Anda di halaman 1dari 6

MATERI PROLANIS

RETINOPATI DIABETES
dr. Mayya Mumtaz Maharani

A. PENDAHULUAN
Retinopati diabetes (RD) merupakan kelainan retina pada pasien diabetes melitus. Retinopati
diabetes adalah komplikasi mikrovaskular yang paling umum dan paling berpotensi sebagai
penyebab kebutaan. Angka kejadian RD pada semua populasi diabetes meningkat seiring
durasi penyakit dan usia pasien. RD jarang terjadi pada anak usia kurang dari 10 tahun, namun
risiko meningkat setelah usia puberitas. 99% pasien DM tipe 1 dan 60% pasien DM tipe 2 akan
mengalami retinopati diabetes dalam 20 tahun. RD proliferatif terjadi pada 50% pasien DM tipe
1 dalam 15 tahun. Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013 menemukan sekitar 6,9%
penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun menderita DM dan RSCM mencatat
persentase komplikasi kedua terbanyak setelah neuropati adalah retinopati diabetes.

B. DEFINISI
Retina adalah lapisan tipis bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya, yang
berfungsi memicu impuls saraf melalui saraf optik ke otak untuk membentuk penglihatan. Pada
retina, terdapat 10 lapisan yang berbeda. Melalui lapisan retina tersebut, pembuluh darah
memberi nutrisi dan oksigen. Pada keadaan gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama,
terjadi perubahan fisiologi dan biokimia, sehingga terjadi kerusakan endothelial (pembuluh
darah retina).

C. KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETES


Retinopati diabetes dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Retinopati diabetes nonproliferatif:
a. Ringan : minimal 1 mikroaneurisma
b. Sedang : perdarahan, mikroaneurisma, soft eksudat,
c. Berat : perdarahan dan mikroaneurisma (kebocoran pembuluh darah) pada 4
kuadran, venous beading (vena seperti manik-manik) pada minimal 2 kuadran,
kelainan mikrovaskular intraretinal minimal 1 kuadran (4:2:1)
2. Retinopati diabetes proliferatif: neovaskularisasi, perdarahan preretinal, perdarahan
dalam vitreous, proliferasi jaringan fibrovascular, traction retinal detachment, edema
makula..
D. GEJALA DAN TANDA
 Gejala retinopati diabetes antara lain floaters (bitnik-bintik hitam/garis hitam/abu yang
tampak melayang-layang di mata), pandangan kabur, distorsi (garis lurus menjadi
bengkok/cembung/bergelombang), kehilangan ketajaman visual secara progresif, dan
kehilangan ketajaman mendadak bila terjadi perdarahan vitreous.
 Tanda-tanda retinopati diabetes antara lain pembentukan mikroaneurisma, perdarahan
berbentuk api (flame shaped hemorage), edema retina, eksudat, cotton-wool spot,
venous loops, dan venous beading, kelainan mikrovaskular intraretinal, dan makular
edema.

E. PEMERIKSAAN
 Metode pemeriksaan pada retinopati diabetes menggunakan pencitraan, antara lain
angiografi fluoresen, optical coheren tomography scanning, dan ultrasonografi B-scan.
 Pasien DM memerlukan pemeriksaan mata secara komprehensif oleh spesialis mata
segera setelah diagnosis ditegakkan.
 Pemeriksaan mata rutin dilakukan setiap 2 tahun pada pasien tanpa temuan retinopati
pada skrining awal, dan setiap 1 tahun pada pasien dengan temuan retinopati
diabetik.pemeriksaan dapat lebih sering pada retinopati stadium lanjut.
 Pasien dengan temuan retinopati diabetik dalam stadium apapun perlu dikonsultasikan
ke spesialis mata.

F. PENGOBATAN
 Tatalaksana utama RD adalah pengendalian gula darah, hipertensi sistemik, dan
hiperkolesterolemia yang terdiri dari edukasi pola hidup sehat, nutrisi, latihan fisik,
farmakologi.
 RD nonproliferatif ringan-sedang tidak membutuhkan terapi, namun observasi dilakukan
setiap tahun dan dilakukan pengendalian gula darah.
 Pada RD nonproliferatif berat perlu pemantauan per 6 bulan untuk mendeteksi tanda-
tanda progresivitas menjadi proliferatif.
 Pada edema makula tanpa manifestasi klinis yang signifikan dilakukan observasi tanpa
tindakan laser.
 Edema makula berat membutuhkan tindakan laser fokal atau difus, injeksi intravitreal
triamcinolone atau injeksi intravitreal anti-VEGF(vascular endothelial growth factor).
 RD nonproliferatif disertai edema makula berat dan RD proliferatif diberi tindakan laser
cito. Fotokoagulasi laser panretina (PRP) untuk regresi pembuluh darah baru sehingga
menurunkan angka kebutaan. Vitrektomi dilakukan pada perdarahan vitreus dan traksi
vitreoretina. Intravitreal anti-VEGF preoperatif dapat menurunkan kejadian perdarahan
berulang dan memperbaiki tajam penglihatan postoperasi

G. FOLLOW UP DAN PROGNOSIS


 Kejadian retinopati dalam 5 tahun sejak diagnosis diabetes tipe 1 sangat jarang,
namun retinopati pada diabetes tipe 2 sangat bervariasi.
 Pengendalian gula darah dan pemeriksaan mata berkala sesuai derajat retinopati
diabetes dapat mencegah kebutaan.
 Pada penelitian Early Treatment of Diabetic Retinopathy Study (ETDRS) pada 3.711
pasien RD, PRP dapat menurunkan risiko kebutaan sampai kurang dari 2% jika
dilakukan pada derajat keparahan yang tepat (RD nonproliferatif berat dan RD
proliferatif) dan terapi laser fokal pada kasus makula edema dapat menurunkan
angka kebutaan sampai 50%.
ANATOMI MATA

Anda mungkin juga menyukai