I. PENDAHULUAN
Rabies merupakan penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pada
manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies,
ditularkan melalui saliva hewan penderita rabies melalui gigitan atau luka terbuka
hal tersebut mengakibatkan peningkatan angka kejadian penularan penyakit
rabies (Tanzil, 2014).
Menurut WHO ( World Health Organization ) Penyakit rabies telah menyebar luas
secara global disemua benua didunia kecuali Antartika. Lebih dari 95% atau
sebanyak 164.403 kejadian rabies pada manusia terjadi di Asia dan Afrika. Di
indonesia, sekitar 98% dari seluruh penderita rabies yang tertular
melalui gigitan anjing. Jumlah kasus gigitan hawan penular rabies dinegara
berkembang masih cukup tinggi terutama diindonesia (Kemenkes, 2017)
Rabies adalah penyakit ensefalitis viral zoonotik yang disebabkan oleh beragam
spesies virus neurotropik anggota famili Rhaboviridae. Dengan angka kematian
per tahun antara 55.000 hingga 100.000 kasus per tahun, rabies masih
merupakan penyakit klasik dengan tingkat kematian yang tinggi dan memiliki
dampak ekonomi dan medis yang nyata bagi penderitanya.
Diagnosis rabies diawali dengan gejala neurologis akut disertai riwayat gigitan
hewan liar penular virus rabies (misalnya anjing, kera, kelelawar, sigung, dan
rakun). Diagnosis rabies biasanya tidak terlalu sulit jika terdapat kasus akut
dengan riwayat gigitan hewan di area yang rendah cakupan imunisasi rabies
pada hewan peliharaan. Namun, diagnosis rabies menjadi tantangan tersendiri
apabila catatan imunisasi rabies hewan lengkap dan uji laboratorium standar tak
cukup dapat diandalkan untuk membedakan rabies dengan ensefalitis viral
lainnya.
Dari uraian diatas, maka sangat diperlukan kegiatan Tatalaksana Program
Rabies dengan Lintas Sektor bagi faskes yang melaksanakan kegianatan
Investigasi Kontak.
II. TUJUAN
1. Tujuan umum
IV. MEKANISME
Diskusi
Presentasi
Rencana Tindak Lanjut
VI. NARASUMBER
Narasumber pertemuan adalah Pemegang Program dari Dinkes Provinsi Riau
dan penanggung jawab Program dari Dinas Perikanan dan Perternakan
Kabupaten Siak
VII. MATERI
1. Presentasi dari Pemegang Program dari Dinkes Provinsi Riau
2. Presentasi dari penanggung jawab Program dari Dinas Perikanan dan
Perternakan Kabupaten Siak
VIII. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat untuk dapat menjadi pedoman kegiatan
selanjutnya.