Nomor : 013/DIR/SK/A/PMKP/X/2021
TENTANG
JAKARTA
1
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 April 2022
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................................... 3
Daftar Isi............................................................................................................................................................... 4
BAB I DEFINISI................................................................................................................................................... 5
BAB IV DOKUMENTASI............................................................................................................................... 20
BAB V PENUTUP…..................................................................................................................22
4
BAB I
DEFINISI
A. RISIKO
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya berisiko ringan
atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang memberikan
konsekuensi medik yang cukup berat. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu
terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil
akhir.Menurut Bury (2007) risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis:
1. Risiko klinis adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun
layanan lain yang dialami pasien selama di RS.
2. Risiko non klinis ada yang berupa risiko bagi organisasi maupun risiko finansial.
a. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan komunikasi,
produan layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat
mempengaruhi pencapaian organisasi.
b. Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu control finansial yang
efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan
pencatatan akuntansi yang baik.
Menurut Dwipraharso (2004) risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal (umumnya bersifat foreseeableb
unavoidable, calculated, controllable).
2. Risiko `bermakna' tetapi harus diambil karena 'the only way' (unavoidable). Risiko 1
dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak bertanggung
jawab secara hokum.
3. Risiko yang unforeseeable = untoward results
5
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah:
6
Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko:
7
BAB II
RUANG LINGKUP
A. MAKSUD
B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya manajemen risiko antara lain:
8
BAB III
TATA LAKSANA
1. Identifikasi risiko.
P = PROBABILITY/LIKEHOOD
LEVEL DESKRIPSI
9
SANGAT
RENDAH
2 6-20% kemungkinan rendah tetatpi tidak mustahi
RENDAH JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN TERJADI
3 21-50% Cukup mungkin terjadi
MEDIUM MUNGKIN TERJADI/ BISA TERJADI
5
81-100% hampir pasti akan terjadi
SANGAT
HAMPIR PASTI AKAN TERJADI
TINGGI
10
S= SEVERITY / KEPARAHAN
11
D= DETECTABILITY/ SKALA DETEKSI
Kemungkina n
2 7 dari 10 Mungkin terdeteksi
mendeteksi tinggi
Kemungkina n
mendeteksi Kemungkinan moderat
3 5 dari 10
terdeteksi
moderat
Kemungkina n
Hampir pasti
Deteksi tidak mungkin pada
5 0 dari 10
tidak terdeteksi setiap titik
12
13
RISK GRADING MATRIX
MATRIX ASSESSMENT
Potencial Concequences / Impact
Likelihood / Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Probability
1 2 3 4 5
Almost certain Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln)
5
Likely (Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Posible (1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
3
Unlikely (2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
2
Rare (>5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
1
ACTION :
Can be Clinical Manager / Detailed review & Immediate review
manage by Lead Clinician should urgent treatment & action required
procedure assess the should be at Board level.
consequences againts undertaken by Director must be
Accept risk cost of treating the senior management informed
risk
4. Manajemen Risiko
Level of risk
Level of risk
14
Acceptable
Yes No
1. Risk Awareness
Seluruh staf RS harus menyadari risiko yang mungkin terjadi di unit kerjanya masing-
masing,baik medis maupun non medis. Metode yang digunakan untuk mengenali risiko
antara lain: Self-assessment, system pelaporan kejadian yang berpotensi menimbulkan
risiko (laporan insiden)dan audit klinis.
3. Risk containment
Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu tindakan atau kelalaian
ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak terprediksikan sebelumnya, maka sikap
yang terpenting adalah mengurangi besarnya risiko dengan melakukan langkah-langkah
yang tepat dalam mengelola pasien dan insidennya. Unsur utamanya biasanya adalah
respons yang cepat dan tepat terhadap setiap kepentingan pasien, dengan didasari oleh
komunikasi yang efektif.
4. Risk transfer
Akhirnya apabila risiko itu akhimya terjadi juga dan menimbulkan kerugian,
maka diperlukan pengalihan penanganan risiko tersebut kepada pihak yang sesuai,
misalnya menyerahkannya kepada sistem asuransi. Dari sisi sumber daya manusia,
manajemenrisiko dimulai dari pembuatan standar (set standards), patuhi standar
tersebut (comply with them), kenali bahaya (identify hazards), dan cari pemecahannya
(resolve them).
15
Gambar. Alur Manajemen Risiko
PENENTUAN KONTEKS
Konteks strategi
Konteks organisasi
Konteks manajemen risiko
Pengembangan kriteria
Struktur kebijakan
IDENTIFIKASI RISIKO
K P
Apa yang bisa terjadi
O E
Bagaimana itu bisa terjadi
M M
U A
N ANALISIS RISIKO N
I T
Penentuan Alternatif-Alternatif Kontrol
K A
A U
Menentukan Menentukan
S Kemungkinan Konsekuensi A
I N
Memilih penanggulangan
16
Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi:
b. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.
c. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu diubah
Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan
mendapat perhatian dari pimpinan.Risiko yang dampaknya medium-rendah akan dikelola
oleh Komite PMKP bersama Supervisor Unit Kerja untuk membuat rencana tindak lanjut
dan pengawasan.
NO TINGKAT TINDAKAN
17
6. Manajemen Pengelolaan risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).
mengurangi risiko.
yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-benar terjadi.
b. Mentolerasi risiko.
Menghentikan kegiatan
Menghindari risiko
Tidak melakukan kegiatan
Membuat Kebijakan
Membuat SPO
Mengganti atau membeli alat
Mengembangkan sistem informasi
Melaksanakan prosedur pengadaan, perbaikan dan
Mengurangi risik
pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai dengan
persyaratan; pengadaan bahan habis pakai sesuai dengan
prosedur dan persyaratan; pembuatan dan pembaruan
prosedur, standar dan check-list; pelatihan penyegaran bagi
personil, seminar, pembahasan kasus,poster, stiker
Asuransi
Mentransfer risiko
Alihdayakan pekerjaan
Mengeksploitasi Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
risiko mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada kerugian
Menerima risiko
18
7. Membangun upaya pencegahan.
Dalam hal ini adalah monitoring dan reviw.
a. Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen
risiko dibandingkan dengan rencana atau harapan yang akan dihasilkan.
b. Review adalah peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan
fokus tertentu
8. Kelola pembiayaan risiko (risk financing)
Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang dilakukan.
19
BAB IV
DOKUMENTASI
Risiko yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi tertulis dalam
bentuk ICRA (Infection Control Risk Asessment) yang diatur dalam Panduan ICRA.
20
TABEL ASESMEN RISIKO
UNIT PELAYANAN:
21
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Direktur
22