Disusun oleh :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. kelompok sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam tindakan keperawatan. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………..........................................….. i
KATA PENGANTAR……………………..........................................….... ii
DAFTAR ISI ……………………………….…...........................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………….............................…......1
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………................….....................3
A. Definisi ...............................................................................................3
B. Etiologi ...............................................................................................3
C. Klarifikasi ..........................................................................................7
D. Patway Abortus..................................................................................10
E. Manifestasi klinik .............................................................................11
F. Komplikasi.........................................................................................11
G. Pemeriksaan penunjang ....................................................................13
H. Penatalaksanaan ...............................................................................13
BAB 3 PENUTUP …………………………………..……….......................16
Kesimpulan …………………………………………....…….............16
Saran...................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Periode prenatal atau periode awal sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang
dimulai sejak konsepsi yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai menjadi janin dan
akhir samapi dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa itu pada umumnya berlangsung selama kurang
lebih 9 bulan atau sekitar 280 hari. Dilihat dari waktunya masa prenatal merupakan periode perkembangan
manusia yang paling cepat, tetapi justru pada periode inilah dilihat terjadi perkembangan individu yang
sangat cepat. Dewasa ini, para ahli psikolog perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia berawal dari
pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Dalam pembuahan normal sel telur wanita (ovum) berada
dalam salah satu tabung falopi ketika bergerak dari satu ovarium ke rahim. Sebagai hubungan kelamin
spermatozoa dalam jumlah besar diletakkan dimulut rahim dan bergerak menuju tabung falopi. Sehingga
dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan ovum wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energy
kehidupan .
Tahap ini sering disebut periode zigot / ovum / awal kejadian manusia. Periode ini berlangsung kira-kira
selama 2 minggu pertama dari kehidupan yakni sejak terjadinya pertemuan antar sel sperma dan sel telur dan
menghasilkan satu bentuk baru yang keudia membelah-belah menjadi sel-sel yang bebentuk bulatan-bulatan
kecil yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari blastokis mengandung sekitar 60 sel.
Tahap ini dimulai 2-8 minggu setelah pembuahan yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan
pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Pada periode ini ada dua pola yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan dimulai dari kepala kemudia terus kebawah
sampai bagia ekor. Adapun yang dimaksud dengan proximodistal yaitu proses pertumbuhan dimulai dari
bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan kemudian ke bagian yang jauh dari pusat.
Perkembangan embrio ini ditandai dengan satu pekembangan yang cepat pada sistema saraf. Hal ini telihat
bahwa pada umur pada umur 6 mingggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia tetapi kepala lebih
besar dibandingkan bagian-bagian yang lain.
3.Tahap Janin
Periode ini mulai dari 9 minggu sampai dengan lahir. Setelah sekitar 8 minggu kehamilan embrio
berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam periode ini ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional
mulai terlihat. Menurut psikologi islam setelah janin berusia 4 bulan dikandungan sudah terbentuk sebagi
manusia dan ditiupkan ruh kedalamnya. Maka ketika bulan keempat atau kelima ibu sudah bisa merasakan
gerakan janinnya. Pada saat itu janin berukuran sekitar 16 inci dan berat kira-kira 1,5-2,5 kg. Riset terbaru
menunjukkan bahwa janin telah mampu mendengar terhadap stimulus lingkungan eksternal terutama
terhadap pola-pola suara.
Pembuahan sel telur wanita oleh sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting
dan menentukan perkembangan manusia pada periode-periode selanjutnya. Menurut Elizabeth B. Harlock
(1980), setidaknya ada 4 kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu
baru dimasa yang akan datang yaitu pertama penentuan sifat bawaan, waktu dipandang sangat penting karena
pada saat inilah ditentukan sifat bawaan karena dalam masing-masing sel kelamin pria maupun wanita
terdapat 23 pasang kromosom dan setiap kromosom mengandung ribuan partikel yang dinamkan Gen. Gen
inilah yang menjadi penetu sifat bawaan. Kedua penetuan jenis kelamin, penentuan jenis kelamin bergantung
pada spermatozoa yang menyatu pada ovum. Ketiga penentu jumlah anak, pada umumnya kelahiran hanya
satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar. Kelahiran anak kembar terjadi apabila
ovum yang telah dibuahi oleh satu apermatozoa membelah menjadi dua atau lebih yang terpisah dalam tahap-
tahap permulaan pembelahan sel. Keempat penetuan urutan anak, beberapa telaah tentang pengaruh posisi
urutan terhadap penyesuaian dalam perkawinan yang terbaik dikemudian hari yang menunjukkan bahwa
penyesuaian perkawinan yang terbaik terjadi dalam kelurga dimana suami anak tertua yang mempunyai adik-
adik wanita. Adapun kelainan sebelum bayi dilahirkan yang di namakan keguguran (abortus)
Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
yang menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-100 gram, tetapi
jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu diangggap keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu
lahir Makin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian, 2015).
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
(prawirohardjo, 2010).Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).Abortus adalah terminasi
kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode obat- obatan atau bedah, (Morgan, 2011).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut abortus.Anak baru mungkin hidup
di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang
mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir
beratnya antara 500– 999 gram disebut juga dengan immature.Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
(oleh akibat-akibat tertentu) pada atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diuar kandungan, (prawirohardjo, 2010).
Dari definisi diatas kelompok menyimpulkan bahwa abortus merupak suatu keadaan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar dengan usia kurang dari 20 minggu (Kelompok, 2019)
B. ETIOLOGI
(1) Infeksi
a. Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
b. Infeksibakteri, misalnya streptokokus.
c. Parasit, misalnya malaria
(2) Infeksi kronis
a. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
b. Tuberkulosis paru aktif.
c. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
d. Penyakit kronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat, penyakit
jantung, toxemia gravidarum
e. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
f. Trauma fisik.
2) Penyebab yang bersifat lokal:
(1) Fibroid, inkompetensia serviks.
(2) Radang pelvis kronis, endometrtis.
(3) Retroversikronis.
(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus.
C. KLASIFIKASI
Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Abortus Spontan :
Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan uterus, maka
abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran
(miscarriage).
Keguguran adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan.
Sebuah keguguran secara medis disebut sebagai aborsi
spontan. WHO mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai embrio atau janin seberat
500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga
22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi lima subkelompok, yaitu:
a.Threatened Miscarriage (Abortus Iminens)
Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada usia kehamilan 20 minggu, dimana
hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Yang pertama kali muncul
biasanya adalah perdarahan, dan beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram
perut. Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis : nyeri dapat berupa nyeri
punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa tidak nyaman atau
nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.
b. Inevitable Miscarriage (Abortus Tidak Terhindarkan)
Yaitu Abortus tidak terhindarkan (inevitable) ditandai oleh pecah ketuban yang nyata disertai
pembukaan serviks.
c. Incomplete Miscarriage (Abortus tidak lengkap)
Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan plasentabiasanya keluar
bersama-sama, tetapi setelah waktu ini keluar secara terpisah. Apabila seluruh atau sebagian
plasenta tertahan di uterus, cepat atau lambatakan terjadi perdarahan yang merupakan tanda
utama abortus inkomplet.
d. Missed Abortion
Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk konsepsi yang telah meninggal in utero selama 8
minggu. Setelah janin meninggal, mungkin terjadi perdarahan pervaginam atau gejala lain yang
mengisyaratkan abortus iminens, mungkin juga tidak. Uterus tampaknya tidak mengalami
perubahan ukuran, tetapi perubahan- perubahan pada payudara biasanya kembali seperti semula.
e. Recurrent Miscarriage atau Abortus Habitualis (Abortus Berulang)
Keadaan ini didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan urutan, tetapi definisi yang
paling luas diterima adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut selama tiga kali atau lebih
2. Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat) :
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya
dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan apabila
kehamilan belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi dibawah 100 gram bisa hidup
di luar tubuh. Abortus ini dibagi 2 yaitu :
a. Abortus medisinalis
Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortus kriminalis
Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi- sembunyi oleh tenaga
tradisional.
D. FATWAY ABORTUS
Ansietas
Curetase Kurang pengetahuan
Resiko infeksi
Post anatesi Jaringan terputus/terbuka
Penurunan syaraf
oblongata Nyeri ganngguan Invasi bakteri
pemenuhan ADL
Penurunan syaraf
vegetatif Perdarahan
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul (Budiyanto dkk, 2017) adalah:
1.Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal, diatesa hemoragik dan lain-
lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan, dapat pula timbul lama setelah tindakan.
2.Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini dapat mengakibatkan kematian yang
mendadak. Diagnosis ini ditegakkan bila setelah seluruh pemeriksaan dilakukan tanpa membawa hasil.
Harus diingat kemungkinan adanya emboli cairan amnion, sehingga pemeriksaan histologik harus
dilakukan dengan teliti.
3.Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus. Hal ini terjadi karena pada
waktu penyemprotan, selain cairan juga gelembung udara masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat
yang sama sistem vena di endometrium dalam keadaan terbuka. Udara dalam jumlah kecil biasanya
tidak menyebabkan
kematian, sedangkan dalam jumlah 70-100 ml dilaporkan sudah dapat memastikan dengan segera.
4. Inhibisi vang bagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan tanpa anestesi pada ibu
dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini dapat terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan
secara mendadak dengan cairan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
5. Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia. Antiseptik lokal seperti KmnO4 pekat,
AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat mengakibatkan cedera yang hebat atau kematian.
Demikian pula obat-obatan seperti kina atau logam berat. Pemeriksaan adanya Met-Hb, pemeriksaan
histologik dan toksikolgik sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
6.Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi memerlukan waktu.
7.Lain-lain seperti tersengat arus listrik saat melakukan abortus dengan menggunakan pengaliran arus listrik.
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus
2.Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukkan apakah janin masih hidup
3.Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion
H.PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan abortus imminens menurut varney 2001 adalah :
1.Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram :
a. Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangirangsangan mekanis, terutama
bagi yang pernah abortus sampai perdarahan benar – benar berhenti
b. Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi atau memasukkan sesuatu ke
dalam vagina)
c. Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkan orgasme
2.Pemeriksaan pada hari berikutnya di rumah sakit :
a.Evaluasi tanda – tanda vital
b.Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum : merupakan skrining vaginitis dan servisistis : observasi
pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban, bekuan darah, atau bagian – bagian janin
c.Pemeriksaan bimanual : ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan, effacement, serta kondisi ketuban
3. Jika pemeriksaan, negatif dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi untukmenentukkan
kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika mungkin untuk menenangkan wanita
4.Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu, kaji ulang gejala bahaya dan pertahankan
nilai normal
5.Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat, atau hasil pemeriksaan fisik dan
ultrasonogrfi menunjukkan hasil abnormal
Terapi yang diberikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan seperti phenobarbital 3 x 30 mg dan
menurut Manuaba (2007) diberikan terapi hormonal yaitu progesteron, misalnya premaston hingga
perdarahan berhenti.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan muda.
SARAN
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan
saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini bisa mendekati kata sempurna.
Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA