Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

RUMAH SAKIT MULYASARI

RUMAH SAKIT MULYASARI JAKARTA


Jl. Raya Plumpang Semper No. 19 Jakarta Utara 14260
Telp. (021 43931111 – 43939999) Fax. (021)
43934369
E-mail : info.rsmulyasari@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR RS MULYASARI

Nomor : 013/DIR/SK/A/PMKP/X/2021

TENTANG

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

RUMAH SAKIT MULYASARI

JAKARTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT MULYSARI JAKARTA

Menimbang: a. bahwa Rumah Sakit RS Mulyasari Jakarta sebagai institusi yang


bergerak di bidang pelayanan kesehatan harus mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya
b. bahwa Rumah Sakit membuat, melaksanakan, dan menjaga standar
mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien.
c. bahwa Setiap Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan
pasien;
d. bahwa dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan Pasien
Rumah Sakit RS Muyasari Jakarta dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan RS Mulyasai Jakarta sebagai landasan bagi
penyelenggaraan kebijakan RS Mulyasai Jakarta sebagai landasan
bagi penyelenggaraan pelayanan kesahatan yang bermutu tinggi
dalam rangka keselamatan pasien di rumah sakit

Mengingat: a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1438/MenKes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/MenKes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.
g. Keputusan Pimpinan RS Mulyasari Jakarta

1
MEMUTUSKAN

Menetapkan PANDUAN MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT


RS MULYASARI JAKARTA
:

Pertama: Panduan Manajemen Risiko Rumah Sakit


MULYASARI JAKARTA sebagaimana terlampir
dalam surat keputusan ini.
Kedua: Panduan Manajemen Risiko sebagaimana
terlampir dalam surat keputusan ini dimaksud
dalam dictum pertama harus dijatidakan acuan
dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit MULYASARI
JAKARTA.
Ketiga: Keputusan ini berlaku selama tiga tahun sejak
tanggal ditetapkannya, dilakukan evaluasi
setiap tahun.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 14 April 2022

dr. Chandra Svaras, Sp.B,.


Pjs. Direktur

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan teknologi yang semakin berkembang


pesat, serta meningkatnya kesadaran pasien akan hak-haknya perlu kita sadari bersama
bahwa pelayanan di rumah sakit menjadikan suatu tantangan yang harus diantisipasi
untuk mencapai peningkatan yang menyeluruh.Suatu upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan di rumah sakit, yaitu dengan mewujudkan suatu pelaksanaan standar pelayanan
yang memadai serta mengurangi resiko terjadinya insiden keselamatan seluruh elemen
yang berada rumah sakit maka perlu diterbitkan Panduan Manajemen Risiko Rumah Sakit
Muyasari Jakarta.Besar harapan kami buku ini dapat dipelajari, dipahami serta petugas
mampu melaksanakan setiap kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan di lingkungan
RS Mulyasari Jakarta sehingga upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah
Sakit Mulayasari Jakarta dapat berjalan dengan lancar dan tertib sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku pedoman ini. Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu saran dan masukan yang berharga senantiasa kami harapkan.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

3
DAFTAR ISI

Surat Keputusan Direktur............................................................................................................................... 1

Kata Pengantar................................................................................................................................................... 3

Daftar Isi............................................................................................................................................................... 4

BAB I DEFINISI................................................................................................................................................... 5

BAB II RUANG LINGKUP................................................................................................................................. 8

BAB III TATA LAKSANA................................................................................................................................. 9

BAB IV DOKUMENTASI............................................................................................................................... 20

BAB V PENUTUP…..................................................................................................................22

4
BAB I

DEFINISI

A. RISIKO

Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya berisiko ringan
atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang memberikan
konsekuensi medik yang cukup berat. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu
terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil
akhir.Menurut Bury (2007) risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis:
1. Risiko klinis adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun
layanan lain yang dialami pasien selama di RS.
2. Risiko non klinis ada yang berupa risiko bagi organisasi maupun risiko finansial.
a. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan komunikasi,
produan layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat
mempengaruhi pencapaian organisasi.
b. Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu control finansial yang
efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan
pencatatan akuntansi yang baik.
Menurut Dwipraharso (2004) risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal (umumnya bersifat foreseeableb
unavoidable, calculated, controllable).
2. Risiko `bermakna' tetapi harus diambil karena 'the only way' (unavoidable). Risiko 1
dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak bertanggung
jawab secara hokum.
3. Risiko yang unforeseeable = untoward results

5
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah:

Faktor Komponen yang berperan

Organisasi dan Manajemen  Sumber dan keterbatasan keuangan


 Struktur organisasi
 Standar dan tujuan kebijakan
 Safety culture
Lingkungan pekerjaan  Kualifikasi staf dan tingkat keahlian Beban kerja dan
pola shift
 Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alat
kesehatan Dukungan administratif dan manajerial
Tim  Komunikasi verbal Komunikasi tulisan Supervisi dan
pemanduan Struktur tim
Individu dan staf  Kemampuan dan ketrampilan Motivasi
 Kesehatan mental dan fisik
Penugasan  Desain penugasan dan kejelasan struktur penugasan
 Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada
 Ketersediaan dan akurasi hasil tes
Karakteristik pasien  Kondisi (Keparahan dan kegawatan)
 Bahasa dan komunikasi
 Faktor sosial dan personal

6
Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko:

1. Meningkatkan peran RS dan manajemen dalam mencegah error dengan cara


mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya, prosedur dan sistem pelayanan yang
dilakukan aman untuk pasien, petugas dan lingkungan. Hal tersebut dipresentasikan
dalam bentuk SPO, clinical practice guidelines, clinical pathway, dll.
2. Meningkatkan peran staf RS agar terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
pelayanan kesehatan di RS untuk mampu mengenali, mengidentifikasi dan
menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya yang adekuat untuk
mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.
3. Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang bekerja
dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh kinerja
manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral, finansial, teknis dan
operasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak manajemen
dengan pihak praktisi. Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun
sistem yang dapat menjamin bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah
aman bagi pasien maupun petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat
dilakukan disebut dengan manajemen risiko.

7
BAB II

RUANG LINGKUP

A. MAKSUD

Maksud manajemen risiko di RS MULYASARI JAKARTA adalah upaya-upaya yang


dilakukan RS yang dirancang untuk mencegah cedera pada pasien atau meminimalkan
kehilangan finansial. Manajemen risiko dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam
system dan memperbaiki kelemahan tersebut (dilakukan dengan menerapkan no blame
culture).

B. TUJUAN
Tujuan dilakukannya manajemen risiko antara lain:

1. Mengembangkan pelaksanaan manajemen risiko yang diintegrasikan dengan


Clinical Governance sehingga memberi kepastian diberlakukannya Corporate
Governance dengan baik.
2. Kebijakan dan strategi ini akan memperjelas peran, tugas, dan tanggung jawab staf
RS dalam hal pelaksanaan manajemen risiko.
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
4. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya
antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya.
5. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya.
6. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS MULYASARI JAKARTA.
7. Meningkatkan akuntabilitas.
8. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).

8
BAB III

TATA LAKSANA

A. PENDEKATAN PROAKTIF PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO

1. Identifikasi risiko.

Proses sistematis dan terstruktur untuk menernukan-dan mengenali risiko,


kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk
menjelaskan kejadian dan persitiwa yang mungkin terjadi dan dampak yang
ditimbulkannya.Identifikasi dilakukan pada: Sumber risiko, area risiko, peristiwa dan
penyebabnya dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan
proaktif melalui self asessment, incident reporting system dan clinical audit dan dilakukan
menyeluruh terhadap medis dan non medis.

2. Menetapkan Prioritas Risiko

Penetapan prioritas risiko dengan urutkan prioritas risiko-dengan mengukur tingkat


risiko.Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan
sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi. Kemudian
risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko yang
telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan diberlakukan
terhadap masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya
dapat hanya mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila risiko yang
terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan RS, maka ditentukan
sebagai prioritas utama dan harus diatasi atau ditransfer,atau bahkan menghentikan
kegiatan yang meningkatkan terjadinya risiko.Tujuan menentukan prioritas risiko
adalah membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.
Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan Risk Grading Matrix:

P = PROBABILITY/LIKEHOOD

LEVEL DESKRIPSI

0-5%. Sangat tidak mungkin atau hampir tidak mungkin


1
HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI

9
SANGAT
RENDAH
2 6-20% kemungkinan rendah tetatpi tidak mustahi
RENDAH JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN TERJADI
3 21-50% Cukup mungkin terjadi
MEDIUM MUNGKIN TERJADI/ BISA TERJADI

4 51-80% lebih mungkin terjadi daripada tidak


TINGGI SANGAT MUNGKIN

5
81-100% hampir pasti akan terjadi
SANGAT
HAMPIR PASTI AKAN TERJADI
TINGGI

10
S= SEVERITY / KEPARAHAN

NILA I DESKRIPSI DEFINISI


Dapat mempengaruhi pelayanan
individu dan memberikan beberapa efek
Efek kecil atau
1 pada suatu proses atau tidak
tidak berefek
berpengaruh terhadap pelayanan
individu atau proses
Dapat mempengaruhi pelayanan
2 Efek sedang individu dan menghasilkan efek besar
pada suatu proses
Dapat berefek pada individu dan
3 Cedera ringan / minor menghasilkan efek besar pada suatu
proses
Dapat menghasilkan cedera mayor pada
4 Cedera mayor pelayanan individual dan berefek besar
terhadap suatu proses
Sangat berbahaya, kegagalan akan
Efek katastropik,
mengakibatkan kematian individu yang
5 cedera terminal atau
dilayani dan memberikan efek besar
kematian
pada suatu proses

11
D= DETECTABILITY/ SKALA DETEKSI

NILA I DESKRIPSI Kemungkina n DEFINISI


terdeteksi

1 Pasti terdeteksi 10-10 Hampir selalu terdeteksi

Kemungkina n
2 7 dari 10 Mungkin terdeteksi
mendeteksi tinggi

Kemungkina n
mendeteksi Kemungkinan moderat
3 5 dari 10
terdeteksi
moderat

Kemungkina n

4 mendeteksi 2 dari 10 Tidak mungkin terdeteksi


rendah

Hampir pasti
Deteksi tidak mungkin pada
5 0 dari 10
tidak terdeteksi setiap titik

12
13
RISK GRADING MATRIX

MATRIX ASSESSMENT
Potencial Concequences / Impact
Likelihood / Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Probability
1 2 3 4 5
Almost certain Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln)
5
Likely (Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Posible (1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
3
Unlikely (2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
2
Rare (>5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
1

ACTION :
Can be Clinical Manager / Detailed review & Immediate review
manage by Lead Clinician should urgent treatment & action required
procedure assess the should be at Board level.
consequences againts undertaken by Director must be
Accept risk cost of treating the senior management informed
risk

3. Pelaporan tentang Risiko


Risiko dilaporkan oleh semua unit melalui form Risk Register (seperti terlampir).

4. Manajemen Risiko

Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation Of Healthcar


Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh RS untuk
melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian
pada pasien, pengunjung dan institusi RS.Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai
proses berkelanjutan dari identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan
risiko dengan tujuan mengurangi dampak burukbagi organisasi maupun individu.

Manajemen risiko dilakukan berdasarkan Risk Management Logic


(Dwipraharso, 2004), yaitu:

What are the hazards

Probability, severity, exposure

Level of risk

Level of risk

14
Acceptable

Yes No

Aceept the risk Can it be eliminated?

Eliminated Can it be reduced?

Reduced Cancel the mission

Manajemen risiko merupakan upaya yang proaktif untuk mencegah masalah


dikemudian hari, dilakukan terns menerus dan dalam suasana no blame culture.Tahapan
manajemen risiko adalah:

1. Risk Awareness
Seluruh staf RS harus menyadari risiko yang mungkin terjadi di unit kerjanya masing-
masing,baik medis maupun non medis. Metode yang digunakan untuk mengenali risiko
antara lain: Self-assessment, system pelaporan kejadian yang berpotensi menimbulkan
risiko (laporan insiden)dan audit klinis.

2. Risk control (and or Risk Prevention)


Langkah-langkah yang diambil manajemen untuk mengendalikan risiko.Mencari jalan
untuk menghilangkan risiko (engineering solution).
a. Mengurangi risiko (control solution) baik terhadap probabilitasnya maupun
terhadap derajat keparahannya
b. Mengurangi dampaknya.

3. Risk containment
Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu tindakan atau kelalaian
ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak terprediksikan sebelumnya, maka sikap
yang terpenting adalah mengurangi besarnya risiko dengan melakukan langkah-langkah
yang tepat dalam mengelola pasien dan insidennya. Unsur utamanya biasanya adalah
respons yang cepat dan tepat terhadap setiap kepentingan pasien, dengan didasari oleh
komunikasi yang efektif.

4. Risk transfer
Akhirnya apabila risiko itu akhimya terjadi juga dan menimbulkan kerugian,
maka diperlukan pengalihan penanganan risiko tersebut kepada pihak yang sesuai,
misalnya menyerahkannya kepada sistem asuransi. Dari sisi sumber daya manusia,
manajemenrisiko dimulai dari pembuatan standar (set standards), patuhi standar
tersebut (comply with them), kenali bahaya (identify hazards), dan cari pemecahannya
(resolve them).

15
Gambar. Alur Manajemen Risiko

PENENTUAN KONTEKS

Konteks strategi

Konteks organisasi
Konteks manajemen risiko

Pengembangan kriteria

Struktur kebijakan

IDENTIFIKASI RISIKO

K P
Apa yang bisa terjadi
O E
Bagaimana itu bisa terjadi
M M
U A
N ANALISIS RISIKO N
I T
Penentuan Alternatif-Alternatif Kontrol
K A
A U
Menentukan Menentukan
S Kemungkinan Konsekuensi A
I N

Perkiraan tingkat risiko D


D A
A N
N EVALUASI RISIKO

Membandingkan kembali dengan kriteria standar R


K Penetapan prioritas risiko E
O V
N I
Ya
S Risiko diterima
E
U W
L
T Penilaian risiko Tidak
A
S PENANGGULANGAN RISIKO
I
Identifikasi penanggulangan risiko

Evaluasi pilihan penanggulangan

Memilih penanggulangan

Menyiapkan rencana penanggulangan


Implementasi penanggulangan

16
Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi:

a. Identifikasi potensial risiko dan hazard.

b. Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.

c. Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu diubah

untuk mencegah terjadinya insiden.

d. Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.

e. Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.

Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko
tersebut bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan
mendapat perhatian dari pimpinan.Risiko yang dampaknya medium-rendah akan dikelola
oleh Komite PMKP bersama Supervisor Unit Kerja untuk membuat rencana tindak lanjut
dan pengawasan.

5. Penyelidikan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Penyelidikan KTD dilakukan berdasarkan tingkat (grading) kejadian seperti dalam
tabel berikut:

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN RISIKO

NO TINGKAT TINDAKAN

1 Ekstrim Dilakukan root cause analysis (RCA) paling lama 45 hari,


membutuhkan tindakan segera dan perhatian sampai ke
Direktur Utama.

2 Tinggi Dilakukan root cause analysis (RCA) paling lama 45 hari,


analisis dengan detail dan memerlukan tindakan segera
serta membutuhkan perhatian top manajemen.

3 Moderat Dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu.


Manajer / pimpinan klinis menilai dampak terhadap biaya
dan kelola resiko.

4 Rendah Dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu, yang


diselesaikan dengan prosedur rutin.

17
6. Manajemen Pengelolaan risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).

Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat


mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko. Perlakuan
yang dapat dipilih adalah;

a. Pengendalian = upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan langkah-

langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk

mengurangi risiko.

b. Penanganan = langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika

tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-langkah

yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-benar terjadi.

Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko adalah:

a. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan mempertimbangkan

keuntungan lebih besar daripada kerugian.

b. Mentolerasi risiko.

c. Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi.

d. Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko.

Opsi Perlakuan Risiko

KLASIFIKASI JENIS PENGENDALIAN

 Menghentikan kegiatan
Menghindari risiko
 Tidak melakukan kegiatan
 Membuat Kebijakan
 Membuat SPO
 Mengganti atau membeli alat
 Mengembangkan sistem informasi
 Melaksanakan prosedur pengadaan, perbaikan dan
Mengurangi risik
pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai dengan
persyaratan; pengadaan bahan habis pakai sesuai dengan
prosedur dan persyaratan; pembuatan dan pembaruan
prosedur, standar dan check-list; pelatihan penyegaran bagi
personil, seminar, pembahasan kasus,poster, stiker
 Asuransi
Mentransfer risiko
 Alihdayakan pekerjaan
Mengeksploitasi  Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan
risiko mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada kerugian
Menerima risiko

18
7. Membangun upaya pencegahan.
Dalam hal ini adalah monitoring dan reviw.
a. Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen
risiko dibandingkan dengan rencana atau harapan yang akan dihasilkan.
b. Review adalah peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan
fokus tertentu
8. Kelola pembiayaan risiko (risk financing)
Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang dilakukan.

19
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Manajemen risiko klinis didokumetasikan dalam Tabel Asesmen Risiko.

2. Risiko yang berkaitan dengan manajemen fasilitas dan keamanan didokumentasikan

dalam Tabel Asesmen Risiko.

Risiko yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi tertulis dalam

bentuk ICRA (Infection Control Risk Asessment) yang diatur dalam Panduan ICRA.

20
TABEL ASESMEN RISIKO

DAFTAR IDENTIFIKASI RISIKO UNIT


RS MULYASARI JAKARTA
TAHUN 2022

UNIT PELAYANAN:

Probabilitas (P) Dampak (D) Skor Grade


Pelayanan / Kategori Ranking Penanggung
No. Insiden Risiko ( P Tindakan
Unit Kerja Risiko Sgt Jarang Jarang Kadang Sering Sgt Sering Sgt Ringan Ringan Sedang Berat Sgt Berat Risiko Jawab
xD) L M H E
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1                                          
2                                          
3                                          
4                                          
5                                          
6                                          
7                                          
8                                          
9                                          
10                                          
11                                          
12                                          
13                                          
14                                          
15                                          
16                                          
17                                          
18                                          
19                                          
20                                          

( Diisi Oleh Unit )

21
BAB V
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di RS Mulyasari


Jakarta maka pelaksanaan manajemen resiko Rumah Sakit ini sangatlah penting. Melalui
kegiatan ini diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RS Mulyasari Jakarta. Program
manajemen resiko diperlukan motivasi dan komitmen yang tinggi untuk bersedia
melaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal :

Dr. dr. Chandra Svaras, SpB,.

Direktur

22

Anda mungkin juga menyukai