terlaksana dengan baik dan kemung- yang
kelalian adalah perawatan terhadap pasien
kinan terjadinya malpraktik atau
perawat tidak aman. Perlu ada Perubahan
rendah. Hal ini terjadi karena
dengan budaYa didalam rumah sakit agar
atau tenaga medis telah dibekali
patient budaya keselamatan pasien semakin
pengetahuan tentang etika dan
'safity baik. Budaya keselamatan yang baik
Kinerja perawat dipengaruhi oleh
dapat mengurangi risiko terjadinya
faktor balas jasa yang adil dan layak'
kejaCian yang tidak diinginkan' Maka'
penemPatan Yang sesuai . dengan
diperlukan pelatihan secara rutin bagi
keahliannya, berat ringan pekerjaannya'
petugas medis agar benar-benar
lingkungan, peralatan yang menunjang' pasien'
nnernahami budaya keselamatan
serta sit<ap pimpinan dalam memberikan
Pengawasan dari atasan juga harus
bimbingan dan Pembinaan'6
ditingkatkan sebagai salah satu upaya
untut< menerapkan budaya keselamatan
3. PeneraPan Keselamatan Fasien
pasien. Semua itu harus didukung
Perawatan tidak aman Yang
dengan kebijakan dari atasan dan
dilakukan oleh Petugas kesehatan
semua Petugas medis harus bisa
dirumah sakit menjadi prioritas masalah
menindaklanjuti setiap kebijakan yang
yang harus segera diselesaikan' 83%
dibuat. Jika itu semua dilakukan maka
kejadian Yang menYebabkan Pasien keselamatan Pasien akan
budaYa
tidak aman merupakan kejadian yang
berjalan dengan baik. kan pendelegasian kePada tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan
4. Aspek Komunikasi keperawatan atau pelayanan kesehatan.
Komunikasi yang baik antar petugas Dalam melaksanakan kewajiban-
medis dengan pasien akan memberikan nya sebagai tenaga medis maka harus
dampak yang positif terhadap mutu sesuai dengan kode etik atau etika yang
pelayanan kesehatan di suatu rumah telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar
sakit serta dimungkinkan menurunkan tenaga medis selalu mengutamakan
kesalahpahaman apabila terjadi kece- keselamatan pasien dan tidak se-
lakaan, kelalaian dan ataupun mal- enaknya melakukan tindakan medis
praktik. yang tidak sesuai dengan standar.
Pelayanan kesehatan yang
bermutu yaitu pelayanan kesehatan SIMPULAN
yang dapat memuaskan setiap pemakai Dalam penerapan Program kese-
jasa pelayanan sesuai dengan kode etik lamatan pasien terdapat beberapa aspek
dan standar pelayanan yang telah yang mempengaruhi berjalannya pro-
ditetapkan. Pelayanan perawatan yang gram penerapan keselamatan pasien.
sesuai dengan standar memiliki dampak Aspek-aspek tersebut antara lain: iklim
yang lebih besar terhadap citra organisasi, tingkat pengetahuan, komu-
pelayanan rumah sakit. nikasi, dan etika. Budaya keselamatan
pasien akan tercipta apabila tenaga
5. Aspek Etika kesehatan memiliki pemimPin Yang
Sampai saat ini tenaga
kepe- bersedia bekerja sama cjemi
rawatan belum memiliki landasan hukum terlaksananya patient safety. Selain itu
yang jelas dan pasti dalam memberikan pengetahuan dan komunikasi juga
pelayanan kesehaian. Menurut Pera- berpengaruh terhadap terlaksananya
tui'an Pemerintah l'Jo 32 Tahun 1996 patient safety. Salah satu aspek yang
tentang Tenaga Kesehatan, hubungan penting dalam terlaksananya patient
perawat dan klien merupakan subjek safety yaitu aspek etika. Etika sangatlah
hukum. Pemahan perawat mengenai penting karena akan menyangkut
hukum kesehatan memberikan keya- tentang prosedur dalam melaksanakan
kinan kepada perawat dan menjaga klien asuhan keperawatan atau melaksanakan
untuk selalu berada pada jalut yang tugas dalam melayani kesehatan. Dalam
aman dengan mengikuti standing order pelayanan kesehatan maka tenag medis
yang telah ditetapkan oleh profesi harus sesuai dengan kode etik dan
keperawatan dari pihak rumah sakit yang hr"ikum kesehatan. Hal iniuntuk
bersangkutan. Standing order merupa- menghindari atau mengurangi praduga
terjadinya malpraktik.

DAFTAR RUJUKAN 2. Chandra, A., Shantanu, N., Senth,


1. Depkes, 2006, Panduan Nasional A. S., 2005, The Growth Of
Keselamatan Pasien Rumah Physician Medical Malpractice
Sakit, Depkes. Payment: Evidence From The
Supplemen Majalah Kedokteran Andalas, Vol' 37, No'Supl 1
' Maret
2014 w
National Practitioner Data Bank, Of Second Phase, BMJ, Hal. 1-
16.
Heatth Tracking. Hal' 240-249
3. Rachmawati, E., 2011, "Model 7. Arofiati, F., WahYuni, 2011,
Pengukuran BudaYa Kesalamatan Hubungan Antara Tingkat
Pasien Di RS MuhammadiYah Pengetahuan Perawat Tentang
Aisyiyah Tahun 2011", Prosiding Kode Etik KePerawatan dan
Penetitian Bidang llmu Eksakta. Hukum Kesehatan dengan Kinerja
Hal.11-34. Perawat dalam Memberikan
4. Aiken, L.H., Sermeus, W., Heede,
Asuhan KePerawatan di Rumah
K.V., Sloane, D.M., Busse, R.' Sakit PKU MuhammadiYah

McKee, M., BruYneel, L., RaffertY, Yogyakarta Tahun 2009, Jurnal


A.M., Griffiths, P.,
Moreno- Penelitian Kesehatan Suara
Cazbas, M.T., Tishelman, C.' Forikes, Volume ll Nomor 2. Hal
Scott, A., Brzostek, T', Kinnunen, 116-121.
J., Schwendimann, R., Heinen, 8. Lestari, C.E., RosYidah.,2011,
M., Zikos, D., Sjetne, 1.S., Smith,
"Analisis KePatuhan Perawat
H.L., KutneeY-Lee, A,
2012, Pada Standar Asuhan
Patient safetY, satisfaction, and Keperawatan di Unit Rawat lnaP
quality of hosPital care. cross Kelas lll RSU PKU
Bantul
sectional surveys of nurses and MuhammadiYah
patients in 12 countries in EuroPe Yogyakarta Tahun 2010, Jurnal
and the United States' BMJ, 344 Kesmas, Vol.S No.1. Hal' 45-50.
E 1717,hai 1-14.
"
9. Wilson, R.M., Michle, P., Olsen,
5. Sanjaya, l.D.G.W., Ketut, S', S., GibberC, R.W., Vincent, C., El'
2013, "Faktor-faktot' Manajerial A.ssady, R., Rasslah, O', Qsous,
Yang Melatarbelakangi TingginYa S., Maehai"ia, W.M., Sahel, ,4.,
Kejadian Jumlah Pasien Dengan " Whittaker. S., -Abcio-Ali, N4.,

Dekubitus (lndikator Patient Letaief, M., Ahmed, N.A.,


Abdellatif, A., Lai'izgoitia,2012,
1.,
SafetY) Pada Pasien Rawat lnaP
Di Rumah Sakit Umum Puri Patient SafetY ln
DeveloPing

Raharja Tahun 2012, CommunitY Countries : RestroPective

Health, Vol. I No.2 ' Hal' 72-79 Estimation Of Scaie And Nature
6. Benning, A., Dixon-Woods, R', Of Harm To Patients In HosPital,
Nwulu, U., Ghaleb, M., Dawson, Bi,/lJ 344:e832 Hal 1-14.
i., Barber, N., Franklin, B'D', l0.Pujilestari, A., Alimin, N4., Rini, A.,
Girling, A., Carmalt, M., Rudge, 2013, Gambaran BudaYa
G., Naicker, T',
Kotecha' A', Keselamatan Pasien Oleh
Derrington, M'C.' Lilford, M', Perawat dalam Melaksanakan
2C10, MultiPle ComPonent Patient Pelayanan Di lnstalasi Rawat lnaP
SafetY lntervention ln
English RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo
HosPitals: Controlled Evaluation Tahun 2013, Naskah Publikasi.
Hai. 1-13.

Anda mungkin juga menyukai