Anda di halaman 1dari 9

Praktik Elektronika Daya

“PENYEARAH TAK TERKONTROL TIGA PHASA SETENGAH GELOMBANG


(THREE PHASE UNCONTROLLED STAR (HALF-WAVE) RECTIFIER)”

Nama : Johan Muhammad Iqbal


Kelas : 1 LB D3 Elektro Industri
NRP : 2321500004
Dosen : Prof. Novie Ayub Windarko S.T., M.T, Ph.D.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN 2022
PERCOBAAN 3

PENYEARAH TAK TERKONTROL TIGA PHASA SETENGAH GELOMBANG


(THREE PHASE UNCONTROLLED STAR (HALF-WAVE) RECTIFIER)

I.1 TUJUAN
1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar penyearah tak terkontrol tiga phasa setengah
gelombang.
2. Praktikan dapat memahami karakteristik penyearah tak terkontrol tiga phasa setengah
gelombang untuk beberapa beban.

I.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan.
2. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dan performasi rangkaian.

II. TEORI DASAR


Rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan beban resistor dapat
dilihat pada Gambar 15. Penyearah ini dapat dianggap sebagai 3 kali penyearah satu phasa
setengah gelombang dan disebut sebagai tipe setengah gelombang. Diode ke-k akan on selama
periode tegangan fase ke-k lebih tinggi dari phasa lain. Periode konduksi dari masing-masing
diode adalah 2 π /3 .

Gambar 15. Rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan beban resistor

Dioda D1 akan on selama 120o jika tegangan phasa R lebih besar dari phasa S dan phasa
T, sehingga arus mengalir ke beban dan tegangan beban menjadi positif. Secara bergantian D 2
dan D3 juga akan on selama 120o, sehingga tegangan output dalam satu periode terdapat 3(tiga)
pulsa (gelombang) seperti ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16. Bentuk gelombang rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan
beban resistor
Tegangan output dc adalah :
3 √ 3 Vs max( L−N )
Vo (dc) = =0,8724 ×Vs(max) (13)

Vo (dc) = 1,17 ×Vs (rms)( L−N )

Dan tegangan output rms adalah :

Vo (rms) =Vs ( max ) ( L−N )


√[ (
3 π 1
2π 3 2
+ sin )]

3
Vo (rms) = 0,841 ×Vs ( max ) ( L−N ) =1,189× Vs(rms)( L−N )
(14)

Pada gambar 16 terlihat tegangan output penyearah tiga phasa setengah gelombang
dengan beban resistor masih mengandung ripple. Untuk mendapatkan tegangan dc murni
dipasang sebuah kapasitor sebagai filter yang dirangkai secara parallel dengan beban resistor
seperti terlihat pada Gambar 17 dan bentuk tegangan outputnya dapat dilihat pada Gambar 18.

Ripple tegangan output :


Vm V s (max )(L− N)
∆Vo = = (15)
3 fRC 3 fRC

Tegangan output dc adalah :


−∆ V o
Vo (dc) = Vm (16)
2

Tegangan output rms adalah :


Vo (rms) = √ V 0 (dc) +V ac
2 2
(17)

Dimana :
∆Vo
Vo (ac) = (18)
2 √2

Gambar 17. Rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan beban resistor-
kapasitor
Gambar 18. Bentuk gelombang rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan
beban resistor-kapasitor

III. RANGKAIAN PERCOBAAN


Rangkaian percobaan terdiri dari 2 macam, yaitu: A. Rangkaian dengan beban resistor
seperti ditunjukkan pada Gambar 19 dan B, Rangkaian dengan beban resistor dengan filter
kapasitor seperti ditunjukkan pada Gambar 20.

A. Rangkaian Beban Resistor

Gambar 19. Bentuk gelombang raangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan
beban resistor

B. Rangkaian Beban Resistor dengan filter Kapasitor

Gambar 20. Bentuk gelombang rangkaian penyearah tiga phasa setengah gelombang dengan
beban resistor-kapasitor
IV. ALAT DAN KOMPONEN
1. Modul Three Phase Uncontrolled Half-Wave Rectifier 1 buah
2. Variac 3 phasa 1 buah
3. Lampu pijar 100 V-120 V; 100 Watt 1 buah
4. Kapasitor 2200µF 1 buah
5. Voltmeter AC/DC (Digital) 1 buah
6. Ammeter DC (Analog) 1 buah
7. Ammeter AC (Digital) 1 buah
8. Harmonics Analyzer Fluke 41B/43B 1 buah
9. Osiloskop 1 buah
10. Kabel secukupnya

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan komponen yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian A seperti pada Gambar 19, atur variac agar diperoleh tegangan input rms
line-netral yang diinginkan (25V; 27V; 29V), kemudian ukur tegangan input rms, arus
input rms, tegangan output dc, arus output dc, tegangan output rms dan arus output rms.
3. Amati bentuk tegangan input dan tegangan output dengan osiloskop. Gambar di kertas
milimeter.
4. Ulangi langkah-langkah percobaan pada rangkaian B seperti pada Gambar 20.
5. Amati bentuk tegangan output dan tegangan output dengan osiloskop. Gambar di kertas
milimeter.
6. Amati ripple tegangan output dengan cara memindah tombol selector tampilan ke AC,
kemudian turuan Volt/div untuk mendapatkan gambar yang mudah diamati. Hitung Δ V 0
.
7. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
8. Tentukan prosentasi perbedaan hasil pengukuran dengan teori.
9. Hitung parameter karakteristik rangkaian, buat Analisa dan kesimpulan.

VI. DATA PENGUKURAN


Vs (rms) Vo(dc)prak Vo(dc)teori Vo(rms)prak Vo(rms)teori η(%)
No FF RF
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
1. 25,02 26,91 29,27 28,58 29,748 88,6 1,062 0,357
2. 27,02 29,15 31,61 30,24 32,12 92,9 1,123 0,511
3. 29,04 31,41 33,97 31,94 34,52 96,7 1,016 0,1796

Gambar Gelombang Osiloskop


 Data ke-1
Vs (rms)

Vo(dc)prak
 Data ke-2
Vs (rms)

Vo(dc)prak

 Data ke-3
Vs (rms)
Vo(dc)prak

VII. ANALISA PERHITUNGAN


 Perhitungan Vo(dc) teori dengan rumus : Vo (dc) = 1,17 ×V s(rms)( L− N)
1. Vo (dc) = 1,17 ×25,02=29,27 Volt
2. Vo (dc) = 1,17 ×27,02=31,61Volt
3. Vo (dc) = 1,17 ×29,04=33,97 Volt
2Vs (max)
 Perhitungan Vo(rms) prak dengan rumus :
2
Osciloscope :
Probe = 10
Vmax = jumlah div vertikal x probe x volt/div
1. Vmax = 1,7÷×2 Volt /¿× 10=34 V

Vo (rms) = 34
√[ ( 3 π 1
+ sin
2π 3 2

3 )]
=28,58V

2. Vmax = 1,8÷×2 Volt /¿× 10=36 V

Vo (rms) = 36
√[ ( 3 π 1
+ sin
2π 3 2

3 )]
=30,24 V

3. Vmax = 1,9÷×2 Volt /¿ × 10=38 V

Vo (rms) = 38
√[
3 π 1
2π 3 2 (
+ sin

3 )]
=31,94 V

 Perhitungan Vo (rms) teori dengan rumus : Vo (rms) teori = 1,189 ×V s(rms)(L−N )


1. Vo(rms) teori = 1,189 ×25,02=29,748
2. Vo(rms) teori = 1,189 ×27,02=32,12
3. Vo(rms) teori = 1,189 ×29,04=34,52

V o(rms)
 Perhitungan FF dengan rumus :
V o(dc)
28,58
1. FF = = 1,062
26,91
30,24
2. FF = = 1,123
26,91
31,94
3. FF = = 1,016
31,41

 Perhitungan RF dengan rumus : √ FF 2−1


1. RF = √ 1,0622−1 = 0,357
2. RF = √ 1,1232−1 = 0,511
3. RF = √ 1,0162−1 = 0,1796

2
V 0 ( dc )
 Perhitungan efisiensi (η ¿ dengan rumus :
V 20 (rms )
(26,91)2
1. η= 2
×100 %=88,6 %
(28,58)
(29,15)2
2. η= ×100 %=92,9 %
(30,24)2
(31,41)2
3. η= 2
×100 %=96,7 %
(31,94)

VIII. ANALISA NON PERHITUNGAN

Percobaan penyearah setengah gelombang tak terkendali tiga fasa ini dilakukan
untuk memahami prinsip dasar penyearah setengah gelombang tak terkendali tiga fasa
dan karakteristik penyearah setengah gelombang tak terkendali tiga fasa untuk beban
ganda. Pada percobaan ini digunakan sumber tegangan AC tiga fasa yaitu R, S, dan T.
Percobaan ini menggunakan tiga buah dioda sebagai penyearah AC ke DC. Bentuk
gelombang pada output hanya memiliki satu polaritas karena telah disearahkan ke DC
oleh dioda. Dioda yang membawa arus tertinggi mengalir ke beban, sedangkan dioda
lainnya membalik. Outputnya masih bersifat AC dengan 3 fasa gelombang, sehingga
belum bisa menjadi DC murni sempurna.
Pada percobaan ini juga digunakan beban berupa lampu 100 W dengan
tegangan sumber AC (Vs(rms)) sebesar 25,04 V; 27,01 V; dan 29,01 V didapatkan V o(dc)
sebesar 27,18 V; 29,61 V; dan 31,82 V. Untuk nilai Vo(rms)prak diperoleh dari perhitungan
melalui gelombang yang dihasilkan pada Osiloskop. Selain itu, pada percobaan ini juga
didapatkan nilai FF (Form Factor) yang menandakan apabila FF tidak sama dengan 1
maka gelombang tersebut bukan DC murni karena syarat DC murni yaitu FF = 1, V o(rms)
= Vo(dc) atau Vo(rms) = 0. Selain itu, pada percobaan ini juga diperoleh nilai RF (Riple
Factor) yang menandakan ketidakmurnian gelombang DC pada osiloskop.
Dari percobaan tersebut dapat diamati bahwa semakin besar nilai V s(rms) maka
semakin besar nilai Vo(dc) dan Vo(rms) yang terukur. Dapat dilihat pula dari bentuk
gelombangnya terdapat puncak dan garis linear yang menandakan masih memiliki sifat
arus AC.

IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Bentuk gelombang output dari rangkaian penyearah tak terkontrol tiga phasa setengah
gelombang adalah Half-Wave.
2. Diode yang mengalirkan arus terbesar akan mengalirkan arus menuju beban, sedangkan
diode lainnya akan reverse.
3. Terdapat ripple dalam gelombang outputnya yang mana ripple ini merupakan
ketidakmurnian dari output dc.
4. Nilai Vo(dc) dan Vo(rms) sebanding dengan bertambahnya nilai Vs(rms) dengan beban
konstan.
5. Nilai dari Form Factor tidak bernilai 1 maka menandakan bukan DC murni.

Anda mungkin juga menyukai