Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Syarat – syarat
Indikasi pemberian oksigen
1. Indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai
berikut :
a. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil
analisa gas darah,
b.Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana
tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia
melalui peningkatan laju dan dalamnya
pernafasan serta adanya kerja otot-otot
tambahan pernafasan,
c. Klien dengan peningkatan kerja miokard,
dimana jantung berusaha untuk mengatasi
gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa
jantung yang adekuat.
Terapi pemberian O2 diberikan kepada klien
dengan keadaan / penyakit :
a. Hypoxemia / hypoxia
b. Henti nafas dan henti jantung.
c. Gagal nafas
d. Keracunan CO
e. Asidosis
f. Klien dengan gangguan kesadaran.
2. Kontra indikasi
Tidak ada kontra indikasi absolut :
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada
obstruksi nasal.
b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar
a. Kanula nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat
memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6
liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan
kateter nasal yaitu 24 % - 44 %. Persentase O2 pasti
tergantung ventilasi per menit pasien. Pada pemberian
oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten,
dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan
mulut.
Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan
teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal,
murah, disposibel, klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara,
lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman. Dapat digunakan
pada pasien dengan pernafasan mulut, bila pasien bernapas melalui
mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi dan akan
mempunyai efek venturi pada bagian belakang faring sehingga
menyebabkan oksigen yang diberikan melalui kanula hidung
terhirup melalui hidung.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai
oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas
karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak dapat diberikan
pada pasien dengan obstruksi nasal. Kecepatan aliran lebih dari 4
liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih
dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya pemborosan
oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput
lendir. Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di
hidung akibat pemasangan yang terlalu ketat.
Memasang kanula nasal
Langkah Rasional
Keuntungan
Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara,
dan membersihkan mulut, murah dapat dipakai sebagai kateter
penghisap. Dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
Kerugian
tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal,
nostril, maka kateter harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam
Kanul nasal
c. Masker oksigen
Kerugian
‽ Mengikat
‽ Harus diikat dengan kencang untuk mencegah oksigen mengalir
kedalam mata
‽ Tidak memungkinkan makan atau batuk, masker harus dilepaskan
bila pasien makan, minum, atau minum obat
‽ Bila humidifikasi ditambahkan gunakan udara tekan sehingga
tidak mengganggu konsentrasi O2.
1. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi
2. Atur posisi pasien
3. Membuka aliran regulator untuk menentukan tekanan oksigen
sesuai dengan kebutuhan
4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan, terapi O2
dengan masker venturi mempunyai efektifitas aliran 2-15
liter/menit dengan konsentrasi O2 24- 60 % (Metode ini
memungkinkan konsentrasi oksigen yang konstan untuk dihirup
yang tidak tergantung pada kedalaman dan kecepatan
pernafasan)
5. Memasang venturi mask pada daerah lubang hidung dan mulut
6. Mengikat tali venturi mask dibelakang kepala melewati bagian
atas telinga
7. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup
dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
Contohnya masker wajah sederhana
Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau
kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui
pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam
pemberian terapi aerosol.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat
menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Menyekap, tidak
memungkinkan untuk makan dan batuk.Bisa terjadi aspirasi bila
pasien mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat
menekan kulit dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita
elastik yang dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan
dan kenyamanan.
Langkah Rasional
Membebaskan jalan nafas dengan syarat terapi oksigen adalah jalan
menghisap sekresi bila perlu nafas harus bebas, jalan nafas yang
bebas menjamin aliran oksigen
lancar
Atur posisi pasien meningkatkan kenyamanan dan
memudahkan pemasangan
Membuka regulator untuk Mencegah kekeringan pada
menentukan tekanan oksigen sesuai membran mukosa nasal dan
dengan kebutuhan 5-8 liter/menit membran mukosa oral serta sekresi
jalan nafas, menjamin ketepatan
dosis, dan mencegah penumpukan
CO2
Atur tali pengikat sungkup mencegah kebocoran sungkup,
menutup rapat dan nyaman jika mencegah iritasi kulit akibat tekanan
perlu dengan kain kasa pada daerah
yang tertekan
b. Masker wajah rebreathing
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu
35 – 60% dengan aliran 6 – 15 liter/mnt , serta dapat meningkatkan
nilai PaCO2.
Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana,
tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, kantong
oksigen bisa terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini
terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan
menghirup sejumlah besar karbondioksida. Pasien tidak
memungkinkan makan minum atau batuk dan menyekap, bisa
terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel pengikat.
Langkah Rasional
Membebaskan jalan nafas dengan
menghisap sekresi.
Atur posisi pasien
Menghubungkan selang oksigen
pada humidifier
Membuka regulator untuk
menentukan tekanan oksigen
sesuai dengan kebutuhan
Mengatur aliran oksigen sesuai
kebutuhan
Isi O2 kedalam kantong dengan cara mencegah kantong terlipat,
menutup lubang antara kantong dengan menjaga kepatenan sungkup,
sungkup minimal 2/3 bagian kantong mencegah penumpukan CO2
reservoir. Sesuai dengan aliran O2 yang terlalu banyak
kantong akan terisi waktu ekspirasi dan
hampir kuncup waktu inspirasi
. Mengikat tali masker O2 dibelakang menjaga kepatenan sungkup,
kepala melewati bagian atas telinga mencegah iritasi mata
Memasang kapas kering pada daerah yang untuk mencegah iritasi kulit
tertekan sungkup dan tali pengikat
Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90%, tidak
mengeringkan selaput lendir.
Kerugian :
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong
oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat,
dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa terjadi
aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan
anak-anak.
Prosedur Masker Wajah
Non Re-breathing
Langkah Rasional
Membebaskan jalan nafas dengan
menghisap sekresi
Atur posisi pasien
Membuka regulator untuk menentukan menjaga kelembaban udara,
tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan mencegah iritasi mukosa jalan
nafas dan mulut
Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan , menjaga kepatenan sungkup,
terapi oksigen dengan sungkup non menjamin ketepatan dosis
rebreathing mempunyai efektifitas aliran 6-7
liter/menit dengan konsentrasi O2 (FiO2)
55-90 %
Isi O2 kedalam kantong dengan cara mencegah kantong terlipat,
menutup lubang antara kantong dengan terputar
sungkup minimal 2/3 bagian kantong
reservoir.
Mengikat tali non rebreathing mencegah kebocoran sungkup
mask dibelakang kepala melewati
bagian atas telinga.
Memasang kapas kering pada untuk mencegah iritasi kulit
daerah yang tertekan sungkup dan
tali pengikat
Muka pasien dibersihkan tiap 2 observasi terhadap
jam. iritasi,muntah,aspirasi akibat
terapi, dan menjaga kenyamanan
pasien
Sungkup dibersihkan/diganti tiap menjaga kepatenan alat, mencegah
8 jam infeksi, meningkatkan
kenyamanan
a. Keracunan Oksigen
Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti
atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di
paru akan terganggu. Keracunan oksigen ini dapat terjadi bila
oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus
selama 1-2 hari. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia
selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi,
menimbulkan distres substernal, kongesti hidung, nyeri
tenggorokan dan batuk.
b. CO2 Narkosis
pemberian konsentrasi oksigen yang tinggi akan menyingkirkan
dorongan bernafas yang sudah dibentuk sebagian besar oleh
tekanan oksigen rendah yang kronis pasien. Akibat penurunan
ventilasi alveolar tersebut dapat menyebabkan peningkatan
progresif tekanan karbondioksida (PaCO2), akhirnya mengarah
pada kematian akibat narkosis CO2 dan asidosis.
c. Microatelektasis
Disebabkan oleh penurunan gas nitrogen dan surfaktan
di alveoli.
d. Depresi nafas
pemberian oksigen konsentrasi tinggi bukannya
membantu, tapi kemungkinan dapat menekan ventilasi
akibat loss of “ Hypoxic drive “
e. Meledak dan Kebakaran
Karena oksigen mempunyai sifat kombusi (mudah
terbakar), selalu ada bahaya api ketika menggunakan
oksigen. Letakkan O2 tube jauh dari sumber api dan sinar
matahari langsung.