Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN II
MODAL SAHAM
Dosen Pengampu: Dr. Maria Mediatrix Ratna Sari, S.E., M.Si., Ak., CA.

OLEH:
Kelompok 8

Ni Made Ayu Tabita Cintya Hardi (14/2107531084)


Govinda Gde Paramartha Madusudana (18/2107531135)
Putu Regita Wedayani (26/2107531198)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
A. Pengertian Modal Saham
Modal Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
di perusahaan tersebut.
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum
dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik terhadap
perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang di setornya. Selain itu bentuk perseroan
memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang, setiap orang yang menyetor
menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemiliknya terdiri dari jumlah yang cukup banyak,
maka pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada pihak – pihak lain yang diangkat menjadi
pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain yang menjalankan PT adalah orang – orang yang
diangkat oleh pemilik.
Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoran
dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang di serahkan kepada pihak – pihak
yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak – pihak yang mempunyai saham
sehingga disebut pemegang saham. Saham yang di keluarkan oleh PT dapat dicantumkan nama
pemiliknya, disebut saham atas, dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak yaitu:
• Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui hak
suara dalam rapat pemegang saham.
• Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.
• Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham
masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.
• Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang saham mempunyai hak
yang sama, tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka yang diberikan
kepada masing – masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran saham yang
disetujui.
B. Akuntansi Untuk Penerbitan Saham
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topik berikut:
1. Saham dengan Nilai Pari
Nilai pari saham tidak memiliki hubungan dengan nilai pasar wajarnya. Nilai pari yang
rendah membantu perusahaan menghindari kewajiban kontinjen yang berkaitan dengan
saham yang dijual di bawah nilai pari.
Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun
harus dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham berikut:
a. Saham Preferen atau Saham Biasa
Kedua akun ini menecerminkan nilai pari saham perseroan yang diterbitkan. Akun ini
dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal tambahan pada akun
ini kecuali ada saham tambahan yang diterbitkan atau saham yang ditarik.
Contohnya:
Sebuah perusahaan memiliki modal dasar 10.000 lembar saham preferen dengan nilai
nominal Rp75.000 dan 100.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp15.000.
separuh dari modal dasar untuk masing-masing kelas ditempatkan dan disetor pada nilai
nominal untuk memperoleh modal tunai.
Jawaban:
Saham Biasa = 100.000 lbr x Rp.15.000 x 50/100 = 750.000.000
Saham Preferen = 10.000 lbr x Rp75.000 x 50/100 = 375.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat penerbitan saham adalah

Jika saham diterbitkan pada harga di atas nominalnya, berarti saham telah dijual pada
harga premium atau agio. Sebaliknya, jika saham dterbitkan pada harga di bawah nilai
nominalnya, maka saham dijual secara diskon atau disagio. Dengan demikian, jika saham
dengan nilai nominal Rp50.000 diterbitkan pada harga Rp60.000, saham telah dijual
dengan agio Rp10.000. jika saham yang sama diterbitkan seharga Rp45.000, artinya
saham telah dijual dengan disagio Rp5.000 .
b. Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau Tambahan Modal Disetor (Additional Paid-
in Capital)
Akun ini menunjukkan setiap kelebihan atas nilai pari yang disetor oleh pemegang saham
sebagai pengganti saham yang diterbitkan. Setelah disetor, kelebihan atas nilai pari akan
menjadi bagian dari tambahan modal disetor perusahaan, dan pemegang saham
perorangan tidak memiliki klaim yang lebih besar atas kelebihan setoran dibandingkan
semua pemegang saham lainnya dari kelompok saham yang sama
2. Saham Tanpa Nilai Pari
Banyak negara menginginkan penerbitan modal saham tanpa nilai pari (no-par stock).
Alasan untuk penerbitan saham tanpa nilai pari bersifat dua arah. Penerbitan saham tanpa nilai
pari menghindari kewajiban kontinjen yang mungkin terjadi bila saham dengan nilai pari
diterbitkan pada disagio. Selain itu, masih ada kerancuan dalam hubungan antara nilai pari
dan nilai pasar wajar. Jika saham tidak mempunyai nilai pari, maka perlakuan yang dapat
dipertanyakan dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar untuk nilai pasar wajar tidak akan
muncul.
Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah bahwa beberapa negara bagian
mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini, dan totalnya akan dimasukkan sebagai
modal dasar yang akan mengurangi fleksibilitas dalam membayar dividen. Saham tanpa nilai
pari dijual pada harga perolehannya, namun diterbitkan tanpa agio atau disagio. Jumlah yang
diterima merepresentasikan kredit pada saham preferen. Ayat jurnal untuk mencatat
penerbitan saham tanpa nilai pari adalah sebagai berikut.
Kas xxx
Saham biasa-tanpa nilai pari xxx
Ada kalanya saham tanpa nilai pari memiliki nilai ditetapkan (stated value). Nilai
ditetapkan yaitu nilai minimum di mana saham tidak dapat diterbitkan di bawah nilai
ditetapkan. Jika saham tanpa nilai pari dijual diatas nilai minimumnya, maka kelebihan nilai
tersebut akan dicatat sebagai tambahan modal disetor. Ayat jurnal untuk mencatat penerbitan
saham ini adalah sebagai berikut.
Kas xxx
Saham biasa xxx
Modal disetor yang melebihi nilai ditetapkan xxx
3. Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Lump Sum)
Masalah akuntansi dalam penjualan lump sum adalah mengalokasikan hasil di antara
beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan menggunakan 2 metode alokasi yang tersedia yaitu
metode proporsional dan metode incremental.
Metode proporsional digunakan jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang baik
untuk menentukan nilai relatif setiap kelompok sekuritas tersedia. Sedangkan, metode
incremental digunakan jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat
ditentukan.
4. Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Non-Kas
Saham yang diterbitkan untuk jasa atau property selain kas harus dicatat, baik pada
nilai pasar wajar saham yang diterbitkan maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan non-
kas yang diterima, tergantung mana yang dapat ditentukan secara lebih jelas.
Penerbitan saham untuk properti atau jasa yang dicatat terlalu tinggi menimbulkan apa
yang disebut sebagai saham pompaan. Saham pompaan (watered stock) dapat dihapuskan
dengan menghapus aktiva yang dinilai terlalu tinggi. Jika penerbitan saham untuk properti
atau jasa dicatat terlalu rendah, maka akan menimbulkan cadangan rahasia (secret reserves).
C. Saham Preferen
Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus yang ditetapkan
sebagai preferen (istimewa) karena saham ini memiliki beberapa preferen atau kelebihan yang
tidak dimiliki oleh saham biasa. Karakteristik berikut adalah yang paling sering berkaitan dengan
penerbitan saham preferen:
• Preferern atas dividen
• Preferen atas aktiva pada saat likuidasi
• Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
• Dapat ditebus pada opsi perseroan.
• Tidak mempunyai hak suara.
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa mungkin terletak
dari pada sifatnya yang lebih tertutup dan negatif di samping preferensinya; misalnya, saham
preferen tidak memiliki hak suara, tidak kumulatif, dan nonpartisipasi. Saham preferen biasanya
diterbitkan dengan suatu nilai pari, dan preferensi dividen dinyatakan sebagai suatu persentase
dari nilai pari.
Sebuah perseroan dapat menyertakan preferensi atau batasan pada setiap kombinasi yang
diinginkan untuk penerbitan saham preferen sepanjang tidak bertentangan secara spesifik dengan
hukum negara, dan perseroan itu dapat menerbitkan lebih dari satu kelompok saham preferen.
Karakteristik paling umum yang melekat pada saham preferen akan dibahas berikut ini.
1. Saham Preferen Kumulatif.
Dividen yang tidak dibayar dalam suatu tahun harus dibayar dalam tahun berikutnya sebelum
laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur tidak mengumumkan
dividen pada tanggal pembagian dividen yang biasa, maka dividen itu disebut sebagai passed
(terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen kumulatif merupakan dividen
tertunggak (dividen in arrears). Karena tidak ada kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi
mengumumkan dividen, maka dividen tertunggak tidak dicatat sebagai kewajiban tetapi
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. (Menurut common law, jika akta
perusahaan tidak menyebutkan karakteristik kumulatif, maka saham preferen
dipertimbangkan sebagai kumulatif). Saham preferen nonkumulatif jarang diterbitkan karena
dividen yang terlewat akan hilang selamanya bagi pemegang saham preferen dan penerbitan
saham ini tidak dapat dipasarkan.
2. Saham Preferen Partisipasi.
Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata dengan pemegang saham biasa setiap
pembagian laba di luar tingkat yang ditentukan. Jadi, saham preferen 5%, jika berpartisipasi
penuh, akan menerima tidak hanya pengembalian 5%, tetapi juga dividen pada tingkat yang
sama seperti yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa jika jumlah yang melebihi 5%
dari nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan kepada pemegang saham biasa. Selain itu,
saham preferen partisipasi juga tidak selalu berpartisipasi penuh sebagaimana telah diuraikan,
tetapi berpartisipasi sebagian (parsial).
3. Saham Preferen Konvertibel.
Pemegang saham dapat, menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa pada
rasio yang telah ditentukan sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya
menikmati klaim preferen atas dividen tetapi juga memiliki opsi konversi ke pemegang saham
biasa dengan partisipasi tak terbatas atas laba.
4. Saham Preferen yang Dapat Ditarik.
Perusahaan penerbit saham dapat menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang
beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan. Banyak penerbit
saham preferen bersifat dapat ditarik. Harga penarikan atau penebusan biasanya ditetapkan
sedikit di atas harga penerbitan awal dan biasanya ditentukan pada satuan yang berkaitan
dengan nilai pari. Karakteristik dapat ditarik memungkinkan perusahaan menggunakan modal
yang diperoleh melalui penerbitan saham semacam itu, sampai kebutuhan telah terpenuhi atau
saham tidak menguntungkan lagi. Keberadaan harga penarikan ini cenderung menetapkan
plafon nilai pasar saham preferen kecuali jika hal itu bersifat konvertibel untuk saham biasa.
Jika saham preferen ditarik untuk ditebus, maka setiap dividen yang tertunggak harus dibayar.
5. Saham Preferen yang Dapat Ditebus.
Saham preferen yang dapat ditebus (redeemable preffered stock) mempunyai periode
penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan penerbit
saham. Baru-baru ini di FASB melaporkan sebuah standar yang mempengaruhi perlakuan
akuntansi untuk instrumen hibrida tertentu dan mengharuskan sekuritas yang bersifat seperti
hutang, seperti saham preferen yang dapat ditebus agar dikelompokkan sebagai kewajiban
dan diukur dan diperlakukan seperti kewajiban.
Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya sama dengan akuntansi saham biasa.
Perusahaan mengalokasikan proceeds antara nilai pari saham preferen dan tambahan modal
disetor. Ayat jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut.
Kas xxx
Saham preferen xxx
Modal disetor sebagai kelebihan dari nilai pari xxx
Berkebalikan dengan obligasi konvertibel (dicatat sebagai kewajiban pada tanggal
penerbitan), perusahaan memasukkan saham preferen konvertibel sebagai bagian dari ekuitas
pemegang saham. Di samping itu, ketika menerbitkan saham preferen konvertibel, tidak ada
justifikasi teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian. Perusahaan tidak mengakui
keuntungan atau kerugian ketika berurusan dengan pemegang saham dalam kapasitas mereka
sebagai pemilik perusahaan. Namun, perusahaan memakai metode nilai buku (book value
method); mendebit saham Preferen dan Tambahan Modal Disetor yang terkait; menkredit Saham
Biasa dan Tambahan Modal Disetor (jika terdapat kelebihan).
D. Saham Treasuri
Treasury stock adalah saham perusahaan yang di beli kembali dari peredaran untuk
sementara waktu. Perbedaan saham yang belum beredar dengan treasury stock adalah bahwa
saham yang belum beredar itu merupakan modal saham yang belum dijual (diedarka) sedangkan
treasury stock merupakan saham yang beredar yang dibeli kembali.
Pembelian kembali saham beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena :
1. Untuk menaikkan harga pasar saham
2. Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan
3. Akan dibagikan sebagai dividen
4. Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain, dll
Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokkan kembali dalam modal saham yang
beredar. Kadang-kadang treasury stock diperoleh dari hadiah (sumbangan) atau dari pelunasan
utang.
Dua metode untuk mencatat pembelian saham treasuri adalah metode biaya (cost method)
dan metode nilai pari (par value method). Metode yang umum dipakai adalah\metode biaya. Ayat
jurnal untuk mencatat pembelian saham treasuri adalah sebagai berikut.
Saham treasuri xxx
Kas xxx
Apabila harga jual saham treasuri lebih besar dari harga pokoknya maka perbedaan ini
dikredit ke Modal disetor dari saham treasuri. Ayat jurnalnya sebagai berikut.
Kas xxx
Saham treasuri xxx
Modal disetor dari saham treasuri xxx
Apabila harga jual saham treasuri lebih kecil dari harga pokoknya, maka kelebihan harga pokok
ini didebet ke Modal disetor dari saham treasuri. Ayat jurnlanya adalah sebagai berikut.
Kas xxx
Modal disetor dari saham treasuri xxx
Saham treasuri xxx
Apabila saldo kredit modal disetor dari saham treasuri dieliminasi maka setiap kelebihan
tambahan harga pokok atas harga jual di debet ke laba ditahan.

Contohnya:
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp200 dan harga pasarnya
Rp500. sebagai tambahan, perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000

Sehingga posisi ekuitas setelah penerbitan saham biasa ini

Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi saham sebanyak 5.000 lembar
saham dengan harga Rp700. Maka ayat jurnalnya

Posisi Ekuitas
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan
harga Rp1.000. maka ayat jurnalnya

Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga
Rp600. Maka ayat jurnalnya

E. Modal Sumbangan
Modal sumbangan timbul karena adanya sumbangan yang diberikan kepada perusahaan
berupa harta kekayaan tertentu tanpa imbalan. Sumbangan semacam ini bisa berasal dari
pemegang saham atau dermawan lainnya.
Pemegang saham mungkin ingin memberi sumbangan kepada perseroannya dengan
memberikan saham yang dimilikinya.Pada waktu sumbangan saham diterima, perseroan tidak
membuat jurnal tetapi membuat suatu catatan atau memorandum di buklu jurnal. Bila saham
sumbangan di jual, maka perseroan akan membuat jurnal dengan mendebet rekening Kas dan
mengkredit rekening Modal Sumbangan. Apabila perseroan menerima sumbangan berupa harta
kekayaan lain, maka rekening aktiva yang bersangkutan di debet dan rekening Modal Sumbangan
di kredit.
1. Rekening-rekening Tambahan Modal
Jenis – jenis transaksi yang sering terjadi yang menimbulkan tambahan atas modal
seperti adanya agio saham, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali,
modal sumbangan dan pengurang atas tambahan modal yang disebut disagio saham.
Selain hal-hal di atas, tambahan modal bisa juga terjadi dalam proses pelunasan
saham. Yang dimaksud dengan pelunasan saham adalah pembelian kembali saham yang
dikeluarkan oleh perseroan dan tidak akan diedarkan atau dijual lagi. Apabila saham ditarik
dari peredaran dengan harga yang lebih rendah dari harga jualnya, maka akan timbul suatu
jenis tambahan modal yang baru, yang disebut Tambahan Modal-Pelunasan Saham.
Seandainya saham dilunasi dengan harga yang lebih tinggi dari harga jualnya, maka
selisihnya dapat didebetkan ke rekening Laba Yang Ditahan.
2. Nilai Buku Per Lembar Saham
Informasi yang tercantum dalam bagian modal dari suatu neraca perseroan diperlukan
oleh para investor atau calon investor dan manajemen sebagai bahan untuk dianalisa. Salah
satu alat pengukur yang sangat penting di dalam melakukan analisa laporan keuangan ialah“
nilai buku per lembar saham
Nilai buku saham adalah jumlah rupiah kekayaan /aktiva bersih yang tercermin
dalam satu lember saham yang dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Nilai Buku Saham m = Jumlah rupiah saham m di neraca
Informasi tentang nilai buku saham biasa per lembar dilaporkan oleh management
dalam laporan tahunan untuk pemegang saham. informasi ini berguna untuk mengambil
keputusan dalam berbagai hal, misalnya dalam pengambilan keputusan untuk penggabungan
dua buah perseroan / merger , dalam penentuan harga jual saham dan sebagainya.
F. Penyajian dan Analisis Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemegang saham dipisahkan dalam dua komponen penting yaitu modal setoran
dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal
setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri
atau modal sumbangan).
Tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi
kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan lain adalah
menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas
lainnya.
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan sebenarnya
merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Ditinjau dari sumber, ada beberapa komponen yang
membentuk ekuitas pemegang saham, yaitu:
• Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
• Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
• Jumlah rupiah yang timbul akibat operasi/revaluasi aset fisis tertentu
• Jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham
• Sumber lainnya
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan
harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok
ekuitas pemegang saham :
• Modal saham
• Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai pari atau nilai ditetapkan)
• Laba ditahan
Dua kategori pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor merupakan modal
kontribusi, sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.
Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham
untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang terdiri dari :
1. Rasio Pengembalian atas ekuitas
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 =
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎
2. Rasio pembayaran saham biasa
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑙𝑎𝑏𝑎 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
3. Rasio harga laba
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 =
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
4. Rasio nilai buku per saham
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑇𝑢𝑛𝑎𝑖
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ−𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
DAFTAR PUSTAKA

Badriwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta: Penerbit BPFE –


Yogyakarta.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi
Kedua belas Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hadijah, Siti. (2021). Saham Treasuri: Pengertian, Contoh, dan Metodenya. Diakses pada 1
Oktober 2022 dari https://www.cermati.com/artikel/saham-treasuri-pengertian-contoh-dan-
metodenya

Anda mungkin juga menyukai