Anda di halaman 1dari 11

Pencemaran Sungai Malinau yang Berulang akibat Industri

Pertambangan
Agus Saputra
e-mail: 2110128310002@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Pencemaran sungai ini menjadi masalah yang sangat serius dan perlu penanganan yang cepat.
Khususnya juga pencemaranan yang terjadi di Sungai Malinau, Kalimantan Utara. Perusahaan-
perusahaan industri itu tidak sadar akan dampak yang mereka timbulkan dalam kehidupan di aliran
Sungai Malinau ini. Oleh karena itu, kita sebagai genarasi muda harus sesegeranya melakukan
pengelolaan sungai Malinau agar tidak makin tercemar. Dalam mempelajari literatur, seseorang
membaca, menelaah, dan memahami buku dan jurnal serta menguraikan, menganalisis, mengevaluasi
undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan operasi pertambangan, pengelolaan lingkungan,
dan pelestarian lingkungan.Data yang diperoleh untuk penelitian ini dianalisis secara kualitatif, yang
melibatkan berbagai macam literatur yang dikumpulkan secara sistematis untuk mendapatkan
pemahaman umum tentang masalah atau skenario yang dipelajari serta melihat hukum perilaku
masyarakat. Kabupaten Malinau adalah yang paling kuat secara administratif salah satu daerah hasil
pemekaran Kabupaten Bulungan berdasarkan UU 47 Tahun 1999. Dengan luas wilayah 39.799,90 km2
dan jumlah penduduk 62.423 jiwa. PT. Mitrabara Adiperdana menyebabkan pencemaran lingkungan
karena air sungai Malinau telah berubah warna menjadi coklat dalam satu dekade terakhir dan beberapa
anak terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).Sungai Malinau menyediakan air baku, air
minum, transit lokal antar masyarakat di kecamatan, dan transportasi air antar desa bagi masyarakat
yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai (transportasi regional). Untuk mengatasi dampak dari
industri pertambangan mineral dan batubara, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang telah direvisi dengan Undang-
Undang Hak Cipta.
Keywords: Pencemaran Sungai, Malinau, Pertambangan
Abstract
This river pollution is a very serious problem and needs to be handled quickly. In particular, the
pollution that occurred in the Malinau River, North Kalimantan. These industrial companies are not
aware of the impact they have on life in the Malinau River. Therefore, as a young generation, we must
immediately manage the Malinau river so that it is not polluted. In studying literature, one reads,
studies, and understands books and journals as well as describes, analyzes, evaluates laws and
regulations related to mining operations, environmental management, and environmental preservation.
The data obtained for this study were analyzed qualitatively, involving various kinds of literature that
are systematically collected to get a general understanding of the problem or scenario studied and to
see the laws of community behavior. Malinau Regency is the strongest administratively one of the
regions resulting from the expansion of Bulungan Regency based on Law 47 of 1999. With an area of
39,799.90 km2 and a population of 62,423 people. PT. Mitrabara Adiperdana causes environmental
pollution because the Malinau river water has turned brown in the last decade and several children are
affected by Acute Respiratory Infections (ARI). The Malinau River provides raw water, drinking water,
local transit between communities in the sub-district, and water transportation between village for
people living along watersheds (regional transportation). To address the impacts of the mineral and
coal mining industry, the Indonesian government issued Law Number 4 of 2009 concerning Mineral
and Coal Mining, which has been revised by the Copyright Law.
Keywords: River Pollution, Malinau, Mining

1
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Lahan Basah-AKBK3308

Pendahuluan
Sejak akhir-akhir ini, pencemaran sungai menjadi kegiatan yang berulang-ulang terjadi.
Pencemaran sungai ini menjadi masalah yang sangat serius dan perlu penanganan yang cepat.
Khususnya juga pencemaranan yang terjadi di Sungai Malinau, Kalimantan Utara. Masalah
seperti konflik dengan masyarakat adat atau kerusakan lingkungan disebabkan oleh kegiatan
pertambangan.
Perusahaan-perusahaan industri itu tidak sadar akan dampak yang mereka timbulkan
dalam kehidupan di aliran Sungai Malinau ini. Mereka sangat buruk dalam melakukan
pengelolaan tambang yang berakibat fatal bagi kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Air
sungai Malinau menjadi keruh yang menandakan tidak layak lagi untuk digunakan masyarakat
banyak.
Oleh karena itu, kita sebagai genarasi muda harus sesegeranya melakukan pengelolaan
sungai Malinau agar tidak makin tercemar. Yang mana Sungai Malinau ini adalah sumber
kehidupan bagi masyarakat dan makhluk hidup lainya seperti, tumbuh-tumbahan dan ikan.
Generasi muda harus belajar daripada peristiwa lama agar tidak terulang lagi peristiwa seperti
ini di masa yang akan datang. Langkah selanjutnya ialah harus ada ketegasan atau dorongan
dari pemerintah untuk pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup Sungai Malinau, serta
menindak perusahaan yang membuang limbah tambang ke sungai ini.

Metode
1. Masalah
Berdasarkan latar belakang dan tema artikel ini yaitu Pencemaran Sungai Malinau yang
Berulang akibat Industri Pertambangan. Sehingga mendapatkan rumusan masalah ini, sebagai
berikut :
1. Bagaimana pencemaran Sungai Malinau akibat Industri Pertambangan ?
2. Bagaimana solusi dari masalah tersebut ?
2. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pencemaran Sungai Malinau akibat Industri Pertambangan
2. Untuk mengetahui solusi dari masalah tersebut
3. Teknik Pengumpulan Data
Studi kepustakaan
Dalam mempelajari literatur, seseorang membaca, menelaah, dan memahami buku dan jurnal
serta menguraikan, menganalisis, dan mengevaluasi undang-undang dan peraturan yang
berkaitan dengan operasi pertambangan, pengelolaan lingkungan, dan pelestarian lingkungan.
4. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh untuk penelitian ini dianalisis secara kualitatif, yang melibatkan
berbagai macam literatur yang dikumpulkan secara sistematis untuk mendapatkan pemahaman
umum tentang masalah atau skenario yang dipelajari serta melihat hukum perilaku masyarakat.
Penulis menggunakan tiga langkah dalam melakukan teknik analisis data kualitatif yaitu,
sebagai berikut.

2
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Agus Saputra

1. Pengumpulan data, untuk melakukan pengolahan data penulis melakukan


pengumpulan data dan menghasilkan data secara sistmastis dengan mengkaji,
menelaah, dan membaca berbagai jenis literatur yang ada.
2. Reduksi data, tahap ini difokuskan pada proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi
dan transformasi data mentah yang dihasilkan dari pengumpulan data.
3. Penyajian data, pada tahap ini sederhananya penulis mengumpulkan informasi yang
tersusun yang kemudian memberikan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.

Hasil dan Pembahasan


Wilayah dan Topologi Malinau
Salah satu dari lima kabupaten yang ada di Kalimantan Utara ialah Malinau. Malinau
adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012, sebagian Provinsi Kalimantan
Utara. 16 November 2012. Kabupaten Malinau adalah yang paling kuat secara administratif
salah satu daerah hasil pemekaran Kabupaten Bulungan berdasarkan UU 47 Tahun 1999.
Dengan luas wilayah 39.799,90 km2 dan jumlah penduduk 62.423 jiwa, Kabupaten Malinau
merupakan kabupaten terluas di Kalimantan Utara. Kabupaten Tana Tidung memiliki jumlah
penduduk terkecil kedua. Kecamatan Malinau Kota, di mana Malinau berada, adalah rumah
bagi hampir separuh penduduk kota. Pedalaman wilayah tempat Kabupaten Malinau berada,
sebagian besar dihuni oleh suku Tidung dan Dayak. Sebagian besar bentang alam Kabupaten
Malinau adalah bergelombang, dengan ketinggian bervariasi dari 0-2.000 meter di atas
permukaan laut. Sebagian besar wilayah ibukota kabupaten, khususnya di Kecamatan Malinau
Kota, Kecamatan Malinau Utara, Kecamatan Malinau Barat, dan Kabupaten Malinau Selatan,
serta di sepanjang kiri dan kanan Sungai Malinau, kiri dan kanan Sungai Semendurut, Sungai
Sembuak dan Salap, biasanya merupakan daerah dataran rendah pinggiran kota. Sebagian besar
wilayah Kabupaten Malinau merupakan hutan yang memiliki daya serap air yang sangat tinggi
dan dapat memberikan potensi air yang signifikan melalui sungai-sungai seperti Sungai Anak.
Sungai Malinau menyediakan air baku, air minum, transit lokal antar masyarakat di kecamatan,
dan transportasi air antar desa bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai
(transportasi regional).(Wahyuni AR, 2019)

Gambar 1 Wilayah Malinau

Sungai masih memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan


masyarakat Malinau. Sungai berfungsi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi
di mata penduduk Malinau memenuhi berbagai fungsi mulai dari kepentingan sumber air baku,

3
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Lahan Basah-AKBK3308

transportasi sungai, pembangkit listrik, pertanian, perikanan dan perlindungan DAS serta
pengendalian kegiatan budidaya atau masyarakat. Resiko terhadap kualitas air
sungai.(Triwibowo, 2022)
Semua makhluk hidup sangat bergantung pada air, yang merupakan sumber daya alam
terbesar di dunia. Namun, jika pengelolaan lingkungan di sektor industri, perumahan,
pertanian, pertambangan, dan lainnya tidak diperhatikan, air di bumi berisiko mudah tercemar.
Sungai dan danau adalah dua sumber air umum di mana polusi menjadi masalah (Anonim,
2009). Ketersediaan air untuk penggunaan yang berbeda dan status kualitas air keduanya
bergantung pada jumlah air yang ada, yang merupakan karakteristik fisik paling signifikan
yang dapat mempengaruhi kualitas air (Karyati & Jhanariah, 2018). Hal ini karena konsentrasi
sedimen dan suhu air merupakan unsur pencemar (Asdak, 2014).
Masalah Lingkungan Lokal
Salah satu negara dengan keindahan alam yang melimpah adalah Indonesia. Minyak
bumi, batu bara, emas, dan sumber daya alam lainnya hanyalah beberapa contoh kekayaan yang
berasal dari alam. Operasi penambangan dan administrasi produk pertanian ini harus diatur
dengan cara tertentu di negara-negara dengan sumber daya alam yang melimpah agar tetap
teratur dan melindungi lingkungan. Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
kekuatan, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang berdampak
pada bagaimana alam berfungsi, bagaimana manusia dan makhluk hidup lainnya bertahan
hidup, dan bagaimana mereka diperlakukan.
Sungai Malinau yang melintasi Kabupaten Malinau merupakan salah satu dari beberapa
sungai yang berperan penting dalam pembangunan kehidupan masyarakat. manusia memiliki
keinginan mendasar yang hadir sejak lahir. Hal ini sesuai dengan cara hidup masyarakat
Malinau yang menggantungkan hidupnya pada sungai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
(Niliyani dkk., 2022). Masalah seperti konflik dengan masyarakat adat atau kerusakan
lingkungan disebabkan oleh kegiatan pertambangan. Melanggar ketentuan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1
Angka 16 (UUPPLH). Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan
kegiatan pertambangan.
Operasi pengelolaan produk pertanian skala besar seperti pertambangan diperlukan
untuk melakukan studi dampak. Penilaian dampak lingkungan, atau AMDAL. Amdal adalah
penelitian tentang pengaruh penting suatu usulan usaha atau kegiatan terhadap lingkungan yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan usaha atau kegiatan,
sehingga semuanya menjadi pertimbangan. Demi lingkungan dan kehidupan, pilihan
penambangan harus dilakukan dengan Amdal. Kenyataannya, sejumlah besar usaha
pertambangan tetap beroperasi meski tidak melakukan AMDAL. PT Mitrabara Adiperdana,
sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia Malinau Selatan, Kalimantan Utara,
adalah salah satu contoh tambang di Indonesia yang melanggar prosedur AMDAL. PT.
Mitrabara Adiperdana menyebabkan pencemaran lingkungan karena air sungai Malinau telah
berubah warna menjadi coklat dalam satu dekade terakhir dan beberapa anak terkena Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Sungai juga menjadi korban, bukan hanya pepohonan. Dalam sepuluh tahun terakhir,
semakin banyak daerah aliran sungai yang mengalami kerusakan parah. Sebanyak 108 dari
sekitar 4.000 DAS di Indonesia mengalami kerusakan yang signifikan. Menurut ESDM,

4
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Agus Saputra

mereka mengabaikan perusakan ini, yang harus dibayar mahal dalam bentuk kematian
masyarakat, kerusakan lahan, dan perubahan tren ekonomi Publik.(Suharisman, 2020)
Kebutuhan perumahan, pangan, bahan bakar, dan limbah rumah tangga merupakan
beberapa permasalahan lingkungan saat ini. Kesadaran lingkungan itu penting dan harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan sumber daya bumi dapat diatur melalui
pendidikan lingkungan dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem.(Mutiani, 2017)

Gambar 2 Sungai Malinau yang Tercemar

Solusi atau Mitigasi


Dampak lingkungan dari penambangan batu bara termasuk pemindahan pohon,
tanaman, dan tanah dari wilayah penambangan, yang dapat merusak lanskap, hutan, dan habitat
hewan. Akibat penambangan ini, lahan pertanian rusak dan tanah tergerus. Saat hujan, tanah
lapisan atas yang gembur akan terkikis ke sungai, sehingga mencemari air
permukaan.(Hernaningsih, 2022) Selain itu, situasi ini akan merusak sistem sungai,
menghasilkan banjir, dan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan di hilir, termasuk
ikan. Pada operasi penambangan batubara, material limbah yang menumpuk di permukaan
menghasilkan limpasan yang mencemari sungai dan mengubah alirannya (Rana, 2019).
Kualitas air permukaan bervariasi akibat penambangan, yang merupakan dampak lingkungan
alami. Limbah pertambangan batubara juga berdampak (Marganingrum D, 2010).
Pemerintah Indonesia mengesahkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk mencapai keseimbangan antara
pengelolaan sumber daya alam dan kepentingan manusia. Untuk menjaga hak setiap orang atas
lingkungan hidup yang aman dan sehat serta ekosistem secara keseluruhan, undang-undang ini
dibuat untuk menjamin kepastian hukum. Meskipun peraturan perundang-undangan telah
menetapkan prinsip-prinsip yang jelas dalam pengelolaan sumber daya alam, pemanfaatan
sumber daya alam Indonesia pada kenyataannya masih memiliki celah dan pelanggaran. Salah
satunya terjadi di sektor pertambangan batu bara dan mineral. Selain itu, perhitungan indeks
pencemaran air sungai dan pemilihan langkah mitigasi yang paling efektif untuk menghentikan
pencemaran air sungai akan dilakukan.
Untuk mengatasi dampak dari industri pertambangan mineral dan batubara, pemerintah
Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, yang telah direvisi dengan Undang-Undang Hak Cipta. Hal ini dapat
ditunjukkan dari beberapa hal, antara lain:

5
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Lahan Basah-AKBK3308

1) Eksplorasi, dimana pengetahuan tentang lingkungan sosial dan alam diperlukan sebagai
langkah kegiatan industri pertambangan.

2) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan perencanaan pascatambang


diperlukan untuk penilaian kelayakan.

3) Operasi Produksi perlu mempengaruhi lingkungan fasilitas kontrol sesuai dengan temuan
studi kelayakan.
4) Reklamasi adalah proses penataan, pemulihan, dan peningkatan kualitas ekosistem dan
lingkungan selama proses penambangan agar dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.

5) Operasi non pertambangan adalah tindakan yang terencana, sistematis, dan berkelanjutan
yang dilakukan setelah sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan selesai dalam rangka
mengembalikan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial sesuai dengan kondisi setempat di
sekitar pertambangan. lokasi.

6) Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)
wajib melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, termasuk kegiatan reklamasi dan
pascatambang, upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara, serta pengelolaan sisa
pertambangan dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas
sampai memenuhi standar baku. kualitas lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan.

7) Pemegang IUP dan IUPK memastikan penerapan baku mutu lingkungan sesuai dengan
kondisi setempat, dan menjunjung tinggi pemeliharaan fungsi dan daya dukung sumber daya
air yang bersangkutan sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan.
8) Dalam hal daya dukung lingkungan wilayah tidak dapat mendukung berat kegiatan usaha
produksi mineral dan/atau batubara yang dilakukan di wilayahnya, pemegang IUP dan IUPK
dapat dilakukan penghentian kegiatan usaha pertambangan.

Sementara itu, Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Program Penilaian Kinerja Kegiatan Pertambangan Mineral, Batubara, Minyak dan Gas Bumi
dalam Pengelolaan Lingkungan mengatur mitigasi untuk pengendalian kerusakan lingkungan,
khususnya pengendalian pencemaran air limbah yang dapat dilakukan di pertambangan
batubara (Zulfian dkk., 2020).
1) Izin pembuangan air limbah.
2) Adanya fasilitas pengelolaan air limbah (kolam pengendapan).
3) Ukuran dan gaya kolam pengendapan.
4) Membangun infrastruktur pendukung tambak.
5) SOP penanganan pencemaran air dan tanggap darurat.
6) Debit harian dan pencatatan pH.
7) Analisis laboratorium pengambilan sampel kualitas air limbah. Hasil pemeriksaan
laboratorium. 9) Pengelolaan kualitas air.

6
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Agus Saputra

10) Pemeliharaan kolam pengendapan dan aksesibilitas ke fasilitas.


11) Sistem drainase tiang pancang
12) Sistem daur ulang dengan pemanfaatan kembali air limbah.
13) Alat untuk menilai kualitas air.

7
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Lahan Basah-AKBK3308

Kesimpulan
Sebagian besar wilayah ibukota kabupaten, khususnya di Kecamatan Malinau Kota,
Kecamatan Malinau Utara, Kecamatan Malinau Barat, dan Kabupaten Malinau Selatan, serta
di sepanjang kiri dan kanan Sungai Malinau, kiri dan kanan Sungai Semendurut, Sungai
Sembuak dan Salap, biasanya merupakan daerah dataran rendah pinggiran kota.Sebagian besar
wilayah Kabupaten Malinau merupakan hutan yang memiliki daya serap air yang sangat tinggi
dan dapat memberikan potensi air yang signifikan melalui sungai-sungai seperti Sungai Anak.
Sungai Malinau menyediakan air baku, air minum, transit lokal antar masyarakat di kecamatan,
dan transportasi air antar desa bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai
(transportasi regional).
Sungai berfungsi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi di mata
penduduk Malinau memenuhi berbagai fungsi mulai dari kepentingan sumber air baku,
transportasi sungai, pembangkit listrik, pertanian, perikanan dan perlindungan DAS serta
pengendalian kegiatan budidaya atau masyarakat. Ketersediaan air untuk penggunaan yang
berbeda dan status kualitas air keduanya bergantung pada jumlah air yang ada, yang merupakan
karakteristik fisik paling signifikan yang dapat mempengaruhi kualitas air (Karyati &
Jhanariah, 2018).
Operasi penambangan dan administrasi produk pertanian ini harus diatur dengan cara
tertentu di negara-negara dengan sumber daya alam yang melimpah agar tetap teratur dan
melindungi lingkungan. Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, kekuatan,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang berdampak pada
bagaimana alam berfungsi, bagaimana manusia dan makhluk hidup lainnya bertahan hidup,
dan bagaimana mereka diperlakukan. Pemerintah Indonesia mengesahkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk
mencapai keseimbangan antara pengelolaan sumber daya alam dan kepentingan manusia.
Untuk mengatasi dampak dari industri pertambangan mineral dan batubara, pemerintah
Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, yang telah direvisi dengan Undang-Undang Hak Cipta. Sementara itu,
Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 17 Tahun 2020 tentang Program Penilaian
Kinerja Kegiatan Pertambangan Mineral, Batubara, Minyak dan Gas Bumi dalam Pengelolaan
Lingkungan mengatur mitigasi untuk pengendalian kerusakan lingkungan, khususnya
pengendalian pencemaran air limbah yang dapat dilakukan di pertambangan batubara (Zulfian
dkk., 2020).

8
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Agus Saputra

Daftar Pustaka
ABBAS, E. W. (2020). Menulis Mudah, Menulis Ala Ersis Writing Theory. Program Studi
Pendidikan IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/17292
Abbas, E. W., Jumriani, J., Handy, M. R. N., Syaharuddin, S., & Izmi, N. (2021).
Actualization of Religious Values through Religious Tourism on the River As a
Source of Social Studies Learning. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(3), 1663–
1669. https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i3.1013
Abbas, E. W., Jumriani, J., Syaharuddin, S., Subiyakto, B., & Rusmaniah, R. (2021). Portrait
of Tourism Based on River Tourism in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies
Journal, 3(1), 18–26. https://doi.org/10.20527/kss.v3i1.4145
Hernaningsih, T. (2022). IMPACT OF COAL MINING ON SURFACE WATER AND ITS

MITIGATION. Jurnal Sains Dan Teknologi Mitigasi Bencana, 16(2), 23–29.

Karyati, K., & Jhanariah, J. (2018). SIFAT FISIKA DAN KIMIA AIR DI EKOWISATA

SEMOLON KABUPATEN MALINAU, PROVINSI KALIMANTAN UTARA.

GERBANG ETAM, 12(1), 31–37.

Mutiani, M. (2017). IPS dan pendidikan lingkungan: Urgensi pengembangan sikap kesadaran

lingkungan peserta didik. SOSIO-DIDAKTIKA: Social Science Education Journal,

4(1), 45–53.

Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River

Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The

Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126–133.

https://doi.org/10.20527/kss.v3i2.4903

Suharisman, R. H. (2020). TANGGUNGJAWAB HUKUM PERUSAHAAN TAMBANG

DALAM PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KALIMANTAN

TENGAH (Studi Kasus Di PT. Asmin Bara Bronang) [S1, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta]. http://e-journal.uajy.ac.id/24935/

Triwibowo, K. (t.t.). STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI

MALINAU KECAMATAN MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU |

9
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan Lingkungan Lahan Basah-AKBK3308

ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION. Diambil 10 September 2022, dari

https://repository.ubt.ac.id/index.php?p=show_detail&id=10528&keywords=

Wahyuni AR, D. (2019). IMPLEMENTASI PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN

DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM NORMALISASI SUNGAI

MALINAU DARI LIMBAH BATUBARA (Studi di Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Malinau) [Undergraduate, University of Muhammadiyah Malang].

https://eprints.umm.ac.id/46851/

Zulfian, A., Nurmala, P., & Adiwibowo, A. S. (2020). THE EFFECT OF CORPORATE

GOVERNANCE ON COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE THROUGH

CARBON EMISSION DISCLOSURE. PROCEEDINGS INTERNATIONAL

SEMINAR ON ACCOUNTING SOCIETY, 2(1), 137–146.

Rusmaniah, R., Mardiani, F., Handy, M. R. N., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2021). Social
Services Based on Institutional for Youth Discontinued School. The Innovation of
Social Studies Journal, 2(2), 151-158.
Sari, L., Putro, H. P. N., Putra, M. A. H., Syaharuddin, S., & Rusmaniah, R. (2022). Culinary
Distribution in Minggu Raya Banjarbaru as a Learning Resource on Social Studies.
The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 128-134.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Jumriani, J., Handy, M. R. N., & Mutiani, M. (2021).
Business Development Strategies for Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM)
in Kampung Purun. The Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 23-32.
Riswan, R., Rajiani, I., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). The Role of
Economic in Social Studies Education. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2),
144-151.
Istika, M., Subiyakto, B., Rusmaniah, R., Handy, M. R. N., & Ilhami, M. R. (2022).
Economic Activities of Tanggui Craftsmen on the Riverbanks of South Alalak
Village. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 101-109.

Niliyani, N., Subiyakto, B., Mutiani, M., Rusmaniah, R., & Ilhami, M. R. (2022). River
Utilization for Communities in Kampung Hijau in Fulfilling Primary Needs. The
Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 126-133.

Abbas, E. W., Rusmaniah, R., Rival, M., Yusup, Y., & Maulana, M. (2021). Training in
Making Learning Media in The Form of Attractive Photos for Teachers to Increase

10
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Agus Saputra

Student Learning Motivation At SMPN 7 Banjarmasin. The Kalimantan Social


Studies Journal, 3(1), 27-35.
Lasdya, D., Pebriana, P. H., Rizal, M. S., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022). Improving
Beginning Reading Skills Using Word Card Media for Grade 1 Students at SDN 004
SALO. The Innovation of Social Studies Journal, 3(2), 83-91.
Rusmaniah, R. (2017). PEMBINAAN MORAL REMAJA PUTUS SEKOLAH PADA PSBR
BUDI SATRIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Socius, 6(02).
Nadia, N., Syaharuddin, S., Jumriani, J., Putra, M. A. H., & Rusmaniah, R. (2022).
Identification of The Process for Establishing Tourism Awareness Group (Pokdarwis)
Kampung Banjar. The Kalimantan Social Studies Journal, 3(2), 116-125.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., Mutiani, M., Abbas, E. W., Jumriani, J., & Ilhami, M. R.
(2022). Social Capital of Micro, Small and Medium Enterprises in Kampung Purun
for Improving Entrepreneurship Education. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2),
1669-1680.
Syaharuddin, S., Mutiani, M., Handy, M. R. N., Abbas, E. W., & Rusmaniah, R. (2022).
Building Linking Capital Through Religious Activity to Improve Educational
Character. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(1), 367-374.
Putro, H. P. N., Rusmaniah, R., & Mutiani, M. (2022). The Relevance of Social Capital in
Efforts to Develop Entrepreneurship Education. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 16(2).
Putro, H. P. N., Rusmaniah, E. W. A., Subiyakto, B., & Putra, M. A. H. (2022). PERAN
MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN DI
KAMPUNG PURUN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN
LAHAN BASAH (Vol. 7, No. 3).
Rusmaniah, R. SOCIAL CAPITAL CONTRIBUTION IN THE CONTINUOUS
STRATEGY OF JENGKOL MANUFACTURERS IN THE COVID-19 PANDEMIC.
JURNAL SOCIUS, 11(1), 1-11.
Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A. (2022).
PELESTARIAN KULINER LOKAL JENGKOL TAHILALA SEBAGAI WARISAN
DAN PERWUJUDAN NILAI BUDAYA BANJAR DI DESA PINGARAN. Anterior
Jurnal, 21(3), 57-61.

11
Copyright © 2022, Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM

Anda mungkin juga menyukai